Orang Miskin Dilarang Keras Masuk UI!

Hai orang susah, kaum miskin dan marginal. Sudah jangan Kau berharap dirimu dapat menimba ilmu di kampus ini. Kampus ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang kaya saja. Memangnya Kau sanggup kuliah di sini? Berapa uang yang kau miliki 50 ribu, 100 ribu, 1 juta? Agkhh…. Mana cukup uang segitu untuk kuliah di sini. Kau mesti punya uang minimal 5 juta untuk kuliah di sini, dan Kau harus menyiapkan setidaknya 1,5 juta setiap semesternya. APA KAU SANGGUP HAI ORANG MISKIN!!!!!

Hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini Universitas Indonesia (UI) tampaknya sudah mulai memperlihatkan kualitasnya sebagai salah satu universitas terbaik di negeri ini. Lihat saja kualitas mobil-mobil yang datang setiap harinya ke kampus ini, lihat saja betapa berkualitasnya barang-barang fashion yang biasa di bawa oleh para mahasiswa dosen dan pegawainya, lihat betapa canggihnya HP keluaran terbaru yang dimiliki oleh mereka semua. Yakinlah Kawan, bahwa kapus ini memang benar-benar berkualitas.

Kawan, banggalah Kawan Ijazahmu sudah kau peroleh dari kampus ini. Kau dapat lulus di kampus yang “berkualitas” ini. Tapi, tunggu dulu Kawan…… Kau masuk ke kampus ini melalui jalur apa? Benarkah Kau lewatt jalur SPMB, UMB, atau jalur PMDK yang memang untuk siswa-siswa berprestasi, atau mungkin Kau pasti merupakan wakil dari daerah yang nantinya akan membangun daerahmu masing-masing. Ya kan? Tunggu kawan…. Benarkah Kau jalur itu? Tapi mengapa Kau bayar kuliah sendiri? Bukannya harusnya Engkau mendapat beasiswa? Oh TUHAN!!!!! Apa benar kata orang-orang Kau hanya mengatasnamakan daerah, untuk bisa masuk sini, kemudian selanjutnya kamu yang mengurusnya. Siapa bapakmu Kawan, siapa ibumu, saudaramu, pamanmu, bibimu, kakekmu, nenekmu Kawan? Apakah mereka mempunyai kekuasaan di daerah? Atau mempunyai jabatan yang tinggi? Atau mungkin mempunyai perusahaan yang besar?

Tapi, Ya Sudahlah Kawan…..

Kampus ini memang didesain untuk orang-orang sepertimu. Mungkin memang sudah jadi nasibku, keluargaku, temanku yang hanya dapat memanfaatkan kampus ini untuk mencari nafkah, berekreasi, atau berkhayal. Tanpa dapat merasakan menuntut ilmu disini. Ya, semenjak kampus ini dibuka jalur masuk yang banyak. Kesempatan kami hanya tinggal sedikit. Itupun kami harus bersaing dengan ribuan orang yang saya yakin kepintarannya dan kecerdasannya lebih tinggi dibandingkan kami. Tapi Kawan, kalau dibandingkan denganmu tampaknya kami lebih hebat darimu. Bisakah kami ikut dengan caramu Kawan? Oh….ya…ya maaf. Saya tau tampaknya hal itu tidak mungkin.

Ya sudahlah…..

Kawan, tapi ingat Kawan ini kampus rakyat. Ini juga kampus perjuangan. Jangan Kau biarkan kampus ini hanya milik segelintir orang yang memiliki harta kekayaan dan kedekatan dengan kekuasaan. Saya tau Kau juga masuk karena itu, tapi mungkin satu harapan saya dan kami kaum marjinal. Engkau dapat membela kami, suatu saat nanti, ketika kami kesusahan untuk menjalankan hidup ini, ketika kami DILARANG untuk SAKIT, ketika kami DILARANG untuk PINTAR, atau ketika MENGEMISpun kami DILARANG. Kami ingin melihat bagaimana kamu dapat berdiri paling depan membela kami, dengan ALMAMATER yang engkau gunakan.

51 thoughts on “Orang Miskin Dilarang Keras Masuk UI!”

