Leadership Talks 2011: Deskripsi Acara

Poster Leadership Talks 2011

 

“Semua perubahan besar digerakkan oleh dua hal: rasa sakit dan cita-cita. selanjutnya, pertarungan antara dua hal inilah yang menentukan usia gerakan perubahan itu. mari memenangkan mimpi dari rasa sakit.”

(Shofwan al Banna dalam Leadership Talks 2010)

Leadership Talks merupakan sebuah acara talkshow kepemimpinan mahasiswa yang dilatarbelakangi oleh krisis kepemimpinan yang terjadi di Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa yang akan menentukan kondisi bangsa ini kedepan memiliki peran strategis.

Berdasarkan keyakinan bahwa pemimpin itu tidak dilahirkan, tetapi pemimpin itu diciptakan dan dipersiapkan maka jiwa-jiwa kepemimpinan harus ditanamkan pana geneasi muda. Leadership Talks akan menghadirkan orasi kepemimpinan dan talkshow kiprah kepemimpinan generasi muda yang inspiratif. Melalui talkshow ini diharapkan akan menciptakan efek domino terhadap generasi muda lainya. Hal tersebut melalui inspirasi oleh anak-anak muda yang telah mengaplikasikan kepemimpimpinan dalam tiga sektor. Ketiga sektor tersebut adalah sektor publik, privat, dan sektor ketiga.

Bentuk  kegiatan ini adalah diskusi terbuka beserta kajian yang akan disajikan oleh para narasumber. Sistem dari diskusi ini adalah dialog, dimana moderator secara aktif akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing narasumber ataupun sebaliknya. Moderator juga bisa melemparkan sesi pertanyaan kepada audiense sewaktu-waktu (wewenang moderator). Alur dialog ini akan mengalir, ketika dialog ini dilaksanakan, audiens dengan izin moderator dapat mengajukan pertanyaan, tanggapan, atau saran. Dialog ini akan dilaksanakan selama 120 menit.

Tujuan utama dari dialog ini adalah memberikan inspirasi kepada anak muda U serta masyarakat secara umum untuk berkontribusi dalam membangun kepemimpinan muda yang mengubah Indonesia baik dalam sektor publik, privat, dan ketiga. Maka dari itu, dalam dialog ini, akan ada tiga hal besar yang akan dibahas, yaitu 1. Deskripsi teoritis kepemimpinan muda dalam mengubah Indonesia dari ketiga sektor, 2. Deskripsi realitas kepemimpinan muda, 3. Pengalaman kepemimpinan para narasumber

Dalam dialog ini narasumber berasal dari mereka yang berhasil menerapkan kepemimpinan yang kuat baik dari sektor publik, privat, dan ketiga. Narasumber dialog sesi pertama (Leadership, Youth, and Government) yaitu Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (Dewan Pertimbangan Presiden), Joko Widodo (Walikota Solo), dan Goris Mustaqim (Pendiri ASGAR Muda). Narasumber dialog sesi kedua (Leadership and Business) yaitu Fahira Fahmi Idris (Pengusaha Muda), Firmanzah, Ph.D (Dekan FE Universitas Indonesia), dan Fajrin Rasyid (Mantan Konsultan Boston Consulting Group). Masing-masing narasumber akan memberikan perspektif masing-masing mengenai kepemimpinan muda serta pengalaman mereka dalam memimpin. Maka dari itu, PPSDMS Nurul Fikri menganggap tema tersebut perlu untuk didiskusikan lebih lanjut agar mahasiswa UI secara khusus, dan masyarakat umum agat terbukanya wawasan dan inspirasi kepemimpinan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik dan bermatabat.

 

Orasi Kepemimpinan

Dr. Anies Baswedan

Sejak kepemimpinan Ir.Soekarno dan Mohammad Hatta, Indonesia belum lagi benar-benar memiliki pemimpin besar yang menggerakan semangat dan potensi yang dimiliki oleh seluruh elemen bangsa agar bisa mencapai cita-cita bersama, yaitu adil, makmur dan sejahtera. Namun, muncul pemimpin-pemimpin di sektor yang lebih rendah dari pemimpin di tingkat eksekutif pusat seperti Hoegeng, Ali Alatas dan lainnya. Jumlah mereka sedikit dan seringkali kontribusi mereka terbatasi oleh situasi politik di era orde baru. Pasca reformasi 1998, mulai bermunculan generasi pemimpin muda yang dapat menginspirasi bangsa. Salah satunya adalah Anies Baswedan. Sebagai seorang pemimpin, kapasitasnya memang tak diragukan, terbukti dengan berbagai macam penghargaan yang diraihnya.

Ada satu hal yang sangat unik di era reformasi saat ini. Pemimpin-pemimpin dengan kualitas luar biasa muncul dengan perubahan bagi rakyat di sektor privat dan sektor ketiga. Di sektor privat, kita melihat Fahrina Fahmi Idris sebagai bagian dari pemimpin-pemimpin dengan kualitas luar biasa. Di sektor ketiga, kita makin sering melihat aktivis-aktivis dari berbagai LSM yang memperjuangkan berbagai isu sosial, ekonomi dan politik. Peran mereka sangat sentral dalam mengkritisi sektor publik serta memberikan cara alternatif untuk memajukan bangsa. Namun, sektor publik tidak selalu kotor dan menghasilkan pemimpin dengan kualitas buruk. Kita masih bisa melihat sedikit individu dengan integritas dan kapasitas yag luar biasa didalamnya, termasuk Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dan Joko Widodo sebagai walikota Solo. Termasuk ekonom muda Indonesia, Firmanzah, Ph.D.

Kepemimpinan yang kuat dengan paradigma “to change”dibutuhkan untuk merealisasikan nilai-nilai dan tujuan-tujuan mulia yang tertulis dalam dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Permasalahannya, inkubasi pemimpin muda tidak secara natural berjalan dengan baik. Harus ada kerjasama lintas sektor (publik, privat dan ketiga) untuk memungkinkan lahirnya pemimpin-pemimpin baru dengan menjadikan pemimpin hebat masa kini sebagai contoh. Para calon pemimpin masa depan harus paham betul apa itu “Kepemimpinan yang Mengubah Indonesia”

 

Leave a Comment