Banyak Jalan Menuju UI

Seperti yang dipaparkan pada artikel sebelumnya, akhirnya UI membuka berbagai jalur masuk bagi calon mahasiswa yang ingin meneruskan pendidikannya di UI. Yang membuat berita ini semakin hangat ialah adanya jalur baru yang dibuka oleh UI bersama dengan empat universitas negeri lainnya yaitu Ujian Masuk Bersama (UMB). Belum adanya publikasi/sosialisasi resmi dari pihak UI di lingkungan internal UI juga menimbulkan spekulasi dari berbagai kalangan.

Sebelumnya mari kita telusuri perjalanan sistem penerimaan mahasiswa (sarjana reguler) baru di UI. Hingga Tahun ajaran 2006-2007 kemarin, yang dimaksud sebagai mahasiswa sarjana reguler di UI adalah mahasiswa yang diterima melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan Prestasi dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB). Ada pula program Pengembangan SDM Daerah bidang Teknologi Informasi (PEDATI) yang ditujukan bagi calon mahasiswa yang berdomisili di luar Pulau Jawa, Bali, dan Madura, tetapi program ini dikenakan beberapa kewajiban tambahan seperti uang kuliah yang lebih mahal, kewajiban untuk kembali ke daerah asal setelah wisuda, dsb.

Kemudian pada bulan Maret 2008, akibat desakan beberapa rektor perguruan tinggi negeri, akhirnya SPMB yang selama ini diselenggarakan oleh Perhimpunan SPMB Nusantara ditiadakan untuk tahun 2008. Sebagai penggantinya, dicetuskanlah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Negeri Tinggi Negeri (SNMPTN) yang langsung ditangani oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Depdiknas. SNMPTN ini pun menjanjikan jalur seleksi untuk masuk ke PTN-PTN yang dulunya tergabung dalam SPMB.

Jauh sebelumnya, beberapa PTN berstatus BHMN seperti ITB dan UGM telah terang-terangan membuka jalur masuk melalui ujian khusus. Kita ketahui pula bahwa ujian-ujian khusus tersebut diberikan prioritas lebih dengan jatah lebih dari 50% diberikan dari total jumlah mahasiswa yang diterima dari berbagai jalur. Pengadaan ujian-ujian tersebut terkesan “profit oriented” mengingat biaya pendidikan yang dikenakan bagi mahasiswa jalur tersebut jauh lebih tinggi daripada biaya pendidikan mahasiswa SPMB.

Kemudian kini UI bekerja sama dengan empat PTN lainnya menyelenggarakan UMB. Seperti yang diberitakan di harian Kompas, jatah mahasiswa UI yang diterima dari jalur UMB mendapat prioritas tertinggi yaitu mencapai kurang lebih 80% dari total mahasiswa yang diterima.

Lantas apakah “motif” UI dan empat PTN lainnya menyelenggarakan UMB tersebut? Berdasarkan pemaparan dari Ibu Kasiyah M. Junus, Dosen Fasilkom UI yang juga bekantor di Rektorat UI, alasan UI menyelenggarakan UMB tersebut terletak pada kualitas seleksinya. Beliau memaparkan bahwa SPMB yang selama ini dilaksanakan telah dipersiapkan jauh-jauh hari. Berbeda dengan SNMPTN yang baru seumur jagung. Beliau mengindikasikan bahwa UI takut apabila kualitas mahasiswa baru yang diterima melalui SNMPTN akan menurun dibandingkan SPMB lalu.

Panitia SPMB sendiri biasanya telah dibentuk tidak lama setelah SPMB tahun sebelumnya berakhir, sehingga soal-soal untuk ujian tahun berikutnya diperiapkan dengan matang. Melihat SNMPTN yang baru seumur jagung, ditambah lagi sebagian besar panitia SPMB mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam panitia SNMPTN menyebabkan SNMPTN tidak mampu menjanjikan kualitas yang setara dengan SPMB. Yang menambah keragu-raguan, apakah SNMPTN secara teknologi sudah siap untuk menangani pemeriksaan berkas-berkas pendaftaran maupun ujian? apakah soal-soal SNMPTN mampu menyamai kualitas soal-soal SPMB? hanya waktulah yang mampu menjawabnya.

Kembali ke lingkungan UI, Ibu Kasiyah kembali menegaskan bahwa kekhawatiran akan kualitaslah yang menyebabkan UI menjatah hingga 80% kursi mahasiswa untuk dialokasikan kepada jalur UMB. Beliau mengatakan bahwa semua mahasiswa program sarjana reguler akan dikenakan biaya pendidikan yang sama, tidak ada pengkhususan jalur masuk. Berdasarkan SK Rektor UI nomor 432A/SK/R/UI/2008, yang dimaksud dengan Mahasiswa Program Sarjana Reguler ialah mahasiswa yang diterima melalui proses seleksi penerimaan mahasiswa baru program SNMPTN, PPKB dan UMB. Hal ini menghapus segala kecurigaan akan adanya motif mencari keuntungan lebih dibalik penyelenggaraan UMB seperti halnya pungutan-pungutan ekstra di ujian masuk PTN-PTN lain.

Pertanyaan lain pun muncul. Bagaimana dengan pemerataan kesempatan calon mahasiswa dari daerah untuk mengikuti UMB mengingat UMB hanya diikuti oleh 5 PTN di tiga kota besar di Indonesia? Bu Kasiyah kemudian menjawab, “UMB ini diadakan dengan sistem tender, dimana Perhimpunan SPMB Nusantara-lah yang akan menjadi pelaksananya. Jadi UMB ini tidak hanya diadakan di lima universitas itu saja.” Hal ini memunculkan peluang bahwa UMB akan dilaksanakan di kota-kota yang sebelumnya pernah menyelenggarakan SPMB.

