—sebenernya, tulisan ini tadinya hanya berupa note saja, tapi demi meramaikan anakui.com, maka saya ikut posting juga disini—
Sabtu, 5 April 2009
BEKPEKER GADUNGAN: KEDIRI, KAMI DATANG (DAY 2)
tips for today:
untuk menghemat internet anda, sebelum membaca ini, lebih baik save terlebih dahulu di kompi anda, baru baca ketika internet dalam keadaan offline.
setelah membaca, jangan lupa untuk memberikan komen ya. kritik dan saran yang konstruktif dari anda, sangat berguna bukan hanya saya aja tapi juga bagi nusa dan bangsa loh.. m(–)m
=============================================================
oke, gw emang lupa untuk membuat “mukadimah” di note hari pertama, sampe gw ditanya ma seseorang diluar sana (tenang aja, kerahasiaan identitas lo ga bakal dipublikasikan secara gratis hehehe), beliau bilang note-nya bagus, tapi beliau belum menangkap, sebenarnya note ini menceritakan tentang apa? maksudnya inti utama dari note gw itu apa, gitu loh. daripada entar2 ada yang nanya kaya gitu lagi, jadi mening sekalian aja gw sempilin di “season 2” note gw ini mukadimah-nya (mantep kan? season? haha, udah kaya pilem2 sebangsa “prison break” ato “heroes” aja).
okelah, gw mulai. yang pertama, note ini gw buat sebagai catatan perjalanan gw bersama 3 orang teman gw menuju kampung inggris di kediri, suatu tempat yang konon katanya, semua penduduk kampungnya itu menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari, bahkan hingga ketika kita ingin menambal ban pun kita harus berbicara dengan tukang tambal bannya dengan menggunakan bahasa inggris, klo enggak ga bakalan disahutin (menurut suatu sumber). disana salah seorang dari kami yang memang sebagai inisiator perjalanan ini, samsul, akan melakukan proses menuntut ilmu disana. karena syarat nilai TOEFL lebih dari 500 dibutuhkan samsul untuk bisa mendapatkan beasiswa S2. kebetulan, kampung inggris memang sudah terkenal kultur-nya sebagai tempat yang memang cocok untuk menempa kemampuan bahasa inggris. banyak sekali orang dari luar daerah jawa timur yang jauh2 datang kesana untuk belajar b.inggris. selain karena kondusif lingkungannya, juga karena biaya hidup disana sangat cocok dengan kantong para pemuda seperti kami. asalkan tidak gampang homesick aja kaya anak manja (ingat, definisi anak mami ama anak manja menurut ajaran reoisme itu berbeda tingkatan loh)
yang kedua, note ini sebenarnya lebih ditujukan untuk kawan-kawan gw yang sebelumnya sudah menyatakan positif akan ikut bersama kami mengembara, tapi ternyata di h-1nya membatalkan keikutsertaannya. jadi, agar mereka menyesal tidak ikut (haha, betapa baiknya bukan?), maka note ini dibuat untuk didedikasikan untuk mereka. lalu, kemunculan note ini ke hadapan publik didorong oleh be’em (harry wirahman), orang yang pertama kali sms jumat malem waktu gw di semarang nanyain kabar uda sampe mana bekpekingan gw (sebagai informasi, dia tau kabar gw lagi bekpekingan lewat status fb gw di suatu hari sebelum keberangkatan gw), yang lalu diperkuat oleh pepeng (dia meminta gw untuk menuliskan “penjelajahan” gw untuk kemudian dibukukan. semacam buku kompilasi kisah “travelling” nantinya). oh iya, mungkin kalo jadi dibukukan, bahasanya akan gw gubah menjadi bahasa yang agak novelis nantinya, dan editan disana sini tentunya, klo di note ini kan, bahasanya emang bener2 asal jebret. oiya, kenapa gw nge-tag-in banyak orang disini? hal itu merupakan bentuk betapa besarnya perhatian gw kepada kalian yang di-tag (hihi), selain itu juga sebagai ujicoba pasar (hoho)
