Masih teringat jelas di masing-masing benak kita tentang peristiwa penggusuran yang menimpa saudara-saudara kita yang telah berdagang puluhan tahun di wilayah Barito, Pemprov DKI Jakarta menganggap mereka menempati wilayah yang seharusnya menjadi taman kota dan menganggap keberadaan mereka sebagai tindakan ilegal.
Sebuah tragedi yang ironis memang, ketika keberadaan sekelompok pedagang yang sudah puluhan tahun di suatu wilayah dan selalu membayar retribusi kepada pemerintah provinsi sebagai tanda ketaatan mereka terhadap hukum dianggap sebuah tindakan yang ilegal dan harus ditertibkan demi “keindahan” kota Jakarta. Dapat dibayangkan bila satu kios kita anggap dapat menyerap dua orang pekerja, berapa orang yang kini hanya bisa menggigit jari ketika tempat mereka mencari sesuap nasi tiba-tiba “digasak” oleh petugas. Pertanyaannya adalah apakah keadaan ini sejalan dengan janji pemerintah dalam pemberantasan pengangguran di Indonesia? Apakah wilayah perniagaan yang telah ada puluhan tahun ini benar-benar mengganggu keindahan kota? Atau mungkin ini hanya karena mereka dianggap tidak memberikan “pemasukan” yang cukup bila dibandingkan para pengusaha bermodal besar dengan bangunan toko yang lebih kokoh dan mewah di atas ratusan bahkan ribuan hektar daerah resapan air seperti di Kelapa Gading misalnya?
Masalah-masalah seperti ini akan selalu terjadi bila kita sebagai mahasiswa terlalu sibuk dengan urusan kita masing-masing, tanpa bermaksud untuk menghakimi dapat kita lihat kenyataan bahwasanya sebagian besar mahasiswa terlalu sibuk dengan urusan akademis di kampusnya sehingga isu-isu sosial yang seharusnya juga dapat menjadi “garapan” para intelektual muda Indonesia menjadi termarjinalkan, dan yang lebih berbahaya adalah semakin menurunnya kepekaan kita terhadap isu-isu sosial yang sebenarnya menjadi masalah yang harus kita hadapi kelak di kehidupan nyata.
Salah satu peran kita sebagai mahasiswa adalah kontrol sosial, yaitu ketika mahasiswa yang selama ini memiliki bekal moral dan intelektual dapat memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam mengontrol, mengingatkan, dan menyadarkan terkait isu-isu sosial baik ke pihak pemerintah selaku “pelayan” konstitusi maupun di tengah-tengah tatanan masyarakat selaku “majikan” konstitusi yang sepatutnya dilayani oleh pemerintah dan bukan dizolimi.
Namun apa yang terjadi, peristiwa penggusuran di Barito hanyalah secuil permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia. Masih ada kasus Lapindo yang menyengsarakan ribuan penduduk Sidoarjo belum lagi permasalahan kerusakan alam yang dibuatnya, ada kasus tindak kekerasan massal hampir di setiap daerah yang sedang mengadakan pilkada, ada pula bencan dari yang betul-betul disebabkan oleh alam sampai dengan bencana akibat ulah manusia Indonesia sendiri. Sudahkah kita sebagai mahasiswa tersentuh hatinya terhadap permasalahan-permasalahan ini, adakah getaran-getaran di dada untuk setidaknya mencoba memposisikan diri kita dalam permasalahan tersebut, atau yang lebih heroik sudahkah kita mencoba untuk melakukan hal-hal konkrit terkait masalah sosial yang ada, paling tidak yang terjadi di sekitar kita. Hanya di hati kita pertanyaan-pertanyaan ini dapat terjawab, namun hanya dengan langkah konkrit pula jawaban hati kita dapat bermanfaat.
ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa mahasiswa sudah seharusnya kembali ke fungsi awalnya, yaitu tentang keilmuan, riset, dan pendidikan.. masalah sosial politik bukan domain mahasiswa..
tapi ada juga beberapa pihak lainnya yang mengatakan bahwa mahasiswa sudah kehilangan kepeduliannya dengan dunia sosial politik, dan seharusnya pergerakan kemahasiswaan bangkit lagi..
lihat saja, saat ini (rasanya) semakin sedikit mahasiswa yang berjalan menuju kedua arah itu.. kerasa semakin dikit nggak sih, yang peduli dengan dunia sosial politik, juga dengan dunia keilmuan, prestasi, riset, dll?
gak bosan-bosannya gw menanyakan ini, tolong dong jangan diulang-ulang: langkah konkretnya apa? gak capek ya berputar-putar di sekitar jargon dan konsep belaka…? mana sampe nyambung ke Lapindo pula.. fokus dong
+iR+
http://www.jadul.org/forum
http://fkui02.net/
Kalau boleh gw berkomentar maka sebaiknya pergerakan mahasiswa memiliki basih riset dan keilmuan yang kokoh sehingga bisa aktif dalam turut-serta menanggulangi permasalahan sosial yang ada. Permasalahannya maukah pergerakan mahasiswa menggunakan basis riset dan keilmuan dalam langkah konkkretnya, sehingga bisa menjalankan pergerakannya dengan berbagai cara partisipasi politik seperti mengirim surat berisi pendapat dan analisis yang memadai perihal kebijakan yang dilakukan sampai turun ke jalan untuk menunjukkan dukungan maupun tuntutan moral bagi pilihan kebijakan yang diambil. Permasalahannya pergerakan mahasiswa terjebak dalam dua ekstrimitas yang terlihat tidak membuat koneksi, yang satu sangat mengedepankan cara turun ke jalan sehingga minim analisis yang cerdas, yang satu lagi sangat mengedepankan analisis riset keilmuan sehingga minim untuk memberikan masukan langsung bagi pengambil kebijakan, padahal dengan memberikan surat protes atas nama mahasiswa sebenarnya sudah cukup memadai untuk memberi tekanan bagi pengambil kebijakan baik di lingkup pemerintahan maupun pengelola kampus dalam iklim Indonesia sekarang ini yang mengarah kepada demokratisasi.
jika ada yang bertanya konkritnya apa, silahkan untuk datang di konferensi aktivis gerakan se-UI yang akan diadakan oleh dept. aksi dan propaganda BEM UI, Insya Allah akan diadakan di minggu pertama atau kedua setelah masuk kuliah. disitu kita akan menyatukan persepsi arah gerakan UI dan hasilnya akan dibawa ke konferensi BEM SI (seluruh Indonesia), diharapkan semua mahasiswa yang peduli akan nasib bangsa bisa datang dan merapatkan barisan, kita juga akan membahas langkah konkrit apa yang bisa kita lakukan dan mentyatakan komitmen untuk bergerak bersama agar kekuatan UI dapat bersatu kembali. HIDUP MAHASISWA…
BEM UI gak tau modalitas internet yah untuk bisa diskusi dengan seluruh rakyat Indonesia, tanpa harus nguras tenaga dan biaya banyak untuk bikin survey, konferensi, diskusi, dsb?
Sini deh gw ajarin
+iR+
http://www.jadul.org/forum/
http://fkui02.net/biawak/
bang iR… dah berapa persen rakyat Indonesia yang kenal dan tahu cara menggunakan internet?
trus berapa persen mahasiswa yang menggunakan internet untuk hal-hal macam itu? berapa lama mahasiswa yang berinternet bisa online?
yah kalau bang iR punya solusi, bagi-bagi dong ilmunya… kita dari BEM UI sangat terbuka kok dengan ide-ide brilian yang memang bisa membawa kemajuan…
jadi transmigran ajalah..
konkrit tuh…
manusia = masalah
jadi ada baiknya kita sebagai manusia Indonesia menyebarkan masalah ke pelosok2 wilayah Indonesia, jangan hanya di jakarta dan kota2 besar saja. Indonesia masih luas nih..
ayo donk..
Penasaran aja….
waktu ada anak UI diperas oleh aparat kemarin, adakah respon dari BEM UI?
Untung kawan-kawan dari fakultas (termasuk BEM Fakultas) berusaha untuk menolong si korban..
Anak UI aja masih bisa diperas oleh aparat hukum, bagaimana kalian berharap bisa menekan ‘penguasa’?
Kalau BEM UI baru akan bertindak sekarang, sudah telat… masalah sudah ‘dijernihkan’ (sengaja pakai tanda kutip).
