BEM UI Tidak Peka!

Tidak peka.

Beberapa waktu lalu kampus ini sempat geger, akibat pemberitaan di beberapa media televisi dan pers tentang aksi sekumpulan mahasiswa UI di kampusnya sendiri. Tidak hanya di media, pun di kampus ini ramai dibicarakan oleh mahasiswa. Mereka mengangkat isu kenaikan biaya operasional pendidikan yang biasa disebut BOP. Tentu saja aksi ini bukan untuk mendukung kenaikan, tetapi sudah menjadi platform gerakan bahwa setiap kenaikan haruslah dilawan. Uniknya, di momen yang bersamaan BEM UI justeru lambat mengangkat isu ini. Paling tidak, seharusnya, pelibatan emosi kepada mahasiswa lain optimal terhadap isu ini.

Seperti yang kita ketahui bersama, selama ini yang sangat vokal terhadap kenaikan, advokasi dan embel-embelnya, adalah BEM UI. Tetapi sungguh aneh bagi sebagian orang, mengapa sampai terjadi aksi penolakan kenaikan BOP, yang justeru bukan dari BEM UI. Sampai-sampai ada isu bahwa BEM UI sudah menjadi “kacung” rektorat. Indikasi ini sebenarnya sudah cukup lama ada, tetapi masih dianggap biasa saja mengingat kegagalan yang sering dialami oleh BEM UI saat mengambil gagasan konfrontatif terhadap kebijakan rektorat. Kebijakan keluar, BEM UI menggugat, toh kebijakan tetap berjalan.

Aksi ini juga melakukan pembakaran terhadap media buletin Bem UI, yang di dalamnya terdapat tulisan Edwin, ketua BEM UI, yang dianggap tidak berpihak kepada mahasiswa. Penjelasan Edwin mengenai penerapan pola baru dalam sistem penarikan iuran mahasiswa, yang disebut sebagai sistem berkeadilan, tidak dapat menjelaskan secara detail dan tegas kepada publik, terutama mahasiswa. Pun mengapa dalam jangka waktu yang sangat pendek baru dipublikasikan. Padahal semester baru sebentar lagi akan datang. Lalu kapan mahasiswa dapat melakukan advokasi sistem, dengan waktu yang sesingkat itu?

Kalau kita melihat imbas dari aksi yang dilakukan atas nama Forum Mahasiswa Nusantara tersebut, sungguh luar biasa. Kebangkitan dinamisasi gerakan mahasiswa seperti mulai tercium wanginya. Di samping rasa ingin keluar dari stagnasi gerakan mahasiswa dan hegemoniknya suatu komunitas, menjadikan mahasiswa semakin berpikir kritis. Ini suatu fenomena yang patut diacungi jempol. Terlepas dari benar tidak cara yang dilakukan. Usaha tersebut harus diberikan applause. Tetapi kan lebih baik jika menggunakan cara yang terhormat dan tidak melanggar etika gerakan. Ini suatu hal yang positif, semoga dapat dijadikan bahan kajian bagi mereka yang masih peduli terhadap gerakan mahasiswa.

Kembali ke permasalahan awal. Sebenarnya, aksi rekan-rekan mahasiswa dari Forum Mahasiwa Nusantara tersebut bisa dipahami dan sangatlah wajar. Mengapa, karena sedikit sekali dari kita (baca: mahasiswa) yang mengetahui tentang perubahan sistem penarikan BOP yang menggunakan sistem berkeadilan. Pertanyaannya, apakah BEM UI sudah melakukan pengakaran ke mahasiswa dan menjelaskan secara detail sistem ini? Apakah cukup hanya menggunakan media buletin BEM saja? Atau jangan-jangan memang disengaja menjadikan isu ini menjadi elitis, dengan arti hanya untuk orang-orang yang berkepentingan saja. Misal Kesma atau Sosma BEM fakultas. Seharusnya ada tahapan di mana setelah kebijakan tersebut diturunkan, dilakukan mekanisme sosialisasi kepada mahasiswa. Agar tidak terjadi ambiguitas, atau penafisiran yang salah.

Memang kebijakan ini diberlakukan untuk tahun ajaran baru 2008, yang artinya selain dari angkatan tersebut tidak terkena dampak perubahan ini. Tetapi ini bukan masalah kena atau tidak, angkatan sekarang atau bukan, tetapi ini masalah keadilan dan hajat hidup orang banyak. UI bukanlah kampus milik sebagian orang yang mampu mengenyamnya dengan kemudahan materiil. Tetapi sejak awal berdiri ia sudah dicanangkan menjadi kampus rakyat. Maka kembalikanlah kepada rakyat.

Belum lagi ada isu mengenai kebijakan penyerapan mahasiwa melalui jalur UM yang porsinya diperbesar menjadi 80%. Melalui jalur SPMB atau yang sekarang dirubah menjadi SMNPTN menjadi 20%. Dimana pencerdasan kebijakan ini? Dimana penyikapan BEM UI? Dimana MWA unsur mahasiswa? Kalau banyak tuntutan bagi BEM UI, sangatlah wajar karena BEM UI merupakan sarana aspirasi mahasiwa. Dan sampai detik ini mereka masih mempercayakan perjuangan mahasiswa kepada BEM UI. Jangan sampai kepercayaan ini luntur, akibat ketidakpekaan BEM UI terhadap kondisi kampusnya sendiri.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa BEM UI sungguh tidak peka. Bukankah sangat ironi, BEM UI melakukan aksi kepung istana, dengan alasan menyuarakan kepentingan rakyat, tetapi di dalam “kandangnya” sendiri, justeru ia digugat oleh mahasiswa yang menjadi basis massanya. Bukankah sangat ironi? Ini pukulan telak bagi BEM UI, dan menjadi peringatan keras bagi perjuangan keadilan mahasiswa. Tidak usahlah berkoar kesana-kesini, jika di dalamnya saja, belum mampu mensejahterakan “rakyatnya” sendiri. Apa bedanya dengan istilah “tong kosong nyaring bunyinya”?

-Re-

72 thoughts on “BEM UI Tidak Peka!”

  1. yah… bgmnapun juga qt ga bs melupakan jasa2 BEM selama ini,,,

    walaupun bnyak mahswa UI yg lebih baik dan berkualitas yg tdk berkecimpung dlm BEM..

    jgn sampe pandangan qta berubah tentang BEM krn sebuah kesalahannya..

