Tuhan selalu menjadi diskusi wacana yang tidak akan pernah selesai, seluruh umat manusia selalu tertarik merenungi hal-hal yang berkaitan tentang Tuhan, apakah Tuhan yang ia imani ini memang ada atau tidak, saya akan memberikan 4 pembuktian keberadaan Tuhan ! Mau tau apa aja pembuktiannya yuk simak.
Pembuktian pertama Tuhan ini bertolak dari ide tentang Tuhan di dalam pikiran kita. Di dalam pikiran kita terdapat banyak ide-ide misalnya ide tentang mobil, ide tentang rumah, dan lain-lain. Ide-ide di dalam pikiran kita itu didapatkan dari persepsi kita atas dunia inderawi, misalnya ide tentang rumah, di dalam ide rumah dapat kita preteli lagi menjadi ide-ide yang lebih sederhana yang menyusunnya yaitu ide tentang jendela, pintu, dinding, atap, lantai dan lain-lain. Seluruh ide-ide sederhana itu menyusun ide tentang rumah dan ide-ide sederhana itu bisa kita dapatkan karena kita mempunyai pengalaman persepsi terhadap objek-objek itu.
Kita tidak mungkin punya ide tentang jendela jika kita tidak pernah mempersepsi atau mempunyai pengalaman terhadap jendela.
Nah di dalam pikiran kita terdapat ide yang ternyata tidak berasal dari pengalaman atau persepsi inderawi, ide apa itu? Adalah ide tentang Tuhan. Di dalam ide tentang Tuhan kita dapat mem-preteli-nya menjadi predikat-predikat Maha Baik, Maha Sempurna, Maha Indah, Maha Bijaksana, dan lain-lain. Kita tidak pernah punya pengalaman terhadap ide tentang ke-Mahaan.
Saya mungkin punya pengalaman tentang kebaikan, kesempurnaan, keindahan, kebijaksanaan tetapi pengalaman itu selalu terbatas dan berbeda dari kemahaan Tuhan yang tak terhingga, sehingga ide tentang Tuhan itu sebenarnya bukan hasil proyeksi atau ciptaan manusia melainkan telah ditanamkan di dalam pikiran kita oleh sosok yang tak terhingga itu sendiri. Siapa sosok yang tak terhingga itu? Sosok tak terhingga itu adalah Tuhan itu sendiri. Â Jadi Tuhan itu harus ada karena di dalam pikiran kita ada ide tentang Tuhan yang tak terhingga, jika dia tidak ada maka bagaimana kita bisa punya ide tentang Tuhan yang tak terhingga?
Kita semua pasti setuju jika Tuhan Maha Sempurna, jika ada orang yang tidak setuju maka hal itu merupakan kontradiksi di dalam pikirannya sendiri. Kita semua tau Tuhan Maha Sempurna, nah jika Tuhan Maha Sempurna konsekuensinya dia harus ada karena jika Tuhan tidak ada maka dia tidak Maha Sempurna ada yang kurang dari dirinya yaitu keberadaannya. Jadi karena Tuhan Maha Sempurna maka dia ada, kita lihat sangat simpel bukan pembuktian akan adanya Tuhan. Ide tentang eksistensi atau keberadaan sudah masuk kedalam ide tentang ke-Maha Sempurnaan.
Alam semesta sangatlah teratur dan tertata dengan rapi layaknya sebuah mesin. Segala hal di alam semesta ini seolah terarah kepada manusia. Misalnya tanah ada supaya bisa ditumbuhi rumput, rumput ada supaya bisa dimakan kambing, kambing ada supaya bisa dimakan oleh manusia. Jadi segala hal seolah teratur dan  terarah kepada manusia, bahkan kepunahan satu hewan tertentu ternyata terarah juga pada manusia. Contoh, padi dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh ular, ular dimakan oleh elang, jika ular punah akibat kita buru untuk industri tas kulit maka populasi tikus membeludak atau meningkat dan konsekuensi apabila jumlah tikus meningkat maka bisa menyebabkan gagal panen dan jika gagal panen padi maka manusia yang terkena ruginya.