Ass.bwt sdr doni.Mna konfrensiny?ni dah 2 minggu msk kok blm ad?atw aq aj yg emnk g tw?Klo blm jd ank BEM&blm aktivis blh g sih ikt acr kyk gtu?thx
lizzt: waduh.. tulisannya keriting amat… gak usah malu-malu lah nulis panjang lebar di blog ini, ini kan bukan SMS…
+iR+
http://www.jadul.org/forum/
http://fkui02.net/biawak/
@ lizzt:
oya masalah konfrensinya nanti akan coba saya konfirmasi lagi ke teman-teman di BEM UI, insya Allah akan saya komunikasikan lagi di site ini.
semua mahasiswa UI berhak datang, apalagi yang peduli akan nasib saudara-saudara kita yang kurang beruntung di luar sana, namun mungkin ada sedikit kewaspadaan di teman2 panitia nanti, karena kami sudah beberapa kali kesusupan oleh intel/informan gelap di forum2 penting seperti ini, harap maklum…
Informan apa sih? Kok gak buka-bukaan begini? Gimana kami, mahasiswa nonaktivis, mau peduli kalau informasi-informasi penting masih dipilih-pilih untuk dipublikasikan?
Informasi berharga itu di-share, jangan buat sendiRi!
+iR+
http://fkui02.net/biawak/
http://www.jadul.org/forum/
He? informan??
Bukan aktivis bukan berarti tidak peduli lho.. Kenapa klo ada acara seperti itu ga dibuka untuk SELURUH mahasiswa UI?
Klo emang takut ada yg “nyusup”, yg dateng suruh nunjukin KTM aja, hehe.. =p
Btw, emang beneran mau ada acara itu ya? kok ga ada beritanya di FK ya? ato emang belom disosialisasikan??
setuju banget ma bank Real,yg dateng suruh nunjukin KTM aja…atau kalo perlu KTM ditahan ma panitia mpe acara selesai.Ya demi kamanan bersama lah
acara konferensi ini terbuka untuk seluruh mahasiswa UI, tapi kami akan sedikit lebih hati-hati dalam prosedur penerimaan, teman2 yang datang tidak dengan undangan mungkin akan menjadi tidak nyaman. namun saya yakin jika teman-teman memang sangat peduli dengan bangsanya dan benar2 bukan informan yang dapat merugikan gerakan ini, niscaya teman2 akan maklum dan tetap memiliki semangat yang sangat membara untuk ikut berkontribusi dalam pertemuan ini.
harap teman2 semua bersabar, akan ada info selanjutnya…
sekedar tambahan, informan yang dimaksud adalah orang-orang yang mengambil keuntungan dengan “menjual” informasi kepada pihak yang tidak senang dengan pergerakan mahasiswa, sehingga semua rencana dan strategi kita untuk menyerukan kebenaran dapat dengan mudah dipatahkan… saya yakin teman2 mengerti…
oya masalah KTM, tidak menjamin orang yang memiliki KTM itu tidak memiliki kepentingan politik praktis, PERTAMA karena KTM sangat mudah diduplikasi, KEDUA adalah karena faktanya ada saja mahasiswa baik reguler maupun ekstensi yang merupakan intel/informan… dan itu sangat berbahaya bagi semua peserta konferensi yang lainnya…
Jangan menuduh pihak yang belum tentu ada keberadaannya kalo khilaf gak mampu membagi informasi ke rekan-rekan UI Salemba deh.. atau ke rekan-rekan nonaktivis yang tampak apatis terhadap militansi tapi masih peduli mengenai nasib pergerakkan mahasiswa yang berjalan di tempat dan dihinggapi kepentingan politik. Cukup tau.
+iR+
http://www.jadul.org/forum/
http://fkui02.net/biawak/
@iR
yah semoga sodara mengerti…
satu lagi, sebenarnya saya tidak terlalu suka istilah aktivis maupun nonaktivis, hanya akan membuat sekat-sekat yang merugikan pergerakan kita bersama, kita semua sama dalam kepedulian kepada pergerakan mahasiswa, InsyaAllah…
gak
menurut saya sedikit sekali mahasiswa ui yang peduli.
kebanyakan mahasiswa ui masuk ui buat :
1.gampang nyari kerja
2. prestise
lagian saya liat mental mahasiswa ui juga banyak yang masih kaya mental anak kecil
bisa diliat dari ospeknya yang gak dewasa / masih kekanak-kanakan baik di tingkat universitas, fakultas, dan jurusan.
gak usah jauh-jauh.
dvd bokep beredar bebas di kober
tapi gak ada mahasiswa yang peduli tuh kayanya…
wah gw gak pernah tau tuh ko.. Jangan2 lo pionir bandar dvdnya ya… 🙂
bukan mbak
serius bukan saya
ginji: apa hubungannya perilaku kekanak-kanakan dan tidak dewasa dengan urusan peduli tidak peduli? kalo untuk sekadar numpang kuliah ada benernya lah..
koko: maksudnya gimana? dengan peduli menjadi harus membeli DVD porno tersebut?