  1. “mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya…” (nidji-laskar pelangi)

    ‘mereka’ yang main di film itu juga miskin, tapi nanti mereka dapat masuk UI dapet beasiswa koq, (renungkan knp mereka bs dpt beasiswa)

    jgn berkecil hati wahai teman”ku tapi teruslah berusaha mengejar mimpi.. x)

    Reply
  2. Sungguh benar-benar tak adil klo orang miskin dilarang kul d UI??? Emang seh kul psti butuh yang namanya dhuwit, tapi apakah gara2 miskin seseorang tak dapat mengenyam pendidikan d UI, kan yg tpenting adalah otak kita, kecerdasan kita, bukan cuman ngandelin kantong duank!!! Ingatlah kawan, jnganlah kita berkecil hati, janganlah kita minder gara2 kita kurang dalam hal financial, ingat kawan di mata Allah kita sama, dan ingatlah kwan kita khususnya kita yg tergolong kalangan yg kurang dlm financial kita masih punya kekuatan yang besar yakni USAHA & DOA, smngat kwan tunjukkan klo kita memang sanggup dan pantas kuliah di UI….Hidup Mahasiswa…!!! Hidup rakyat Indonesia!!!

    Reply
  3. Bangga donk jadi anak UI?salah satu Universitas ternama di Indonesia…tapi..ya Allah saya sedih..saya kecil dan tidak apa2nya jika ada teman2 kita yang tidak bisa melanjutkan kuliah gara2 mereka tak mampu bayar SPP yang tiap tahun terus naik..seperti menara gading yang hanya bisa dilihat saja..ya UI bukan lagimenara air..dimana siapapun boleh menikmati pendidikan apakah dia kaum menengah atas, bawah,dll..kita semua punya hak untuk menikmati pendidikan!saya merasa saya tidak ada apa2nya jika hak mereka terenggut gara2 biaya mahal..lantas bagaimana solusi yang kawan2 tawarkan wahai para mahasiswa yang cerdas..yakin tahun depan bisa saja uang kuliah naik lagi..ini masalah bangsa!masalah kita bersama!ayo tunjukan kontribusimu un tuk masyarakat!semoga tahun depan tidak naik lagi..bahkan klo bisa gratis!kita punya SDA yang melimpah..dan hasilnya bisa kita nikmati dengan adanya pendidikan murah..bahkan gratis..kawan2 adalah generasi penerus..kita masih bisa merubah nasib bangsa ini jika bangsa ini punya visi ke depan..tidak membebek ke asing!kemandirian ekonomi!pemimpin yang visioner…salam perjuangan!

    Reply
  4. bukannya anti kemapanan. tp kita berusaha untuk melihat realitas yang ada. Universitas ini terus berusaha meningkatkan kualitasnya justru dengan menampung orang-orang kaya yang memiliki uang untuk kuliah disini.
    Jika memang tidak begitu, kenapa kini dibuka jalur non-reguler yang jelas-jelas hanya untuk orang yang mampu.

    Reply
  5. bukankah tidak seharusnya pemerintah membebankan uang pendidkan kepada masyarakat..baik dia kaya, menengah, miskin..kan sudah ada pajak progressif untuk membiayai kebutuhan negara ini..idealnya pendidikan memang harus murah!bahkan gratis..beginilah hidup jika sistem kapitalisme yang berkuasa..semuanya aturan di buat hanya untuk para pemilik modal yang ber-do it.

    Reply
  6. Loh, kan bukan maslah miskin kaya. yang jadi masalah itu anak PINTER KAGAK geto loh.. kalo pinter mah jalurnya banyak.. ada beasiswa, ada PMDK ada laen-laen hal dan seterusnya sodara2.. ya kalau di UI banyak orang beduit ya mudah2an beduit juga tapi pinter.. Wajar lah anak2 jakarta yang pinter ~dan kebetulan bokap nyokap kaya masuknya di UI. Nah lu ngarepin mereka masuk mana? Undip? USU? Haluoleo, Udayana? ya nggak lah.. kampung/domisili di Jakarta ya pilihan pas SPMB UI dong?

