6 Gaya Komunikasi Negatif Yang Bikin Kamu Dijauhi Teman Kampusmu

Terkadang dalam berkomunikasi dengan teman-teman seperkuliahan, kata dan kalimat mengalir begitu saja dari mulut kita secara otomatis tanpa kita sadari. Apalagi jika lawan bicara kita kawan kita yang sudah lama kita kenal, alias akrab. Batasan mengenai mana yang sopan dan mana yang tidak, sepertinya tidak terlihat lagi. Kedua belah pihak seolah – olah sudah saling paham dan membiarkan yang lainnya berbicara bahkan ketika topik pembicaraan mulai melampaui batas. Entah karena sudah terbiasa, atau karena takut dibilang baper.

Ah.. sama temen sendiri masa baper, sih?”

Semenjak ada istilan ‘baper’, orang – orang sepertinya lupa bahwa setiap manusia memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda – beda. Kata maaf semakin jarang diucapkan, dan egoisme diri makin meningkat. Baru deh, ketika satu persatu teman mulai menjauh, kita tersadar kalau selama ini ada yang salah dengan cara kita bergaul. Terlebih lagi dalam berkomunikasi.

Dalam studinya, Gottman (1999) beserta Miller & Miller (1997), mengidentifikasikan beberapa gaya komunikasi negatif yang sering muncul dalam keseharian kita dan tidak kita sadari. Gaya komunikasi tersebut sering mengarahkan kita pada konflik atau argumen yang sebetulnya gak penting-penting banget. Sebagian dari kita pastinya sudah sangat familiar dengan kalimat – kalimat di bawah ini. Baik saat kita mendengarnya dari orang lain, atau justru diri kita sendiri yang menyampaikannya ke pada orang lain. Mau tahu apaan aja?

1. Kritik

Sumber: kampucheathmey.com

Well, kritik yang disampaikan di sini bukan dalam arti yang positif. Bukannya membangun, kritik yang diberikan justru menjatuhkan. Hal ini disebabkan karena kritik yang disampaikan sifatnya personal, seperti misalnya mengkritik sifat dan kelemahan seseorang. Misalnya, saat kita tahu ada teman kita yang selalu mengalami kesulitan saat presentasi. Langsung aja deh kita lemparin kritik kecut kayak:

“Lo orangnya pengecut banget ya, padahal kan presentasi buat nilai juga”

dan masih banyak lagi. Percaya deh, gak ada yang suka denger kritik kayak gini, baik si orang yang kamu kritik maupun orang lain yang ada di sekitar.

2. Judgmental Questioning

Baru pertama kali denger istilah ini? Mungkin aja. Tapi pastinya kamu pernah bertemu langsung dengan bentuk judgmental questioning di pergaulan sehari – hari. Seperti namanya, bentuk dari judgmental questioning ini ya pertanyaan. Tapi biasanya disampaikan dengan nada yang agak menghina. Misalnya,

“Apa sih yang ada di otak lo?”

atau

“Lo gimana sih, masa udah jadi mahasiswa masih takut presentasi?”

3. Ordering 

Sumber: practices.learningaccelerator.org

Kita pasti tahu kalau nyuru – nyuru orang di luar konteks itu gak boleh. Mau dia temen deket atau pacar sekalipun. Tapi tahu gak, terkadang kita suka gak nyadar kalau kita suka ‘maksa’ lawan bicara kita. Bahkan jatuhnya malah jadi merintah. Misalnya nih, ada temen kita yang lagi complain tentang mata kuliah yang menurutnya sulit dan ngerepotin. Bukannya kita mencoba untuk mendengarkan dan bantu cari solusi apa yang tepat untuk dia, kita malah merespon dengan,

“Udah ah, complain mulu sih. Mending lo nyicil ngerangkum dari sekarang”

atau

“Udah ah jangan dibahas lagi, bosen. Semua orang juga tahu kali kalau matkul x sulit”. Hayoo.. ada yang pernah kayak gini?

4. Ridiculing

Kadang kalau udah akrab sama orang, kita jadi punya julukan tertentu untuk orang tersebut. Baik julukan yang positif maupun yang negatif. Julukan – julukan ini kadang  muncul dalam percakapan dan kita gunakan untuk memotong lawan bicara kita. Misalnya kayak,

“Iya deh, tau kok lo yang paling pinter”.

Walaupun dibilang pinter, lawan bicaramu pasti tetep gak suka loh kalau penyampaiannya dalam konteks seperti itu.

5. Defensiveness

Yap, orang yang defensif itu emang nyebelin banget. Mereka bukan cuma gak mau dengerin pendapat dan masukan dari orang lain, mereka juga biasanya membalas dengan nyerang balik ke hal lain yang kurang relevan. Pernah ketemu orang yang gak mau ngaku salah tapi malah tiba – tiba nyerang balik dan ngatain fisik kita? Nah, dia berarti lagi make strategi defensiveness tuh!

6. Should and Ought

“Kalau gue jadi lo sih gue bakal…”,

“Seharusnya lo gak ambil langkah itu..”

Ngasih solusi tanpa diminta itu gak dibenarkan loh guys, apalagi saat kita akhirnya terlihat menggurui. Walau begitu, terkadang kita suka gak sadar tuh ngasi saran. Apalagi kalau kita cukup familiar sama masalah yang lagi dihadapi si lawan bicara. Mendingan, kita tanya dulu deh si lawan bicara kita, apakah dia minta saran ke kita atau sekedar cerita aja dan cuma mau kita dengerin. Gimana?

Nah, setelah kamu tahu dan paham tentang 6 Gaya Komunikasi Negatif Yang Bikin Kamu Dijauhi Banyak Orang di atas, kamu akan jadi lebih mudah untuk mendeteksi dan menghindarinya di kemudian hari! Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!

Daftar Isi

Leave a Comment