Memaknai Semangat Kartini dengan Memanjat Tebing

Sejak tulisan-tulisan Kartini dibukukan dalam judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, R.A. Kartini mulai dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu tokoh emansipasi wanita Indonesia. Sampai sekarang, setiap tanggal 21 April rakyat Indonesia mengenal hari ketika R.A Kartini dilahirkan tersebut sebagai Hari Kartini. Momen tersebut diperingati dengan berbagai cara. Saya ingat, ketika saya masih SD dulu, momen tersebut ditandai dengan hari berkebaya bagi anggota satu kelas atau perlombaan kebaya terbaik.

Maka tidak ada salahnya untuk memaknai hari kelahiran Kartini dengan cara yang berbeda. Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) pun gak mau kalah untuk memperingati hari Kartini dengan gaya mereka. Bukan naik gunung, tetapi memanjat tebing. Bukan pula lelaki kekar yang akan memanjat tebing tetapi perempuan-perempuan bertubuh kecil tetapi bertekad besar. Tim tersebut terdiri dari 4 anggota Mapala UI yang baru saja dilantik menjadi anggota Mapala UI pada bulan Maret 2012. Mereka adalah Kartika Dwiana (FMIPA), Ina Diana (FKM), Aulia Rahmawati (FISIP), Zenit Julita (FIB).

Memanjat tebing Citatah 125m

Lalu tebing apakah yang akan mereka panjat? Tebing Citatah yang memilki ketinggian 125 meter adalah tebing yang mereka tuju. Tebing ini merupakan tebing karst yang cenderung memiliki karakteristik cacat tebing yang banyak. Karena hal tersebut, tebing ini sangat cocok untuk pemanjat pemula. Tebing Citatah 125 berada di Desa Cipatat kawasan Bandung Barat yang kerap kali dikunjungi oleh klub pencinta alam, klub panjat tebing, atau perorangan untuk memanjat tebing.

MSalah seorang pemanjat sedang berusaha untuk naik

Kegiatan ini bersamaan dengan pelatihan panjat tebing bagi anggota Mapala UI angkatan 2011. Sebanyak 23 orang anggota Mapala UI berangkat dari Jakarta menuju Citatah. Tim kemudian dipecah lagi menjadi tiga bagian. Satu tim yaitu tim perempuan memilih jalur sebelah kiri melewati goa di Citatah dengan bergaya Chimney. Tim lainnya yaitu terdiri dari tim laki-laki memilih untuk memanjat jalur sebelah kanan. Untuk memastikan keamanan dan keselamatan selama pemanjatan, masing-masing jalur ditemani oleh senior Mapala UI. Meskipun melewati jalur berbeda, tujuan mereka tetap sama yaitu untuk mencapai puncak Citatah 125 m dan memperingati hari Kartini dengan cara yang berbeda.

Tim beristirahat makan siang di salah satu pitch sebelum melanjutkan pemanjatan

Meskipun demikian, pemanjatan ini tidak hanya bermodal nekad tetapi didasari atas perhitungan yang matang. Sebelumnya mereka bersama beberapa orang lainnya, berlatih selama 3x seminggu. Latihan meliputi latihan fisik, latihan teknik dan sistem pemanjatan, hingga  pengetahuan lain tentang panjat tebing. Pengetahun dasar tentang panjat tebing harus mereka ketahui dengan baik seperti pengetahuan tentang simpul,belaying, sistem pemanjatan, dan anchoring (penambatan) agar pemanjatan dapat berjalan dengan baik dan aman.

“Meskipun semuanya ingin sampai ke puncak tebing, tetapi masing-masing orang harus tetap mementingkan keselamatan dan keamanan selama pemanjatan. Jangan sampai karena mementingkan ego untuk jadi yang paling tinggi sehingga mengesampingkan pemanjatan” ujar Ade Wahyudi (FMIPA) selaku salah satu pendamping pemanjatan yang merupakan anggota Mapala UI angkatan 2005.

Faktor safety atau keamanan memang sangat ditekankan dalam kegiatan olahraga outdoor apapun. Keamanan diri seperti penggunaan helm standar, alat yang layak, penggunaan alat yang tepat sangat penting ketika akan melakukan pemanjatan tebing tinggi.

Tim berhasil sampai di puncak Citatah pada hari Minggu tanggal 22 April 2012. Misi untuk memperingati hari Kartini di Puncak tebing pun dapat berjalan dengan baik. Yang paling penting adalah seluruh tim dapat melakukan pemanjatan dengan aman sehingga seluruh tim dapat kembali ke dasar tebing dengan selamat.

Tim berhasil sampai di puncak Citatah 125 meter

Pemanjatan tebing ini merupakan salah satu cara untuk memaknai semangat Kartini dengan sudut pandang yang berbeda. Dengan memanjat tebing seseorang didorong untuk berusaha melewati segala hambatan yang ada di depannya untuk mencapai tujuan yang paling tinggi yaitu puncak. Selamat Hari Kartini!

Leave a Comment