    Jadi kalau statement itu harus liat sudut pandang berbeda. Gw anak daerah, ga kaya. pake beasiswa, pake potongan biaya kuliah. Tapi gw gaul kok sama anak2 yang katanya “kaya” lah kenapa nggak?mereka pinter2 kok, nilai bagus, pengetahuan luas(ini yang S1 Reguler ya gw ga tau kalo yg loe maksud yang laen, secara gw gaul ama mereka)..

    jaman gini belajar nggak ngebedain miskin atau kaya! Memang kenapa orang bawa laptop? ya kita yang miskin ikutan minjem dong buat bikin Tugas kelompok dst, buat akses internet dll kok kesannya jadi ngiri gitu loh.. heran gw.. take it easy aja. Mau diapain kalao mereka yang kaya, cantik sekaligus pinter itu LOLOS SPMB en masuk UI? Mau ditolak?

    Gw sih malah berharap dapat istri dari yang kayak gitu. Lah, udah kaya, cantik, bersih, PINTER lagi! gimana bibit bebet bobot ga bagus? So, ayo yang dari kampung2 en miskin.. jangan minder, jangan antipati, ambil kebaikan dari itu semua.. apa mereka yang kaya musuhin loe? benci sama loe? nggak kan.. nyantai men.. ni orang2 punya otak kok. pinter ga sembarangan juga,

    Salam..

    Reply
  7. waduh, pendapat2 seperti inilah yang justru kerap menjadi momok anak2 muda indonesia takut masuk ke UI. Saran saya, sebagai bagian dari sivitas akademika, kita harusnya mensupport masyarakat untuk memilih UI dengan memberikan penjelasan bahwa UI juga memberikan fasilitas keringanan bagi mereka yang tidak mampu. Saya pribadi sangat menikmati semua fasilitas tersebut dan saya setuju2 saja bila uang kuliah di UI dinaikin ampe 20jt/semester selama fasilitas ini diberikan, why not. Toh mereka yang emang mampu dari segi finansial, mengapa harus membayar sama dengan yang tidak mampu seperti yang terjadi hingga tahun 2007 kemarin. Look at to the other state university in this world pal, mereka juga melakukan hal yang sama kok. saya harap kita bisa sama2 berpikir dewasa dan lebih intelek dalam hal ini. jangan seperti orang yang berteriak2 untuk menurunkan harga BBM tanpa menganalisis lebih lanjut kenapa harga BBM perlu dinaikkan.
    Salam.

    Reply
  8. pokoknya, UI, I’ll always agree for ur policies . setuju banget ama pendapatnya Miskin beranjak kaya, i love it. jangan pernah mengotak2an dirimu teman. seperti yang terdapat dalam lirik lagunya Dolly Parton (Coat of Many Colours):
    But they didnt understand it
    And I tried to make them see
    …..That one is only poor
    Only if they choose to be……
    Now I know we had no money
    But I was rich as I could be
    In my coat of many colors
    My momma made for me
    Made just for me

    jadi sekali lagi nih ya, saya rasa UI ga pernah batasin orang untuk masuk kedalam, apalagi dalam hal miskin kaya kaya gini. klo emang ngerasa pintar, ayo bersaing secara sehat. Jayalah UI!!!

    Reply
  9. gw juga sependapat bgt memang tergantung indivisu yang melakukannya..apakah sia mo kuliah ato kagak..klo gw si niat mencari ilmu..capek juga klo ada yang kekurangan dlm financial..but..dienye kgak mau berusaha..padahal ude kite ksi tauyk jalan..yg..mencerahkan bt khdpn dia..dari privat aje bisa 100rb dekali pertemuan..ya ini ada fakta ude mah emak n babenye uda meninggal..kagak mau berusaha..ya..sudahlah bnak…pokoknye kite musti usaha yg maksimal klo ingi sukses!

    Reply
  10. hai gua aja orang kaya, tapi jijik masuk ui.mendingan gua masuk universitas di amerika dan timur tengah.yang keimuannya lebih hebat.dan menjadikan manusia intelektual serba guna.