Kisanak berdua ini terlalu menerawang untuk tujuan menyindiR pun…
Doni: lantas istilah apatis datang dari siapa? memangnya kita ada gangguan kesadaran mendekati koma?
kenapa sih masih ada halangan dalam hal berbagi informasi untuk dikaji dan disusun strateginya bersama-sama? apakah sebenarnya selama ini karena takut informasi pada bocor kepada “pihak tertentu” tersebut?
memangnya kami yang tidak aktif turun ke jalan dan ngumpul bersama organisasi kemahasiswaan (nonaktivis) dicap sebagai musuh/pihak seberang?
+iR+
http://www.jadul.org/forum/
ha3
yah itu pendapat masing2 lah
pendapat seperti itu sbenernya cuma bentuk keprihatinan gw doank kok 🙂
Pertanyaan penting, kalau dibuat definisi yang lebih luas untuk model cara yang akan ditempuh oleh mahasiswa untuk menyelamatkan bangsa, pertanyaannya adalah sudahkah ada pelibatan mahasiswa atau generasi muda lainnya yang tidak hanya tersebar di UI tapi juga di akmil, akpol, secaba, karena proses untuk menyelamatkan bangsa secara jujur itu tidak dapat ditempuh oleh satu pihak saja.
nah tuh dia. mahasiswa sekarang kurang melibatkan generasi muda lainnya. terlalu termakan hegemoni bahwa mahasiswa adalah agents of change, apalagi hegemoni UI merupakan universitas terbaik. terbaik gimana sih?
ingat bahwa gak semua generasi muda adalah mahasiswa. (contoh ekstremnya) anak-anak jalanan asal dapat kita bina, bisa juga diajak berdiskusi, berpikiR dan mendapatkan solusi.
sekarang era keterbukaan, udah kesiangan bikin atau mempertahankan ekslusivisme kecil-kecilan.
+iR+
http://www.jadul.org/forum/
http://fkui02.net/
wah saya sangat senang, dengan semua teman2 yang ada di diskusi ini, karena sudah mau untuk berbicara dan berpendapat merupakan sebuah bentuk kepedulian kepada bangsa ini,…
@iR: maaf bila kesannya menjadi eksklusivisme kecil2an, tapi tidak terbersit sedikitpun untuk melakukan hal itu, bila saudara iR berhadapan langsung dengan masalah ini mungkin saudara bisa melihat dari perspektif lain, tapi saya setuju dengan benang merah yang saudara coba ungkapkan, intinya galang kekuatan dari berbagai pihak, betul kan??namun harus tetap waspada, kalau boleh saya tambahkan…
@ian:saya akui saya sendiri belum melihat teman2 dari BEM UI untuk mencoba datang ke teman2 akmil, akpol, dan institusi pendidikan pemerintah yang lainnya, ini sebuah masukan yang berharga, terima kasih…
Ntar dlu deh menurutq soal galang2 kekuatan dari akpol,akmil cs.Bukannya mending kita satukan dlu semangat dan tujuan dari seluruh mahasiswa UI…Baru kalo dalamnya kuat keluar deh!!!Kalo galang kekuatan ma akpol,akmil cs ntar dikira mau kudeta donk!!!Gitu g sih????
aslm..
menurut gw jika konferensi ini akhirnya ada, sebenernya bagus bgt. diharapkan bisa jadi salah satu langkah bagi temen2 UI untuk menyatukan “gerakan” lagi..
jujur aja..memang klo dilihat, kita belum bisa konkrit ni..