yang ketiga, hoyrul dan gw sebenarnya sudah lama berencana untuk melakukan perjalanan menuju bali dengan cara backpacking (rencana ini sudah saya buat semenjak saya duduk di kelas 3 SMA dan baru teringat kembali ketika saya dan hoy selesai membaca buku edensor-buku ketiga andrea hirata- di awal tahun 2008), tapi lama bet kaga kesampean, hingga akhirnya marlin membuka jalan bagi kami untuk melakukan perjalanan menuju kediri, kan lumayan tuh, cuma meleset sedikit dari target kami ke bali, yang penting sekarang uda agak legaan. marlin diajak samsul, samsul minta ditemenin kesananya. terus marlin ngajak gw, gw ngajak yang lain2, yah jadi kayak MLM gitu deh, hingga ujung2nya cuma sampe hoy doang. (hoy rupanya seorang downline yang tidak prospektif, masa ga mampu prospek orang lain lagi sih? hihihi). oh iya, perjalanan ini juga sebagai bentuk refreshing bagi gw dari kejamnya dunia akademis.. (huhu curcol). -tahukah anda, berapa uang tunai yang gw bawa dari rumah, ke depok, ke kediri, ke surabaya? 80ribu! dahsyat bukan? uang 60ribu aja cuma bisa buat ke bandung dari bekasi pake kereta parahyangan, gimana caranya 80ribu nyampe surabaya? hal ini sebenarnya seringkali diusik ketika upacara bendera hari senin waktu jaman masih anak sekolahan, apakah itu? itu karena atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa ;)-
yang keempat, perjalanan menuju kediri ini adalah perjalanan terjauh yang kami jalani, kecuali marlin, dia mah waktu kecil dulu emang tinggal di tim-tim (tapi dia ngakunya, semenjak gede di tangerang, paling jauh road-tripping cuma ke jogja, yah, sama aja ma gw), jadi anggaplah sebagai memoir di hari tua nanti, note ini gw bikin.
yang kelima, alih-alih disebut “backpacker” [dibaca: bekpeker], sebetulnya lebih cocok kalo kami ini disebut “traveller” aja, tapi mengingat istilah bekpeker saat ini sedang populer, maka kami sepakat untuk menyebut diri kami ini sebagai “bekpeker”, tentunya dengan menambah embel-embel kata “gadungan” di belakangnya. yah, pembenaran kami menggunakan kata bekpeker2an itu paling cuma karena kami menggunakan “tas backpack”, tapi itu juga lebih sering cuma sekedar ditaro di bagian belakang mobil doang. 🙂
=============================================================
gw bangun tidur berkali-kali, jam setengah 3 gw bangun, buat ganti casan hape, ke casan batre kamera. maklum di kamar itu colokannya cuma satu, dan gw tentu aja ga bawa sambungan paralel (apa si namanya kabel roll yang banyak lobangnya itu), jadi klo mo ngecas, kudu ganti2an.. jam 4 bangun lagi, buat tidur lagi.. terus akhirnya Bangun tidur jam 5 pagi, dibangunin marlin. dia ngetok2 kamar suruh siap2 berangkat. gw bangunin hoy, terus solat subuh berdua.. abis itu mandi-mandi. gw duluan yang mandi, lagi keramas, si hoy udah bersuara, pengen boker katanya, udah ga tahan.. jadi gw keluar waktu masih berbusa. hoy masuk, gw nonton tipi. hoy kelamaan ya udah busanya ilang sendiri, gw basuh aja di wastafel. abis itu kami berdua mulai mencari2 apa aja yang bisa dibawa pergi dari kamar itu (mulai ni klepto-kleptonya).
dental kit..
sabun mandi..
shampoo..
sendal..
handuk..
air mineral..
tipi..
apa yang bisa dibawa pulang kami boyong semua…
oh, yang terakhir itu gajadi dibawa, soalnya ga muat ditaro ditas hehe..
