Diabetes Mellitus-kah Anda?

Seringkali disebut-sebut sebuah penyakit yang bernama kencing manis atau dalam istilah kesehatannya dikenal dengan Diabetes Mellitus . Sangat jarang kita temukan orang datang ke pelayanan kesehatan dengan tiba-tiba berkata “ini dok/sus…sepertinya saya menderita kencing manis atau diabetes!!!” karena sangat sedikit sekali orang yang sadar bahwa dirinya menderita Diabtes Mellitus hingga muncul satu atau beberapa komplikasinya yang sudah sangat membuat tidak nyaman sang klien. Hal ini disebabkan oleh belum membudayanya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kadar gula darahnya sehingga akan senantiasa terpantau dan akan diketahui sedini mungkin bila terlihat tanda-tanda diabetes sebelum muncul komplikasinya yang relatif fatal atau dapat menurunkan produktifitas penderitanya.

Diabetes Mellitus atau kencing manis merupakan gangguan metabolisme yang kompleks yang terjadi pada klien yang mengalami kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Dalam melakukan kegiatannya tubuh manusia meggunakan glukosa yang sebagian besar berasal dari karbohidrat yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi setiap hari, namun penggunaan glukosa oleh sel-sel otot tubuh untuk beraktifitas ini sangat bergantung pada kadar hormon Insulin yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan glukosa yang semula ada di dalam darah untuk masuk ke sel-sel otot untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Gejala-gejala dari Diabetes Mellitus yang paling mudah dilihat adalah:

1. Polipagi, yaitu timbulnya keinginan untuk makan lebih banyak namun tidak dibarengi dengan peningkatan berat badan malah bisa menurunkan berat badan.

2. Polidipsi, yaitu timbulnya rasa haus yang berlebihan sehingga akan menyebabkan minum lebih sering.

3. Poliuri, yaitu tingginya frekuensi berkemih sehingga hanya dalam satu malam dapat mencapai 20-30 kali.

Adapun 3 jenis diabetes, yaitu:

1. Diabetes tipe 1

2. Diabetes tipe 2

3. Gestasional diabetes

Pembahasan kali ini akan difokuskan pada diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes tipe 1 atau yang biasa disebut Juvenile diabetes ini didapat/diturunkan secara heterogen dan pada anak kembar resikonya antara 25%-50%. Pada tipe 1 ini ditemukan bahwa tidak adanya sekresi insulin sama sekali di dalam tubuh penderitanya, pada 20%-60% klien dengan diabetes tipe 1 ini ditemukan autoantibody (kekebalan tubuh) yang melawan kehadiran insulin, diduga bahwa aktifnya sistem imun ini disebabkan oleh keberadaan virus tertentu. Klien dengan diabetes tipe 1 mulai mengalami kelainan metabolismenya pada saat usianya kurang dari 30 tahun. Aktifitas yang disarankan supaya dilakukan untuk menjaga kesehatan yang optimal untuk klien dengan Diabetes Mellitus tipe 1 adalah:

· Menjaga kadar gula darah pada level normal yang paling memungkinkan.

· Mencegah hipoglikemi dan hiperglikemi dengan memantau ketat kadar gula darah dan melakukan tindakan awal seperti melakukan perawatan kaki tiap hari.

· Mencegah komplikasi diabetes dengan menghindari faktor resiko seperti merokok, hipertensi, hiperlipidemi (lemak yang tinggi), dan penggunaan obat yang bersifat toksik (racun) pada sistem saraf tubuh kita.

Kencing manis/diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak bisa kita temukan, diabetes ini paling banyak timbul karena obesitas. Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang tidak mensekresi insulin sama sekali, pada diabetes tipe 2 ini masih ditemukan sekresi insulin namun dalam jumlah yang tidak adekuat/ kurang untuk mengatasi tingginya kadar gula dalam darah. Tingginya kadar gula dalam darah menyebabkan ginjal dengan terpaksa mengekskresikan gula bersama dengan urine yang keluar dari tubuh, sehingga akan terjadi fenomena glukosuria dimana urine mengandung glukosa. Adapun aktifitas yang disarankan untuk menjaga kesehatan yang optimal untuk klien dengan DM tipe 2 adalah:

· Mengontrol makanan dengan diet rendah karbohidrat namun tetap memenuhi kebutuhan kalori tubuh.

