Volunteering is not a choice, it’s a responsibility
Setiap hari, media massa punya cerita: ekonomi, politik, konflik, korupsi, dan berbagai isu “kehidupan” lainnya. Kemudian media massa punya kisah tentang isu kemanusian. Isu yang tidak semenarik bagai isu politik-ekonomi atau isu spionase-pertahanan keamanan negara (bagi banyak orang). Namun isu ini “ada”, dan akan selalu “ada”.
Selama ada kehidupan, selalu ada masalah kemanusian, karena kita manusia. Manusia selalu punya cerita. Punya isu. Punya masalah.
Masalah kemanusian ini terkadang menjadi kisah B atau C, jika tidak “sangat besar” atau “sangat menjual” untuk ditayangkan, untuk diberitakan, untuk diekspose. Setiap hari orang kelaparan banyak, tapi kenapa tidak selalu diberitakan? –> media massa berdasarkan Teori Ekonomi-Media dan Agenda Setting, akan menjawab, “karena itu sudah biasa, kami butuh yang ‘luar biasa’ ”
Pernah mendengar Mavi Marmmara? sebuah kapal yang mengangkut WNI yang membawa bantuan untuk rakyat Palestine yang menderita, di Gaza. Kemudian kapal dengan misi kemanusian itu dikepung oleh kapal Israel, dan perampasan hak kemanusian pun dilakukan oleh tentara-tentara Israel yang tidak berkeprimanusian.
Saudara kita di Gaza dirampas hak hidupnya, hak untuk mendapat kehidupan yang tenang, berekonomi, berpolitik, mengenyam pendidikan, untuk memiliki kehidupan ‘normal’ layaknya kita sekarang di Indonesia.
Masih banyak orang yang mengangap bahwa isu kemanusian Gaza semata-mata isu agama. Itu salah besar! saya katakan bahwa itu salah besar! isu ini bukan semata isu agama, ini isu kemanusian.
Jika teman-teman tahu, dari konvoi kapal Freedom Flotilla tahun lalu, relawan berasal dari berbagai bangsa, negara, suku, warna kulit, dan agama. Mereka membulatkan tekad, satu misi dalam perbedaan, misi kemanusian.
Relawan-relawan tersebutlah yang tercerahkan hati dan pikirannya. Mereka bersatu dalam misi kemanusian. Misi menolong saudara sesama manusia, di Gaza.
Mari kita bersama melakukan sesuatu untuk kemanusian, sekecil apapun, seremeh apapun (karena pada dasarnya tidak ada bantuan yang kecil, apalagi remeh). Misalnya dengan menulis, mengumpulkan bantuan, bahkan me-retweet! jika kita tidak bisa langsung berangkat ke Gaza bagai relawan-relawan Freedom Flotilla.
Kecil bagi kita, mungkin sangat besar dan berarti bagi mereka 🙂