ohya, handuk sebenernya jika berdasarkan kelaziman itu bukan untuk dibawa, tapi karena kami khawatir para pengunjung hotel selanjutnya akan tertular penyakit kulit dari kami berdua, maka kami bawa aja.. hehe ngeles.. alasan sebenarnya: jalan ke kediri ini kami berdua ga bawa anduk mandi, jadi untuk “berjaga-jaga” kami bawa.. =))
samsul dan marlin sempat mempertanyakan mengenai handuk (bukan budi anduk loh, apalagi andug=anak dugem), tapi kami yakinkan bahwa itu bukan hal yang patut dipertanyakan hahaha… okey lah, sebagai imbal balik, gw bantuin promosi aja tuh hotel.. hotel yang gw tempati itu bernama “hotel grand saraswati” di jalan singosari raya 81A, dengan no.telp (024)8413454, semarang.. -> publikasi gratis sebagai bentuk kontraprestasi dari proses akuisisi handuk oleh kami berdua /:)
selesai berkemas, kami check-out, dan memasukkan semua barang ke dalam mobil innova samsul. ga lupa orang2nya juga dimasukkin. di pintu gerbang, kami berpapasan dengan satpam, kami lakukan investigasi mengenai jalan yang akan kami tempuh.. ada kosakata baru: bang ijo (sebutan untuk traffic light).. ternyata ada dua jalan yang bisa dilewati.. jalur pantura itu sendiri, dan jalur alternatif.. entah mengapa, ujung2nya jalur alternatif yang dipilih samsul. waktu itu gw ga tau yang dilewatin itu pantura apa bukan, karena emang gw ga tau bedanya…
sesampainya di kota blora, kami berhenti disana untuk sarapan, kira-kira pukul setengah 10 pagi. ingat, kami bukan bekpeker biasa, kami juga mengombinasikan kegiatan bekpeking ini dengan wisata kuliner. blora terkenal dengan satenya, maka kami parkir di tempat yang memang menyediakan menu utama sate blora.. keluar dari mobil, para pedagang itu sudah berteriak-teriak memanggil kami layaknya dukun memanggil arwah.
sate blora..
tongseng blora..
soto blora..
daging sapi..
daging ayam..
daging kambing..
kami mendatangi tukang parkir, lalu hal pertama yang kami tanyakan, “mas, WC-nya disebelah mana?”, abangnya jawab, “dari sini, masuk ke gang sana, lurus aja sampe notok”.. dan kami pun pergi ke WC..
WC-nya dikunci, dan juru kuncinya ada disana, seorang nenek-nenek, dia memberikan 2 kunci kepada kami, kami bergantian menggunakan WC. klo ga gantian, itu bisa berabe, nak..
WC-nya ga oke, jorok seperti kebanyakan WC umum.. tapi kami sempatkan poto2 di depan WC sambil bergantian menggunakan WC itu.. bagi yang menginginkan poto2 kami di depan WC, poto2nya bisa langsung diunduh dr Mr. Marlin..
setelah kelar memenuhi panggilan alam, kami kembalikan kunci2nya kepada nenek2 tadi, dengan tidak lupa membayar Rp1000/orang, sama aja tarifnya kayak di jakarta. lalu kembali ke tempat aneka makanan khas blora tadi. yang kami datangi pertama kali, tetap aja bukan tempat makannya dulu, tapi kembali lagi ke tukang parkir tadi, minta tolong dipotoin di depan tempat makanan tersebut. jepretan pertama, gagal, abangnya ternyata harus diajari dulu cara menggunakan kamera, mencetnya harus lama bang, ditahan dulu. lalu, cukup mengajari sekali saja, abang itu langsung ngerti, wah berbakat dia jadi potograper.. 🙂
lalu, karena terlalu banyak pilihan tempat, kami tanya ke tukang parkir, mana tempat yang paling enak, abangnya terlihat agak ragu, karena kalo dia merekomendasikan satu tempat saja, maka dia akan dihantui perasaan bersalah kepada tukang2 makanan yang lainnya. oleh karena kami ini jago berdiplomasi maka abang itu pun bersedia untuk memberitahu tempat yang paling oke. lalu kesanalah kami menuju. sate blora? here we come..
yang berbeda antara sate blora dengan sate biasa adalah bumbunya, sebenarnya bumbunya kurang sreg di lidah gw, masih enakan bumbu kacang biasa sih menurut gw. bumbunya agak2 pedes dan rupanya sangat encer. tapi meski kurang sreg, karena gw laper, tetep aja berasa nikmattt… oya, jangan pake nasi, karena akan lebih khas bila menggunakan lontong..