    BEM UI .. BEM UI.. BEM UI…

    BEM UI JANGAN ULANGI LAGI !!

    .sph.

    Reply
  2. yah… bgmnapun juga qt ga bs melupakan jasa2 BEM selama ini,,,

    walaupun bnyak mahswa UI yg lebih baik dan berkualitas yg tdk berkecimpung dlm BEM..

    jgn sampe pandangan qta berubah tentang BEM krn sebuah kesalahannya..

    BEM UI .. BEM UI.. BEM UI…

    BEM UI JANGAN ULANGI LAGI !!

    Reply
  3. gw pribadi rasa kenaikan BOP itu sendiri baik karena dimaksudkan untuk memberikan keadilan sama mahasiswa UI, yang mana setiap mahasiswa akan membayar BOP sesuai dengan kemampuan finansial mereka. nah skarang BEM UI memang harus bisa secara aktif dan efektif mensosialisasikan isu ini secara mendetail ke mahasiswa UI supaya kami-kami ini bener” tahu ttg masalah ini jadi ke depannya gak akan ada protes lagi soal masalah kenaikan BOP ini.

    Reply
  4. btw 16 mei kemaren bem ui ngadain ngobrol bareng rektor (ngobar) lo dateng ga?? jangan seenaknya juga bilang bem ui ga sosialisasi, gw rasa ngobar kemaren dah sangat menjawab kebingungan mahasiswa ko.

    Reply
  5. TELAT ABISS kalau BEM sudah dibilang melakukan sosialisasi!
    Ngobar itu KAPAN?
    kebijakan kenaikan BOP dan UMB itu kapan?
    Aksi penolakan terhadap kenaikan BOP itu kapan?

    saya datang ngobar, dan saya sangat ingat apa kata-kata rektor, saat menyerangh balik mahasiswa,
    “saya katakan kepada anda, bahwa sesungguhnya kalian telat! kita sudah membahas berbulan-bulan yang lalu”

    lalu, siapa yang telat dalam sosialisasi?
    BEM UI kah?
    atau rektorat?

    kami mahasiswa hanya tau sedemikian kecil info ttg dua hal tersebut. jadi wajar kalau byk mispersepsi.

    berkacalah!

    Reply
  6. ———–Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa BEM UI sungguh tidak peka. Bukankah sangat ironi, BEM UI melakukan aksi kepung istana, dengan alasan menyuarakan kepentingan rakyat, tetapi di dalam “kandangnya” sendiri, justeru ia digugat oleh mahasiswa yang menjadi basis massanya. Bukankah sangat ironi? Ini pukulan telak bagi BEM UI, dan menjadi peringatan keras bagi perjuangan keadilan mahasiswa. Tidak usahlah berkoar kesana-kesini, jika di dalamnya saja, belum mampu mensejahterakan “rakyatnya” sendiri. Apa bedanya dengan istilah “tong kosong nyaring bunyinya”?———

    gw ngutip tulisan di atas tuh.
    tidak peka itu TIDAK SAMA dengan tidak berbuat apa2,,,

    jjur gw juga gak suka brorganisasi2-an apalah itu, apalagi di BEM UI, capek, ngeluarin tenaga, pikiran, duit, waktu, dll…namun, yg gw tahu selama ini, BEM UI telah melakukan langkah2 yg memang diperlukan untuk ikut mengawal kebijakan2 di UI.dan gw pikir cara yg tmn2 BEM UI n lmbaga formal kmhsswaan UI lakukan untuk itu udah bnr, rasional, nggak egois, dan ttp kritis.

    JEMPUT BOLA BOZ!!! jangan cuma pengennya pagi2 nyruput kopi di beranda rumah sambil baca koran..nyante2,,, bisanya nyalahin orang kalo gak dapet informasi,,,
    BUKA MATA dan BUKA TELINGA ENTE,,,cari informasi sndiri,,,ente mahasiswa bukan lagi anak SMA,,,

    ane, ente, mereka anak BEM UI sama2 mhsswa UI jg, yg gw yakin mreka brjuang untuk kpntingan kita brsama. please pake adab donk kalo nulis, kritis sih kritis,,,

    waktu SD ente diajari tatakrama ga sih? coz gw dulu gak diajarin man,,jadi gw gak terlatih untuk menyalahkan tmn sndiri,,,

    Reply
  7. woi mas,
    kritik itu wajar!
    apa yg salah dari tulisan di atas?
    gw juga ngerasa begitu!
    gw tau, lo anak bem atau komplotannya bem,
    makanya lo blg begitu!
    coba dong, lo pikirin anak2 laen yg bkn bem,
    mrk ngerti ga?
    lo yg jngan asal tulis,
    lo dijarain adab kritik ga?
    skrg gw tny, dari tulisan si arsitek mana
    yg salah dan ga pyn tata krama?
    jangan asal ngomong bos!
    tulisan di atas representatif menurut gw,
    yg bukan dari golongan lo (cah ndeso),
    kalo lo blg cari informasi,
    itu MEMANG harusnya dikerjakan oleh bem,
    selaku eksekutif mahasiswa,
    kalo pemerintah model orang2nya kayak lo,
    capek nih masyarakat. mau tau kenaikan harga minyak dunia,
    eh dengan santai lo jawab, “ya cari tau dong!”.
    eksekutif macam apa lo?!

    Reply
  8. sepakat. kritik itu wajar. justru kedewasaan kita diuji disini. kalau ad kritik utk bem, ya terimalah dengan lapang. orang-orang kerdil, adalah mereka yg tidak sanggup menerima kritik, setajam apapun, karena merasa dirinya superior, dan sudah melakukan apa saja. saya melihat tidak ada yg salah dari tulisan tersebut. mari kita lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan..

    Reply
  9. wah..wah..cah ndeso emosi, “temen2nya” dikritik.
    dari gaya bahasanya, sepertinya si cah ini juga bagian dari mereka deh, alasan ga suka organisasi itu cuma pengalihan saja. saya tau betul tipikal org2 spt ini. bermuka dua.
    haha, cah..cah..

    Reply
  10. eh jgn gitu dong. tadi blg kritik itu wajar, kok jadi “nyerang” cah ndeso? kasian kan..
    biar aja lah dia bela kelompoknya. lagipula, mana ada yg mau dikritik. saya juga begitu lho..