Jadi segala hal di dunia ini teratur dan terarah pada manusia. Siapa yang mengatur dan mengarahkannya pada manusia sehingga manusia seolah-olah menjadi pusat? Tidak mungkin benda-benda di dalam sistem itu sendiri yang mengatur karena mereka tidaklah punya kecerdasan yang cukup, mereka seolah-olah bergerak seperti panah yang melesak akibat ada seorang pemanah yang mengarahkannya. Yang mengatur dan mengarahkan alam semesta ini hanya punya satu jawaban yang masuk akal yaitu Tuhan.
Semua orang pasti pernah melakukan suatu tindakan yang jahat, tetapi ketika kita melakukan suatu tindakan yang jahat, seolah-olah ada suara yang berkumandang didalam hati kita bahwa perilaku itu jahat dan tidak seharusnya kita lakukan. Seolah-olah kita di desain untuk melakukan perbuatan baik. Saya tidak mengatakan bahwa manusia tidak punya free will, manusia tetap mempunyai free will atau kehendak bebas untuk melakukan yang baik dan buruk tetapi di dalam tindakan kita itu selalu ada suara hati yang mensensor perilaku kita untuk berperilaku baik.
Jadi kita didesain untuk melakukan suatu kebaikan, kalau kita didesain untuk melakukan kebaikan maka pasti ada seorang desainer yang mendesain kita. Siapakah desainer itu? Desainer itu haruslah Maha Baik karena dia mendesain manusia untuk berkelakuan baik artinya desainer itu punya ide tentang kebaikan tetapi bukan hanya kebaikan tetapi Maha Kebaikan. Hanya ada satu yang Maha Baik di dunia ini yaitu Tuhan.
Sumber gambar header alam semesta: Universe (medium.com)
Catatan Redaksi: Opini kolom tulisan tentang Tuhan ini adalah tulisan pribadi Penulis, isinya tidak mewakili pandangan Redaksi AnakUI.com
Daftar Isi
Rekomendasi:
Jalan Berliku Menuju Keadilan: Kisah Nyata Seorang Maba UI… Siang itu saya pulang ke rumah dengan perasaan yang tidak karuan. Saya buka ransel sekolah saya sesekali, masih saya pandangi 1 bendel formulir pemberian Bu Arthena, guru BP saya. Saya…
17 Contoh Surat Kuasa Berbagai Keperluan Siap Download Surat kuasa merupakan salah satu jenis surat yang berisi mengenai pemberian wewenang atau kuasa kepada adik/kakak kandung, orang tua, bahkan saudara yang dapat terpercaya. Surat kuasa ini dipergunakan untuk…
Tips Menghadapi Senior di Kehidupan Perkuliahan  Gak dipungkiri pasti ada beberapa junior yang masih takut-takut kalo ketemu senior. Daripada pusing mikirin seremnya senior, mending kita baca dulu nih, anakui.com punya tips menghadapi senior di kehidupan perkuliahan!
Informasi Beasiswa S2 Dalam dan Luar Negeri Terbaru 2019 Setelah menyelesaikan program S1, ada dua jalan yang akan dipilih seseorang. Langsung bekerja untuk mendapatkan penghasilan atau melanjutkan kuliah. Mereka yang melanjutkan studi S2 lagi-lagi memilih apakah menggunakan biaya…
Keadilan Ekologis KEADILAN EKOLOGIS Modernitas yang diproklamirkan oleh Rene Descartes berusaha mengangkat harkat dan martabat manusia setinggi-tingginya. Paradigma yang terbagun adalah manusia merupakan entitas otonom yang mampu menafisrikan apa yang dapat dipersepsi…
12 Earbud Wireless Terbaik 2023, Bermusik Bebas Gangguan anakui.com - Berdasarkan pengujian mendalam kami, berikut ini adalah daftar earbud wireless terbaik yang dapat sobat beli hari ini. Nikmati musik, film, podcast favorit, dan lainnya dengan mudah menggunakan earbud…