· Menghindari makanan dengan kadar gula dan lemak tinggi.

· Menjaga berat badan ideal yang dimulai pada masa anak-anak.

· Olahraga yang teratur.

· Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil pada ibu yang baru selesai melahirkan.

Secara umum penyakit Diabetes memiliki beberapa komplikasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Komplikasi akut diabetik ada dua yaitu hiperglikemi dan diabetik ketoasidosis, hiperglikemi terjadi saat glukosa tidak dapat pergi ke dalam sel karena jumlah insulin yang tidak mencukupi. Tanpa tersedianya karbohidrat/gula di dalam sel tubuh, maka hati akan aktif mengkonversi kembali glikogen menjadi glukosa dengan proses glikogenolisis selain itu juga akan meningkatkan pembentukan glukosa baru lewat proses glukoneogenesis. Pada DM tipe 1 kurangnya glukosa dalam sel tubuh akan dikompensasi dengan mengaktifkan cadangan lemak pada jaringan adiposa sebagai sumber energi, metabolisme lemak ini menghasilkan badan-badan keton yang semakin banyak jumlahnya dalam darah seiring dengan peningkatan metabolisme lemak itu sendiri. Badan-badan keton yang semakin banyak akhirnya diekskresikan bersama urine dan menjadi ketonuria, namun kompensasi ini ternyata tidak menurunkan kadar keton di dalam darah dan menyebabkan darah menjadi bersuasana asam (pH menurun) akibat banyaknya keton asetoasetat dan beta-hidroksibutirat. Kondisi inilah yang disebut diabetik ketoasidosis, bila asidosis ini menjadi semakin parah maka klien akan mengalami penurunan tingkat kesadaran dan pada akhirnya sampai pada kondisi yang disebut koma diabetes.

Komplikasi Diabetes yang kronik merupakan penyebab utama kematian pada klien diabetes karena dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh klien. Terdiri atas:

1. Makroangiopati, termasuk penyakit jantung koroner, atherosclerosis, penyakit serebrovaskuler, dan resiko infeksi.

2. Mikroangiopati yaitu penebalan membrane kapiler, contoh: retinopati dan nefropati.

3. Neuropati, yaitu disfungsi saraf sensori motor dan saraf otonomi.

Meningkatnya kadar glukosa menyebabkan ketidakseimbangan zat penyusun matriks di antara sel, normalnya glukosa diubah menjadi bentuk gula lain seperti sorbitol dan fruktosa. Ketiga jenis gula ini (glukosa, sorbitol, dan fruktosa) menumpuk di dasar membran sel dan diantara sel-sel, menyebabkan penebalan membran sel yang kemudian mempersulit transfer zat-zat yang keluar dan masuk sel termasuk oksigen, nutrisi-nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh sel, dan bahkan pengeluaran zat hasil sisa metabolisme sel yang bersifat racun juga terhambat. Apabila fenomena kekurangan nutrisi dan keracunan sel ini terjadi terus-menerus dan semakin meluas maka akan terjadi kegagalan sistem tubuh untuk mempertahankan kehidupannya di dunia ini.

Semoga bermanfaat…

Referensi:

Black, J. M. & Hawks J. H. (2005). Medical Surgical Nursing”Clinical Management for Positive Outcomes”, vol. 1, 7th edition. Philadelphia: Elsevier, Inc.

H.O. Asuhan Keperawatan Klien Diabtes Mellitus oleh Yulia, MN dan diketik ulang oleh sie.pend KMB

8 thoughts on “Diabetes Mellitus-kah Anda?”

  1. The very fiRst health article di anakUI.com? Wah keduluan gw.

    Tumben dek Doni bikin artikel yang memiliki nilai manfaat bagi masyarakat, gak cuma agiprop dan jargon basi.

    Jangan lupa dalam beberapa kepustakaan disebutkan ada 4 tipe diabetes. Tipe yang dijelaskan di atas sudah benar ditambah (4) bentuk diabetes oleh sebab lain, seperti akibat defek genetik fungsi sel beta pankreas, defek genetik insulin, penyakit pankreas, kelainan endokrin/hormon, akibat obat/zat kimia dan akibat infeksi.

