Bukannya aku tak bangga ketika bisa memasuki Universitas ini 4 tahun yang lalu. Mengenakan jaket kuning, mengecap pendidikan di Universitas yang direbutkan banya orang. Namun bukan hanya kebanggaan yang kurasakan, karena begitu banyak proses yang kulalui, yang akhirnya justru menjerumuskanku pada kenyataan yang menyedihkan.
Aku adalah bagian dari masyarakat yang menghadapi pesimistis banyak orang tua dan akanya yang tidak berani memilih atau mendaftar di UI, karena biayanya yang mahal
Aku ada di lembaga, sehingga memiliki cukup akses untuk mengetahui bahwa banyak kesalahan pelaksanaan BOP B yang berdampak signifikan bagi seorang maba.
Aku berhadapan dengan mahasiswa baru yang berkata: “iya ni Mbak, minggu depan deadline cicilan, belom tau juga si mau bayar pake apa”
Aku mendapat cerita tentang seorang anak yang berkata “ Mama udah ngutang di pasar buat bayar”
Aku mengetahui ada laporan yang masuk tentang beberapa anak yang tidak jadi masuk UI karena tidak sanggup dengan besaran BOP yang ditetapkan.
Aku pun bukan orang yang berlebihan secara finansial, terkadang untuk bisa membayar 1,3 juta per semester saja, mama harus memutar otak, bahkan sampai berhutang. Demi bisa kuliah di Ui. Di Universitas yang nampaknya kini semakin menutup pintu untuk potensi-potensi hebat yang tidak terlalu beruntung dari segi finansial.
Aku teringat 12 tahun yang lalu, ketika pertama kali aku datang ke kampus megah ini. Sejak saat itu aku jatuh cinta, dan bermimpi untuk bisa masuk ke Universitas Indonesia. Impian yang begitu indah, yang begitu memacuku untuk bisa menggapainya.
Dan kini aku berhadapan dengan anak-anak yang punya impian yang sama. Dan merasa sangat tersayat ketika mereka harus melepaskan impian mereka. Tidak jadi masuk UI karena biaya.
Di titik ini aku menangis. Maaf, aku memang cengeng, tpi akau tak mau menutupi kecengenganku saat ini. Hati ini begitu tersayat, ketika terbayang wajah-wajah mereka. Wajah-wajah yang memiliki impian yang besar. Wajah-wajah yang hak pendidikannya digerus keserakahan dan ambisi pribadi. Mata-mata yang sayu, dan khawatir. Tidak tau mau bayar pakai apa, dari mana mereka bisa mendapatkan utang dan untuk membayarnya. Dan mata-mata yang sinarnya meredup. Karena impian terangnya tiba-tiba berhenti. Mereka yang harus menyerah, dan tidak menjadi bagian dari UI
Sedih, sekaligus kecewa, Malu, terutama pada diri sendiri.
Aku diwisuda. Tanggal 27 Agustus lalu, tanpa nyanyian dari adik-adikku yang hebat yang terpaksa melepaskan impian mereka.
Rasanya hampa,
kosong,
“Almamaterku Setia Berjasa”
Ah, almamaterku betapa angkuh engkau sekarang
Almamaterku yang tidak peduli pada impian wajah-wajah tulus yang ingin merangkulnya begitu dekat, menjadi bagian dari dirinya yang begitu lekat.
Almamaterku yang tidak memberikan kesempatan untuk memberikan hak untuk mereka yang memang sudah melalui tes intelektual, dan lulus.
Almamaterku yang mungkin sudah menolak calon akademisi berprestasi, calon pengusaha besar, calon aktivis masyarakat yang membangun bangsa, atau bahkan calon pemimpin bangsa ini
Sementara aku, tidak bisa apa-apa…
4tahun waktu yang diberikan untukku mengenal dan berkarya di sana. Untuk bisa berusaha, agar almamater besarku itu bisa sedikit, sedikit saja menoleh pada kepentingan anak-anak bangsa yang membutuhkan toleransi finansial..