    Reply
  11. Hmmm…tulisan yang menarik…

    pandangan dari satu sisi saja sih…wajar lah kalo terlihat seperti menyerang BEM UI (memang kayak gitu kan…??)

    Ada beberapa cara untuk memperbaiki suatu kesalahan.
    1. Dari dalam, berarti anda bisa bergabung dalam BEM UI dan kemudian memperbaikinya dengan kemampuan anda
    2. Memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun. Tujukan LANGSUNG ke BEM UI biar mereka bisa tau dan segera memperbaiki itu….

    Silahkan dipilih….

    ~dinginkan kepala…(masuk kulkas, hehe…)~

    Reply
  12. @ cah_ndeso: kalo gw liat-liat lagi, gak ada sepertinya tulisan yang tidak sesuai adab…. kok sentimentil amat sih? masih trauma dengan perlakuan kami UI Salemba-ers beberapa bulan silam? gyehehehehe

    mengenai sikap “cari tahu sendiRi dong” lo itu agak timpang yah dengan kenyataan, mengingat rerata acara BEM UI dari awalnya memang kurang baik publikasinya. Mau cari tahu dari mana, kalau publikasinya gak ada?

    +iR+

    Reply
  13. Hati-hati kawan-kawan, dalam banyak kasus kerusakan sistem organisasi Mahasiswa secara keseluruhan yang sebenarnya harus dipermasalahkan. Mari mencoba menghilangkan semangat saling *mengkritik ;p, sistemnya yang salah, mahasiswanya menjadi korban…

    Reply
  14. @haha @boy dan temen2 semua,,,

    gw jadi merasa brsalah banget ama tmn2 BEM, karena bbrapa tmn2 di sini bnr2 yakin bhwa gw anak BEM atau komplotannya gitu d,,,sehingga dianggap mmbela BEM.

    Demi Tuhan!!! gw bukan anak BEM,,,kritikan gw atas artikel di atas murni cuma unek2 gw aja yg ngerasa gak nyaman ngeliat tulisan2 yg “pedes” and risih melihat sesama anak UI koq kayaknya gak brsatu aja dgn parameter dari kritikannya kayaknya pada yakin banget kalo dia yg megang organisasi tsbt bakalan lebih tokcer n rebes,,,

    please,,,khusnudzon, itu akan mmbuat hati ane n ente tenang…:) mohon maaf jika postingan ane memicu kerusuhan…^^

    Reply
  15. DASAR ORANG TARBIYAH!!!!
    DIKRITIK TIDAK MAU!!!
    MENTANG-MENTANG KALIAN MEMEGANG KEKUASAAN!!!
    MEMALUKAN!!!
    PRINSIP YANG DIJAGA ADALAH JUSTRU MELINDUNGI SESAMANYA APAPUN YANG TERJADI!!!
    NGACA DONK!!!!
    APAKAH SEKARANG ANAK TARBIYAH SUDAH BERADA DI JALAN YANG BENAR???
    HOI….NGACA!!!!
    JANGAN ASAL NGOMONG SAJA!!!

    Reply
  16. wah…wah…wah…tembah seru aja diskusinya
    Menarik….
    Boleh diskusi dan mengkritik karena ini memang negara demokrasi, asal bertanggung jawab dengan ucapan dan tulisannya

    Reply
  17. assalammu’alaikum wr wb
    kemana kelogisan dan kritis mahasiswa,….
    kemana perginya hati nurani….
    mana..mana… moral kita
    mahasiswa tidak hanya duduk di depan meja atau di dikte oleh elit-elit politik yang tidak berkepedulian terhadap rakyat dan yang mementingkan diri sendiri. perjuangan terhadap ketidak adilan da kebenaran harus menjadi semangat yang membara. dimata hatimu BEM UI….?

    Reply
  18. Assalammu’alaikum wr wb
    tegakan keadilan di bumi ini hingga syahid
    perjuangan tidak pernah henti
    ingat imam syahid pun meninggal karena memegang prinsip untuk memperjuangakan keadilan dan kebenaran.
    jangan mau berteman dengan kaum tirani..
    bila saudara kita salah maka tegur
    dan pemimpin kita tidak lagi menegakkan keadilan maka luruskan lah
    mari kita bersatu menyerukan haq dan melawan kebatilan

    Reply
  19. minta aja bem ui dateng ke kampus lo, suruh jelasin blak2an… atau tanya aja ma senat/bem fakultas lo. kalo ada yang ga lo senengin, kasih aja saran, kritik, ungkapan kekecewaan, kesel lo dlsb… dengan catatan: LANGSUNG. biar sama2 enak. klo ada yang lo rasa kurang/ga bener, lo ‘maki2’ atau dengan cara apapun, mereka juga harus kudu nampung tuh aspirasi (karena memang mereka dikasih amanah utk itu).

    konsekuensinya: ketika mereka butuh bantuan dalam hal ini tenaga atau pemikiran lo, lo juga pada bantu. jangan cuman minta dilayanin atau cuman minta yang enak2 aja!

    utk kenaikan BOP, dibikin thread baru aja lah… setuju atau nggak nya, biar kita diskusiin. sapa tau banyak kuping bemui / senat/bem F yang bisa dapet masukan dari kita.

    salam anget

    Reply
  20. Lembaga itu memang tugasnya mau menampung aspirasi dan keluh kesah. Kalau dikritik jangan marah. Justru itu masukan yang berarti.
    Tambahan lagi, sebenarnya mahasiswa di akar rumput yang dirugikan. Lembaga dan non lembaga, BEM UI dan non BEM UI malah melempar kritik, terkadang pedas dan bisa menyulut permusuhan. Yang diuntungkan malah rektorat, yg bisa melenggang bebas tanpa hambatan dengan kebijakan terbarunya.

    Reply
  21. sepakat sama boy!
    saat ngobar kemarin, gw sama anak2 teknik agak kesel sama DPM, kenapa ngobar jadi ajang sosialisasi yg justru cenderung sbg justifikasi kebijakan rektorat. knp saat temen2 mahasiswa bicara selalu dibatasi dan “dikekang” oleh DPM, sedangkan saat pihak rektorat bicara tiada satu pun yang membatasi! bahkan saat ada kritikan pedas, dan kemudian dinetralisir oleh rektor, DPM hanya dapat terdiam. masih pantas DPM disebut “DPM”, bukanya DPR ya? alias dewan perwakilan rektorat! saran yg mas boy blg, dah gw dan anak2 teknik lakuin, kita samperin langsung DPM, dan blak2an nyampein uneg2. ya, moga aja mrk itu nyadar..

    buat mas “alumni UI”, gw sepakat dengan anda. mmg mrk yg ada di kelembagaan (bem, dpm, mwa) modelnya sama. sangat kontras dg apa yg mereka cita2kan. heran gw!