yang lebih aneh lagi dari sate blora adalah sistem penyajiannya. klo biasanya kita beli sate di tempat biasa kan diitungnya per porsi (biasanya satu porsi isinya nasi/lontong dan 10 tusuk sate), tapi klo di blora mah beda, kaga ada itu apa yang namanya porsi2an, yan ada diitungnya per tusuk sate, dan klo kita ga bilang stop, abangnya ga bakalan berhenti untuk membakar dan menyediakan sate terus menerus. pokoknya setiap sate di piring abis, dateng lagi tusuk-sate2 kloter selanjutnya. kami yang waktu itu ga tau sistem penyajiannya merasa amat takjub bin terkesima ketika tukang sate itu terus2an menambah dan menambah terus jumlah tusuk sate ke piring kami.. kami waktu itu masih mengira kalo itungannya per porsi. setelah kami merasa terlalu ganjil, maka kami pun mulai bertanya-tanya.. abangnya jawab.. tapi terlambat.. gw uda makan 14 tusuk sate.. hehe.. pengalaman pertama dengan sate blora yang sungguh sangat mengesankan..
satu tusuk sate harganya Rp900, gw abisnya 14 tusuk, jadi bayar Rp14000 yang sudah include lontongnya juga..
“lanjutkan!” (tagline partai bernomor 31) perjalanan dilanjutkan menyusuri jalur alternatif. tidak seperti di jalur pantura yang pemandangannya membosankan, jalur alternatif ini pemandangannya bagus di kiri-kanan, sawah2 terbentang, gunung2 menjulang, ditambah luasnya padang ilalang sungguh menyejukkan mata. namun sayang, kontras sekali pemandangan kiri-kanan dengan pemandangan depan-belakang, yang ada mobil2 bis dan truk yang kebut2an membuat hati ketar-ketir. serasa arena balap, bis2 dan truk2 itu saling salip-menyalip..
gw ga ada kerjaan, liat2 pemandangan ma jalanan yang dilewati doang, sambil diiringi lagu-lagu kesukaan samsul yang notabene mirip sekali ma tipe2 kesukaannya si didik (gw jadi inget si didik klo denger lagu2 yang disetel samsul), sampe gw mulai ngantuk, ngantuk, dan tambah ngantuk, lalu tanpa basa-basi langsung terlelap..
bangun2 di daerah mana tau, samsul memberhentikan sebentar mobilnya untuk didinginkan mesinnya.
kami isitrahat di suatu daerah, deket kantor desa Legokulon.. di pinggir jalan sana banyak terpajang poto2 caleg.. salah satunya si edi baskoro, anaknya SBY yang ikut2 aji mumpung terjun ke dunia politik. disana kami ngemil cemilan sambil putu2..
sekitar 45 menit kemudian, kami jalan lagi. menuju kota solo.
di solo sempat salah masuk ke jalan satu arah.. untung ada tukang parkir ngingetin, dia meminta kami untuk memutar, kami memutar.
solo lewat, kami memasuki daerah ngawi yang di kiri kanannya berjejer perkebunan tebu (di jawa timur, dimana-mana banyak perkebunan tebu loh, konon ada 4 pabrik tebu yang besar2 di jawa timur), lalu caruban yang sudah masuk daerah madiun, terus saradan, dan akhirnya kediri! whew.. kota yang besar ternyata….