Sia-sia, untuk apa 4 tahun aku di sini hanya untuk menyaksikan keangkuhan suatu lembaga yang menghancurkan impian anak bangsa? yang tidak sadar bahwa yang dia lakukan tidak lain adalah menghancurkan masa depan bangsa itu sendiri??
Aku Kecewa
Aku Sedih
Aku Malu
Rekomendasi:
- Gelar Sarjana 40 Juta Pernahkah teman-teman menghitung berapa besar “harga” yang harus dikeluarkan untuk mendapat gelar sarjana di UI ?. Jika memakai patokan BOP untuk jurusan ilmu-ilmu sosial dengan lama studi normal, yaitu 8…
- Ide Kado Wisuda Terbaik untuk Teman dan Orang Terkasih Hal paling membingungkan kalau teman atau orang terkasih akan wisuda adalah kado yang akan diberikan. Mau memberikan sesuatu yang biasa takut mengecewakan, apalagi momen ini hadir sekali seumur hidup. Kado…
- 12 Earbud Wireless Terbaik 2023, Bermusik Bebas Gangguan anakui.com - Berdasarkan pengujian mendalam kami, berikut ini adalah daftar earbud wireless terbaik yang dapat sobat beli hari ini. Nikmati musik, film, podcast favorit, dan lainnya dengan mudah menggunakan earbud…
- 12 PC Gaming Terbaik 2022, Spek Mumpuni untuk Para Gamer! anakui.com - Berikut adalah PC gaming terbaik untuk setiap anggaran, berdasarkan ulasan kami. PC gaming yang bagus dapat menangani video game yang paling boros sumber daya dan intensif grafis, serta dengan…
- Mahasiswa Relawan Membuka Isolasi Korban Banjir Cerpen ini dipersembahkan untuk: kawan-kawan Mapala UI , Mapala Sejabodetabek, WANADRI, TNI, POLRI dan Seluruh Sukarelawan Banjir (Posko Pluit Khususnya) @JrngInfoBencana Lampu remang-remang menyinari dari setiap sudut ruangan disebuah kampus…
- Tinjauan Terhadap Formulasi RUU BHP Di DPR RI Pada Akhir… Rumbagyo Nangalit; Ilmu Politik; 090302035y Latar Belakang UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 53 ayat (1) sampai (3) menyebutkan bahwa penyelenggaraan dan atau satuan pendidikan…
- 11 Daftar Headset Gaming Wireless Terbaik 2022 anakui.com - Headset gaming Wireless terbaik untuk PC, PS5, dan Xbox Series X. Headset gaming nirkabel terbaik berkisar dari yang murah hingga mahal, dan serbaguna hingga profesional. Satu kesamaan yang…
- 20+ Contoh Proposal Siap Download Jika Anda membaca artikel ini, berarti Anda sedang mencari referensi contoh proposal untuk berbagai kebutuhan Anda kan? Baca terus untuk mendapatkan lebih dari 20 contoh proposal siap download, seperti proposal…
- Surat Terbuka Untuk Rektor UI: Prof. Gumilar Rusliwa… sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=400224257230&id=1552501398 Bapak Rektor UI Yang Terhormat, Sebenarnya, berat hati ini untuk menulis surat ini, karena saya tahu, saya bukanlah siapa-siapa. Saya hanyalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk…
- Yuk Simak 6 Daftar VPN Murah Terbaik 2022 anakui.com - VPN termurah sekarang dapat mengejar VPN termahal. Dengan VPN murah terbaik, sobat tidak perlu berhemat pada keamanan, kecepatan, atau fitur. Harga anjlok dan kualitas meningkat secara signifikan berkat…
- Surat Terbuka Untuk Rektor UI: Prof. Gumilar Rusliwa… Bapak Rektor UI Yang Terhormat, Sebenarnya, berat hati ini untuk menulis surat ini, karena saya tahu, saya bukanlah siapa-siapa. Saya hanyalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk menyelesaikan skripsi dan…