    Reply
  22. wah makin panas, #20 gue sepakat dengan mas, tp jangan terlalu emosional, nanti dibalas dgn emosi juga. tau kan mrk itu byk sekali di kampus ini. ya, harus diakui ga semuanya bikin kesel, malah klo gue blh blg, cuma sedikit tuh yg ‘rese’ dan bkn sakit hati. gue pny artikel ttg mrk, ntar kpn2 gue forward ke sini deh. itu juga kalo mod web ini ga ngedit. setau gue, mod web ini juga timpang sebelah. moga2 aja ngga. iya bung mod? hehe..piss!

    Reply
  23. rame ya? ini belum seberapa. paling tidak, dunia kritis mahasiswa tidak berhenti sampai disini. masih byk forum “diskusi” yg lebih nyata. diskusi akan kehidupan..

    Reply
  24. Assalamualaikum..

    Sebelumnya terima kasih atas masukan – masukan yang telah disampaikan melalui forum ini.. dan mohon maaf karena ternyata kinerja BEM UI selama ini belum memuaskan semua pihak..

    pembicaraan, kajian dan tindakan terkait BOP sudah mulai dilaksanakan sekitar bulan Maret 2008, dan corong utamanya adalah tim kecil yang terdiri dari perwakilan BEM UI maupun fakultas..

    perlu diingat, UI tidak hanya terdiri dari mahasiswa saja, ada banyak stakeholder yang juga menuntut kesejahteraan.. dan hal itu juga yang menjadi pertimbangan mengapa ada kenaikan BOP..

    *masalah ini bisa dilihat lebih lanjut di notulensi ngobar

    Untuk sistem yang akan berlaku tahun 2008 ini, diperlukan sistem pengawasan dan advokasi yang lebih kuat karena bisa dibilang akan menjadi test case sistem BOP berkeadilan ini.. peran rekan – rekan mahasiswa, terutama di fakultas sangat diharapkan untuk membantu, agar adik – adik kita tidak dirugikan.. setiap anak yang masuk dan tidak sanggup membayar 5- 7,5 juta per semesternya akan diadvokasi, dan pasti jumlahnya akan sangat banyak dibandingkan yang selama ini memohon keringanan.. dan bagi yang sebenarnya mampu akan tetap membayar angka tersebut..
    sistem penyaringan akan diperketat karena jumlah baik jumlah yang tidak mampu dan pura – pura tidak mampu akan bertambah.. hal ini yang menjadi perhatian utama..

    JIKA sistem ini berhasil, maka tercipta subsidi silang yang akan menguntungkan banyak pihak.

    JIKA tidak, maka kami akan mengevaluasi dan menindak masalah yang timbul..

    saya paham, banyak anak berpotensi yang tidak mampu akan merasa gentar ketika melihat angka adfee dan BOP UI.. sehingga kualitas UI pun akan terancam.. oleh karenanya diperlukan sosialisasi yang baik..

    bagi teman – teman yang nampaknya sudah paham, mohon bantuannya, mungkin bisa coba konfirmasi ke SMA – SMA asal masing – masing, dan jika ternyata informasi UMB dan BOP UI masih simpang siur, BEM UI akan membantu,,

    bagi yang merasa belum paham dan menuntut penjelasan mendetail, bisa langsung datang pusgiwa.. tidak “jauh” koq 🙂

    semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat.. dan sekali lagi mohon maaf atas segala kekurangan..

    Fiona, FKG UI 2005, Pusgerak BEM UI

    Reply
  25. assalamu’alaikum!

    mba fiona, terima kasih atas klarifikasinya,
    tapi jujur, mba fiona tidak menjawab esensi dari pembicaraan postingan disini. contoh misalnya anda menyebutkan:

    “pembicaraan, kajian dan tindakan terkait BOP sudah mulai dilaksanakan sekitar bulan Maret 2008, dan corong utamanya adalah tim kecil yang terdiri dari perwakilan BEM UI maupun fakultas”

    justeru itu yg kami kritisi. mengapa permasalahan ini menjadi elitis, hanya segelintir orang yang tau (1), kemudian mereka pun tidak melakukan sosialisasi proses atau pun hasil advokasi (2), dan saat sudah keluar kebijakan kemana mereka? mengapa tidak segera melakukan klarifikasi? (3). itu inti dari pembicaraan di post ini. dan mba fiona tidak menjawab itu, sangat normatif.

    “perlu diingat, UI tidak hanya terdiri dari mahasiswa saja, ada banyak stakeholder yang juga menuntut kesejahteraan.. dan hal itu juga yang menjadi pertimbangan mengapa ada kenaikan BOP..”

    kemudian anda bilang bnyk stakeholder yg menuntut kesejahteraan, (1) stakeholdernya siapa? BEM atau rektorat? kalau BEM, siapa saja mereka? lalu apa hubungannya dengan kenaikan BOP? kalau stakholder rektorat, mengapa justru dibebankan kepada mahasiswa? anda pasti tau bahwa sekitar 80% pemasukan UI dari masyarakat dengan kata lain mahasiswa. mengapa LAGI-LAGI mahasiswa yang digembosi? anda bisa jawab? (2) sejauh apa anda dkk mempertimbangkan kenaikan tersebut? ingatlah, di tangan anda2 itu nasib jutaan rakyat dipertaruhkan. mereka yang tidak berkecukupan untuk masuk UI, berada di tangan anda. sejauh apa anda mempertimbangkan mereka? apa anda punya data statistik mengenai merka, sehingga dengan mudahnya anda menjwab sudah dipertimbangkan?

    “*masalah ini bisa dilihat lebih lanjut di notulensi ngobar”

    INGAT rekan2, notulensi NGOBAR tidak lengkap, banyak kata2 atau kejadian yang tidak selesai dicatat oleh notulen. seharusnya notulen juga menceritakan kronologis kejadian. contoh misalnya, saat beberapa kawan kita yang membentangkan spanduk yg berisi protes terhadap masalah ini, tetapi sungguh sangat memalukan, DILECEHKAN oleh REKTOR, dan ia mempermalukan mereka. dan TRAGISNYA, anak2 DPM dan BEM malah mentertawai mereka! IRONI!