kampung inggris ternyata ada di pinggiran kota kediri, jadi kami harus agakbersusah-susah untuk mencarinya.. tanya sana sini sampe dapet kosakata baru: notok (artinya: mentok).. akhirnya sampe ditujuan. kampung inggris terletak dekat dengan stadiun candra buana (klo ga salah namanya itu).. ga perlu terlalu lama, kami menemukan salah satu tempat les terbaik disana, “marvellous”.. tapi kami tidak berhenti dulu disana, tapi malah mencari “smart” dulu.. nyampe di “smart” ternyata tempatnya sangat sederhana sekali, tempatnya rame, muridnya banyak hingga harus belajar di luar kelas, di pekarangan rumah2. gila! rame bener, tutornya juga semangat2 banget ngajarnya, suaranya menggelegar! jadi enak deh suasananya buat belajar.. lewat orang2 di front office, di sana kami mencari informasi secukupnya.. tidak lupa mengambil brosurnya.. (untuk info mengenai berapa harga kursus, tempat mana aja yang direkomendasikan disana, dan sebagainya, tidak akan diceritakan disini, bagi kalian yang tertarik, bisa mencari langsung lewat internet, disana ada banyak blog yang memuat mengenai informasi2 tersebut secara mendetail)
abis, dari “smart” kami menuju “marvellous”, bercakap2 sebentar disana dengan salah seorang staffnya, dia banyak menceritakan mengenai sosok Gus Muh (yang tadinya kami kira sebagai pakar pengobatan alternatif, ternyata salah, dia adalah pendiri “marvellous”).
setelah banyak cakap, kami jalan lagi mencari “elfast”. setelah menemukannya, waktu ternyata sudah menunjukkan lewat jam 4 sore, tempatnya sudah tutup. kami bertemu juru kuncinya “pak elfast”. dan kami pun melakukan tanya jawab lagi.
ada yang menarik di kampung inggris. jadi dari semua tempat kursus, masing2 memiliki spesialisasinya sendiri. ada yang bagus di grammar, ada yang handal di speaking, dan juga ada yang sangat oke di latihan TOEFLnya. tidak ada tempat kursus yang menguasai kesemuanya itu…
setelah melaksaakan semua itu, kami mencari makan, makanan khas kediri adalah nasi pecel, jadi kami mencari nasi pecel. gw kira kaya gimana gitu nasi pecel, ternyata nyokap gw juga udah sering bikin di rumah. nasi pecel yang gw beli di warung nasi itu juga rasanya masih kalah jauh ama buatan di rumah.. oh iya lupa belum kasih tau harganya berapa? Rp2500, murah bukan? di tempat lainnya malah bisa lebih murah, Rp2000!
hari mulai gelap, tanya2 ke tukang nasi pecel tempat nginep yang paling oke dimana, emm, ternyata di arrahman (salah satu tempat kursus bahasa inggris juga). lalu kami kesana, ketemu langsung ama pemiliknya, katanya, tempatnya tidak untuk disewakan ke sembarangan orang begitu aja, cuma buat tamu2 arrahman aja, kami lalu melakukan pendekatan secara persuasif, dia mau menerima kami, dengan syarat KTM ato KTP kami ditahan, demi keamanan.. kami pun di berikan kamar di dekat musolanya..
kami pun istirahat di kamar itu.. harga: Rp50ribu/kamar/malam. tadinya kami booking untuk 2 hari, tapi malam harinya kami bermusyawarah dan menghasilkan kesepakatan bahwa kami hanya tinggal semalam saja di kediri, untuk lalu beralih menuju porong sidoarjo dan lalu surabaya.
sembari beristirahat, kami bergantian fesbukan dengan telkomsel flash.. sambil menunggu giliran waktu untuk mandi… dan setelah itu solat magrib dan isya (masih tetap di-jama’ qoshor)..
kami terus berada di dalam kamar itu dari magrib hingga keesokan harinya… melakukan hal yang biasa dilakukan oleh para lelaki ketika berkumpul (lha? apa itu? tidur.. Zzz). tadinya sih pengen jalan2 keluar, tapi apa daya, kami sudah lelah, dan tidak mengonsumsi kuku bima roso..
sekian berita untuk hari kedua perjalanan kami..