BEKPEKER GADUNGAN (SEASON 4) senin, 6 april 2009 BEKPEKER GADUNGAN: MESJID AGUNG DEMAK kami bangun jam setengah 5 pagi, gw padahal baru tidur satu setengah jam doang.. mana gw doang yang tidur tanpa beralaskan…
12 Headphone Audiophile Terbaik 2023 yang Harus Dibeli! anakui.com -Â Headphone audiophile terbaik menghadirkan suara terbaik dari sepasang kaleng atau earbud nirkabel. Headphone ini juga mendekatkan sobat dengan artis favorit, apa pun selera musik yang sobat senangi. Sobat mungkin…
10 Pelajaran Hidup Yang Bisa Kalian Dapatkan Dari Bangku… Pelajaran hidup selama kuliah akan membuat manusia menjadi lebih dewasa dan lebih baik lagi pastinya. Namanya juga pelajaran hidup ya pastinya mengajarkan untuk bisa tetap lebih hidup. Senang, tertawa, suka,…
Daftar Charger Mobil Terbaik 2023 anakui.com - Charger Mobil , Di beberapa titik dalam rantai, semua ponsel terhubung ke pengisi daya USB, meskipun menggunakan pengisi daya nirkabel. Namun, tidak semua kendaraan memiliki port USB gratis,…
Angan-angan Negara Ideal Plato Plato tentu saja sangat mencintai gurunya, Socrates. Begitu mendalam perasaan Plato akan sosok guru yang dihormatinya tersebut, membuatnya begitu sangat lunglai --benar-benar lemah, ketika menghadapi kenyataan akan kematian sang guru…
Perspektif Mahasiswa UI Yang Menikah Saat Masih Berkuliah… Kurang lebih satu bulan yang lalu, ada sepasang suami-istri yang 'katanya' selebgram mengunggah sebuah konten di youtube bertemakan perjalanan cinta mereka. Dilengkapi dengan judul yang menarik perhatian viewers, pasangan ini…
Mencegah Penebangan Hutan Secara Liar melalui Pendekatan… MENCEGAHÂ PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR MELALUIPENDEKATAN NEO-HUMANISME oleh wido cepaka warih, geografi 09 Pendahuluan Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan,…
Kawasan Tanpa Rokok UI: Kretek, Nasionalisme dan… Sumber gambar: [di sini] -Â Halaman 10. KTR alias Kawasan Tanpa Rokok, sudah menjadi salah satu agenda yang terlaksana di kampus UI. Ya, yang pasti banyak orang akan setuju jika…
8 (Delapan) SERUAN RAMADHAN 1429 Hijriyah SALAM UI 8 (Delapan) SERUAN RAMADHAN 1429 Hijriyah SALAM UI Dalam rangka Tarhib (menyambut) bulan Ramadhan 1429 H di lingkungan Kampus Universitas Indonesia dan segenap LDK di seluruh nusantara Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi…
15 Headset Gaming Terbaik 2022 yang Nyaman Dipakai anakui.com -Â Headset gaming terbaik akan membuat game favorit semakin imersif. Jika ingin membenamkan diri sepenuhnya dalam permainan, sobat pasti menginginkan salah satu headset gaming terbaik di luar sana. Hampir semua…
8 Jenis Olahraga Yang Asik Dilakukan Pagi Hari di UI Secara UI punya tempat yang ramah untuk para penggiat olahraga. Menjadi keuntungan bagi yang ingin menjalani hidup sehat. Sejuk asri berkat pohon-pohon hijau yang menjulang tinggi. Berada di himpitan hutan.…
30+ Contoh Surat Lamaran Kerja Terbaru Berbagai Pekerjaan Bagi Anda yang akan melamar pekerjaan, simak cara membuat dan contoh surat lamaran kerja terbaru untuk berbagai pekerjaan berikut ini. Ada contoh surat lamaran kerja simple/sederhana, contoh surat lamaran kerja…
The Real Leadership Exercise: Gerakan Indonesia Mengajar [1] Sumber: milis ILDP, share dari Tri Mukhlison Anugerah Senin, 14 Juni 2010, sembilan orang anak muda perwakilan Ikatan Alumni-PPSDMS datang ke kantor Indonesia Mengajar. Malam itu adalah program perdana Silaturrahim…
