Kesimpulan Diskusi Panel: “Strategi Kebudayaan untuk Kepemimpinan Masa Depan Bangsa Indonesia”

Foto Strategi Kebudayaan untuk Kepemimpinan Masa Depan Indonesia

Kesimpulan Diskusi Panel

Strategi Kebudayaan untuk Kepemimpinan Masa Depan Bangsa Indonesia

Kamis, 24 Maret 2011

Auditorium Pusat Studi Jepang UI Depok

Dengan Pembicara :

1. Prof. DR. Dorodjatun Kuntjoro Jakti

2. Prof. DR. Muladi.

3. Prof. DR. Paulus Wirutomo.

4. Mohamad Sobari, M.A.

5. Dr. Supratikno (Moderator)

 

1.   Apa masalah Indonesia,

a. Struktur

b. Budaya

c.  Geografi/Alam d. Takdir

 

2.   Belum mampu diwujudkannya negeri impian tersebut tentu ada sesuatu yang salah.

Kita bisa membandingkan negara Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia dan Korea Selatan mengalami kemerdekaan pada tahun yang sama,  sama-sama pernah dijajah oleh Jepang. Sekarang Indonesia jauh tertinggal.

3.  Belakangan ini nilai-nilai barat sudah meluas dan menjadi semacam sesembahan sehingga menjadi nilai yang ditinggikan. Keserakahan,  ketidakadilan, dll  sementara nilai-nilai baiknya hanya diberlakukan di negaranya sendiri. Strategi kebudayaan adalah pola respon terhadap permasalahan yang sedang dan akan terjadi. Institusi social-budaya-keagamaan perlu dideterminasi dalam proses penguatan kebudayaan.

4.   Oleh karena itu strategi kebudayaan Indonesia harus berorientasi outward

looking dan tidak hanya inward-looking.

5.   Budaya  bukan  penentu  segala-galanya  (cultural  determinism)  à  tidak

laku  lagi. Sekarang  sudah  muncul  paradigm  yang  baru  “Cultural  matters”  atau  “Cultur Structure Systemic Interconnection” à tidak lagi memperdebatkan “Kultur atau Struktur?”.

6.  Jadi yang perlu dilakukan sekarang adalah Pembangunan Sosial Budaya yang

lebih terukur dan bisa ditelusuri proses kemajuannya.

7.  Kebudayaan Jepang dalam menghadapi bencana dan krisis saat ini adalah contoh Pembangunan Nilai sangatlah penting dan bisa disosialisasikan serta diimplementasikan.

8.   Karena  itu,  kini  diperlukan  seorang  pemimpin  yang  mampu  membawa  bangsa Indonesia untuk membawa perubahan-perubahan yang diperlukan. Agar pemimpin tersebut sesuai kriteria yang diperlukan bangsa Indonesia, perlu adanya standarisasi kepemimpinan yang dimaksud. Standarisasi ini diperlukan, karena kepemimpinan merupakan 1 dari 4 determinant of system disamping struktur, substansi dan kultur suatu sistem organisasi.

9.   Unsur-unsur kepemimpinan, parameter yang diperlukan

a. Geografi : yang paling konsisten à is destinity (sebagaimana geopolitik : bebas dan aktif: independent of thinking and freedom of action);  posisi Indonesia yang Negara pantai tropis,

b. Demografi : generator,

c. Sejarah : ada istilah “the success menulis sejarah dan the looser menulis biografi”.

Diantara ketiganya yang paling mudah dimanipulasi adalah sejarah.  Perubahan yang cepat  saat ini menjadi sulit untuk dengan baik merumuskan kebudayaan

Indonesia. Namun diharapkan nilai-nilai dasar geografis dan demografis Indonesia tetap dapat dipertahankan.

10. Untuk mengetahui posisi kualitas dan kapasitas kepemimpinan Indonesia membutuhkan Parameter, seperti dibawah ini

a. Alat untuk mengukur kemampuan Kepemimpinan, termasuk yang dikenal sebagai IKNI (Indeks Kepemimpinan nasional Indonesia) yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan calon pemimpin secara subyektif. Namun disadari tingkat kompleksitasnya tinggi karena mencakup dimensi individu, social, institusi, dan global. Hal ini akan menjadi lebih kompleks jika disandingkan secara relative dengan dinamika global yang terjadi.

b. Sistem  organisasi  (termasuk  system  kenegaraan)  akan  berjal

an  baik  jika  ada kepemimpinan yang baik (good leadership). Oleh karenannya “leadership is a part of National System”.

11. Gagasan mengenai pemerintahan dan pemimpin yang berwibawa telah ada sejak masa lalu. Ide negeri impian Jawa “panjang punjung pasir wukir loh jinawi” kiranya tidak memiliki perbedaan dengan negeri impian Islam yaitu “baldatun toyyibatun warrabun ghafur.” Sayangnya negeri impian tersebut belum mampu terwujud.12. Pemimpin itu amanah, jujur, sederhana, kedalaman spiritual dan hati nurani, kaya serta murah hati  dan terukur karena amalannya. Inilah refleksi karakter bangsa yang dibutuhkan.

13. Strategi kebudayaan. Indonesia memerlukan tatanan masyarakat berbangsa yang berbasis nilai. Hal ini masih harus diperjuangkan. Kebudayaan sudah lagi tidak yang paling penting tapi masih yang menjadi hal penting untuk dikembangkan. Harus ada keselarasan antara kebudayaan dan struktur.

14. Kepemimpinan.   Indonesia    sudah    mulai    melaksanakan   kepemimpinan    yang terstruktur. Hal ini terlihat dari adanya Indeks Kepemimpinan Nasional Indonesia (IKNI) dengan memasukkkan nilai-nilai universal dan nilai-nilai lokal. Kearifan lokal menjadi inspirasi perkembangan kebudayaan Indonesia ke depan.

15. Rekomendasi :  sebaiknya  diadakan  suatu  forum  untuk  mengembangkan  dan merumuskan strategi kebudayaan dan model kepemimpinan nasional kita dengan mengikutsertakan berbagai pihak terkait.

 

Leave a Comment