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
minggu, 5 april 2009
BEKPEKER GADUNGAN: KAMPUNG INGGRIS, INGGRIS KAMPUNG (DAY 3)
“bangun pagi-pagi menghadapi hari, ayo bersiap berlari, putari monas tujuh kali tiap pagi” (OST-NAIF)
iya! kami bangun pagi, jam setengah 5 kurang dikit. gw lupa siapa duluan yang bangun, siapa pula yang bangun terakhir.. yang jelas gw bukan bangun pertama dan bukan bangun terakhir.. meskipun gw yang terakhir tidur, jam 12, nanggung jamnya, anak mami bukan, hansip juga bukan.. maklumlah, kebiasaan dari jaman indekos di tingkat satu..
musola ada di depan kamar persis, jadi bisa ke sana dengan santai tidak terburu-buru.. sedatangnya di musola juga baru ada 2 orang disana, yang lagi adzan, ma yang di belakang lagi zikir kayanya (apa lagi ngintai sendal?hehe ga mungkin lah, lah wong gerbang masih dikonci, maling gabisa masuk dong kan?)..
ga nyangka dilingkungan nyantri kaya begini gw masih bisa dapet shaf pertama.. yaudah solat dimulai dan diakhiri.. lo ga usah nanya kaya gimana solat itu, bacaan apa yang dibacakan, karena di note ini gw bukan nulis tata cara solat yang baik dan benar.. tanpa terlalu banyak berinteraksi dengan jamaah lainnya, kami kembali ke kamar.. mandi subuh2, biar segar, dan bersiap tuk jalan pagi keliling desa tulungrejo (nama aseli kampung inggris)..
jalan-jalan disana suasananya agak persis dengan jalan-jalan di daerah kukusan kelurahan (kukel) beji, depok, daerah kosan gw di tahun pertama kuliah, suasananya damai dan menenangkan hati..
kami amati, rupa2nya daerah sana adalah daerah yang sedang berkembang, dimana-mana sawah dipatok, rumah2 banyak yang sedang dibangun untuk tempat2 kursus baru.. kami berpikir, mengapa di kukel tidak dikondisikan seperti disini ya? dijadikan suatu lingkungan yang khusus menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari. tidak hanya kosan yang dibangun, tapi juga lembaga2 kursus yang murah meriah seperti disini, masa sih daerah dengan populasi mayoritas kaum intelektual seperti di kukel dan kutek ga bisa meniru keadaan di kampung inggris? absurd sekali bukan?
di pinggiran sawah kami berpoto-poto untuk meninggalkan kenangan bahwa kami pernah berada disana.. ada sepeda ontel parkir begitu aja, ya udah deh kami jadikan itu sebagai pemanis dalam komposisi poto kami, meskipun beberapa pemuda sekitar sana sepertinya ingin melempar sendal ke arah kami karena megang2 ampe naek2 sepeda ontel itu tanpa basa-basi terlebih dulu kepada mereka..
kami meneruskan jalan2 pagi, di tengah perjalanan kami menemukan kosakata baru: ROSOK, sepertinya itu berarti: pemulung, karena dari tulisannya disebutkan: “ROSOK, DILARANG MASUK”, yaudah, berarti kami ga bisa masuk ke jalan itu, karena tidak diperbolehkan, kami pun mengambil jalan yang lainnya.. terus melewati kosan2 STORY (SMART DORMITORY=asrama milik tempat kursus SMART), dan beberapa tempat kosan lain yang memang mempunyai program khusus berupa mewajibkan seluruh penghuninya untuk berbahasa inggris, klo ga bakal kena sanksi.. tidak terasa perjalanan sudah terlalu jauh, lalu kami pun memutar untuk kembali ke cottage kami.. di pinggir jalan, kami ngeliat menu makan yang patut diuji kelayakannya, “bubur jenang”, hmmm… namanya itu mengguncang iman..
kami masuk ke tempat yang menjual bubur jenang itu, lalu kami melihat menu2 beserta harganya di dinding..
bubur jenang = Rp1000
indomie = Rp2000
nasi pecel = Rp2000
…
waw, dahsyat sekali harganya! murah euy!
kami pun memesan bubur jenang yang legendaris itu -hanya dijual di pagi hari!-
seperti apakah itu? ternyata eh ternyata, dia adalah bubur sum-sum, yang dicampur agar2 dan diberi air kuah kolek.. ooohh.. mulut kami membentuk lingkaran…
samsul dan marlin pesan minuman jahe (emang bener jahe aseli, bentuknya udah kaya raja ginseng di pilem kera sakti), hoyrul memesan kopisusu, gw mesen kopi abc aja..
