Apa yang Tuhan Lakukan Saat Ini?

Tuhan telah mengatur seluruh kegiatan manusia dalam kitab Lauh Mahfuz. Segala apa pun yang terjadi dalam kehidupan manusia dicatat di dalamnya, bahkan selembar daun yang jatuh pun tak luput dari penactatanNya.

Lalu yang jadi pertanyaan adalah: Apa yang tuhan lakukan saat ini, ketika Ia btelah berhasil menciptakan alam semesta beserta segala rahasia dan isinya?. Apa yang Ia lalkuakn saat ini saat segala kejadian telah Ia sekenariokan di dalam kitab Lauh Mahfuz? Apa yang tuhan lakukan saat ini?

Hmmm baiklah, sekarang apakah anda ragu terhadap tuhan saudaraku?hehe.

Baiklah, jangan keburu ragu, ada sedikit penjelasan yang mungkin akan mencerahkan anda tentang apa yang dilakukan Tuhan sesaat setelah ia menciptakan alam semesta berserta segala rahasia dan segala isinya. Jika Manusia dan Tuhan saya ibaratkan dengan Televisi dan Manusia, maka akan timbul suatu korelasi, hubungan yang jelas, kemana atau dimana Tuhan itu saat ini berada.

Seorang pembuat televisi tentu dengan sepenuh hati membuat barang ciptaannya, ia memilih berbagai barang dan dirangkai satu sama lain sehingga dapat memunculkan sebuah gambar, menimbulkan suara dan juga dapat memainkannya. Disini kita ibaratkan sang pembuat televisi adalah “Tuhan” dan televisinya adalah “kita”, manusia. Kenyataan logis muncul, pembuat televisi yang baik akan mampu memperkirakan jangka waktu atau ‘umur’ dari onderdil televisi yang ia miliki, televisinya akan mengalami kerusakan dalam berapa tahu tentu sudah difikirkan oeh si pembuat, begitu pun apabila terjadi ‘kecelakaan’ di beberapa bagian televisinya, bagian mana yang rusak tentu si pembuat televisi suda memperhitungkannya.

Jika dilihat singkat, bukankah Pembuat Televisi dan Televisinya, serta Tuhan dan manusia ada mirip-miripnya. Tapi, dari penjabaran sedikit di atas, saya akan menarik anda ke pertanyaan awal kita “Apa yang dilakukan tuhan setelah mencipta?”

Sama halnya yang kita ketahui mengenai televisi, setelah si pembuat televisi membuat televisi, maka ia akan meninggalkan televisinya lalu menjualnya. Peranyaannya adalah “apakah televisi merindukan pembuatnya seteah ia dijual? Apakah televisi memikirkan pembuatnya setelah ia dijual?” Jawabannya tentu TIDAK, karena pembuat televisi TIDAK DAPAT menciptakan alatnya untuk berfikir akan pembuatnya. Sang pembuat televisi hanya menciptakan televisi untuk dapat bekerja menampilkan gambar dan mengeluarkan suara saja, tidak untuk hal-hal lainnya.

Mungkin dari penjabaran barusan anda suda mendapatka  poin yang saya maksudkan. :). Baiklah, Tuhan menciptakan manusia layaknya pembuat TV menciptakan Televisinya. Tuhan menciptakan manusia sebagaimana kodrat manusia seperlunya. Manusia diberikan kemampuan berfikir dan belajar. Tetapi, tuhan TIDAK menciptakan manusia dengan program untuk memikirkan apa yang dilakukan Tuhannya setelah menciptakan manusia, maka dari itu, pemikiran kita terhadap tuhan hanya terbatas dalam ruang otak saja. Lalu darimana kita mengetahu keberadaan dan pengetahuan saat ini? hal tersebut tidak lain dan tidak bukan karena Tuhan telah menurunkan KITAB SUCI NYA untuk kita, agar kita mengenali siapa sih yang menciptakan kita.

Begitulah sahabatku, kenapa kita tidak dapat memikirkan Tuhan sampai ke akar dasar permasalahan adalah karena kita memang tidak dirancang Tuhan untuk menanyakan dan memikirkan hal-hal mengenai keberadaan Tuhan. Sama halnya dengan televisi yang tidak dapat memikirkan adanya penciptanya, kita tidak akan pernah mencapai tepat Tuhan berada, karena kita tidak diberikan pengetahuan tentang diri Nya.

Namun satu hal yang memarik dan patut disyukuri, adalah bahwa kita diberikan Tuhan sebuah ‘hati’. Dengan hati kita dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam keseharian kita, kita merasa bahwa Tuhan mengawasi, kita dapat merasakannya ketika kita melakukan kebaikan, kita juga merasakan adanya Tuhan ketika melakukan kejahatan. Beruntunglah kita diberikan hati, karena kita dapat merindukan Tuhan, kita dapat bercurah hati dan berkeluh kesah kepada Tuhan. Beruntunglah kita tidak memiliki nasib yang sama dengan televisi yang tidak dapat mengengenal dan memikirkan siapa penciptanya.

 

Arief Hanifan, Depok, 20 Juni 2011

1 thought on “Apa yang Tuhan Lakukan Saat Ini?”

Leave a Comment