    “Untuk sistem yang akan berlaku tahun 2008 ini, diperlukan sistem pengawasan dan advokasi yang lebih kuat karena bisa dibilang akan menjadi test case sistem BOP berkeadilan ini..”

    anda bilang ini TEST CASE?! sungguh sangat memilukan! dimana hati nurani anda? 4000 lebih mahasiswa akan menjadi kelinci percobaan rektorat beserta kacung2nya, anda dengan mudah bilang TEST CASE. sangat tidak berperasaan! dimana hati nurani anda!

    mba Fiona, anda tahu bahwa yang masuk UI saat ini, menurut data yg dikeluarkan oleh rektorat, dan saya yakin anda mengetahui dengan pasti, bahwa 80% mahasiswa UI adalah mereka yg mampu secara materiil. sisanya adalah yg akan anda perjuangkan itu. ingat, anda hanya memperjuangkan 20%, yang lain tidak, karena memang anda telah terbawa arus liberalisasi pendidikan, mengekor apa kata rektorat. berhasilkah anda nanti? saya jawab YA, pasti anda berhasil dengan 20% mahasiswa kurang mampu anda tangani. Tapi ingat, 80% mahasiswa kurang mampu lainnya sudah kalah mental, sebelum masuk UI. Banggakah anda?

    kalau anda menyebutkan akan menguntungkan berbagai pihak, cobalah sebutkan dimana letak untungnya? silahkan paparkan disini..

    “JIKA tidak, maka kami akan mengevaluasi dan menindak masalah yang timbul..”

    wah, anda serasa abadi di kampus ini. mau kuliah berapa lama? mau jadi pengurus BEM berapa periode?

    kami disini tidak ingin bermusuhan, apalagi saling menghina. tetapi yang kami ingin transparansi gerakan BEM, dan komunikasi atau sosialisasi hasil kerja kalian. maslahanya, untuk itu saja tidak optimal. coba sekarang saya tanya, sudah sosialisasi kemana saja selain website bem, FS dan ngobar ttg masalah ini? masih banyak di lapangan anak2 UI yang tidak tahu. cobalah untuk lebih optimal. maaf apabila ada kata-kata yang salah. terima kasih.

    Reply
  26. Maaf kalau sebelumnya kurang fokus menjawab.. saya coba lebih mendetail

    1. masalah sosialisasi
    masalah ini selalu dibicarakan di FORMA atau forum mahasiswa yang dihadiri perwakilan lembaga2 di setiap fakultas.. dan dari sana setiap perwakilan tersebut diharapkan dapat mengakar ke fakultasnya masing2, dengan bekal hasil kajian, poster dll, jika ternyata masih kurang, berarti kesalahan datang dari orang2 yang sudah diamanahkan untuk sosialisasi, termasuk BEM UI. Ini merupakan teguran keras.

    2. stakeholder.
    perlu dilihat, unsur kenaikan BOP yang paling besar antara lain gaji dosen… saya ambil contoh di FKG UI, nilai BOP ditentukan dari student unit cost.. dan student unit cost FKG UI yang tadinya sekitar 30 juta per semester naik menjadi 50 juta per semester karena kenaikan gaji dosen yang tadinya 40ribu per jam menjadi 100ribu per jam. Ini yang saya maksud dengan stakeholder, dosen dan karyawan termasuk didalamnya, mereka butuh kesejahteraan… BOP yang ada sekarang yaitu 7.5 juta, adalah sekitar 7% dari unit cost yang seharusnya dibayar setiap mahasiswa FKG UI, hal yang sama terjadi di fakultas seperti FK dan FT dll dengan bilangan Unit cost yang lebih kecil (bukan 80%.. tapi mungkin berbeda di fakultas lain)
    Saya juga tidak suka dengan kebijakan ini, mengapa ketika kampus kita ingin menaikkan kualitas dan kesejahteraan, yang jadi korban mahasiswa? jawaban para elitis itu “biasanya” ‘ini harus dilakukan, inflasi sudah terlalu tinggi’ atau ‘harus ada penyesuian karena kenaikan harga minyak juga mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk pendidikan,,,’ atau ‘kita sedang menuju perbaikan kualitas, dan hal tersebut membutuhkan pengorbanan, jangan khawatir, BOP akan tetap memegang azas keadilan, dan banyak beasiswa tersedia di UI’ dll.. berbagai dialog dan pendesakan bahkan proposal kerjasama agar rektorat dan dekanat bekerja keras mencari ventura di tempat lain sudah dilakukan agar tidak merugikan kita, dan ternyata gagal. mungkin ada yang punya usul yang efektif? bisa di share.. belum terlambat.

    3. Test case..
    saya mohon maaaf jika ada yang merasa tersinggung dengan wacana ini.. maksud saya, hal ini baru pertama kali akan dilakukan pada tahun ini, dan sebelumnya belum pernah dilakukan oleh jajaran pak Gumilar.. ini merupakan test dari kebijakan rektorat yang menyatakan bahwa dengan sistem ini BOP akan lebih berkeadilan… apa benar demikian? atau malah menjadi semerawut? atau terbukti bahwa hal ini merupakan kenaikan BOP MERATA yang BERKEDOK? Saya khawatir, jika sistem ini gagal, banyak penipuan dll, kenaikan BOP YANG SEBENAR-BENARNYA akan terjadi.. kenaikan yang dipukul rata, tidak ada RANGE 100 ribu – 7.5 juta pada tahun 2009.. hal ini akan sangat merugikan adik – adik kita nanti. Jika sistem ini berhasil, ya tercipta subsidi silang.. yang kaya akan mensubsidi yang miskin, yang membayar 7.5 juta akan mensubsidi yang bebas biaya.. ini yang disebut menguntungkan.

    4. Evaluasi
    Evaluasi yang ditekankan adalah untuk tahun ini. Apakah janji – janji rektor mengenai peningkatan kualitas seiring dengan kenaikan BOP terbukti..