makanan abis, kami masih berniat nambah.. samsul nambah nasi pecel pake lele, marlin ikutan, hoy ma gw mesen mie rebus pake telor seharga Rp2500.. eh ada akhwat2 ngikut makan disitu 2org, kayanya malu2 ngeliat kami hehe.. (sebenernya takut kali ye)
terus selang beberapa lama, ada pak elfast ikut2 dateng kesana, ya udah kami berbasa-basi sedikit, ternyata dia memang langganan makan disitu..
kami cabut, kembali berjalan menuju cottage.. di jalan ngeliat menu aneh2 lagi, tempe penyet, tapi kami sudah kenyang, jadi ga sempat menjajal.. eh di jalanan ada tikus mejret kelindes, lalu kami namai: tikus penyet…
di Ar-Rahman, kami sempatkan diri untuk ngaso2 di pelatarannya, sambil ngobrol ma mbak2 penjaga sana, sekalian izin check-out.. masuk kamar, marlin masuk kamar mandi yang terletak didalam kamar (oh iya, pintu kamar mandinya unik banget loh, terintegrasi dengan lemari, jadi klo pintunya ditutup, lo ga bakal tau klo disana tu ada kamar mandi, soalnya keliatan kaya lemari biasa, padahal ditengahnya adalah pintu menuju kamar mandi, wow mejik!), di dalam kamar mandi itu juga ada akses pintu keluar ke pelataran belakang (waktu subuh gw sempet ngeliat disana ada colokan).. marlin berniat buka pintu itu untuk memanfaatkan colokan teserbut, lalu ketika pintu terbuka, kami semua tercengang.. “WAAAAAAAAAAAAAAA!!” ada akhwat yang menjerit.. marlin pun kembali menutup pintu keluar tersebut sambil cengar-cengir..
ternyata kami baru menyadari klo kamar kami ini berada di zona untuk akhwat, dan pelataran belakang itu biasa digunakan oleh para akhwat untuk mencuci+menjemur pakaian, dan karena biasanya ga ada laki2 di daerah situ, jadi mereka biasa tidak menggunakan jilbab disana… ga tau mereka klo ada kami disana.. hehe
pintu depan kamar kami diketuk2, akhwat tetangga kami ternyata komplain.. kami jelaskan situasinya.. akhwat tadi memaklumi..
kami pun berjanji tidak akan membuka “pintu terlarang” itu lagi…
selesai mandi dan beres2, diluar kamar kami terus ketemu seorang staf pengajar bahasa inggris Ar-Rahman yang masih muda, adib namanya, dia berasal dari daerah gresik, sudah 8 bulan di kampung inggris..
kami memintanya untuk menjadi tour guide kami selama hunting tempat kursus lainnya, dia bersedia, tipikal anak yang baik sekali deh pokoknya, padahal kami baru kenal, tapi dia udah mau aja bersedia untuk mengantar kami berkeliling kampung inggris. gw jamin susah nyari tipe orang kaya begini di kota2 besar..
Allah menciptakan kalian berpasang-pasangan, yang baik dengan yang baik, yang buruk dengan yang buruk.. coba kita kaitkan konsep tersebut dengan hubungan antar personal, yang tidak hanya berkorelasi dengan hubungan antar pasangan lawan jenis, tetapi juga dalam konteks hubungan pertemanan.. seseorang bisa dilihat baik atau buruk sifatnya dengan melihat lingkungan pertemanannya.. atau lo bisa ngeliat baik atau buruknya diri lo dengan cara melihat lingkup pergaulan lo..
jiaaah, jadi apa kesimpulannya??? simpulin aja sendiri, masuk bab 5 skripsi kualitatif tuh, gw kan belum masuk ke bab segitu..
adib bersedia untuk mengantar kami ke lokasi tempat kursus yang pertama kali kami kunjungi hari itu, “harvard” (namanya ga ada hubungan ama harvard amerika loh), di ruang tamu terpampang berbagai macam poto siswa2 tempat itu yang sedang berkunjung ke bali. memang program utamanya adalah belajar bahasa inggris langsung di bali bersama para bule2 wisatawan mancanegara.