    Reply
  11. ayoadu keilmuan kamu dngn aku.primersekunder tersier aku pnya.dan aku pnya tokoh yang aku kagumi nurcholish madjid emha ainun nadjib abdurrahman wahid seyyed hossei nasr jalaluddin rahmat dll. jadu kamu itu ga level sama aku

    Reply
  12. iya nih aneh si ricky padahal ngakunya magister filsafat di UIN kok marah2 di forum ini hehe.. muhammad iqbal yang mana maksud loe? banyak kalee muhammad iqbal, mau tukang ojek sampe pensiunan tentara juga ada nama muhammad iqbal.

    Kebetulan aja si muhamad iqbal yg nulis artikel ini (setuju ama yang laen) HIPERBOLA.

    So bukan berarti gw ga setuju pendapat loe om Ricky, tapi kalau memang anak UIN jangan menghujat UI lah.. apalagi udah S2 kok omongannya ga intelek.

    Yang dibahas miskin-kaya kok komennya masalah si penulis opini hehe.. terserah dia kan opini dia yang penting ada counter kalau si penulis ini rada hiperbola.. bahasa gaulnya LEBAYYY…

    Salam.

    Reply
  13. kaya-miskinnya itu pake perspektif yang mana?
    absolut apa relatif?
    sepertinya kaya-miskin itu relatif deh.
    kalo orang miskin itu dilarang masuk ui, kenapa saya yang merasa miskin ini bisa-bisa saja masuk ui?
    tapi, tulisan ini cukup menggetarkan hati juga..

    Reply
  14. Aduh bagiku masuk UI bagai katak merindukan bulan…………..
    pertama aku adalah orang yg ga punya ke dua…………..
    Kemampuanku tak sehebat mereka….

    Reply
  15. ini nyinggung yang orang2 KSDI ya??
    entah knapa gw ikut tersinggung lho..
    gw dari jalur PARALEL.
    orang-orang berpikir,, kita (kaum paralel) masuk karena uang.
    padahal,, kalo semua orang ikut ngerasain perjuangan kita masuk sini juga sama beratnya kayak SNMPTN.
    kita juga pake tes.
    dan menurut gw,, tesnya lebih susah daripada UMB ato SNMPTN.
    gw benci banget sama orang2 yang pikirannya sempit. cuma bisa mikir kita masuk sini karena uang.
    gw akuin,, gw bayar per semester emang mahal.
    7,5 juta per semester.
    tapi berpikir positif lahh,,
    uang itu juga uang tip untuk dosen karena harus kerja lagi di sore hari.
    slain itu,, uang itu juga digunain untuk talangin uang semesteran anak-anak yang minta keringanan.
    jangan dikira,, kita cuma “nyampah” di UI.
    gw bisa jamin,, kita (kaum paralel) bisa jauh lebih sukses & berhasil dibandingkan anak-anak regular yang rata-rata memandang kita dengan sebelah mata, yang cuma bisa ngeremehin kita.
    KITA AKAN BUKTIKAN !!!

    Reply
  16. HIDUP SISTEM BERKEADILAN
    UI KAMPUS RAKYAT
    Gw masuk ui setelah dua kali banding tadinya bayar 7,5 turun jadi 3,5 turun lagi jadi 1,5 juta per semester. temen gw da yang cuma bayar 700 rebu per semester. Woi lihat masalah dari beragam sisi donk.. fakultas gw (teknik) hampir tiap mahasiswanya punya laptop.orang-oramg tajir macem itu mah bayar 7,5 juta juga ngak ngerasa keberatan. kalau lu tau 7,5 juta tuh cuma sepertiga dari yang seharusnya dibayar. 2/3 lagi dibayar pemerintah ma proyek dosen. Coba bandingin kalau kuliah di luar negeri, kampus2 elite macem havard berapa semesterannya. idealnya tiap mahasiswa bayar 15 juta lebih buat ngasilin pendidikan bermutu. But, banyak temen2 gw bayar dibawah 1 juta per semester kalau mereka ngak mampu.Bahkan yang bayar 700rb ja punya laptop.gw yang 1,5 juta semesteran mgak mampu beli hwehehe. Bandingin juga ma ITB en UGM yack.Hidup UI