- Cara menggunakan VPN yang Benar, Mudah, dan Aman anakui.com - Sobat tidak memerlukan pengetahuan IT yang luas untuk mempelajari cara menggunakan VPN. Faktanya, sobat hanya membutuhkan beberapa langkah sederhana, mulai dari mendapatkan VPN hingga membuka blokir konten yang…
- Hasil Wawancara Menarik "BMKG" dengan Maba UI Sejak maba berdatangan ke UI, sudah ada beberapa tulisan yang membahas maba. Namun, tulisan itu kebanyakan membahas maba dari mata senior, entah itu bentuknya nasihat atau malah mereka dijadikan obyek…
- MABA UI 2011 Harus Waspada dalam Memilih Sistem Pembayaran:… Selamat datang mahasiswa baru Universitas Indonesia jalur masuk SNMPTN Ujian Tulis tahun 2011!! Beberapa informasi mengenai registrasi dan pembayaran tentunya sudah dapat diakses di account penerimaan yang ada di www.penerimaan.ui.ac.id.…
- Angan-angan Negara Ideal Plato Plato tentu saja sangat mencintai gurunya, Socrates. Begitu mendalam perasaan Plato akan sosok guru yang dihormatinya tersebut, membuatnya begitu sangat lunglai --benar-benar lemah, ketika menghadapi kenyataan akan kematian sang guru…
- Review Google Stadia, Layanan Streaming dari Google anakui.com - Google Stadia menawarkan permainan cloud yang mengesankan dalam paket yang tidak sempurna. Google Stadia baru dan berpotensi mendemokratisasi, tetapi pada akhirnya setengah jadi dan penuh ketidaknyamanan. Spesifikasi Google Stadia…
- 5 VPN Amerika Terbaik dari Fitur Keamanan dan Kecepatan anakui.com - Seperti yang diketahui oleh siapa pun yang tinggal di Amerika Serikat, warga negara Amerika tunduk pada beberapa pengawasan pemerintah yang paling invasif di dunia. Jadi, tidak mengherankan jika…
- Bekpeker Gadungan (Season 2) ---sebenernya, tulisan ini tadinya hanya berupa note saja, tapi demi meramaikan anakui.com, maka saya ikut posting juga disini--- Sabtu, 5 April 2009 BEKPEKER GADUNGAN: KEDIRI, KAMI DATANG (DAY 2) tips…
- Bangsaku Merindukanku, Wahai Pemuda! Apa yang akan kujawab jika kelak aku bertemu dengan Alm.Bung Karno? Dulu aku dicintai, setiap nyawa yang berpijak di atas punggungku berjuang demi diriku. Mereka meneriakkan namaku di setiap hela…
- Review PS5, Masa Depan Game Konsol Saat Ini anakui.com - PS5 adalah lompatan generasi yang sangat besar dari PS4. PS5 juga merupakan lompatan generasi sejati, menawarkan waktu pemuatan yang sangat cepat dan pengontrol baru yang revolusioner yang dapat…
- Review Sony WH-1000XM4: Headphone Peredam Bising Terbaik anakui.com - WH-1000XM4 adalah headphone peredam derau terbaik dari Sony. Sony WH-1000XM4 menantang Bose 700 untuk gelar headphone peredam bising terbaik dalam segala hal. Spesifikasi Sony WH-1000XM4 Kelebihan + Kualitas…
- Fakta-Fakta Terhadap Pelaksanaan Teknis BOP-B di UI Fakta-Fakta Terhadap Pelaksanaan Teknis BOP-B di UI Bismillahirrahmanirrahim Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi Kita Semua Melalui tulisan ini, izinkan saya untuk menuliskan sejumlah fakta mengenai pelaksanaan teknis…
- Informasi Beasiswa S2 Luar Negeri 2016 Terlengkap Buat kamu yang ingin mencari peluang beasiswa S2 luar negeri (program master/magister), berikut ini adalah 20 peluang beasiswa S2 luar negeri yang tersedia untuk program tahun 2016/2017.