    Saya paham soal kalah mental, takut duluan, jiper, minder atau semacamnya yang dialami oleh adik – adik kita ketika melihat angka BOP sebesar itu,… maka dari itu saya menyampaikan solusi:
    mungkin bisa coba konfirmasi ke SMA – SMA asal masing – masing, dan jika ternyata informasi UMB dan BOP UI masih simpang siur, maka disosialisasikan.. gerakan jangan takut masuk UI masih berjalan…

    Tangan kita terlalu kecil untuk menjangkau seluruh Indonesia jika tidak bekerja sama.. pengurus BEM UI ada 200 orang.. apakah sanggup mencakup kurang lebih 30% persen penduduk Indonesia yang berusia 15-20 tahun dan berpotensi untuk berkuliah di UI? jawabannya tentu saja tidak, sehingga membutuhkan bantuan dari rekan – rekan lain yang juga peduli dan merasa ada yang tidak adil, yang peka terhadap terjadinya liberalisasi pendidikan, privatisasi pendidikan, pengkebirian hak EKOSOB atau apalah.. kita harus berfokus pada solusi.. UMB tinggal menghitung hari.. jika tidak cepat, maka yang kita semua khawatirkan akan benar – benar terjadi.. mayoritas calon mahasiswa UI adalah orang – orang mampu dan bisa jadi mempunyai intelegensia dibawah orang – orang tidak mampu yang cerdas.

    Terima kasih dan maaf.

    Reply
  27. numpang iklan tuk anak2 ui yach
    Dibutuhkan Banyak Tentor Untuk Bimbingan Belajar LCC Rawamangun
    1. Tentor SMA Untuk Semua Bidang Pelajaran
    Persyaratan : IPK Minimal 3.0
    Semester Akhir
    2. Tentor SMP Untuk Semua Bidang Pelajaran
    Persyaratan : IPK minimal 3.0
    Semester 5 Atau 6
    3. Tentor SD Untuk Semua Bidang Pelajaran
    Persyaratan : IPK minimal 3.0
    Semester 3 Atau 4
    Batas Pendaftran 30 Juni 2008
    Untuk Informasi Lebih Jeas Dapat Menghubungi Bimbel LCC Rawamangun Jl. Balai Pustaka Timur No.22 Jakarta Timur Tlp : 47869635 Atau SMS di 0856-91368367

    Reply
  28. disini bukan mencari siapa yg salah dan siapa yg benar,
    atau saling defense, yg satu berada di bawah tekanan, yg lain justru asyik mengkritik. yg lain seharusnya ikut membantu, tidak hanya besar mulut. tetapi yg dikritik harus tau diri, kalau ada kesalahan maka akui itu sebagai sebuah evaluasi, bukan justru berkelit.
    thnx.

    Reply
  29. untuk nomer #20 :
    hahaha….
    lucu2
    sangat lucu…
    lagi berusaha melucu ya???
    yah cukup tau aja
    ternyata ada juga anakUI yang ga bisa ngritik dengan cara2 yang intelek
    pake sebut2 nama “peer group” lagi
    hahaha….
    btw, yang ada dipucuk pemerintahannya anak UI
    tuh sekarang bukan dari tarbiyah aja lho..
    (tapi ga perlu disebutin disini juga kan?)
    wahwahwah
    ati2 ah kalo bawa2 “golongan”
    ga baek
    apalagi yang berbau agama
    agama itu jangan dijadikan alat untuk
    serang menyerang
    sekian
    mau nanggapin?
    boleh

    Reply
  30. assalamualaykum…

    wah..seru yah?! arsitek peradaban. apakah sudah terjwab kegelisahn2mu?

    hmm…memantik kegelisahan baru sepertinya. bagus lah..ajang pembelajaran.

    tapi semoga semua belajar untuk jadi autokritik ya. penting tuh, hehehe…

    Fiona. rocks!

    Reply
  31. #35!
    lo mau gw buktiin?
    ok gw sebutin satu2:

    EDWIN, PONGKI, TOHA, HEGGY, RESA, TRIHARYADI, DAHLIA, YESSI NUR, FAHNIA.

    http://edwinpongki.files.wordpress.com/2008/02/struktur.jpg

    blm lagi yang lainnya, ex: DPM!
    itu gudangnya. mau gw sebutin satu2?

    itu bph BEM UI skrg!
    semua dari kelompok yang sama!
    lo mau ngomong apa?

    udah lah, ga usah berkelit,
    lo itu emang bisanya cuma berkelit,
    dah tau salah, masih aja..

    gw juga ga sepakat bw2 agama,
    tp lo lihat dong, emg #20 bw2 agama?
    lo yg ga intelek!
    mau coba kontra-persepsi?
    norak lo..

    Reply
  32. Dah gak usah berantem.

    Kalo emang gak bisa dikritik ya mau gimana? Ditambah lagi kalau orang itu selalu berkelit, ya gawat itu. Kita mau ngasi masukan dan kritik dengan cara yang brutal maupun sopan, blind maupun disertai bukti, emosional maupun logikal juga percuma kok.

    Makanya kita-kita ini yang merasa diRinya masih waras, masih punya perhatian & kepedulian dengan cara mengkritisi dan masih punya perencanaan dengan mengkritisi berbasis penyelesaian masalah, untuk lain kali pilih-pilih temen dan pemimpin secara lebih bijak lah.

    +iR+

    Reply
  33. ‘seorang terpelajar harus sudah berlaku adil bahkan sejak dalam pikirannya’
    -pramoedyaAnantaToer-

    coba jari2 mungil kita ini berlaku adil krn kita semua terpelajar kan..?

    coba jari2 mungil kita ini lebih banyak berbuat daripada sekedar mencaci..

    coba jari2 mungil kita ini menepuk bahu dengan lembut ketika mengingatkan

    menepuk bahu itu sudah cukup menyadarkan

    coba jari2 mungil kita ini bergandengan untuk berbuat lebih besar..

    ok sobat2..selamat mencoba,,peace^^

    Reply
  34. #40: aih… dah hampiR semua modalitas kali (yang terakhiR dengan gw langsung ke Pusgiwa) gw usahakan untuk bisa merangkul BEM UI… tapi belum berubah juga ke arah yang lebih baik…

    +iR+

    Reply
  35. euh

    gua mau tanya satu hal:
    kenapa rata2 anak yang komen di tulisan2 yang menyangkut BEM UI (terutama masalah2 yang berkaitan dengan pergerakan mahasiswa) cenderung tidak sepaham dengan apa yang dilakukan oleh BEM UI?

    ada yang mau jawab? terima kasih sebelumnya

    Reply
  36. yah…

    soalnya saya inih orang awam, enggak terlalu paham sama apa yang terjadi dengan BEM UI, dan sama enggak pahamnya tentang pendapat mahasiswa2 UI non-BEM UI tentang apa yang terjadi di BEM UI…

    Reply
  37. karena BEm UI dikuasai oleh satu golongan
    dan tidak bertanggung jawab atas tragedi kemahasiswaan saat ini!clear?