    Reply
  17. haii kakak2 UI. aku kls XII SMA, yg artinya aku bkl ikt ujian masuk PTN (SIMAK UI 2009). tp, aku AMAT SANGAT RAGU MASUK UI. why? It’s all about school fees!! FYI, ayahku sdh pensiun. Ibuku cm ibu rmh tangga. Aku “bisa hidup” cm dari kontrakan 1 lobang, d blkg rumah dan dr kakakku. Klo di total, kira2 600rb sblan. Emg sih, di UI ad byk “scholarship” tp aku ragu. Mungkin, scr finansial aku qualified utk dpt beasiswa, tp scr akademis aku agk ragu. PMDK UI di skola ajj, syarat ny ‘lumayan’ berat. HARUS 5 BESAR, DARI KELAS X. Aku? Cma masuk 20 besar. Wlopun scr grafik, prestasiku s/d smt.1 kls 12 naik&dpt 5 besar, ttp aj aku gk dpet PMDK UI. Ttanggaku anak UI jurusan Teknik 2008. Dia cm byr 3 jt utk uang pangkal dr awlny 30 jt & smsterny cm byr 700rb dr awalny 7jt. tp, dia PINTER BGT. Dia rela lepasin PMDK UGM jrusn teknik industri, spy bisa msuk UI. aku jg mau kritik. UI skrg emg ajang PRESTISE. UI udh kyk “showroom mobil”. THERE’S A LOT OF VARIANTS OF CAR, BRAND and SERIES. (sorry to say).

    Reply
  18. gw tadinya mau masuk ui cuma gjd gr” temen” gw banyak yang bayar ampe ratusan juta buat masuk ui lewat jalur tol. padahal mereka merupakan orang” yang berprestasi rendah di sekolah gw. jadi mending gw masuk univ lain. tapi buat orang” yang masuk ui karena emang pake jalur biasa dan karena masuk ui emang karena pinter selamat ya pengorbanan kalian pasti akan membuahkan hasil tidak seperti mereka yang mauk ui lewat jalur jaln tol.
    terima kasih

    Reply
  19. Yah,mending UI lah.. Uang pangkal tertinggi kan 25jt.. ketimbang ITB,Uang formulir aja 850.000, teruz kalo keterima,paling mikir 2x utk masuk ITB.. Karena paling rendah uang pangkalnya 55jt dan untuk SBM (Sekolah Bisnis dan Manajemen) paling rendah 80jt.. hahaha…

    Reply
  20. Muhammad Iqbal, gaya bahasa mu OK! Saya sangat setuju. Sejak beberapa kampus di Indonesia menjadi BHMN, dan sekarang udah mau jadi BHP mereka seenaknya saja menetapkan tarif pendidikan nya. sangat tidak berpihak terhadap rakyat. HAMPIR SEMUA KAMPUS BHMN.

    @ calon Mahasiswa UI (yg komen di atas saya)

    Sepertinya mbak/mas lihat2 dulu deh, jangan asal ngomong, survey dulu saya mahasiswa ITB tapi gak bayar uang formulir sebanyak itu, tidak membayar uang pangkal sebanyak itu, mana ada uang emak saya yang cuma orang biasa. Kalau gak mau ngeluh lewat SPMB donk atau sekarang namanya SNMPTN ya? Kalau lulus lewat sana gak bayar uang pangkal sedikitpun. Persentase lewat SNMPTN masih cukup besar, 50%. Kalau gak yakin dengan kemampuan anda dan coba lewat USM ya iya lah.

    oya, gw Catra mahasiswa ITB yang lulus lewat SPMB, salut sama tulisan anak UI ini, M Iqbal.

    http://rangmudo.com

    Reply
  21. memang kuliah adalah pilihan yang tidak mungkin bagi sy yg tidak mampu secara finansial dan memiliki prestasi akademik yg biasa2 saja. jalan terbaik adalah bekerja enjadi buruh pabrik. terima kasih…

    Reply
  22. Sebenernya uang kuliah mahal juga ga masalah. Buktinya masih banyak kan orang kaya di negara kita. Buat mereka, bayar 10 juta, 20 juta, 30 juta, bahkan lebih juga ga masalah.

