Burnt-out Employee

Kamu mungkin pernah mengalami situasi di mana bawahan kamu yang awalnya rajin bekerja, tiba-tiba kehilangan semangat, performanya menurun, atau tidak lagi menunjukkan gairah bekerja tanpa sebab yang jelas.

Bila ya, berarti kamu pernah menghadapi burnt-out employee. Burn-out adalah kondisi di mana seseorang merasa lesu, kehilangan semangat, dan tidak bergairah. Burn-out seringkali dirasakan oleh karyawan terbaik perusahaan, yaitu karyawan yang bekerja rajin dan bersemangat.

Dalam bekerja, seseorang menghadapi tekanan yang berasal dari deadline atau tugas yang dihadapinya. Tekanan yang didapatkan bisa berdampak negatif atau positif; negatif bila tekanan itu membuat karyawan kehilangan motivasi dan energi, dalam jangka waktu tertentu tekanan negatif akan menyebabkan burn-out; positif bila tekanan itu membuat ia termotivasi, berenergi, dan bersemangat. Tekanan positif seperti itu memotivasi untuk bekerja lebih keras.

Namun tekanan positif pun tidak selalu menyebabkan hal positif: bekerja terlalu keras dan terlalu banyak berkorban untuk pekerjaan juga dapat menyebabkan burn-out. Itulah mengapa sering terjadi karyawan berkinerja tinggi tiba-tiba menjadi lesu dan tidak bergairah tanpa alasan yang jelas. Karyawan seperti itu mengalami burn-out yang disebabkan oleh rasa bosan terhadap pekerjaan atau tidak seimbangnya kehidupan personal dan pekerjaan (worklife).

Penyebab lain adalah kurang tidur, kurang mendapatkan hiburan, atau kurang bersosialisasi karena terlalu banyak bekerja. Menjadikan seorang karyawan sebagai tumpuan atau mengharapkan kinerja yang tinggi tanpa memberikan bantuan yang cukup  juga dapat menyebabkan burn-out.

Bila terjadi karena rasa bosan, burn-out mudah untuk dihilangkan. Yang sulit adalah bila bersumber dari ketidaksukaan pada lingkungan kerja atau pada pekerjaan itu sendiri. Bila kita tidak mampu menciptakan perubahaan yang signifikan, karyawan yang mengalami burn-out lebih baik dibiarkan keluar dari perusahaan.

Berikut hal yang harus diperhatikan untuk mengembalikan semangat atau mencegah terjadinya burn-out:

  1. Ciptakan atmosfir kerja yang memberikan keseimbangan antara kehidupan kerja dan personal, antara tugas yang penuh tekanan dengan tugas dengan tekanan kecil, dan keseimbangan antara tugas yang memiliki deadline ketat dan tidak.
  2. Jangan memberikan tugas yang itu-itu saja karena dapat menciptakan kebosanan pada bawahan. Ciptakan rotasi pekerjaan dan latih karyawan untuk melakukan pekerjaan lain.
  3. Ciptakan suasana yang santai di tempat kerja untuk mengurangi tekanan
  4. Perhatikan hak-hak bawahan. Jangan memaksakan karyawan bekerja di hari libur dan jangan terus-terusan menekan karyawan untuk bekerja lebih keras–ada kalanya mereka harus bersantai untuk mengurangi risiko burn-out.

Bagaimana bila kamu yang mengalami burn-out? Berikut tipsnya:

  1. Ubah cara kamu memandang tekanan. Mengubah cara berpikir akan mengurangi tekanan negatif secara signifikan. Cobalah untuk menghilangkan kata atau frasa negatif seperti, “aku benci,” “aku tak tahan lagi,” “tidak akan pernah bisa,” dll. Buatlah daftar kata-kata negatif yang paling sering kamu gunakan, kemudian hindari dan ubah kata-kata tersebut dengan kata yang lebih netral atau bahkan positif.
  2. Cari kesenangan dalam bekerja: bercanda dengan yang lain, mendengarkan musik, atau mengerjakan tugas-tugas yang kamu sukai. Berusahalah untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak disukai secepat-cepatnya, jangan ditunda-tunda, sehingga kamu tidak terus-terusan memikirkannya.
  3. Jangan melakukan pekerjaan yang sama secara terus menerus karena dapat menciptakan kebosanan

Penulis: Ricky Setiawan. Mahasiswa FE, Manajemen Pemasaran 2007. Operation Director Miracle Teknologi Solusindo, owner HargaTeman.com (http://www.hargateman.com).

Tertarik pada bidang bisnis dan manajemen, kewirausahaan, ekonomi, bahasa, web desain, dan sejarah.

Referensi

  • http://www.employer-employee.com/Burnout.html
  • http://www.wisegeek.com/what-does-it-mean-to-be-burned-out.htm
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Burnout_(psychology)
  • http://www.buzzle.com/editorials/5-30-2006-97743.asp

1 thought on “Burnt-out Employee”

  1. saya alfoncius dari universitas nommensen medan.
    kalau boleh saya ingin tahu judul-judul buku yang membahas tentang burnout.
    terima kasih..

    Reply

Leave a Comment