ChartFest Awetism 2014

Autism is Not a Disease

Autis atau autisme  adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir  ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak   dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya, anak  tersebut terisolasi dari manusia lain dan  masuk dalam  dunia repetitif, aktivitas, dan minat yang obsesif  (Baron­ Cohen, 1993).

Gejala-gejala autisme  dapat muncul pada anak   mulai dari usia tiga puluh bulan sejak kelahiran  hingga  usia  maksimal  tiga  tahun. Penderita  autisme  juga  dapat mengalami masalah dalam belajar, komunikasi, dan bahasa.

Hari Solidaritas Autisme lnternasional ditetapkan oleh UN General Assembly secara quorum majority pada tanggal 2 April , guna  menyorot  kebutuhan dan  membantu meningkatkan mutu kehidupan  anak-anak  dan   orang   dewasa   yang  menderita  gangguan  sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang  berkualitas. Fenomena  yang  terjadi saat ini di masyarakat  adalah masyarakat  mengetahui tentang konsep autisme, namun konsep yang keliru.  Maka  dari  itu,  diperlukan  edukasi  kepada  masyarakat mengenai apa konsep autisme agar tidak terjadi kesalah­ pahaman.

Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia mengatakan, diperkirakan terdapat 112.000 anak di Indonesia menyandang autisme, pada rentang usia sekitar 5-19 tahun. (Republika Online, 2013)

Anak  dengan   autisme  dapat  tampak  normal   pada  tahun   pertama  maupun  tahun   kedua   dalam kehidupannya. Para  orang tua  seringkali menyadari adanya keterlambatan kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang berbeda ketika bermain serta berinteraksi dengan  orang lain. Anak-anak tersebut mungkin  dapat menjadi  sangat  sensitif  atau bahkan tidak  responsif  terhadap rangsangan-rangasangan dari  kelima  panca   inderanya  (pendengaran,  sentuhan,  penciuman,  rasa  dan   penglihatan).  Perilaku- perilaku repetitif (mengepak-kepakan tangan atau jari, menggoyang-goyangkan badan dan mengulang- ulang  kata) juga  dapat ditemukan.  Perilaku  dapat menjadi  agresif  (baik  kepada diri sendiri  maupun orang  lain)  atau malah  sangat pasif. Besar kemungkinan,   perilaku-perilaku terdahulu yang  dianggap normal  mungkin  menjadi  gejala-gejala  tambahan.  Selain  bermain  yang  berulang-ulang,  minat  yang terbatas dan  hambatan bersosialisasi, beberapa hal lain yang juga selalu melekat  pada para  penyandang autisme adalah respon-respon yang tidak wajar terhadap informasi sensoris yang mereka  terima, misalnya; suara-suara bising, cahaya, permukaan atau tekstur dari suatu bahan tertentu dan  pilihan rasa tertentu pada makanan yang menjadi kesukaan mereka.

 

Source:

* http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme

* Autisme.or.id

* http://www.republika.co.id/

Leave a Comment