kami mengoreh informasi dulu secukupnya disana.. lalu melanjutkan lagi ke tempat berikutnya, gw lupa namanya, tapi yang menjamu kami adalah wanita cantik, berjilbab, tapi sayangnya udah punya anak (anaknya lucu, tadinya mau gw bawa pulang buat mainan di rumah), haha, belakangan kami ketahui ternyata ia istri dari empunya tempat kursus, gw lupa nama tempatnya.. marlin terlihat patah hati ketika mengetahui bahwa ia sudah bersuamikan orang lain.. gw, samsul, hoyrul, dan adib turut berbelasungkawa, simpati atas perasaan yang saat itu membalut hati marlin, seraya mengucapkan, “kasian deh lu..”
dari sana jalan lagi ke tempat kursus selanjutnya, gw lupa lagi namanya, disana ga terlalu menarik menurut gw, jadi langsung aja di skip deh.. langsung ke “the daffodils”, yang ternyata sedang tutup karena hari itu hari libur (minggu), disana cuma ketemu penjaganya aja yang berbadan gempal, tanya2 lagi, dan dikasih brosur tempat itu, daffodils juga memiliki program belajar langsung ke bali, sama kayak harvard, cuma programnya klo disana masih baru.
dari sana kami beranjak ke “kresna”, tempat kursus yang paling terkenal sebagai ahlinya bidang grammar di bagian timur kampung inggris, disana bertemu dengan resepsionisnya yang asik diajak kencan, eh salah, diajak ngobrol maksudnya (dia cowo, masa diajak kencan), kami cukup lama, karena program2nya juga cukup menarik, cara penyampaiannya juga tidak kaku, jadi cukup asik lah kami disana..
dari sana, kami mengunjungi tempat kosan adib yang baru, nama tempatnya masih ada hubungannya ma tempat wanita cantik yang sudah bersuami tadi, cuman ya itu, gw lupa. ketemu orang batam apa klo ga salah (kayanya salah deh gw, auk ah gelap, lupa). adib satu kamar disana bersama 4 orang lainnya, secara belum mulai pindahan, jadi kamarnya belum ada isi apa2, ga ada barang yang bisa dibawa pulang, hihi…
dari sana (udah berapa kali gw memulai paragraf baru dengan frase ini? 4!) kami menuju “HEC-2”, tapi ga ada siapa2 disana, di atas meja bale2nya ada brosur, gw turun dari mobil buat ambil, pas mau balik, ada orang manggil2, “maling! maling!” eh bukan gitu deh manggilnya. pokoknya dia nyamperin terus nanya2 ke kami ada keperluan apa. dan kami bilang apa adanya. dan diajak ngobrol panjang deh ma bapak2 tersebut tentang “HEC-2”..
dari sana (hah? lagi?) kami merasa sudah cukup acara kunjungannya. adib juga mau rapat pegajar jam 12, sedangkan sekarang sudah menunjukkan waktu pukul setengah 11, kami ajak adib untuk makan siang sebagai bentuk terima kasih dari kami.. makan siang di garuda (sebangsa alun2), disana emang tempat kongkow orang2 sana, kami berhenti di tukang baso, samsul dan adib memesan baso, marlin apa gw lupa, hoyrul dan gw mesen soto, soto abis hoy nambah lagi, nasi rawon, isi makanannya sama aja kaya nasi soto, cuma kuahnya aja yang beda, warnanya item… minumnya gw, adib, dan marlin mesen es campur, hoy mesen soda gembira, samsul mesen es jeruk (tapi yang dateng malah nutrisari).. total harga yang gw bayar: Rp8000..
dari sana (ampuuuun! sudah cukup, hentikaaaan!) kami ke Ar-Rahman lagi untuk sekalian memulangkan adib (padahal tadinya udah pamit2an ma orang2 Ar-Rahman)..
then, we’re heading to porong sidoarjo untuk melihat lumpur panas sebelum menuju surabaya!
makaci buat inponya… sangat cocok jd penulis, bisa dibukuin ntu kisah ke kedirinya