tapi gw rasa akan lebih baik bagi kita untuk nyatuin visi dulu. setidaknya punya persepsi yg sama lah (walaupun nyatuin banyak kepala dalam satu kali forum aja tentu bakal susah bgt, tapi harus kita usahain). klo udah satu rasa, gw pikir akan memudahkan kita untuk nyusun langkah2 konkrit (utopis banget?ga juga…)
tentang eksklusif2an, sebelumnya mau nanya dulu nih ke temen2 bem sebagai penyelenggara. mekanisme untuk ngdaftar bagaimana?denger2 ada syarat2 yg kudu kita penuhi dulu?wah, mungkin agak merepotkan juga nih, tapi ga masalah kok selama alasannya logis.. intinya konferensi terbuka untuk semua temen2 UI kan? (terlepas dari kalangan/organisasi mana)
masukan aja nih untuk BEM UI. sebaiknya content utk konferensi ini bener2 dipersiapkan dengan baik. wacana apa yg bakal kita usung di konferensi dan goal apa yg mau kita capai? lebih baik klo sebelum konferensi ini berlangsung, ada pewacanaan dulu untuk temen2 UI, biar nanti pas konferensi kita ga sekedar debat kusir aja.. oiya, sosialisasi juga digencarkan yaa..
intinya,semangat lah!
@ede:
yup… betul sekali,saya setuju dengan pendapat ede..
kalo prosedur untuk mendaftar sampai saat ini belum dibahas lebih lanjut, kami baru ditahap penyusunan organisasi mana saja yang bisa kami undang(mudah2an gak ada yang kelewat yah..)dari BEM UI sendiri juga punya maksud untuk mengundang seluruh elemen mahasiswa UI dan tentunya yang berpihak pada rakyat, siapapun dan dari organisasi apapun….
sekedar info, konferensi ini akan dilaksanakan selama 3 atau 4 hari berturut-turut, semoga cukup untuk menyatukan arah gerak kita…
lewat anakui.com inipun termasuk salah satu cara sosialisasinya…
info terbaru:
konferensi aktivis gerakan se-UI akan diadakan dari hari hari kamis sampai dengan minggu tanggal 13-16 maret 2008, dengan mekanisme keikutsertaan sebagai berikut..
1. Mendaftarkan diri lewat BEM/Senat Mahasiswa di masing-masing fakultas.
2. Mengisi dan mengembalikan formulir pendaftaran yang tersedia di masing-masing fakultas dengan jujur dan jangan lupa untuk meninggalkan nomor yang dapat dihubungi.
3. Tetap menghidupkan alat komunikasi pada Rabu malam untuk menerima informasi selanjutnya dari panitia.
mending gw tidur…
krok..
krok..
haduh, diskusinya seru banget. Ngomong-ngomong soal kepedulian mahasiswa UI, ini berhubungan banget sama bagaimana seorang mahasiswa UI harus berperilaku dan bertindak waktu di kampus atau di luar kampus.
Peduli itu ‘khan dimulai dari hal kecil. Peduli kalau ada larangan jangan merusak fasilitas-fasilitas di UI yang sekarang lagi dalam tahap diremajakan. Termasuk ‘nggak nempel-nempel poster sembarangan, di universitas lain di luar negeri ‘nggak ada tuh nempel-nempel poster di dinding-dinding yang memang bukan buat nempel poster. Kalo di UI? Waduh, kalo jidat orang bisa ditempelin poster yaaa, ditempelin juga kali sekalian. Hehe.
Peduli kalau ada dosen lagi memberikan kuliah, gak cuman sibuk kepanitiaan aja yang jadi fokus utama.
Peduli kalau sebenarnya rakyat Indonesia itu yang membiayai kita kuliah (kata dekanat fakultas gue, satu mahasiswa = 13 juta satu semesternya, cuman kita bayar 5-10%nya saja) dan kalau kita peduli akan hal itu maka rajin-rajinlah belajar dan mengerjakan tugas.
Peduli kalau sebenarnya UI yang jor-joran ngeluarin dana buat jadi research university sebenarnya buat kita juga. Dan kita yang minta uang BOP gak naik seharusnya bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di kampus buat menggali ilmu sebanyak-banyaknya buat modal waktu terjun di masyarakat.
