Lingkungan Kampus Bikin Kamu Jadi Orang Yang People Pleaser? Hati – Hati Tuh!

Semenjak resmi menjadi mahasiswa UI, rasanya aku seperti terbuka dengan berbagai pengalaman baru. Dikenalkan dengan ini – itu, diikuti dengan lingkungan yang lebih terbuka dan mobile membuatku ingin lebih banyak lagi membangun jaringan dengan berbagai jenis orang.

Seruan untuk menghindari istilah kupu – kupu (kuliah pulang – kuliah pulang) terus ditanamkan oleh senior dan orang sekitarku.

“Udah, toh nanti pas ngelamar kerja IPK gak terlalu dilirik, yang penting tuh pengalaman organisasi”

“Jadi mahasiswa fakultas X masa gak ikut kepanitian ini?”

“Kamu punya kemampuan kok jadi Penanggung Jawab, aku yakin deh”

“Lumayan loh buat nambah – nambahin pengalaman di CV”

dan masih banyak lagi seruan lainnya yang semakin membuatku susah untuk menolak ajakan mereka. Rasa takut untuk menolak karena tidak ingin mengecewakan orang yang mengajak tersebut ikut memengaruhiku di waktu yang bersamaan. Meski demikian, di satu sisi, terselip rasa khawatirku dengan IPK semester depan yang semestinya benar – benar butuh bantuan jika terus menerus dibiarkan. Duh, harus gimana ya?

Adakalanya kamu merasa overwhelmed dengan kegiatan kita diluar perkuliahan. Baik dengan organisasi maupun kepanitiaan. Terutama ketika kamu sendiri tahu bahwa kamu adalah tipe orang yang tidak bisa menolak ajakan dan permintaan orang lain. Akibatnya, semua pekerjaan di organisasi dan kepanitiaan menjadi tanggungjawabmu. Bangga? Tentu saja perasaan itu ada. Kebiasaanmu yang selalu siap ketika diberikan amanah ini membuatmu diterima oleh banyak orang.  Tapi sejauh mana hal tersebut masih dikatakan wajar? Dan sampai manakah seharusnya kamu berhenti?

People Pleaser

Apakah sebelumnya sudah ada yang pernah mengingatkanmu kalau kamu adalah orang yang people – pleaser? Yap, seperti namanya, kamu adalah tipe orang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain. Terkadang, sulit bagimu untuk membedakan bahwa menjadi seseorang yang baik itu berbeda dengan selalu menyenangkan orang lain. Mungkin kamu merasa bahwa dengan selalu meng’iya’- kan perkataan dan permintaan orang lain, kamu telah menjadi seseorang yang tidak egois. Namun terlepas dari hal itu, kamu justru menjadikan dirimu sebagai seseorang yang mudah untuk dimanfaatkan.

Jika kamu belum yakin apakah dirimu seseorang yang people – pleaser atau bukan, kamu bisa melihat ciri – ciri di bawah ini:

1. Kamu berpura – pura setuju dengan semua orang.

Sebagai manusia biasa, tentunya ada saat di mana kamu tidak sepakat dengan lawan bicaramu. Namun karena kebiasaanmu yang sulit untuk menyatakan ketidaksetujuan dengan orang lain, kamu pun akhirnya berpura – pura untuk setuju dengan orang tersebut.

2. Kamu mengalami reaksi fisiologis ketika kamu terpaksa menolak permintaan orang lain.

Pada akhirnya, ada suatu waktu ketika kamu tidak bisa mengatakan ‘iya’ pada mereka yang terbiasa meminta kepadamu. Hal ini serta merta menimbulkan ketidaknyamanan dalam dirimu dan memunculkan reaksi fisiologis. Mulai dari perasaan cemas, mual, sakit kepala, bahkan merinding!

3. Kamu sering meminta maaf

Untuk apa? Kamu sendiri kadang tidak tahu apakah sebetulnya kamu atau dia yang meminta maaf. Tapi karena sudah menjadi kebiasaan, kata maaf itu keluar dengan sendirinya dan mengalir bagaikan air.

4. Kamu merasa terbebani dengan hal yang sebelumnya sudah kamu setujui

Menjadi mahasiswa super sibuk memang pada awalnya memberikanmu sedikit kebanggaan. Kamu dianggap memiliki circle yang luas dan banyak. Kampus adalah rumah keduamu, karena pulang malam bahkan menjelang pagi bukanlah hal yang baru lagi buatmu. Namun di samping itu semua, sebetulnya kamu juga merasakan kelelahan seperti mahasiswa lainnya. Lama  kelamaan, semua hal yang kamu kerjakan menjadi terpaksa.

5. Kamu merasa sangat takut jika ada yang marah denganmu.

Jujur, semua orang juga pasti merasakan ini. Apalagi kalau yang marah adalah dosen atau orangtua. Namun bagi orang yang people pleaser, rasa takut ini menjadi tidak wajar dan berlebihan. Kamu menjadi tidak bisa berfungsi dengan normal karena selalu memikirkan hal itu.

Apakah semua tanda – tanda itu sudah ada pada dirimu? Jika iya, mungkin sudah saatnya bagimu untuk belajar bilang tidak. Seperti misalnya dengan:

1. Delay

Ya, ketika ada orang yang memintamu untuk melakukan sesuatu, kamu bisa memberikan jeda waktu untuk memikirkan hal tersebut dibandingkan langsung memberikan keputusan di saat itu juga. Dengan adanya waktu yang bisa kamu gunakan untuk berpikir, kamu akan lebih mantap dan berani untuk menolak.

2. Gak mau, jangan gak bisa

Penggunaan kata memang kadang luput dari perhatian kita. Namun sadar gak sih, terkadang kita sulit untuk menolak permintaan orang karena kita salah ngomong? Misalnya ketika kita diajak rapat di saat yang gak tepat. Dengan ribetnya, kita mencari alasan untuk menolak permintaan tersebut. Ujung – ujungnya kita pasti cuma bilang,

“Maaf ya, aku gak bisa ikut karena harus nugas”.

Nah, untuk seseorang yang people pleaser, hal ini sangat fatal. Seharusnya, kamu bisa melatih dirimu dengan berkata,

“Maaf ya, aku gak mau ikutan rapat dulu karena harus nugas”

dengan begini, image seorang people pleaser yang sudah melekat padamu bisa satu persatu luntur.

3. Ingat lagi tujuan awal!

Apa tujuan awalmu mengikuti suatu organisasi? Oke, untuk mendapatkan pengalaman dan kenalan baru, dan kamu sudah mendapatkan itu di tiga semester awal kamu bergabung. Apakah menerima tanggung jawab lainnya menjadi prioritas utama bagimu saat mengikuti kegiatan ini? Bukannya tujuan awalmu yang paling awal sebetulnya adalah kuliah dan lulus tepat waktu?

Leave a Comment