    Ada juga kepustakaan yang memasukkan toleransi glukosa terganggu/TGT, suatu kelainan gula darah bisa berkembang menjadi diabetes nantinya kalo dianggap remeh, sekitar 30% kemungkinan dari TGT bisa menjadi DM.

    Sebaiknya dalam tulisan ini juga dijelaskan, apa yang bisa dilakukan bila gejala 4P (poliuria, polifagia, polidipsi dan penurunan berat badan) terjadi, seperti penapisan/screening dengan memeriksa gula darah terutama bila memang memiliki faktor risiko seperti usia tua (di atas 45 tahun sebaiknya mulai periksa tuh), obesitas, tekanan darah tinggi, dan riwayat keluarga.

    Aktivitas yang disarankan oleh dek doni sudah hampiR sesuai dengan protokol Lima Pilar DM (seinget gw cuma empat dah versi PERKENI), yaitu: (1) Perencanaan makan, (2) Latihan Jasmani, (3) Obat Berkhasiat Hipoglikemia/OHO, (4) perubahan perilaku, (5) Pencegahan timbulnya penyulit.

    Juga sebaiknya disampaikan pula tindakan emergensi apabila gejolak gula darah timbul pada penderita DM, seperti pemberian gula lepas lambat atau lepas cepat macam madu, bila timbul gejala hipoglikemia seperti kepala berkunang-kunang/black out.

    Ini ada referensi mengenai penatalaksanaan gizi pada pasien diabetes, karena tidak bisa dipungkiRi bahwa pasien diabetes biasanya mbandel soal makanan: http://www.sidenreng.com/?p=33

    Semoga membantu.

    +iR+

    Reply
  2. aku lagi butuh nutrisi2 yang dibutuhkan oleh penderita diabetes mellitus, termasuk mineral2nya….
    makasih sebelumnya

    Reply
  3. artikel yang anda buat bermanfaat
    tetapi, saya mau memberikan masukan
    kalau bisa patogensis dan patofisiologi dari gejala klinis pasien di muat di artikelnya.
    kemudian, saya ingin tahu proses jalur poliol yang nantinya akan menghasilkan sorbitol.
    di mana akibat dari penumpukan sorbitol ini dapat mengganggu kejernihan dari lensa yang mengakibatkan terjadi katarak pada kasus DM tersebut

    mohon penjelasannya…..
    terima kasih…

    Reply
  4. @ Lidya
    terima kasih masukannya, tapi sebenarnya artikel ini memang ditujukan untuk mahasiswa UI keseluruhan bukan hanya kelompok kesehatan, takutnya kalo ribet2 ngejelasin patofis n patogenesisnya malahan intinya gak bisa diserap pembaca, untuk gejala umum sudah saya cantumkan yaitu 3P.Poliuri, polifagi, dan polidipsi
    mengenai jalur polyol itu, setau saya sorbitol itu sendiri merupakan jenis dari poliol (makanya namanya menjadi ‘jalur poliol’), yg dimaksud dengan jalur poliol itu sendiri adalah proses berubahnya glukosa yang tidak termetabolisme akibat kurangnya insulin dengan bantuan enzim aldehid reduktase menjadi sorbitol,
    dalam kadar gula normal derajat afinitas glukosa-aldehid reduktase itu kecil sehingga sorbitol yg terbentuk tidak mengganggu permeabilitas membran sel, namun dalam kondisi hiperglikemi, derajat afinitas glukosa-enzim aldehid reduktase menjadi meningkat sehingga sorbitol yg dihasilkan berlebih dan mengganggu permeabilitas membran sel…
    dan enzim aldehid reduktase ini banyak muncul pada retina (retinopati) dan ginjal (nefropati)…
    semoga menjawab

    Reply
  5. terima kasih atas penjelasan anda.
    ternyata rubrik ini untuk anak UI, tapi setidaknya sebagai teman sejawat kita bisa saling memberi masukan kan ?
    semoga bisa sharing…

    Reply

Leave a Comment