Mulai dari seminggu yang lalu, kampus UI telah diramaikan oleh berbagai macam atribut kampanye calon ketua-wakil ketua BEM (kemana DPM dan MWAnya?). Baliho, spanduk, flyer, dan berbagai macam instalasi kampanye lainnya sudah dipasang di tempat-tempat strategis sehingga memudahkan khalayak UI untuk melihat atribut tersebut. Selain itu, kampanye via online pun mulai digencarkan. Baik itu lewat situs pribadi (blog), facebook, dan twitter.
Sayangnya, berbagai macam atribut dan media kampanye tersebut tidak banyak menampilkan esensi dari program kerja dan visi misi yang mereka usung. Kampanye yang ada di media internet maupun baliho tidak lebih dari sekedar kampanye pencitraan dari para kandidat. Padahal, sebagai pemilih yang cerdas, tentu saja sebaiknya kita tidak hanya memilih seorang pemimpin berdasarkan wajah ganteng atau latar belakang akademis-non akademis yang menonjol. Pertimbangan lain tentu saja mutlak untuk diketahui khalayak yakni visi-misi dan program kerja dari para calon ketua-wakil ketua BEM, anggota MWA-UM, dan anggota umum DPM yang akan kita pilih nantinya.
Di spanduk-spanduk, baliho, dan flyer-flyer yang disebar,penulis jarang sekali menemukan program kerja maupun visi misi yang diusung para kandidat. Kalaupun ada program kerja dan visi misi tersebut tidak dijabarkan secara detail. Yang ada malah wajah2 para kandidat yang menguasai lebih dari 50% isi baliho, flyer dan spanduk.
Penulis tahu bahwa tidak semua mahasiswa UI tertarik untuk melihat visi-misi dan program kerja mereka, apalagi menonton kampanye2 yang ada di fakultas2. Tapi, penulis ingin memberikan saran kepada tim sukses masing2 kandidat, bahwa tidak selamanya kampanye pencitraan harus diutamakan. Memang, sah-sah saja para kandidat memakai kampanye melalui media apapun untuk memenangkan PEMIRA ini. Namun, penulis berpendapat apabila masing2 kandidat memiliki itikad baik untuk memberikan pendidikan politik kepada seluruh mahasiswa UI, sebaiknya bukan hanya citra kandidat yang ditonjolkan, tetapi juga program kerja dan visi misi agar pemilih dapat memilih kandidat yang terbaik dengan lebih rasional dan bijaksana.
Pertanyaan terakhir adalah : Apakah strategi kampanye pencitraan ini cukup berhasil untuk menarik massa nantinya?
Menurut gw visi-misinya juga diutamakan kok. Di setiap media publikasi masing-masing calon kan ada visi-misi mereka juga. 🙂