Review Sony WF-1000XM4, Earbud Wireless Desain Baru anakui.com -Â Desain baru, lebih banyak fungsi, dan fitur yang ditingkatkan menjadikan Sony WF-1000XM4 populer. Sony WF-1000XM4 adalah pemutakhiran earbud nirkabel yang kami tunggu-tunggu, dengan estetika yang lebih baik, suara, peredam…
Kritik Terhadap Epistemologi Thomas Aquinas Kebenaran merupakan tema utama dari epitemologi Thomas Aquinas dan menurut Aquinas kebenaran ontologis dapat diketahui oleh manusia. Thomas Aquinas mendefinisikan kebenaran adalah kesesuaian antara akal dan realitas. Untuk mengetahui kebenaran…
Hati-hati Penipuan Berkedok Dapet Bonus di Mall *Wanted! Dibawah ini adalah kronologi deskripsi aksi modus penipuan. Tulisan sangat mendetail, dilengkapi 16 keanehan (keganjilan).* Kasus kejadian: 09/07/2012 ; sekitar 15:00-17:30 WIB. Seusai melakukan ritual ibadah, Rahma (nama…
Catatan Hitam Penyelenggaraan Ujian Masuk Bersama (UMB)… Ujian masuk bersama (UMB) lima universitas yang prosesnya sudah berlangsung selama satu minggu terakhir ini ternyata meninggalkan cacat yang fatal untuk sebuah even berskala nasional yang menentukan masa depan siswa-siswi…
Mahasiswa Relawan Membuka Isolasi Korban Banjir Cerpen ini dipersembahkan untuk: kawan-kawan Mapala UI , Mapala Sejabodetabek, WANADRI, TNI, POLRI dan Seluruh Sukarelawan Banjir (Posko Pluit Khususnya) @JrngInfoBencana Lampu remang-remang menyinari dari setiap sudut ruangan disebuah kampus…
Filsafat Cinta Eksistensialis Gabriel Marcel Apa itu cinta? Mengapa saya mencintai seseorang? Apakah cinta itu penting untuk diperjuangkan? Dalam artikel ini akan dibahas tentang Cinta dari sudut pandang filsafat eksistensialisme.
Klarifikasi dari Penulis "Prodi Sastra Jerman UI Menakutkan,… Saya harap para pembaca dapat membaca isi keseluruhan dari isi artikel saya ini. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait dalam tulisan saya di posting artikel…
Kuliah Jurusan Filsafat Adalah Keputusan Cerdas Untuk Lepas… Para filsuf adalah orang yang melihat cahaya di dalam kegelapan dan alasan ini lebih cukup bagi siapapun untuk mempelajari dan dengan demikian mengambil kuliah jurusan filsafat dalam upaya terlepas dari…
Teruntuk Pengendara Roda Empat: Ini Dia Cara yang Bisa Kamu… Untuk sementara UI membuka jalan Hutan Kota (portal deket FT dan Kutek) atau yang lebih dikenal dengan nama "Jalan Cinta". Jalan Cinta ini kalo malem-malem emang sepi banget karena jarang…
Review Valve Index, Juara Baru Headset VR 2022 anakui.com - Headset dan pengontrol Valve Index VR menghadirkan pengalaman visual yang menakjubkan dan pelacakan terbaik di kelasnya. Rangka berkualitas tinggi dan pengontrol Indeks tidak diragukan lagi merupakan solusi terbaik…
11 thoughts on “Diskusi: 4 Pembuktian Keberadaan Tuhan Secara Filosofis”
Argumen penyangkal untuk yang pertama adalah keberadaan sesuatu sebagai ide tidak menjamin keberadaan fisis. Contohnya, bilangan. Bilangan hanya ada sebagai konsep dan tidak ada wujud fisiknya.
Untuk argumen kedua, penulis terlalu cepat menyimpulkan kesempurnaan mengakibatkan keberadaan. Selain itu, tidak jelas apa maksudnya sempurna karena ini adalah sifat yang dibuat oleh manusia (sempurna menurut Anda, belum tentu sempurna menurut saya).
Anyway, penulis kayaknya berniat mengatakan: “jika sesuatu tidak ada, maka ia tidak sempurna.” Ini tentu terlalu asumtif; balik lagi apa maksudnya sempurna?
