Menjalani Masa-Masa Sulit Ketika Gap Year

Masa sulit ketika Gap Year. Di tulisan sebelumnya saya sudah pernah memberi tips untuk kamu yang berencana untuk mengambil jeda setelah lulus SMA atau yang lebih dikenal sebagai gap year. Berawal dari cerita salah satu adik kelas saya semasa SMA yang memilih untuk tidak langsung melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, hal ini membuat saya mencari tau lebih lanjut tentang gap year ini lewat salah satu teman saya yang kebetulan pernah gap year. Pada kesempatan itu saya bertanya apakah dia mengalami kesulitan ketika gap year. Pengalamannya akan saya bagikan lewat tulisan ini, agar teman-teman memiliki gambaran lebih jelas.

Teman saya yang gap year ini bercerita bahwa alasannya mengambil jeda adalah karena dia tidak diterima di universitas impiannya kemudian dengan semangat yang masih membara untuk masuk ke universitas tersebut akhirnya dia mengambil gap year dan mengisi waktunya dengan mengikuti les bimbel khusus untuk persiapan masuk PTN.

Banyaknya Godaan di Rumah

Sumber: marthastewart.com

Tapi pada kenyataanya di awal masa gap year tersebut dia sempat merasa malas untuk belajar karena banyak sekali godaan di rumah, entah itu marathon drama korea, streaming series di Netflix, menonton tutorial make up di Youtube dan masih banyak lagi. Belum lagi orangtuanya sering menyuruhnya untuk membantu pekerjaan rumah, mengurus adik, dan memasak. Buku tebal latihan soal pun akhirnya tidak tersentuh karena dia lupa waktu.

BACA JUGA: Alasan yang Bisa Lo Pake Ketika Liburan di Rumah Doang

Terlena oleh waktu

Sumber: rogerdooley.com

Karena dia merasa waktu untuk menghadapi ujian masih lama, dia menganggap enteng dan mulai melakukan kegiatan lain yang kurang penting seperti hangout di luar rumah hingga lupa waktu. Ia mulai terdistraksi dan perlahan ia mulai terlena oleh waktu dan melupakan tujuan utamanya. Perlu diingat bahwa menetapkan tujuan di awal adalah hal yang sangat penting, dalam masa gap year ini jika kamu tidak produktif dan hanya bermalas-malasan maka waktu yang ada hanya terbuang sia-sia. Di masa gap year ini sangat penting bagi kamu untuk mendisiplinkan diri dan memprioritaskan hal-hal yang lebih penting khususnya yang berkaitan dengan tujuan utama kamu.

Kesepian

Sumber: medium.com

Kemudian salah satu yang dirasakan oleh teman saya adalah kesepian, hal ini bisa terjadi mengingat mayoritas teman-temannya di SMA sudah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan hanya beberapa orang saja yang mengambil waktu jeda. Teman mainnya tidak sebanyak waktu SMA dan mereka sudah sibuk dengan kegitannya di kampus masing-masing sedangkan ia lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, teman-temannya mulai sulit untuk diajak bercerita atau sekedar curhat.

Sangat penting untuk kamu yang sedang berjuang dalam masa gap year untuk memiliki teman dengan tujuan serupa, agar bisa saling mengingatkan dan saling memberi semangat di kala rasa malas menyerang. Kamu bisa mencari teman di tempat les atau di media sosial seperti Twitter.

BACA JUGA: Rasa Kesepian Memuncak di Masa Kuliah, Wajar Nggak Sih?

Down dan Minder

Sumber: medibank.com.au

Hal terakhir yang paling sulit untuk dilawan adalah rasa down atau minder, melihat teman-teman sudah sibuk di bangku perkuliahan sedangkan dia masih sibuk belajar soal-soal TPS tak jarang membuat para pejuang gap year merasa tertekan. Untuk itu yang harus dilakukan adalah berhenti untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Mungkin dengan sedikit melihat kesuksesaan teman dapat memotivasi kita untuk lebih giat belajar, tapi jangan sampai kesuksesan temanmu membuat kamu merasa tidak berharga.

Teman saya berkata, kuncinya adalah disiplin dengan diri sendiri dan selalu ingat tujuan awal ketika memulai gap year, jangan putus asa dan semangat bagi kamu yang ingin memulai gap year!

BACA JUGA: Emang Seperti Apa Tipe-Tipe Mahasiswa Dari Kacamata Dosen?

Daftar Isi

Leave a Comment