Liputan Acara Peringatan Hari AIDS Sedunia BEM FIK UI

Dalam rangka memperingati hari aids sedunia, BEM FIK khususnya bagian Pengmas mengadakan serangkaian acara. Pertama kali diawali dengan kampanye di titik-titik masuk UI seperti di gerbatama, stasiun UI, stasiun Pocin dan kober hari rabu tanggal 1 desember kemarin. Kampanye ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat tentang hari aids. Saat kampanye panitia juga mewawancarai beberapa orang yang berada di pintu masuk UI saat itu. Dari wawancara tersebut, didapati bahwa banyak yang tidak mengetahui akan adanya hari aids ini.

Puncak peringatan hari AIDS ini yaitu seminar yang dilaksanakan di Fakultas ilmu keperawatan UI. Seminar yang bertemakan “Evaluasi Kinerja Pemerintah dalam Penanggulangan HIV/AIDS” ini diisi oleh dr. Afriana, dr. Flora, dr. Prastuti Waraharini. Seminar ini membahas tentang sejarah penyebaran virus HIV, dampak HIV, cara penanggulangan virus HIV serta evaluasi terhadap kebijakan dan program kerja pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS.

Virus HIV pertama kali diketahui di indonesia pada tahun 1987. Sampai dengan saat ini terdapat 22.726 kasus yang terjadi di Indonesia. Kasus terbesar terdapat di Papua, Bali, Jakarta, Maluku, DIY, Bangka Belitung dan Jawa Barat. Pengidap terbesar penyakit ini adalah pria dan remaja usia 20-29 tahun. Seperti telah diketahui, penyakit ini penyakit ini penularan penyakit ini paling besar melalui hubungan seksual serta pemakaian jarum suntik secara bergantian.

Virus HIV merupakan virus yang sangat berbahaya. Karena virus ini merusak sistem pertahanan tubuh manusia, dengan rusaknya sistem pertahanan tubuh manusia maka tubuh akan rentan sekali terserang penyakit. Tubuh tidak bisa lagi melawan virus atau bakteri jahat yang masuk kedalam tubuh sehingga tubuh akan langsung terserang penyakit dan virus tersebut akan bersemayam dalam tubuh hingga merusak seluruh jaringan tubuh. Dan seperti yang kita ketahui, sampai saat ini belum ada obat untuk mengobati penyakit ini.

Penanggulangan virus ini yaitu dengan tidak melakukan sex pranikah dan juga tidak berganti-ganti pasangan. Selain itu hindari pemakaian jarum suntik secara bergantian, karena virus bisa berpindah melalui darah dan lendir. Pemberian sex education serta pendidikan moral sejak dini akan membantu penularan virus mematikan ini.

Dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS ini pemerintah juga mengeluarkan berbagai kebijakan dan program kerja nasional. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain: meningkatkan kegiatan pencegahan dampak buruk bagi pengguna narkoba suntik, mempromosikan penggunaan kondom di wilayah hotspot untuk menjangkau pekerja seks komersil, menyediakan layanan pencegahan komprehensif bagi Pengguna jarum suntik di penjara/rutan lapas, menyediakan layanan ARV kepada seluruh ODHA yang membutuhkan, menyediakan informasi pencegahan untuk seluruh golongan remaja dan dewasa muda. Serta departement pendidikan yang telah mengeluarkan modul belajar untuk pencegahan HIV AIDS bagi siswa SMP da SMA.

Terakhir, sebagai seorang kaum intelektual, kita mahasiswa seharusnya juga ikut berpartisipasi dalam pencegahan penyebaran virus HIV. Jangan hanya mengandalkan pemerintah. Seorang mahasiswa adalah Agent of Change yang akan membawa Indonesia bahkan dunia menjadi lebih baik. Jadi, dari sekarang hilangkan kebiasaan jahiliyah yang melakukan hubungan seks diluar nikah dan berganti-ganti pasangan serta pemakaian narkoba yang hanya membawa mudharat bagi diri sendiri. Satu hal yang harus di ingat, kalau bukan kita siapa lagi yang akan merubah nasib bangsa. Mulai dari sekarang tata diri menjadi generasi yang lebih baik, untuk kelangsungan hidup yang lebih baik.

By: Rahmi hayati, FIK UI 2010

Leave a Comment