Ayo Bangkit Pemuda!

Judul diatas terkesan provokatif sekaligus terasa standar di tengah hegemoni permasalahan-permasalahan aktual seperti euforia terpilihnya Jokowi menjadi Gubernur DKI, KPK vs Polisi, Korupsi yang tak kunjung henti dan berita-berita lain yang menyita perhatian khalayak luas. Akan tetapi tema kepemudaan sedang  bergairah dengan hadirnya kembali Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut seperti sudah menjadi ritus tahunan yang tiap tahun diperingati kemudian tenggelam kembali ke dalam pusara angan-angan dan  tidak memberikan efek apa-apa.  Membicarakan tema kepemudaan menjadi tambah tidak menarik dengan berbagai kasus yang menimpa pemuda-pemuda Indonesia yang tadinya menjadi harapan Bangsa untuk mejadi pemimpin Indonesia selanjutnya seperti kasus Hambalang, Wisma Atlet, dan kasus lain yang membuat nama pemuda menjadi kelam jatuh ke dalam lubang hitam kehancuran.

KRITISASI

Pertanyaan yang perlu diajukan dan dikritisi adalah apakah dengan berbagai kasus yang mencoreng nama pemuda tersebut harus membuat pemuda-pemuda Indonesia kehilangan motivasi memajukan Indonesia? Apakah kewajiban membangun masa Indonesia yang akan datang yang lebih cerah menjadi hilang? Hal tersebutlah yang perlu dijawab dengan tegas oleh seluruh pemuda Indonesia dengan jawaban TIDAK. Pragmatisme dan pesimisme yang tumbuh menjalar bak jamur di musim hujan seharusnya jangan bercokol dalam sifat-sifat pemuda Indonesia. Melawan pragmatisme dan pesimisme bukanlah dengan cara menjadi pejuang-pejuang yang mengangkat senjata untuk berperang karena jaman dan tantangannya yang sudah tidak relevan, akan tetapi dilakukan dengan menanamkan semangat perubahan dan kemajuan di setiap aktivitas keseharian sehingga dapat dilakukan dengan nyaman.

Apabila dibayangkan pemuda yang aktif menggunakan sosial media menjadikan sarana tersebut untuk corong penyebarluasan informasi pemacu semangat perubahan dan kemajuan, pemuda yang aktif bermusik menggunakan nada-nada lagunya sebagai penyemangat khalayak luas untuk bangkit dari keterpurukan, pemuda yang aktif berolahraga menjadikan olahraganya sebagai sarana untuk menebar optimisme kemajuan, dan pemuda yang aktif di kegiatan lain yang menjadikan kegiatan tersebut untuk mengajak orang lain untuk terlibat dalam pembangunan Indonesia maka dapat dibayangkan dengan semangat kepastian, Indonesia akan menjadi negara maju dan sejahtera, tidak sekedar menjadi tagline di banyak janji-janji kampanye orang-orang yang haus akan kekuasaan. Bukankah kemerdekaan Indonesia didapatkan pula dengan usaha-usaha pemuda yang penuh semangat berkegiatan yang didasari oleh rasa cinta tanah air Indonesia.

Saatnya Bangkit

Terkait dengan aktivitas keseharian, relevanlah menyitir pernyataan Buya Hamka yang amat terkenal yang mengatakan “kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar bekerja, kera juga bekerja”. Maka saya, selaku mahasiswa yang merupakan bagian dari pemuda mengajak kepada seluruh pemuda di Indonesia menanamkan semangat perubahan dan kemajuan dalam setiap aktivitas kegiatan, sehingga harapan bangkit pemuda yang membangkitkan bangsa tidak hanya menjadi kata-kata indah yang dirangkai dalam tulisan akan tetapi menjadi kenyataan. Tidak hanya menjadikan kegiatan sebagai ritual kebiasaan belaka. Momen sumpah pemuda dapat menjadi awal untuk para pemuda bersama-sama bergerak untuk berubah ke arah kemajuan, kalau dapat dilakukan sekarang, mengapa harus ditunda? Ayo Bangkit Pemuda!

Fahri Gunawan Siagian

Mahasiswa FHUI

Leave a Comment