Di argumen ketiga, penulis berasumsi keteraturan membutuhkan otoritas. Ini juga terlalu terburu-buru. Untuk menjelaskan keteraturan alam semesta, para ilmuwan menggunakan teori. Tidak salah jika menggunakan keberadaan Tuhan sebagai teori, namun ini ada teori tidak bisa diuji dan disalahkan. Semua teori ilmiah untuk menjelaskan keteraturan dapat diuji dan disalahkan, misalnya dengan eksperimen. Silakan baca filsafat Karl Popper untuk memahami mengapa penting suatu teori bisa diuji dan disalahkan.
Untuk argumen keempat, sama dengan ketiga, melibatkan Tuhan untuk menjelaskan suatu fenomena tidak dapat diuji. Ada juga penjelasan lain dari mana moralitas datang yang tidak perlu melibatkan Tuhan. Misalnya dari evolusi (pengalaman gen untuk bertahan), sosial, psikologis, dll. Ini masuk ke ranah “epistemologi moral” dan silakan dibaca di misalnya, Stanford Encyclopedia of Philosophy.
Untuk kritik anda yang pertama, saya pikir terlalu jauh memberikan perbandingan angka dengan Tuhan, angka memang tidaklah terdapat di dunia fisis karena dia bukanlah ide melainkan alat yaitu alat untuk merepresentasikan realitas dalam bahasa matematis. Kenapa dia alat karena kita tidak dapat mempretelinya menjadi predikat-predikat kecil lainnya sementara Tuhan adalah suatu ide dan bukan alat. Mengapa Tuhan adalah ide? karena dia dapat dipreteli menjadi predikat-predikat kecil lainnya seperti Maha Baik, Maha Indah, Maha Kuat dll. Sama seperti dengan Rumah, mengapa Rumah adalah ide? karena dapat dipreteli lagi menjadi ide sederhana seperti jendela, lantai, atap, dinding dll. Sesuai dengan kaidah logika saya membuat tesis “Semua ide harus memiliki keberadaan fisis” dan anda membuat tesis “Sebagian ide tidak harus memiliki keberadaan fisis” dengan mengajukan angka atau bilangan sebagai bukti. Tetapi angka yang anda ajukan sebagai bukti ternyata tidak mendukung tesis anda yang berarti tesis anda salah maka secara kontraditoris tesis saya benar bahwa “Semua ide harus memiliki keberadaan fisis” dan karena Tuhan termasuk ide maka Tuhan harus memiliki keberadaan fisis.
Untuk kritik anda yang kedua saya setuju jika ide sempurna menurut saya mungkin berbeda dengan ide sempurna menurut anda tetapi yang saya ajukan tesis bukanlah ide sempurna melainkan ide Maha Sempurna. Ide Maha Sempurna adalah ide yang bersifat universal yang memiliki arti tak terhingga dan segalanya sehingga semua ide kesempurnaan di pikiran saya dan pikiran anda dan semua umat manusia lainnya harus berada pada diri Tuhan karena ide kesempurnaan saya dan anda dan semua umat manusia lainnya adalah forma yang diturunkan dari ide Maha Sempurna Tuhan.
Jika anda baca karya Popper, Karl Popper mengajukan tesisnya mengenai falsifikasi untuk pengetahuan ilmiah dan saya setuju dalam hal ini bahwa semua pengetahuan ilmiah haruslah dapat di falsifikasi supaya terjadi pengembangan teori secara dinamis dan tidak dogmatis tetapi saya memberi judul di opini ini “4 Pembuktian Keberadaan Tuhan Secara Filosofis” bukan “4 Pembuktian Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah. Jadi saya pikir anda tidak baca menyeluruh tesis Popper sehingga anda menggunakan falsifikasi didalam argumen penghayatan filosofis bukan argumen ilmiah.Silakan anda liat judul opini ini “4 Pembuktian Tuhan Secara Filosofis” bukan “4 Pembuktian Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah”. Argumen filosofis saya hanyalah hipotesis untuk untuk menjawab apa yang ada dibalik keteraturan alam semesta dan argumen filosofis ini adalah penghayatan filosofis saya artinya silakan anda mau pakai hipotesis saya atau tidak. Jadi saya pikir anda harus bisa membedakan penghayatan filosofis dan argumen ilmiah supaya tidak keliru menggunakan Karl Popper.