Mengenai penyelenggaraannya, UMB akan dilaksanakan pada tanggal 7-8 Juni, kurang lebih sebulan lebih cepat daripada SNMPTN. seperti halnya PPKB, mahasiswa yang lulus melalui UMB tidak diperkenankan untuk mengikuti SNMPTN untuk mencegah adanya calon mahasiswa yang lulus di lebih dari satu PTN.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tahun ini ada tiga jalur yang dapat ditempuh untuk menjadi mahasiswa UI. Yang pertama ialah PPKB, kemudian SNMPTN, dan yang terbaru yaitu UMB. Jalur manakah yang meloloskan mahasiswa-mahasiswa yang lebih berkualitas? Akankah kualitas mahasiswa-mahasiswa “jebolan” UMB akan sebaik yang diharapkan? apakah SNMPTN justru menjanjikan kualitas yang lebih baik? biarlah waktu yang akan menjawab.

16 thoughts on “Banyak Jalan Menuju UI”

  1. betul! kasian orang yg pengen memperbaik nasibnya dengan maksud kuliah di UI malah ga jadi gara2 biaya!
    Masalahnya UMB tuh motong kursi SPMB!
    beda ama d3 atau UI Internasional! mereka udah ada kuota masing!
    gw berharap jatah kursi SPMB tuh 90% dan UMB 10% dari total siswa S1 Reguler! Betul tidak?!

    Reply
  2. sbetulnya daftar UMB di jogja bisa apa gak to????????
    kq di kompas buisa,yaitu di kampus widya mataram…..
    tapi di website UI g bisA??????????
    Yang betul yang mana??????????
    bales GPL!!!!!!!!!

    Reply
  3. nGomoNg2 soal UMB UI…
    apa sih yang membedakan antara UMB UI sama SMNPTN,di luar segi waktu pelaksanaan?
    trima kasih

    Reply
  4. @intan kelud
    selain waktu pelaksanaan, yang membedakan adalah panitia pelaksanaannya..

    panitia pelaksana yang bikin UMB itu adalah panitia SPMB (perhimpunan SPMB Nusantara), sedangkan panitia yang bikin SNMPTN itu adalah dari Dikti..

    Reply
  5. assalammu’alaikum teman-teman..

    kalau saya bilang sih masalah UMB dan SNMPTN sudahlah jangan lagi diributkan, memang benar sudah seharusnya kita demokrasi, tetapi apa yang ada dan telah ditetapkan dapat dirubah denagn begitu mudahnya? saya rasa tidak demikian. kita lihat saja prosesnya tahun ini, jika memang tidak sekualitas SPMB berarti terjadi degradasi dalam hal mutu anak UI itu sendiri akibat SNMPTN. jujur, saya pribadi tidak sependapat jika UMB dan SNMPTN diadakan sebagai pengganti SPMB karena berarti persaingan masuk ke UI sudah bukan previlege lagi dan anak UI terkesan “biasa”. tapi yang saya harap dari temen-temen sudahlah jangan terlalu diributkan yang sudah-sudah hasilnya tetap saja nihil khan?? kita doakan saja semoga pendidikan di Indonesia, khususnya UI tercinta, bisa bergerak ke arah yang lebih baik tanpa mengabaikan mutu bukan hanya UANG-UANG-UANG saja.

    salam semangat teman-teman seperjuangan!!!

    _kiky_

    Reply
  6. Setelah saya baca buku manual UMB 2008 pada kata pengantar disana jelas bahwa yg menentukan penerimaan masuk ke 5 PTN peserta UMB adalah Rektor dari masing2 PTN tsb, karena begitu komputer selesai memeriksa hasil test peserta UMB, maka hasilnya langsung diserahkan ke masing2 Rektor, beda dengan SPMB atau SNMPTN disini komputer akan mengisi seluruh daya tampung setiap program studi pilihan pertama mulai dari nilai yg paling tinggi sampai prog.studi tsb penuh kemudian pindah ke pilihan kedua / ketiga dst. dan hasilnya langsung dipublikasikan melalui internet atau koran, jadi tidak mampir ke REktor dulu.

    Reply
  7. ya kalo masalah kursi mah banyak,
    contohnya di ruang kuliah gw,jumlah kursi lebih banyak daripada jumlah yang di dalem,isi aja tu kursi kosong,daripada gk ditempatin,siapa aja boleh duduk kok.tenang aja.hahha.–“pis.

    Reply
  8. kalau aku pikir,terlalu rumit kalau harus membuat banyak jalur untuk masuk universitas,karena akan mengurangi jatah bangku yang dapat diraih lewat SNMPTN,lagipula dari berita yang beredar banyak orang menyalahartikan jalur khusus iyu dapat ditembus denagn berlomba-lomba memberikan unag gedung yang besar.
    Sungguh ironis sekali ditengah masyarakat yang sedang kasulitan ekonomi.

    Reply
  9. duh,,jadi binun nii..jadi umb msuk ap ga tuwh bwt taun nii d ui???da iank bilank da,da iank bilank juja ga da…

    Reply
  10. sebernanya sekarang malah terbalik kali saudara2 kursi UI udah kemakan di SIMAK UI (50-60%) ,UMB ( 5-20%) sisanya SNMPTN deh …

    Reply

Leave a Comment