BEM FIB UI Hadir di Twitter!

Pelajaran pertama dari kepemimpinan adalah mendengarkan. Kita bisa membaca bahwa banyak pemimpin-pemimpin besar mempunyai tingkat pendengaran yang sangat tinggi terhadap kesulitan rakyat. Bahkan, Umar tidak sekadar mendengarkan, beliau bahkan menggendong karung gandum dan mengantarkannya sendiri ke rumah rakyatnya yang kelaparan.

Seperti kita ketahui, BEM universitas dan fakultas adalah (seharusnya) media aspirasi sivitas akademika. BEM FK adalah media aspirasi anak-anak FK, BEM FISIP adalah media aspirasi anak-anak FISIP, BEM UI adalah media aspirasi seluruh anak UI, dan seterusnya. Namun, alangkah sulitnya kini bagi ketua BEM untuk berinteraksi dengan seluruh sivitas akademika di fakultasnya masing-masing. Kendalanya begitu banyak, tapi itu tak perlu kita bahas di sini.

Yang ingin saya bahas adalah..mengapa kita tak memanfaatkan teknologi? Saya memang tidak tahu berapa anak UI yang sudah mempunyai akun twitter, tapi berpegang dari analisis Alexa.com, twitter adalah sosial media yang perkembangannya paling cepat di dunia..bahkan melebihi Facebook. Di Indonesia sendiri, twitter menduduki urutan 16 dan masih mungkin merangsek ke 10 besar. Sampa saat saya menulis ini saja, @anakuidotcom mempunyai 242 followers. Lumayan…

Zaman sudah berubah. Seorang teman 2009 pernah mengatakan bahwa Facebook dan twitter bisa menjadi ajang untuk berjuang pula. Romi Satria Wahono pun menulis tentang pergerakan mahasiswa di era internet. Begini kata teman saya itu:

“Bang, saya pikir penggunaan media Facebook itu gak masalah. Kita ngelihat zaman aja, bang…zaman sekarang mungkin sedikit yang mau aksi dan demo. Justru jauh lebih banyak berlipat ganda orang-orang yang hobi nongkrongin Facebook atau twitter untuk update status. Kenapa kita gak memanfaatkan itu bang? Kita manfaatkan Facebook untuk perjuangan!

Ngapain demo…panas, lelah, keringatan…mending di rumah..update status di Facebook..Mungkin begitu akta temen-temen. Nah, saya pikir perlu juga ada aktivis yang kerjanya memang begitu, duduk dan update status. Katakanlah bang, yang demo seratus orang..Maka orang yang mendengar isu itu cuma sedikit dari mahasiswanya. Tapi kalo kita update status di Facebook atau twitter, ada jutaan orang yang dengan senang hati mmebaca update status kita. Nah, itu kita manfaatkan dengan membuat status tentang perjuangan! Temen kita yang baca tentu akan bertanya-tanya, “eh, kenapa kok begini, kok begitu?” mungkin dia tidak terlal peduli, tapi toh akhirnya dia bertanya. Dari situ kita jawab dan terjadilah dialog terbuka di status Facebook kita. Sering melihat status yang dikomen panjang kan? Kita manfaatkan itu!

Begitu juga dengan notes. Ktia bisa buat ntes tentang BOP, KPK, atau apa gitu, kemudian kita tag temen2 di friendlist kita. Saya yakin kita punya masing-masing friendlist lebih dari 250 orang. Itu artinya palng sedikit kita mempunyai pembaca 250 orang! Daripada demo yang setelah aksi,,kita akan lupa..

Maaf berpanjang lebar. Saya pikir, Facebook dan twitter adalah media baru di era perjuangan baru yagng harus kita manfaatkan dengan maksimal, bang…Jangan malah meremehkannya bahwa penggunaan Facebook sebagai buang-buang waktu..”

Dengan alur pikir seperti itu, kini kita pun dapat mengerti mengapa perusahaan-perusahaan kelas dunia, organisasi-organisasi internasional, dan bahkan seorang presiden negara maju pun, turut memanfaatkan Twitter.

Karena itu, kami dari BEM FIB UI mencoba memanfaatkan twitter untuk mendengarkan. Mendengarkan mahasiswa FIB, sivitas akademika, dan masyarakat pada umumnya.

Kami mencoba mendengarkan pendapat anak-anak FIB, opini mereka, kekecewaan mereka, harapan mereka…kami mencoba mendengarkan caci-maki mereka, pujian mereka, dan celoteh mereka. Mudah-mudahan teman-teman bisa memanfaatkan media ini. Terima kasih..

Ayo, segera follow BEM FIB UI di twitter..!!!

7 thoughts on “BEM FIB UI Hadir di Twitter!”

  1. trs klo ada RUU yg kita anggap tidak berpihak pada rakyat, kita cuma tulis di status, misalkan:
    “tolak UUD BHM krena komersialisasi pendidikan”
    wkakaka lucu gw denger..

    Demo kan langsung kepada para pengambil kebijakan, walaupun gw jg ga hobi2 ma demo, ada satu lagi bikin tulisan di media dibaca oleh publik itu lebih efektif, tapi gw akuin cukup sulit juga tulisan mahasiswa dimuat di media.

    Reply
  2. @all: ya,agak lucu memang. Tapi,twitter adalah langkah alternatif yang bisa kita pakai. Contohnya, belum genap seminggu twitter BEM FIB diluncurkan, belasan saran dan kritik langsung berdatangan dari narasumber primer: mahasiswa sendiri. Saran kritik itu ada yang pedas,tapi itu jelas manjur kan?

    Reply
  3. Ok lah klo sekedar untuk saran ma kritik mungkin cukup efektif, tapi sebagai media perjuangan rasanya masih meragukan. Menarik juga neh jada alternatif untuk lebih dekat antara lembaga kemahasiswaan dengan mahasiswa

    Reply
  4. mau pembacaan lpj kan hari ini?
    kepengurusan selanjutnya ngelanjutin pake account twitter ini juga ga?
    jangan kayak grup di facebook yang terlalu banyak bem tahun sekian, bem angkatan sekian. apa akibat dari ini? mereka gegar teknologi, karena berlomba-lomba atas identitas per kepengurusan. terlalu banyak account yang menjamur, mati suri, vakum, bahkan gak diurus untuk selamanya. terus informasi yang terkandung bisa lenyap dan terlupakan. sebenarnya gak papa sih, karena dengan berbagai alasan: “kita kan cuma kenal kepengurusan tahun sekian doang”

    Misal hanya menggunakan satu account: BEM FIB UI untuk secara keseluruhan. Penggunaan account ini bisa sangat bermanfaat untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dari pengurus sebelumnya dan media diskusi antara ex-bem dengan the new one. Dan juga pengurus yang baru bisa melihat kembali arsip diskusi pengurus yang lama.

    Reply
  5. thanks sarannya, Julbe…emang insya Allah pengurusan selanjutnya tetep pake twitter ini dan FB yang sama..bener kata lo, banyak organisasi yang tujuannya untuk eksis doang, makanya bikin beginian tapi kagak diurus, hhehe….

    twitter BEM ini juga masih kurang maksimal. Gw pikir cukup gw aja yang ngurus, ternyata harus ada timnya lho, supaya profesional deh urusan humas-humasan sama nak FIB…

    Reply

Leave a Comment