Komunitas Perempuan dalam Perguruan Tinggi, Perlukah?

Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain, manusia tak terlepas dari interaksi atau hubungan dengan sesamanya, dan akan berusaha agar dapat diterima dengan baik dalam masyarakatnya sehingga terjadi interaksi yang berlangsung terus-menerus dan berkualitas. Untuk dapat diterima dalam masyarakat, seseorang tentu saja harus mengerti dan memahami nilai-nilai dan norma yang ada dalam masyarakat tersebut. Pemahaman yang baik mengenai nilai dan norma akan membawa seseorang menjadi pribadi yang mampu bersosialisasi dengan baik, dan secara implisit, ia pun akan dapat mengembangkan diri secara maksimal.

Demikian halnya pada perempuan. Perempuan tidak hanya membutuhkan sosialisasi semata, melainkan juga unsur afeksi dalam proses sosialisasinya. Namun perempuan membutuhkan kematangan afeksi agar dapat menjalani kehidupannya dengan baik, khususnya bagi perempuan yang baru saja meninggalkan masa remajanya dan mulai memasuki masa dewasa. Pada masa ini, perempuan akan bersifat sangat labil dan kesulitan mengendalikan emosinya. Perasaannya meluap-luap dan mudah terpengaruh pihak luar, seperti teman, sahabat, bahkan kekasih.

Di tengah pergolakan emosi seperti yang dialami kebanyakan perempuan di masa ini, perempuan membutuhkan sarana yang dapat membantu mereka untuk menyalurkan emosi dengan baik dan menggali potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Kita tentu sering mendengar banyak terjadi kisah seorang perempuan atau mahasiswi yang tinggal jauh dari orangtua mereka, kemudian hamil di luar nikah. Ada pula yang karena terpengaruh oleh sahabat, perempuan akhirnya menjadi kecanduan bahkan pengedar narkotika. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi kita, maupun bagi kebanyakan orangtua.

Dewasa ini, telah banyak berkembang kumpulan orang yang menyatukan orang-orang dengan pandangan hidup yang sama, dan saling memiliki keterikatan satu sama lain, atau yang biasa disebut komunitas. Komunitas yang berasal dari kata communitas ini memiliki arti milik bersama, atau dengan kata lain yaitu sekumpulan orang yang merasa saling memiliki akibat adanya persamaan dalam diri mereka.

Di tengah maraknya unit-unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang berkembang, belum diketahui adanya komunitas mahasiswi. Komunitas ini sesungguhnya dapat menjadi sarana atau wadah bagi mahasiswi-mahasiswi untuk mengembangkan diri mereka, terlebih mendidik mereka dalam hal mengendalikan atau menyalurkan emosi untuk kegiatan-kegiatan positif. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam komunitas pada umumnya seperti melakukan bakti sosial, bedah buku, tour, seminar-seminar, dan banyak hal positif lainnya. Khususnya bagi mahasiswi, keberadaan komunitas mahasiswi dapat memberikan banyak manfaat bagi mereka, sehingga aktivitas mereka positif dan diharapkan dapat menurunkan tingkat pelanggaran-pelanggaran norma yang terjadi sebelumnya.

Menyikapi hal tersebut, adanya komunitas bagi mahasiswi di perguruan tinggi nampaknya sangat berperan penting bagi pengembangan diri perempuan, mengingat perempuan juga memiliki hak untuk mendapat pendidikan yang tinggi, mengembangkan kemampuan memimpin, dan memiliki hak untuk mendapat perlindungan dan perhatian dari sekitarnya. Dampak jangka panjangnya ialah, mahasiswi akan dapat tumbuh dengan kedewasaan emosi dan pola pikir yang baik, sehingga secara implisit diharapkan mampu mendorong tingkat partisipasi mahasiswi dalam segala aspek kehidupan, seperti ekonomi, manajerial, politik, dan bidang-bidang lainnya. Hal inilah yang nantinya akan membentuk Indonesia menjadi negara yang maju karena sumber daya perempuannya terbina dengan baik, pola pikirnya maju dan berkembang, dan tersalurkan berbagai potensi yang dimilikinya, mengingat saat ini pun mulai bermunculan tokoh-tokoh perempuan yang menjadi perintis atau agent of change dalam kehidupan berbangsa, seperti yang duduk dalam kursi kepemimpinan di bidang politik, ekonomi, kesehatan, dan aspek lainnya.

Gagasan ini membutuhkan dukungan dari segala pihak, sehingga pembangunan terencana tidak hanya memperhatikan segi-segi kehidupan yang umum seperti sumber daya alam, tetapi juga sumber daya manusia, khususnya perempuan.

Leave a Comment