    Tapi yang penting, jangan juga gara-gara uang kuliah mahal, calon mahasiswa yg kurang mampu jadi mengurungkan niatnya daftar di UI.

    Perlu ada sosialisasi lebih gencar tentang mekanisme keringanan. Diperjelas lagi persyaratannya, jadi calon mahasiswa bisa mengukur dari awal. Pendapatan ortu gue segini, jadi kira-kira nanti mesti bayar uang kuliah segini, dsb.

    Selama ini kan sosialisasinya masih sangat kurang. Buktinya masih banyak anak sma yang berpikir seribu kali untuk daftar di UI. Padahal punya potensi yg bagus. Tapi sayang karena ekonomi kurang mampu, belum-belum udah mundur duluan.

    Reply
  23. @ Muhammad Iqbal, the writer of this opinion :

    Saya melihat ada sudut pandang yang berbeda dari opini anda. Apakah anda lupa dengan kebijakan BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN BERKEADILAN? Ini adalah salah satu kebijakan UI untuk menyediakan jasa penyelenggaraan pendidikan tinggi bagi mereka yang tidak mampu. Banyak golongan yang dapat dikategorikan ‘tidak mampu’ yang berhasil merebut kursi mahasiswa di UI mengajukan kebijakan ini, mereka dapat berkuliah dengan biaya yang dapat dijangkau olehnya. Tentu, tidak semua insan dapat meraih kebijakan ini mengingat kualitas calon mahasiswa juga dipertimbangkan. Jadi, hal yang dapat saya lakukan disini adalah MERALAT opini sdr. Iqbal guna menciptakan suasana kondusif, karena opini anda tersebut dapat dikategorikan sebagai ‘baseless opinion’.

    Reply
  24. Sebenarnya apa yg dikatakan M. Iqbal ngak salah, ini adl penegasan secara ekplisit dari yang implisit dl dunia pendidikan di Indonesia hampir semua SD, SMP, SMA, sampai PT secara ngak langsung mmg mengatakan spt itu, bedanya mereka tidak memasang spanduk / plang yang bertuliskan orang miskin dilarang sekolah di depan gerbang masing 2, apalagi kita mengukurnya dengan rasio perkapita masyarakat saat ini antara pendapatan dgn biaya hidup, yang sebenarnya cermin ketidakmampuan Pemerintah yang tak berdaya dalam menyediakan penddidikan yang baik untuk tingkat PTN di Indonesia, sebenarnya ini adalah tanggung jawab Pemerintah, dan tanpa kita sadari kita semua adl korban dari ketidak mampuan pemerintah yang belum sanggup menyediakan pendidikan yang baik, UI besar salah satu faktornya adalah geogravisnya yang dekat dengan pusat kekuasaan, sehingga kesempatan mjd yang terbaik lebih besar peluangnya, ( maaf ) sekedar mengajak berfikir aku berani taruhan jika UI dipindahkan ke Pulau yang paling ujung di timur Indonesia apakah lima tahun kedepan UI masih yang terbaik, anda semua pasti bisa menebaknya.
    harusnya pengembangan kampus oleh pemerintah seimbang dan merata sehingga semua kampus di seluruh nusantara prestasinya tidak terlampau jauh perbedaanya, jd tidak adalagi cerita ketika kita membicarakan keberhasilan suatu kampus kita hanya berbicara UI, ITB dll, memang kampus yg baik menyediakan lingkungan yang mendukung tuk keberhasilan, namun dalam dunia nyata ( dunia kerja ) pengembangan diri dalam berkarir juga faktor yang mendukung keberhasilan dalam kesuksesan seseorang, belum lagi faktor takdir / hokky.
    Aku tidak terlalu bangga dengan nama besar dari pada PTN yang mjd tanggung jwb pemerintah krn belum mengakomodir dari pada sejatinya pelayanan pendidikan yang mengena dan baik kepada masyarakat Indonesia, sementara PTN lain tidak diperhatikan ini adalah cermin kegagalan pengelolaan, walaupun aku hanya kuliah di kampus yang kata teman 2 ku yang kuliah di negeri sering mencemooh kampusmu kampus abal 2, padahal untuk pembiayaanya aku dari hasil keringatku sendiri dan untuk itu keuanganku jadi senin kamis, namun aku bangga para dosenku dengan dedikasinya yang tinggi pada saat mengajari mahasiswa / inya.