- 10 Pelajaran Hidup Yang Bisa Kalian Dapatkan Dari Bangku… Pelajaran hidup selama kuliah akan membuat manusia menjadi lebih dewasa dan lebih baik lagi pastinya. Namanya juga pelajaran hidup ya pastinya mengajarkan untuk bisa tetap lebih hidup. Senang, tertawa, suka,…
- 12 Rekomendasi Earphone Noise Cancelling Terbaik 2023 anakui.com - Earphone noise cancelling terbaik yang kami uji secara aktif membungkam dunia di sekitar. Peredam bising aktif (ANC) telah menjadi fitur yang harus dimiliki oleh banyak earbud modern, tetapi tidak…
- Review HP Pavilion Plus 14: Spek Gahar Harga Pelajar AnakUI.com - Review HP Pavilion Plus 14 : HP telah menetapkan tiga tingkatan laptop: Pavilion mainstream, Envy kelas atas, dan Spectre kelas atas. Dengan lini Envy dan Spectre, Anda dapat…
- 13 Headset Olahraga Terbaik 2023 untuk Gaya Hidup Aktif anakui.com - Menurut pengujian kami, berikut ini adalah headset olahraga terbaik yang dapat sobat beli untuk berolahraga dan berlari. Headphone olahraga terbaik menunjukkan nilai pemilihan model yang tepat untuk orang…
- PKM, Yuk... Males ah, yang ada Gua makin sakit! NB: Tulisan ini adalah semi-fiksi, seperti halnya semi-final, musim-semi, dan semi-…. film, semi fiksi merupakan cerita yang isinya juga setengah-setangah. Setengah kejadian sebenarnya, setengah rekayasa, setengah niat, maupun setengah hati…
- 30+ Contoh Surat Lamaran Kerja Terbaru Berbagai Pekerjaan Bagi Anda yang akan melamar pekerjaan, simak cara membuat dan contoh surat lamaran kerja terbaru untuk berbagai pekerjaan berikut ini. Ada contoh surat lamaran kerja simple/sederhana, contoh surat lamaran kerja…
- 6 Layanan VPN Gratis Terbaik 2022, Aman & Terpercaya! anakui.com - Apakah menggunakan VPN gratis sepadan dengan risikonya? VPN gratis terbaik adalah tawaran yang sangat menggiurkan, yang memberi anonimitas online lengkap tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Namun, seperti yang…
jadi ikutan sedih deh ka..
tpi memang bener sih apa yg dikatakan sama kaka.apakah mungkin ini cara lembaga kita untuk menuju world class university? huft..
Lagi-lagi tulisan masalah biaya UI yang semakin mahal. Saya juga sebagai mahasiswa yang masih aktif bingung harus berbuat apa lagi. Menuju World class university emang butuh biaya yang banyak, tapi jangan sampai mengorbankan anak bangsa yang kurang mampu donk,,
ini dia yang membuat saya bingung ketika sedang menjalankan UIGTC (ui goes to cirebon), karena ketika road show pasti banyak yang tanya mengenai pembiayaan di ui, “kak biaya di ui mahal ga?”
nah harus jawab pa coba???
sedihnya hatiku ketika potensi2 daerahku yang amat brilliant tak bisa berkontribusi untuk negeri ini terhalang hanya karena pikiran “UI pasti mahal”
sedih sekali memang… banyak teman2 sy yang tak jd masuk UI krn biaya, dan sisanya, orag2 yang nekat, harus dikejar2 penagih utang, dan bingung mencri uang…
berdoa saja, semoga pak rektor, pak dekan, dan mahalum2 tiap fakultas mengakses internet untuk menemukan kebobrokan dari sistem yang mereka jalankan.
waw,,,
sama seperti yang saya rasakan sekarang…
duit duit dan duit…
peringkat 201 dunia hanya di kejar dari tampilan fisik, bukan ke akademik !!!!!!!