    Reply
  38. o..o…ajaib!!!ada juga orang yang lebih tahu tentang diri saya, ketimbang diri saya sendiri..sampe bilang saya golongan inilah, itulah..
    haha3x..lucu..

    mudah2an ada kepuasan tersendiri bagi saudara semesta dengan langsung menyebut nama..

    emang lidah tak bertulang..

    Reply
  39. untuk komen no 37. Maap ya..kalo yg saya liat si, stiap ada pemilihan ketua BEM, yg mencalonkan diri bukannya emang didominasi oleh kelompok yg anda sebut itu ya?. mungkin emang cuman mereka aja yg mau mengorbankan waktu n tenaga tanpa dibayar untuk ngurusin si BEM UI itu.

    Jadi ketua bem bukan perkara gampang, banyakan ruginya, telat lulus, keluar banyak duit instead digaji, sering ga tidur ngurusin kegiatan, dihina dina n dikritik. Makanya kan, cln ketua BEM tiap taunnya paling banter 2, itu juga kalo saya liat orang2nya gitu2 tok. Ada yg mau nyalonin diri aja udah sukur Alhamdullah

    Makanya Saya sangat menantikan kalo ketua BEM UI dan kabinet2nya itu bukan dari satu kelompok aja. Lebih banyak lebih seru kali..

    Reply
  40. assalamualaykum..

    bagyo: ga ada pulsa pak. mending buat jarkom ikutan seminar.he..pis!!

    yg nulis heggy tarbiyah: ya ampun..penting bgt bung? anyway. i can tell you, thats not so important.(beda cohort sih ya..wajar kok. makasi btw…^^)

    ada yang mau ikut diskusi pusgerak tanggal 4 juli jam 4 di pgw?
    come!!

    Reply
  41. #47: komentar sampeyan memberi kesan berkeluh kesah seolah-olah sampeyan gak tulus ikhlas menjalankan BEM UI. sampeyan anggota BEM UI?
    tapi soal kemajemukan kelompok, gw setuju. capek ngeliat “mereka-mereka” mulu jadi pembesar BEM UI, gak berwarna itu kehidupan kemahasiswaan. sopan santun tapi blo’on. mending koboi sekalian, tapi nilai pengabdiannya signifikan. hingga dikenal dalam sejarah.

    +iR+
    http://www.fkui02.net/

    Reply
  42. @50:
    Tapi ngomong-ngomong kalau koboi gaya mahasiswa yang rusuh di depan dpr/mpr itu juga biar terkenal di sejarah tapi anarkis, no way to violence, good discussion good deal good society.
    @48:
    Makanya simpatinya jadi ekstra aja jadi bisa dapat bonus sms gratis dari jam 12 malam sampai jam 12 siang secara gw kan sama-sama simpati jadi lebih enak buat smsan dan gak habisin pulsa.

    Reply
  43. to #50. dulu gw anggota BEM UI dan gw menjalankan dengan tulus iklas (insya ALLAH). Namun sekarang ketika udah berhadapan sama dunia kerja dan menghadapi kenyataan tidak seindah harapan. Gak nerima duit dari ortu lagi, berusaha bertahan di Jakarta yg keras dengan mencari sesuap nasi serta segenggam berlian. I look back and think “mau2nya dulu gw kerja kayak gitu tanpa dibayar”.

    Gw bukannya ga iklas, bahkan salut sama para ketua BEM itu yg beban kerjanya berlipat-lipat dari gw tapi bisa menjalaninya dengan riang gembira serta penuh semangat (??. gitu loh…

    Reply
  44. salam!

    keren yah, bem ui jadi sorotan di forum anak UI ini…
    anak UI ato non anak UI, ketauan gaya bahasanya!
    kenapa mesti bem ato non bem!
    mengkritik perjuangan bem,
    kesannya, bem satu2nya wadah untuk berjuang

    halo…
    yang mengkritik,
    how about ur fighting?!

    hmm, harus ditanggapi dgn bijak mmg.
    terimakasih atas masukan dan kritikannya
    mereka yang kita perjuangkan tak perlu kata,
    tapi sesuatu yang nyata!

    -menyalakan sebatang lilin lebih baik daripada hanya mengutuk kegelapan-

    Reply
  45. mengurangi panasnya diskusi di forum ini…

    malam ini,
    setelah hampir sebulan saya menunggunya,
    akhirnya,
    di tepi bulan yang dijanjikan,
    di tengah gelapnya langit malam,
    saya temukan “auriga” terbentang di atas sana,
    andai sekarang bisa menggapainya…

    #auriga#

    -menyalakan sebatang lilin lebih baik daripada hanya mengutuk kegelapan-

    Reply
  46. wah ternyata ada pengurus BEM yg argumennya begitu doang!
    lagi2 dibatasi dengan “kapasitas” sich ya?!

    Reply
  47. perkenalkan…
    saya mahasiswa baru jalur UMB
    insyaalloh, tanggal 2-3 juli 2008 saya registrasi ulang,
    walo begitu saya sudah menyatakan diri menjadi mahasiswa fisip hi 2008, he…
    mau bilang terimakasih banyak atas informasi dan presentasinya ke sekolah2 di jakarta termasuk sekolah saya mengenai umb.
    kami dukung kaka bem ui untuk tolak umb agar tidak diterapkan di tahun besok.
    panitianya gak profesional,
    masa saya disuruh ujian di lapangan, ga manusiawi! alhamdulillah masih bisa masuk hi ui.

    hoya, cita2 saya nanti
    masuk BEM UI!
    memang tidak ada ayng sempurna yang dilakukan manusia
    tapi siapa tahu saya bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat indonesia

    sekali lagi makasih byk untuk ka2 bem ui.
    tetap semangat yah
    badai itu menjadi ujian untuk membuat awak kapal menjadi lebih kokoh mengarungi samudera!

    salam dari ayah dan ibu di rumah.
    kita ketemuan yuk, pas 2 juli.
    saya kebagian registrasi tgl2 juli soalnya.