    Reply
  25. @ all: Terima kasih buat semuanya yang telah meluangkan waktu untuk komentar di opini saya. (formal bgt gua)

    Gua pikir udah nggak aktif lagi ni tulisan, tapi ternyata masih ada lagi. hanya untuk menambah komentar-komentar yang ada.

    @Tk. Sayur: Mmm, iya juga sih BOPB. Ide yang cemerlang. Tapi implementasi yang gagal (atau sengaja dibuat gagal) mungkin anda boleh tanya sama BEM UI yang dulu menyetujinya.

    Reply
  26. W0w . . tulisan yg luar biasa menggugah hati nurani . . ck ck ck hebat ni tulisan … btw, betul banget ni kampus udah jadi sarang orang kaya2 yg ‘jumawa’ bin ‘koret’ hehe mudah2 an azaa golongan org2 tsb . . gak susah matiny ..

    wallahualam bisawab

    Reply
  27. saya lg nunggu tgl 2 juli, karena saya mau daftar ulang da balairung UI.
    Alhamdulillah udah keterima di feui, jurusan manajemen lewat jalur simak UI.
    BOP+uang smester awal tuh 15,7 juta .
    tp saya dapet keringanan dari UI jd 4,7 juta .
    uang semester jg jadi 1,1 juta .
    darimana ui bisa ngebiayain orang2 kaya saya yg minta keringanan ya?
    yaa, pasti dari orang2 yg bayar lebih yg masuk jalur paralel .
    makasih yaaa kalian kalian..
    dan emang jalur paralel masuknya jg sama ma saya, lewat simak ui, sama sama susah, sama sama berjuang..

    pendidikan emang mahal,
    kalo kita bener2 niat dan mau usaha, pasti ada jalan ko..
    kaya laskar pelangi,
    kaya 9 matahari .
    semua orang udah punya jalan masing2,
    yakin aja ma itu,,

    Reply
  28. sekolah mahal, itu bukan cuma di UI, tapi emang Indonesia udah begitu sekarang.
    tapi kan setidaknya kampus udah berusaha bikin program-program keringanan bagi yang tidak mampu. kalau memang pintar, nggak perlu takut karena nggak punya uang. toh masih ada yang namanya subsidi.

    soal biaya kuliah non-reguler yang mahal, saya sendiri nggak tahu apakah kampus emang membuka kelas non-reg demi uangnya saja. saya nggak punya dasar yang kuat untuk membenarkan atau menyalahkan opini tersebut, tapi liat sisi baiknya aja. kampus bisa bikin BOPB, uangnya kan juga dari biaya kuliah anak2 non-reg. jadi ada untungnya juga toh keberadaan anak non-reg di kampus ini. dan saya setuju bahwa banyak kok anak UI yang kaya, tapi bisa diterima bukan karena uangnya, tapi emang karena pinter.

    opini ini bukan semata-mata karena saya anak non-reg ya (saya ada di program vokasi), tapi karena saya berusaha untuk melihat problem ini nggak hanya dari sisi negatifnya aja. thanks

    Reply
  29. Idealnya pendidikan itu membebaskan, bukan menakutkan. Kita bisa berkata ini itu, tapi belum tentu kita mengerti semua kata-kata ini dan itu. Sesekali kita perlu bicara dengan hati nurani. Coba kita posisikan diri kita sebagai anak si miskin. Makan aja susah, tempat tinggal gak ada, sering digusur. Bagaimana mungkin anaknya bisa sekolah bagus, pintar, lalu meningkatkan kualitas hidup. Setiap hari baik bapak, ibu, dan anak selalu bergumul dengan persoalan perut. Saya juga orang miskin, saya juga berusaha dan tidak tinggal diam dalam segala sesuatunya. Tapi semiskin-miskinya saya, masih banyak yang jauh lebih miskin dari saya. Bagaimana mereka bisa kuliah jika persoalan perut saja tidak beres. Bagaimana si miskin bisa pintar, jika asupan gizi mulai lahir kurang. Mari hati yang bicara, jangan cuman mulut.