Untuk kritik anda yang keempat, Saya pikir moralitas tidaklah dapat direduksi didalam hal-hal yang bersifat deterministik seperti yang anda sebutkan mengenai evolusi (pengalaman gen untuk bertahan) ataupun psikologi. Mungkin secara kausal bisa dilakukan tetapi secara ontologis mustahil hal itu dilakukan sama hal nya anda tidak dapat mereduksi problem kesadaran bada problem otak dan neuro science secara kausal mungkin dapat dilakukan tetapi secara ontologis kesadaran tetap belum terjelaskan. Anda harus memahami ada beberapa dunia subjektif yang tidak dapat di objektifikasi. Saya pikir anda harus lebih memahami filsafat kontinental supaya memahami mengenai dunia subjektif. Terima Kasih.
Tentu anda harus mempreteli ide unicorn itu. Jika ide unicorn kita preteli maka akan kita temukan ide mengenai kuda dan sayap yang memang adalah suatu kenyataan. Jika kita tidak punya pengalaman real terhadap kuda dan sayap mustahil ide unicorn terbentuk. Maksud saya “semua ide harus memiliki keberadaan fisis” tidak berarti ide itu harus satu kesatuan tetapi maksud saya adalah jika ide itu dipreteli menjadi lebih sederhana maka ide-ide sederhana itu adalah realitas yang nyata.
Argumen penyangkal untuk yang pertama adalah keberadaan sesuatu sebagai ide tidak menjamin keberadaan fisis. Contohnya, bilangan. Bilangan hanya ada sebagai konsep dan tidak ada wujud fisiknya.
Untuk argumen kedua, penulis terlalu cepat menyimpulkan kesempurnaan mengakibatkan keberadaan. Selain itu, tidak jelas apa maksudnya sempurna karena ini adalah sifat yang dibuat oleh manusia (sempurna menurut Anda, belum tentu sempurna menurut saya).
Anyway, penulis kayaknya berniat mengatakan: “jika sesuatu tidak ada, maka ia tidak sempurna.” Ini tentu terlalu asumtif; balik lagi apa maksudnya sempurna?
Di argumen ketiga, penulis berasumsi keteraturan membutuhkan otoritas. Ini juga terlalu terburu-buru. Untuk menjelaskan keteraturan alam semesta, para ilmuwan menggunakan teori. Tidak salah jika menggunakan keberadaan Tuhan sebagai teori, namun ini ada teori tidak bisa diuji dan disalahkan. Semua teori ilmiah untuk menjelaskan keteraturan dapat diuji dan disalahkan, misalnya dengan eksperimen. Silakan baca filsafat Karl Popper untuk memahami mengapa penting suatu teori bisa diuji dan disalahkan.
Untuk argumen keempat, sama dengan ketiga, melibatkan Tuhan untuk menjelaskan suatu fenomena tidak dapat diuji. Ada juga penjelasan lain dari mana moralitas datang yang tidak perlu melibatkan Tuhan. Misalnya dari evolusi (pengalaman gen untuk bertahan), sosial, psikologis, dll. Ini masuk ke ranah “epistemologi moral” dan silakan dibaca di misalnya, Stanford Encyclopedia of Philosophy.
Untuk kritik anda yang pertama, saya pikir terlalu jauh memberikan perbandingan angka dengan Tuhan, angka memang tidaklah terdapat di dunia fisis karena dia bukanlah ide melainkan alat yaitu alat untuk merepresentasikan realitas dalam bahasa matematis. Kenapa dia alat karena kita tidak dapat mempretelinya menjadi predikat-predikat kecil lainnya sementara Tuhan adalah suatu ide dan bukan alat. Mengapa Tuhan adalah ide? karena dia dapat dipreteli menjadi predikat-predikat kecil lainnya seperti Maha Baik, Maha Indah, Maha Kuat dll. Sama seperti dengan Rumah, mengapa Rumah adalah ide? karena dapat dipreteli lagi menjadi ide sederhana seperti jendela, lantai, atap, dinding dll. Sesuai dengan kaidah logika saya membuat tesis “Semua ide harus memiliki keberadaan fisis” dan anda membuat tesis “Sebagian ide tidak harus memiliki keberadaan fisis” dengan mengajukan angka atau bilangan sebagai bukti. Tetapi angka yang anda ajukan sebagai bukti ternyata tidak mendukung tesis anda yang berarti tesis anda salah maka secara kontraditoris tesis saya benar bahwa “Semua ide harus memiliki keberadaan fisis” dan karena Tuhan termasuk ide maka Tuhan harus memiliki keberadaan fisis.
