Mapala UI Kirim Anggota untuk Bantu Evakuasi Sukhoi 2012

Sukhoi Superjet 100
Sukhoi Superjet 100 (Ilustrasi ditambahkan Admin) (cc/flickr/pjs2005)

Sebelumnya saya pribadi mengucapkan duka cita yang mendalam terhadap kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak

Rabu pagi 9 Mei 2012  di kejauhan Gunung Salak seperti biasa, setiap pagi selalu tampak cerah dan membiru , seakan memanggil kembali untuk mengunjunginya. Namun Pagi ini saya hanya melihatnya dari kejauhan dan mengacuhkanya, sepeda motor saya kebut untuk mencapai tempat kerja agar tepat waktu.

Betapa terkejutnya saya, sore harinya telah banyak tersiar kabar, hilangnya pesawat Sukhoi,  yang diduga jatuh di Gunung Gede atau Gunung Salak. Menurut berita tim SAR segera di bentuk untuk menyisir kedua gunung tersebut, kamis pagi tepatnya 10 mei 2012, pkl: 09.45, kepala Basarnas melakukan konfrensi pers  yang menyatakan reruntuhan pesawat Sukhoi, telah ditemukan  tepatnya di Cijeruk Loji, Gunung Salak, Jawa Barat. Di TV nasional headlines berita banyak mengundang para pakar baik pakar penerbangan, hingga pakar SAR. Saya melihat beberapa senior saya di Mapala UI dimintai analisisnya mengenai operasi SAR Sukhoi.

Gunung Salak lagi, Gunung Salak  lagi, mungkin kata-kata ini terngiang-ngiang di kepala saya dan membuka memori kembali ke 4 tahun lampau tepatnya  Juni 2008 tragedi jatuhnya pesawat Casa 212 TNI AU . Kala itu masih saya masih berstatus mahasiswa  dan begiat dalam unit kegiatan mahasiswa, Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia. Seperti biasa pada saat itu di sekretariat Mapala UI teman-teman sibuk mempersiapkan rencana SAR dan tim segera diberangkatkan. Ketua Mapala UI pada saat itu berpesan untuk segera siap membantu operasi SAR dan saya masuk kedalam tim yang diberangkatkan, kami pada saat itu berharap yang terbaik kepada para korban  semoga ada yang selamat/hidup, dan apabila mendapati hal terburuk kami dapat menemukan jasadnya, agar dapat di makamkan secara layak.

Medan Gunung Salak memang lebat dan curam ditambah cuaca salak yang oleh penduduk sekitar disebut DUGCUR (Habis Bedug Ngucur) maksudnya setelah adzan zuhur biasanya Gunung Salak  langsung mendung dan jam 3 sore sering terjadi kabut, hujan bahkan sering kedua-duanya , hal itulah yang membuat pencarian menjad harus lebih berhati-hati dan  sigap. Saya masih teringat pada saat mengevakuasi korban pesawat Casa 212 TNI AU  yang telah hancur berkeping-keping, lereng yang licin dimana harus dibuatkan roy royce (jalan yang terbuat dari potong-potongan kayu) yang dimaksudkan agar tidak licin.

Selain itu kami membuat Heli Pad dengan cara menggabungkan beberapa gelondongan kayu untuk di jadikan tempat pendaratan heli untuk evakuasi korban, tapi pada saat itu sangat disayangkan ternyata turbulensi disekitar TKP sangat membahayakan untuk pendaratan heli maka kami melakukan evakuasi darat dengan cara membuat tandu yang berisi mayat didalam kantong-kantong mayat berwarna kuning  berlabel PMI Kota Bogor. Medan terjal membuat kami harus beberapa kali membuat vertical rescue seperti  sistem katrol (hauling) dan z trik (untuk meringankan beban korban pada saat melewati medan yang sangat curam)

Saya mendoakan semoga seluruh korban diterima amal ibadahnya, seluruh TIM SAR dilancarkan operasinya  dan keluarga korban diberikan kelapangan menerima cobaan.

Itu sepenggal cerita 4 tahun lalu, sekarang teman-teman saya dari Mapala UI, sedang mengalami hal sama bahkan mungkin lebih sulit dan berat, tetap semangat teman-teman.

Penulis

 

Rizky Afriono

Metrotvnews.com, Depok: Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) mengirimkan sembilan anggota untuk membantu mengevakuasi korban jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat.
“Rabu malam (9/5) pukul 23.00 WIB,kami telah memberangkatkan empat orang untuk membantu evakuasi korban Sukhoi, lima orang lagi segera diberangkatkan malam ini,” kata Ketua Mapala UI Muhammad Ismatullah di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5).

Empat orang yang diberangkatkann adalah Ridwan, Kurniadi, Komar, dan Ade Wahyudi. Mereka sudah berpengalaman untuk membantu korban evakuasi di pegunungan.

Isma mengatakan, saat ini keempat orang tersebut telah berada di ketinggian 1.500 meter. Menurut dia, lima orang lagi segera diberangkatkan untuk membantu tim SAR pada Kamis malam (10/5). “Nama-namnaya masih ditentukan, jumlahnya jelas lima orang,” ujarnya.

Isma menyebut, Mapala UI akan terus memantau perkembangan evakuasi yang dilakukan Tim SAR. Selain itu, jika dibutuhkan, lanjut dia, mereka akan terus membantu dengan menambah jumlah personel.

Isma menambahkan, Mapala UI kerap membantu dalam proses evakuasi terhadap korban pesawat yang berada di pegunungan. “Seperti proses evakuasi korban pesawat Cassa N-211-200 milik TNI-AU yang jatuh di lereng Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 2008,” pungkasnya.(Ant/TII)

1 thought on “Mapala UI Kirim Anggota untuk Bantu Evakuasi Sukhoi 2012”

Leave a Comment