    Reply
  30. Kembali lagi, tahun 2009, 2 orang dari sekolah masjid terminal Depok (Yayasan Bina Insan Mandiri) masuk UI. silakan kontak kawan2 YABIM dan BEM FEUI untuk menelusurinya.

    Reply
  31. cuma ingin memberi sedikit pemaparan tentang teori probabilitas, faktor psikologis, dan jalur masuk UI…

    Jalur masuk UI ada banyak, SIMAK, UMB, SNMPTN, KSDI, PPKB, dll…(gw lupa, kalo ada lagi soalnya kebanyakan). setiap jalur punya porsi kursi masing-masing dan dengan. misalkan aja, untuk simak jatah kursi sudah dipatok 50% dari keseluruhan. sisanya dibagi-bagi buat umb, snmptn dan sebagainya. tiap peminat dapat mengikuti semua jalur masuk karena waktu pendaftaran dan pelaksanaan ujian berbeda-beda. kondisi seperti ini berimplikasi pada tidak samanya kemungkinan tiap orang untuk bisa mengenyam pendidikan di ui. si kaya enak, karena dia dapat mengikuti semua jalur masuk. sedangkan si miskin, dengan modal yang terbatas, kemungkinannya tentu lebih kecil. ibarat main judi dadu lah, si miskin hanya dapat masang duit di satu angka, sisanya tinggal diperebutkan oleh yang kaya. adil? tentu saja tidak….

    Reply
  32. ups…faktor psikologisnya belum..

    jadi, kalau seseorang udah gagal di jalur masuk (taruhan) pertama, maka secara psikologis semangatnya tentu down dong..uang melayang, ga dapat apa-apa (biasanya hanya mereka yang punya masalah finansial aja yang menderita ini, yang kaya si enjoy aja).. oleh karena itu, mereka pada berpaling dari ui deh.

    Reply
  33. Coba aja UI kayak dulu,
    Zaman om saya dulu tahun 1980 kuliah di FMIPA UI jur.Fisika
    Beliau masuk UI saja dari beasiswa,sampai pergi ke Arizona,Amerika pun dibeasiswakan oleh UI
    Berangkat dari jawa timur saja naik truk pasir,alas cuman tiker bolong. Pulang kampung juga selalu begitu,namun tetap dihargai oleh UI sebagai Universitas Terbaik saat itu.

    Semakin berkembang zaman,semakin berkembangan pula perekonomian negara,tapi semakin menipis org-org yang dihargai karena kontribusi pendidikannya,

    Org-org luar daerah yang punya potensi pun harus membayar masuk UI dengan biaya seperti itu. Sungguh malang,padahal org-org seperti itu mungkin masih fresh dalam konsistensinya untuk menimba ilmu,beda dengan masyarakat metropolis yang sudah tercampur oleh budaya-budaya asing.

    Reply
  34. benarkah uang pangkal bisa kurang..?
    syaratnya atau kriterianya gmn..?
    benarkah terlalu mahal..?
    macam kapitalis aja,…

    Reply
  35. Anjing lu TS awalnya lo sok kaya ngatain org miskin gk boleh masuk UI terus makin kebawah kok lo malah sok akrab sama org miskin terus pura-pura miskin lg pura-pura dukung org miskin lgi cuihh gk butuh nasehat lo njing lo anak UI? Makan tuh kampus lo UI walaupun gw kuliah di kampus yg gk terkenal tp bkl gw buktiin kalo gw bisa melebihi lo di masa depan TS bangsat karena gw org susah gk kaya lo org kaya yg sombong yg byk gaya! MAKANLAH MOBIL KAU TU!!!

    Reply
  36. UI KAMPUS TERKENAL?? HAHAHAHAHA DI AUSIE SINI TUH KAMPUS UI SETARA DENGAN KAMPUS ORANG ORANG TOLOL!!

    Reply

Leave a Comment