Saya juga pernah membayangkan saya adalah orang yang cukup beruntung bisa duduk di bis kuning yang sekarang berAC dan menikmati fasilitas kampus…. padahal orangtua membanting tulang untuk membiayai kuliah saya.
percayakah kalian dalam sebuah rapat internal kebijakan penetapan BOP dan sejenisnya.
seorang kawan yang masih beridealis, seperti kebanyakan generasi muda yang kritis pada umumnya. melempar pertanyaan seperti ini,
“pak kenapa biaya kuliah harus terus dinaikkan seperti ini?”
tau jawabannya beliau apa?
“kalau bisa dinaikkan, kenapa tidak?”
sungguh saya terjerembab mendapati jawaban sperti itu. entah ini sumber terpercaya atau tidak, yang jelas bgitulah adanya.
@LH dan yang lainnya: semangat selalu yah, setiap langkah usaha kita,,,insya Allah diberikan petunjuk-Nya!
@ramtay: benar atau tidak berita itu tetapi faktanya sudah kita rasakan dengan terus meningkatnya pembebanan biaya, tapi jangan menyerah kawan Tuhan bersama kita!
Bisa jadi kebutuhan operasional UI memang benar-benar besar & tidak tertutupi…
—
Transparansi absolut mungkin akan menjawab itu semua,,,
MWA yang kuat dalam mengambil orientasi kebijakan kampus juga mungkin akan membantu
(menyangkut ranking 201 yang katanya hanya dari fisik & duit),,,
Habis lulus juga ternyata alumni UI pun tidak sehebat alumni swasta udahlah mari kita ciptakan usaha serta lapangan kerja sekuat mungkin jadi di masa depan kelak kita bisa bantu kasih sumbangan ke UI supaya menekan adanya kenaikan biaya pendidikan yang berlebih.
beuhh… klo gni sp yg salah???
UI menjadi angkuh, tidak hanya lembaganya melainkan mahasiswanya yg selalu mmengkota-kotakan segalanya dari masalah fakultas, jurusan yg diambil hingga derajat D3,S1 reg, S1 non reg, dll.. sekarang telah terasakan.
Dan sekarang inilah banyak Anak UI pecundang yg mengatasnamakan JAKET KUNING yg terlahir akibat keangkuhan UI, sekarang bukan lagi intelektualitas yg dicari melainkan prestis konyoL, jargon selama ini sangat salah yg mengatakan bahwa UI adalah kampus rakyat, dan seharusnya adalah UI adalah kampus MERAKYAT..!!!
jangan menyerah. buat yg mau kuliah di ui.
sprti kata pepatah: selama ada kemauan di situ ada jalan. terus berjuang!
Sebagai konsekuensi dr UU BHP akhirnya UI mesti membiayai sendiri segala sstnya.. Menurut gw solusi yg cantik adalah biarkan UI berbisnis..
Buat saja pom bensin, starbucks, dan juga mungkin retrebusi msk kampus..
Sehingga pihak rektorat menjadi lbh kreatif dlm mencari dana, bukan menumpukan pd uang masuk atau semester mahasiswa saja.
wah, apakah tulisan ini adalah bagian dari gerakan “malu menjadi alumni UI”?
yaaaaa,, “keangkugan manusia terdidik” (kata salah satu seorang temen gw mengenai mahasiswa UI). harus ada transpatansi keuangan. Rasanya spanduk besar di Halte Ui yang menyatakan selamat karen UI peringkat 201 jadi ga berarti klo liat masalah biaya masuk yang semakin mahal, semakin membuat mahasiswa tidak peduli kepada masyarakat karena akan ada paradigma baru bahwa mereka kuliah dengan uang mereka sendiri, tidak seperti dulu Mahasiswa merasa berutang kepada rakyatnya..
memang biaya kuliah di sini sekarang dah jauh melejit. jadi inget, dulu da alumnus yang beberapa tahun jauh sebelum sekarang yang ternyata bisa bayar kuliah sendiri.
sebab itulah yang buat saya ingin kuliah mandiri.
tapi…. dengan biaya kuliah yang sekarang, impian itu bisa jadi ga mungkin, malah beberapa anak yang yang ga jadi masuk sini hanya karena biaya seperti yang dicritain di atas.
universitas negeri skarang ga jauh beda ma universitas swasta.
