Baticube: Batik Modifikasi Sebagai Refleksi Inovasi Batik Indonesia

Logo Baticube

Ketika sedang menghabiskan waktu luang membaca artikel di suatu forum, saya menemukan pertanyaan menarik. “19 tahun bisa apa di dunia bisnis?”, sebuah pertanyaan diajukan oleh seorang mahasiswa yang merasa dirinya masih terlalu muda untuk menjadi seorang wirausahawan. Dan pertanyaan tersebut mengusik pikiran saya. Tentu saja, saya juga seorang 19 tahun yang memiliki cita-cita sama dengannya. Namun, seumur hidup saya belum pernah melontarkan pertanyaan tersebut. Menjadi seorang wirausahawan tidak membutuhkan syarat usia. Anda bahkan bisa melakukannya ketika anda masih berada di bangku sekolah dasar!

Tidak semudah itu mengatakannya. Mereka yang bertanya, “19 tahun bisa apa di dunia bisnis?” mungkin telah mengalami beratnya langkah pertama menjadi seorang wirausahawan. Atau mungkin mereka belum melangkah, namun merasa bahwa kaki mereka terlalu kecil untuk melakukannya. Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam melemahkan minat usaha di kalangan mahasiswa adalah modal usaha.

Kabar baik, masalah tersebut sepertinya akan tinggal kenangan. Karena saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mencetak wirausahawan baru. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal ini adalah dengan memberikan dana hibah kepada calon-calon wirausahawan. Dengan hanya bermodal ide cemerlang, kini setiap orang memiliki kesempatan untuk mewujudkan bisnis yang mereka idam-idamkan.

Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) hanyalah satu diantara sekian program dari pemerintah yang memfasilitasi calon-calon wirausahawan dari kalangan mahasiswa. Program ini diadakan setiap tahun, dan baru saja dimulai beberapa tahun yang lalu. Mahasiswa yang mengikuti program ini diharuskan mengirimkan proposal bisnis mereka yang kemudian akan diseleksi oleh pihak panitia. Proposal yang terpilih akan mendapatkan dana dari pemerintah untuk digunakan sebagai modal dalam memulai usaha mereka. Ketika menjalankan usaha mereka, para peserta diharuskan mengikuti tahap monitoring dan evaluasi, dimana mereka melaporkan apa yang telah mereka lakukan dalam menjalankan usaha mereka. Selanjutnya, panitia akan memilih usaha terbaik untuk diikutsertakan sebagai finalis di Pekan Ilmiah Nasional.

Tidak perlu modal usaha, dan tidak akan merugi jika usaha gagal. Sungguh bisnis yang dinantikan oleh setiap orang. Ironisnya, tahun ini UI hanya meloloskan 3 proposal pada tahap pendanaan. Bukan karena kualitas proposal yang buruk, namun karena sedikit sekali anak UI yang tahu akan adanya program ini.

Model Baticube

Satu dari tiga proposal tersebut adalah Baticube. Bisnis clothing bertemakan batik yang menyasar kalangan remaja ini merupakan perwujudan ide 5 mahasiswa Fasilkom UI. Baticube dimulai dari ketidaksukaan mereka (dan juga anak-anak muda lainnya) terhadap batik yang selalu bersifat formal, dan terkesan “tua”. Mereka bermimpi bisa melihat batik dipakai siapapun, kapanpun, dimanapun. Bukan hanya di perkantoran, di pesta pernikahan, atau acara formal lainnya. Batik seharusnya juga dipakai oleh anak-anak muda ketika mereka pergi bersama teman-teman mereka, tanpa membuat penampilan mereka terlihat “buruk”. Baticube memberikan apa yang diinginkan anak-anak muda itu.

Berkaitan dengan hal tersebut, Program PKM itu sendiri merupakan serangkaian program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan nantinya peserta-peserta yang dianggap berhasil menjalankan programnya akan mengikuti proses final di ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) XXIII di tahun 2010 ini. Prestasi UI sendiri pada PIMNAS sebelumnya cukup memprihatinkan (berdasarkan artikel anakui.com sebelumnya -link-). Maka dari itu, kami selaku founder Baticube sekaligus meminta dukungan seluruh keluarga besar Universitas Indonesia utuk mendukung kami dalam proses menuju PIMNAS XXIII tersebut. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat menghubungi saudari Alfira Fitrananda di nomor 0811863124 (Fasilkom 2008), atau dapat mengunjungi situs resmi Baticube di http://baticube.biz (order via [email protected] ).

Leave a Comment