Gitu ‘khan? Jadi, menurut gue sih, jangan bicara soal kondisi politik, sosial, ekonomi. atau masalah-masalah bangsa ini, kalau pada dasarnya ilmu yang kita pahami ‘nggak kita kuasai banget-banget. Atau dengan kata lain: tong kosong nyaring bunyinya. Karena malu ‘khan, anak UI ngomong JANGAN KORUPSI! TURUNKAN PRESIDEN! TURUNKAN HARGA BBM! tapi begitu ditanya sama hal yang berhubungan dengan kuliahnya ZONG! alias ‘nggak bisa jawab. Piye iki toh?
semoga pandangan gue bermanfaat,
thediplomat
@thediplomat
yak memang benar yang dikatakan oleh sodara…
untuk diketahui bersama, sudah berapa lama UI berdiri?apa yang sudah dilakukan teman2 “cerdas” UI untuk bangsany?bukan untuk menghakimi, akan tetapi menurut saya cerdas di kampus tidak hanya di akademis juga tidak hanya di organisasi atau kepanitiaan melainkan seimbang di kedua bidang tersebut, meskipun tidak semua orang bisa menjalankannya secara bersamaan. namun paling tidak. ada usaha untuk menyeimbangkan keduanya.
dalam tulisan ini juga saya ingin menegaskan bahwa cobalah memandang segala hal dari berbagai perspektif, karena tidak akan berjalan juga sebuah pergerakan bila tidak didasari oleh kekuatan ilmu yang memadai, itulah mengapa kita UI snantiasa diberikan kesempatan untuk memimpin pergerakan, karena kita dianggap memiliki akses informasi dan ilmu pengetahuan yang cukup. maka jangan kecewakan mereka dengan terus tingkatkan kualitas akademis juga organisasi dan kemampuan berpikir kritis kita semua.
ui terkenal cuma bisa ngomong doank lho di luar sana
mumpung ni momen bagus banget berkaitan dengan reformasi dan kebangkitan bangsa. jangan disia-siain tuh konfrensinya
@koko
benar sekali koko… ni konferensi memang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan yang jelas harus menghasilkan sesuatu yang konkrit dan dapat dilakukan bersama-sama oleh semua mahasiswa UI, biar UI gak dikenal jago ngomong doank untuk yang kesekian kalinya lagi… makanya ikutan donk ko…=p
tidur lagi ah..
krok..
krok..
PikiRkan nasib kami yang sudah memandang dari perspektif yang berbeda dari kapan taun. Kalo kami berada dalam sistem dan kerangka berpikiR yang diajukan oleh aktivis di bawah naungan BEM UI, apa kami akan dijamin memiliki kebebasan berpikiR tanpa dianggap menyinggung (atau berbahaya, menurut persepsi bung Doni) nilai-nilai yang diemban BEM UI?
Kalo sama-sama demi kemajuan bangsa dan masyarakat, apa sih yang dimaksud bahaya? Bingung oy..
Ya udahlah, konferensi saat ini sedang berlangsung, kami hanya dapat mengelus dada semoga ini bukan buang-buang duit dan acara silaturahim belaka, harus ada hasil yang signifikan bermanfaat.
+iR+
http://www.jadul.org/forum/
http://fkui02.net/biawak/
hahaha…
jd pengen tidur juga. trus mimpi deh!!
beres kan..
bangun2 besok pagi, tinggal kuliah. makan, jadi buruh makalah, lulus, terus kaya!!yeeiy…
waduh.. ternyata udah trlalu banyak org apatis ma kemahasiswaan..,
mudah2an gw nggak deh..
tolng nih bwt tmen2 yang dri tadi bahas konferensi,,
ikut bantu.. temen2 lo smw tuh dah pusing mikirin cara2 “baru” bwt berjuang..
dukung mereka..
huff…
gw sih peduli dan gak apatis. walaupun kita tau indonesia emang chaos banget. tapi gw yakin masih ada orang-orang yang bisa dan gw juga akan berjuang sesuai dengan disiplin ilmu gw. sebenenernya kalo indonesia mau maju kuncinya adalah
1. ekonomi
2. pendidikan, institusi pendidikan seharusnya tidak hanya mengajar tapi juga mendidik
3. nasionalisasi semua perusahaan asing yang mengambil kekayaan alam kita
Faisal si 2007: ya selamat datang aja di UI deh
+iR+
Mahasiswa harus lebih aktif di bidang akedemik, biar bentar masuk kursi pemerintahan ga OON trus korup sana sini.
“Jangan tanyakan apa yang negera beri untuk kita, tapi apa yang kita beri untuk negara”
Hidup Mahasiswa!
Hidup indonesia..