    Reply
  48. #panitianya gak profesional,
    masa saya disuruh ujian di lapangan, ga manusiawi! alhamdulillah masih bisa masuk hi ui.

    #58: hai “anak baru” (tau bener apa gak). gemar berkeluh kesah dan mengkritik, tinggal kurang kemampuan berkelit nih. cocok deh masup BEM UI gyahahahaha

    +iR+
    http://www.fkui02.net/biawak/

    Reply
  49. saya hanya bisa berharap generasi BEM ngak kya begini2 lagi !

    supaya tidak terjadi demikian seharusnya BEM lebih selektif dalam merekrut kader2nya…
    dan kader yang dipilih bukan hanya yang datang ke pusgiwa aj tapi seluruh mahasiswa…

    orang yang ikhlas tidak mencalonkan tapi dicalonkan”

    BEM harus mengejar bola bukan menunggu bola

    bgmna crnya?!
    tanya aj nietzche

    sph

    Reply
  50. wahwah…
    baru liat “diskusi” yang ini lagi ni…
    setelah sekian lama…
    gw mau nanggepin no #37 ahhh…
    gw emang ga nyebut kalo si #20 itu bawa2 agama
    gw kan cuma bilang berbau agama…
    hahhahhhaa
    udahlah
    gw juga kadang sebel sama orang2 “tarbiyah” itu…
    ga pelu gw ungkapin disini juga kan #37 ‘n #20??
    tar lo kesenengan lagi…hehe
    (sorry kalo OOT)
    sesama anak UI jangan suka saling menghina ahahhhhhhaaaa
    tapi teserah lo semua dink,,,,
    mo ngehina ato nggak
    itu hak lo
    suka2 lo semua aja deh
    kan dunia emang udah keputer balik, bukan???
    hahhahahhha
    tobat ahhh, bentar lagi kiamat…

    Reply
  51. Assalamualaikum, Akhi wal Ukhti…
    Ehhhmmmm….

    Ada apa yah ribut-ribut di Forum ini…
    Perkenalkan, nama saya Sutan Al Banna…
    Bukan Shofwan Al Banna loh ya?!

    Kalau Shofwan orang jogja,
    Kalau Sutan orang utan, eh salah, orang Padang…

    Ane terusik, nama-nama Tarbiyah disebut-sebut, jadi pengen nonjok itu yang ngejek-ngejek tarbiyah…

    Ane bilangin murobbi ane, baru nyaho ente pada…

    Reply
  52. Iya.. iya…
    Akh Banna…

    Aku juga gak terima TARBIYAH diejek-ejek

    Oya, forum…
    Perkenalkan, nama aku Beruang Quthb, bukan Sayyid Quthb

    Tapi, jangan panggil aku Beruang, aku tidak suka

    Panggil Aku Berno, ya, itu nama populerku

    Reply
  53. Gw MaBa 2008, menurut gw kembali aja ke BOP semula. Masalah ini telah ketahuan bangkainya. ini dilakukan demi kepentingan golongan tertentu (sepertinye!) hehehhe…

    Gw rasa resuffel saja BEM UI.
    Bubarkan BEM UI sekarang, diganti dengan mahasiswa – mahasiswa yang mampu dan dapat bertanggung jawab sesuai kapasitas yang telah ada dan disediakan. Agar tidak terjadi maslah seperti ini.

    Gw saranin bagi Abang – abang dan Mbak – mbak, mengkritik boleh, tapi yang paling penting kita bersatu dan mencari solusi karena tidak ada guna kita ngoceh – ngoceh di web ini tapi tindakan nihil.

    Gw harapain di bentuk satu organinsai yg lebih dari UI dan yang pasti lebih memperhatikan ke dalam kampusnya dari pada ke luar kampus.

    thx..
    -MaBa 2008 NoBacot-

    Reply
  54. BEM UI..

    gw yakin lo smua bakal jadi calon penunggu kursi” DPR yg angker itu!

    udah pas banget kelakuannya.

    n katanya pusgiwa berhantu ya?

    banyakin nongkrong aja disana wahai BEM, biar dapet wangsit!

    hahahhahaha

    Reply
  55. bem itu

    Bapak Emak.
    dan anaknya adalah semua mahasiswa kecuali bem.jadi janganlah begitu siisnya pada bem,karena bem adalah orang tua kita,pabila kita ada masalah dengan uneg2 di universitas,kepada siapa kita mengadu?
    kita mengadu pada Bapa Emak (BEM)ya gk?
    bem is the best.

    Reply
  56. misi2 mw tanya dong…ky edwin ad artikel d dikti yang nerangin klo uu bhp itu titipan WB…koq gw cari2 artikelnya kagak ad y…boleh minta alamat artikelnya g???ato kirimin gw softcopy dokumennya dong…

    oya salam kenal…anak bangsa dari undip yang ampir k situs UI..hehehe

    Reply
  57. wuih.. rame banget komen2nya..

    ikut nimbrung sebagai korban. adek gw baru masuk, minta keringanan disetujuin. tapi tetep ga kejangkau ma keluarga gw.. nah, sekarang ini lagi ribet ngurus naik banding. muter2 kampus, niatnya sih untuk minta tolong didampingin ngurusin (istilah kerennya advokasi gitu deh).. tapi kok, ga keliatan temen2 dari BEM UI maupun Fakultas yang bersedia membantu advokasi. sumpah, LIER euyyyy….

    bingung aja… pada kemana yah temen2 yang katanya berjanji untuk mengadvokasi???
    batang idungnya ga keliatan.. bahkan suaranya aja ga kedengeran… apa lagi sibuk ngurus kegiatan lain?

    terpaksa deh ngurus sendiri… tapi yang jadi pikiran. gimana nasib mahasiswa yang g puny kakak atau saudara di UI???

    buat temen2 yang laen yang kesel ma BEM UI karena kinerja nya ga beres.. gimana kalo kalian bantu gw??? daripada makin sakit hati? mendingan konkret berbuat. khan lebih enak tuh nampar pipi BEM UI.. tul ga???

    berminat? hubungi gw aja di 91743699

    Reply
  58. Kinerja BEM memang selalu jadi persoalan, ganti pengurus ganti pola kepemimpinan. ada yang suka dan tidak suka, dari tahun ke tahun semua itu selalu jadi persoalan di tiap BEM di tiap universitas.

    evaluasi dan berjuang! itu yg harus dilakukan

    Reply

Leave a Comment