Untuk kritik anda yang kedua saya setuju jika ide sempurna menurut saya mungkin berbeda dengan ide sempurna menurut anda tetapi yang saya ajukan tesis bukanlah ide sempurna melainkan ide Maha Sempurna. Ide Maha Sempurna adalah ide yang bersifat universal yang memiliki arti tak terhingga dan segalanya sehingga semua ide kesempurnaan di pikiran saya dan pikiran anda dan semua umat manusia lainnya harus berada pada diri Tuhan karena ide kesempurnaan saya dan anda dan semua umat manusia lainnya adalah forma yang diturunkan dari ide Maha Sempurna Tuhan.
Jika anda baca karya Popper, Karl Popper mengajukan tesisnya mengenai falsifikasi untuk pengetahuan ilmiah dan saya setuju dalam hal ini bahwa semua pengetahuan ilmiah haruslah dapat di falsifikasi supaya terjadi pengembangan teori secara dinamis dan tidak dogmatis tetapi saya memberi judul di opini ini “4 Pembuktian Keberadaan Tuhan Secara Filosofis” bukan “4 Pembuktian Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah. Jadi saya pikir anda tidak baca menyeluruh tesis Popper sehingga anda menggunakan falsifikasi didalam argumen penghayatan filosofis bukan argumen ilmiah.Silakan anda liat judul opini ini “4 Pembuktian Tuhan Secara Filosofis” bukan “4 Pembuktian Keberadaan Tuhan Secara Ilmiah”. Argumen filosofis saya hanyalah hipotesis untuk untuk menjawab apa yang ada dibalik keteraturan alam semesta dan argumen filosofis ini adalah penghayatan filosofis saya artinya silakan anda mau pakai hipotesis saya atau tidak. Jadi saya pikir anda harus bisa membedakan penghayatan filosofis dan argumen ilmiah supaya tidak keliru menggunakan Karl Popper.
yang diatas tentang Karl Popper itu untuk kritik anda yang ketiga ya
Untuk kritik anda yang keempat, Saya pikir moralitas tidaklah dapat direduksi didalam hal-hal yang bersifat deterministik seperti yang anda sebutkan mengenai evolusi (pengalaman gen untuk bertahan) ataupun psikologi. Mungkin secara kausal bisa dilakukan tetapi secara ontologis mustahil hal itu dilakukan sama hal nya anda tidak dapat mereduksi problem kesadaran bada problem otak dan neuro science secara kausal mungkin dapat dilakukan tetapi secara ontologis kesadaran tetap belum terjelaskan. Anda harus memahami ada beberapa dunia subjektif yang tidak dapat di objektifikasi. Saya pikir anda harus lebih memahami filsafat kontinental supaya memahami mengenai dunia subjektif. Terima Kasih.
“Semua ide harus memiliki keberadaan fisis”
Tesis Anda bisa Anda pertanggungjawabkan? Unicorn berarti secara fisis terbukti ada?
Saya sudahi komentar saya di sini.
Selamat belajar, Mohan, di Filsafat UI.
Tentu anda harus mempreteli ide unicorn itu. Jika ide unicorn kita preteli maka akan kita temukan ide mengenai kuda dan sayap yang memang adalah suatu kenyataan. Jika kita tidak punya pengalaman real terhadap kuda dan sayap mustahil ide unicorn terbentuk. Maksud saya “semua ide harus memiliki keberadaan fisis” tidak berarti ide itu harus satu kesatuan tetapi maksud saya adalah jika ide itu dipreteli menjadi lebih sederhana maka ide-ide sederhana itu adalah realitas yang nyata.