Assalamualaikum wr.wb.
Sekedar mau tanya, Apakah pihak UI sdh cek atau survey langsung dengan benar KONDISI setiap Mahasiswa yang mengajukan keringanan BOP?,
Sebaiknya Tidak hanya percaya dengan dokumen yang dilampirkan dan cerita saja!!.
Pada kenyataannya banyak MHS yg mengaku tidak mampu ternyata bisa nenteng laptop, langganan internet, bisa bayar kost cukup mahal lagi.
Sementara MHS lain yang dengan JUJUR melaporkan dan melampirkan semua dokumen BOP dengan rincian penghasilan yang TERLIHAT BESAR tapi MENJADI PAS-PASAN ketika sudah dipotong dengan seluruh biaya hidup termasuk cicilan hutang. Yang akhirnya pengajuan BOP-berkeadilan tidak disetujui.
Dalam pemandangan sehari-hari cukup menjadi iri, melihat gaya hidup para MHS yang mendapatkan keringanan dan MENGAKU TIDAK MAMPU tadi. Sama-sama pintar kok perbedaan tanggungan SPP sangat JAUH TIMPANG, coba saja yang satu bawa laptop, cost, di fakultas yang sama hanya bayar di bawah 1 juta/semester, sementara mahasiswa lain juga bawa laptop, cost yang sama di fak yang sama pula harus bayar penuh Rp. 7.5 juta / semester. Sekali mahasiswa yang satu bayar untuk 1 semester (7,5 juta), sementara mahasiswa yang lain sudah bisa untuk sampai SELESAI kuliah (7,5 juta dibagi 8 semester).
Apakah nggak sebaiknya BOP-tidak berkeadilan ini di tinjau ulang. Menurut hemat saya untuk bisa belajar di Univ yang berkualitas, Semua mahasiswa harus ikut berpartisipasi dalam menanggung biaya pendidikan yang sama. JER BASUKI MOWO BEO! kata orang bijak, ya memang harus berusaha.
Coba lihat di ITS, ada 5 jalur masuk dengan harga karcis (Uang pangkal) yang berbeda, tapi biaya SPP semua sama (Rp. 1.3 juta/semester). Dan hanya harga karcis JALUR KEMITRAAN (Sponsor Perusahaan) saja yang memang tinggi. Saya kira ini yang lebih ADIL.
Semoga ini menjadi bahan tinjauan kembali dari pihak UI.
Kami hanya bisa memohon keadilan dari para decision maker. Semoga Allah mengabulkan do’a kita. Amien.
well, pertama, mau bilang makasih banget buat yang udah ikutan diskusi, maaf baru ngeliat lagi, dan baru sempet ikutan lagi..
sebenernya tulisan ini adalah curhat pribadi saya, yang lagi ngerasa prihatin banget sama apa yang terjadi di UI.
dan tentunya, perasaan malu, sedih, dll ini ga boleh berlanjut terlalu lama, karena masalah ga akan selesai hanya dengan perasaan2 itu.
buat yang bilang bahwa apa yang terjadi di UI itu akibat BHP, itu bener banget.
apa yang terjadi di UI emang ga bisa dilepaskan dari apa yang terjadi di tataran nasional. BHP (termasuk BHMN)memang memberikan otonomi bagi pihak universitas. jadi ada kewenangan menentukan kebijakan, termasuk kebijakan pendanaan di situ.
