Autism is Not a Disease
Autis atau autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak  dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya, anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitif, aktivitas, dan minat yang obsesif (Baron Cohen, 1993).
Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak  mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga tahun. Penderita autisme juga dapat mengalami masalah dalam belajar, komunikasi, dan bahasa.
Hari Solidaritas Autisme lnternasional ditetapkan oleh UN General Assembly secara quorum majority pada tanggal 2 April , guna menyorot kebutuhan dan membantu meningkatkan mutu kehidupan anak-anak dan  orang  dewasa  yang menderita gangguan sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang berkualitas. Fenomena yang terjadi saat ini di masyarakat adalah masyarakat mengetahui tentang konsep autisme, namun konsep yang keliru. Maka dari itu, diperlukan edukasi kepada masyarakat mengenai apa konsep autisme agar tidak terjadi kesalah pahaman.
Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia mengatakan, diperkirakan terdapat 112.000 anak di Indonesia menyandang autisme, pada rentang usia sekitar 5-19 tahun. (Republika Online, 2013)
Anak dengan  autisme dapat tampak normal  pada tahun  pertama maupun tahun  kedua  dalam kehidupannya. Para orang tua seringkali menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika bermain serta berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tersebut mungkin dapat menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap rangsangan-rangasangan dari kelima panca  inderanya (pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa dan  penglihatan). Perilaku- perilaku repetitif (mengepak-kepakan tangan atau jari, menggoyang-goyangkan badan dan mengulang- ulang kata) juga dapat ditemukan. Perilaku dapat menjadi agresif (baik kepada diri sendiri maupun orang lain) atau malah sangat pasif. Besar kemungkinan,  perilaku-perilaku terdahulu yang dianggap normal mungkin menjadi gejala-gejala tambahan. Selain bermain yang berulang-ulang, minat yang terbatas dan hambatan bersosialisasi, beberapa hal lain yang juga selalu melekat pada para penyandang autisme adalah respon-respon yang tidak wajar terhadap informasi sensoris yang mereka terima, misalnya; suara-suara bising, cahaya, permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertentu dan pilihan rasa tertentu pada makanan yang menjadi kesukaan mereka.
Source:
* http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme
* Autisme.or.id
* http://www.republika.co.id/