Gelas Maba : Ajang Apresiasi untuk Mahasiswa Baru

GELASMABA : AJANG APRESIASI UNTUK MAHASISWA BARU

Ahmad M. Islaha-KOM 12

 

 

Gelar Apresiasi Seni Mahasiswa Baru atau disingkat GELASMABA, adalah sebutan dari lomba kesenian dari SENBUD BEM FISIP UI yang digadang-gadang sebagai satu-satunya pertunjukkan seni panggung dan non-panggung kolosal para maba di tingkat fakultas. Akhirnya, kesempatan tahunan ini datang lagi. Kesempatan ini terbuka bagi seluruh maba FISIP untuk menunjukkan tajinya, menunjukkan bakat-bakat seni, ide-ide kreatif dalam penampilan yang apik yang ditampilkan tiap jurusan. Kebanggaan dan dukungan atas jurusan akan selalu ditumpahkan seiring dengan berjalannya acara ini. Pada tanggal 4-6 Desember 2013 nanti, niscaya akan menjadi sejarah pembuktian kekuatan seni FISIP yang sarat akan inovasi dan kreativitas.

Pada prinsipnya, tujuan dasar dari diadakannya GELASMABA adalah sebagai wadah apresiasi, edukasi dan hiburan bagi para mahasiswa baru untuk menunjukkan bakat-bakat seni yang dimiliki. Selain itu, acara ini berfungsi sebagai media identifikasi awal terhadap bakat-bakat seni para mahasiswa baru. Tidak berhenti sampai situ saja, GELASMABA juga bertujuan untuk menjadi jembatan mahasiswa baru FISIP untuk bergabung dalam komunitas maupun organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang seni di FISIP yang nantinya akan mewakili FISIP untuk berbagai macam kejuaraan seni seperti ArtWar dll. Semua hal itu dilakukan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meneruskan seni FISIP.

Tema besar tahun ini adalah “Bioskop Panggung”. Secara etimologi, bioskop berasal dari bahasa Yunani yaitu Bios dan Scope. Yang mana, Bios itu berarti “hidup” atau dalam konteks acara merujuk pada visual yang bergerak, dan Scope berarti “melihat”. Jika disatukan kata “panggung”, maka memiliki arti melihat sesuatu yang bergerak (visual) yang dipentaskan di atas panggung. Tema besar ini sekaligus mewakili harapan dan visi GELASMABA tahun ini yaitu, dengan diadakannya GELASMABA maka kami harap kami dapat melihat seni FISIP yang terus bergerak, tumbuh, berkembang dan selalu dapat terapresiasi dengan baik.

Karena tema “Bioskop Panggung” berasosiasi erat dengan film, maka tema besar tersebut dapat diturunkan menjadi 8 subtema, yakni genre film. Selanjutnya, subtema yang didapatkan jurusan akan menjadi dasar penampilan jurusan itu sendiri. 8 subtema tersebut antara lain adalah, Horror (HI), War (Kriminologi), Crime and Gangster (Sosiologi), Western (Komunikasi), Science Fiction (Antropologi), Epic Historical (Administrasi), Fantasy (Kesejahteraan Sosial), dan Natural Disaster (Politik).

Rangkaian acara tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu. Mata lomba seperti Galeri (dekorasi spot), Parade, dan Pertunjukan teater utama akan tetap ada. Namun, yang membedakan GELASMABA tahun ini adalah penghilangan lomba fashion show. Penghilangan itu akan digantikan dengan penambahan waktu pertunjukan utama GELASMABA. Selaras dengan tagline kami yaitu #JUNJUNG TINGGI APRESIASI, kami selaku panita mengadakan suatu rangkaian acara baru di GELASMABA tahun ini, yaitu konferensi pers. Konferensi Pers adalah bentuk acara dengan konsep apresiasi penuh untuk semua penampil, peserta, dan orang-orang pada setiap jurusan peserta GELASMABA. Intinya, konferensi pers adalah acara yang memberikan kesempatan pada orang-orang yang berandil besar dari jurusan peserta GELASMABA untuk sedikit bercerita tentang apa yang mau dibawakan dan disampaikan pada pertunjukan yang dibawanya tahun ini. Dan rangkaian acara ini, tidak terikat dengan penilaian sama sekali.

Besar harapan saya selaku ketua pelaksana, sekaligus mewakili seluruh panitia GELASMABA tahun ini, mengajak seluruh warga FISIP untuk bersama-sama mensukseskan acara kita bersama. Janganlah hanya terlalu mementingkan persaingan dan pride jurusan, namun lebih berfikir tentang apresiasi dan penghargaan setiap jurusan yang telah bersusah payah menuangkan ide-idenya, demi memberikan penampilan terbaik untuk FISIP. Picasso pernah mengingatkan “setiap anak adalah seorang seniman. Masalahnya adalah bagaimana tetap menjadi seorang seniman ketika tumbuh dewasa”. Oleh karena itu, sekarang kita telah dewasa dan sepatutnya menghargai para pelaku seni dari setiap jurusan yang ada di tengah-tengah kita, bukan malah menghujat untuk ego jurusan semata. Junjung tinggi apresiasi!

Leave a Comment