nah, nampaknya kewenangan itu digunakan Mas Gum, untuk diarahkan kepada pembangunan fisik. dan pembangunan fisik itu sangat identik dengan biaya yang sangat mahal. berhubung pt daya makara tidak berdaya, dan tidak mendapatkan sumber pendanaan lainnya, maka akhirnya dibebankan secara penuh kepada mahasiswa.
walaupun ini dampak kebijakan nasional, tapi sebenernya UI sendiri (baca Mas Gum dkk) juga sangat berpengaruh ehadap bagaimana kebijakan nasional itu diaplikasikan. dan tampaknya memang pilihan mereka adalah, ‘ngotot’ di pembangunan fisik, dan sama sekali ga mau peduli bahwa apa yang mereka lakukakan sudah merampas hak anak bangsa, termasuk menghambat akses mereka masuk ke UI..
karena itu, yang harus kita lakukan juga 2 arah, advokasi skala kampus maupun skala nasional. dan apapun yang bisa kita lakukan lakukan saja. sekecil apapun, asal ga diem aja..
Ayo2 Semangat!! kita berjuang dengan kapasitas kita masing2, aku mungkin akan banyak dari luar, dan temen2 semua, pasti bisa lebih baik. generasi selanjutnya harus lebih baik dari generasi sebelumnya kan???
gerakan Malu menjadi alumni Ui?? emang ada ya?
sebenernya si tulisan ini yang tadi aku bilang, lebih curhatan aku, aku malu sama diri aku sendiri yang ga bisa apa2 ketika almamater kita tercinta ini kebijakan2 nya makin menggerus hak2 anak bangsa..
soal eknis pengajuan BOP, semoga ada temen2 DPM, atau lembaga lain yang membaca tulisan ini yang mau menjawab. tpi sebatas pengetahuan aku, mekanismenya cuma penyerahan berkas, bahkan banding lewat email. ga tau deh ada wawancara atau nggak. yang jelas ga ada survey,, dan itu sangat signifikan pasti sama hasilnya..
aku sepakat, emang ga akurat jadinya.
peninjauan kembali??
Sepakat Banget
tapi jangan lupa merumuskan bentuk sistem pengganti yang terbaik, yang juga memperhitungkan segala aspek, terutama aksesibilitas UI..
Semangat Semua!!!!!!
semoga kita bisa lebih konkret daripada hanya sekedar prhatin dan merasa malu…
Mbak nisa jahat… saya menangis di warnet gara2 tulisan mbak….
menurut aku sistem BOP memang harus diubah..karena jujur saya pun termasuk salah satu korbannya…
ya sudah, yang sudah lulus, terutama yang bilang malu, kalau sudah sukses, jangan segan2 untuk kembali ke kampus, berkontribusi dengan memberikan sumbangan, beasiswa iluni, atau membawa sistem baru yang bisa membuat biaya pendidikan di UI lebih terjangkau, atau bahkan gratis sama sekali.
sebagai bukti nyata bakti alumni, bukan hanya protes terhadap almamater. toh selama ini para alumni juga dapat banyak hal dari universitas.
dan kalau dipikir2, mereka yang masuk angkatan 2007 ke atas masih ‘beruntung’, masih belum kena yang namanya BOP berkeadilan itu.
yah semoga nanti ada hal signifikan yang bisa kita lakukan lah buat adik2 kita di UI. salam.
Zulfan
alumni, angkatan 2005
sekedar berbagi pengalaman aja…dulu waktu kuliah (1997-2003) kalo lagi nggak ada duit buat bayar spp juga bisa kuliah…bahkan beberapa kali sampai Rp 0,- (masih ada buktinya)…yaa yg penting jujur aja…
sekedar berpesan aja…jangan cengeng jadi anak UI…
UI jangan di jadikan kebanggaan..
masalahnya banyak orang yang berbangga dengan UI, padahal dia bukan apa2… jangan berlindung di balik jaket kuning…
jadi sedih juga ane gan