Ketika kita mendengar kata pemuda, yang terbayang dalam benak kita tentunya orang-orang yang berusia antara 15 sampai dengan 30 tahun yang masih mebara semangatnya. Kita semua tentunya pernah mendengar cuplikan pidato dari founding father negara kita Bung Karno yang sangat menggugah: “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru! Beri aku sepuluh pemuda yang mengharu biru cintanya kepada Tanah Air Indonesia, dan aku akan mengguncang dunia!”. Lalu yang sering kita pertanyakan adalah apa sesungguhnya makna dari cuplikan pidato beliau dalam kalimat keduanya tersebut? Mengapa pemuda yang beliau pilih untuk dapat mengguncang dunia dan bukan golongan tua yang sudah banyak memakan asam dan garam?
Melihat kembali sejarahnya, semangat perjuangan suatu bangsa memang tidak pernah terlepas dari semangat perjuangan pemuda-pemuda sebagai generasi penerus bangsa. . Kaum pemuda selalu memiliki perkumpulan atau wadah khusus dan menjadi pelopor untuk menyampaikan aspirasi rakyat demi tercapainya kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa. Di pundak pemuda-pemuda inilah nantinya beban berat bernegara akan dipikul.
Pemuda sering kali disebut-sebut sebagai agent of challenge karena pemuda memiliki semangat untuk berubah dan kemampuan untuk melakukan perubahan. Hal inilah yang menjadi peranan paling penting bagi pemuda. Kita bisa melihat banyak contoh mengenai peranan pemuda dalam melakukan perubahan pada bangsanya di berbagai negara di belahan dunia. Sebut saja Revolusi Prancis, Revolusi Amerika maupun di China, semuanya tidak terlepas dari peranan pemuda. Mereka rela mengorbankan harta benda, tenaga bahkan nyawa sekalipun demi tercapainya cita-cita perjuangan bangsa.
Bangsa Indonesia pun dilihat dari sejarah perjuangan bangsanya tidak terlepas dari peranan pemuda generasi penerus bangsa. Betapa dominannya peranan mereka dalam melakukan perubahan. Kebangkitan nasional Indonesia, lahirnya sumpah pemuda, kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, lahir dan jatuhnya rezim kepemimpinan Orde Baru, serta lahirnya era reformasi, semuanya mungkin tidak akan terjadi tanpa adanya campur tangan dari kaum pemuda.
Sejarah sesungguhnya telah mengungkapkan satu fakta bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang besar karena kekayaan alamnya maupun kestrategisan lokasi geografisnya, melainkan karena adanya peranan signifikan dari pemuda bangsa. Mungkin tanpa adanya campur tangan pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa, saat ini kita tidak dapat merasakan nikmatnya kemerdakaan, indahnya hidup tanpa adanya penjajahan dan kediktatoran serta ketidakadilan penguasa negeri ini.
Kembali pada pertanyaan kita di atas, mengapa harus pemuda yang Bung Karno pilih? Dari berbagai bahasan di atas mungkin jawaban yang tepat adalah karena pemuda merupakan golongan yang selalu bersikap kritis terhadap berbagai situasi yang terjadi di masyarakat, golongan yang penuh semangat dan gairah, golongan yang memiliki idealisme tinggi demi tercapainya kesejahteraan bangsa, serta golongan yang dinamis dan kaya akan kreativitas. Selain itu pemuda juga merupakan golongan yang nantinya akan meneruskan kemana negera Indonesia ini akan berjalan. Lalu apakah semangat perjuangan yang dimiliki pemuda Indonesia saat ini masih sama dengan dulu?
Dalam konteks internasional, masalah kepemudaan (youth) merupakan isu sekaligus problematika global karena menyentuh tataran nilai sosial dan budaya masyarakat hampir di seluruh belahan bumi ini. Masalah kepemudaan pun saat ini bukan hanya menjadi masalah negara, melainkan telah berkembang sebagai wacana global dalam kurun waktu lebih dari satu dekade terakhir. Pembahasannya cenderung menempati posisi strategis dalam berbagai agenda pertemuan berskala bilateral, regional dan multilateral.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan merupakan satu hal yang wajar untuk terjadi. Adanya globalisasi membawa berbagai macam perubahan dalam jiwa pemuda-pemuda Indonesia calon penerus bangsa. Ada perubahan-perubahan itu yang sifatnya baik, namun tidak sedikit pula perubahan-perubahan yang sifatnya membawa pemuda-pemuda Indonesia pada keterpurukan. Bila kita melihat betapa semangatnya Dr. Sutomo ketika mendirikan organisasi pergerakan yang pertama, Budi Utomo, dalam usianya yang belm genap 20 tahun, bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa pada pelaksanaan sumpah pemuda, dan bagaimana dahsyatnya Wikana dan Yusuf Kunto dalam Peristiwa Rengasdengklok, sulit bagi kita untuk menemukan semangat semacam itu lagi dalam jiwa pemuda Indonesia di era globalisasi semacam ini.
Sebenarnya saat ini masih ada pemuda-pemuda yang masih peduli akan nasib bangsa kita. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya mengajak pemuda-pemuda lainnya untuk ikut aktif berkontribusi dalam membangun negeri ini. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi pemuda-pemuda Indonesia saat ini memanglah sangat kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga masalah dekadensi moral.
Belum lagi banyaknya pemuda yang terjebak dalam lingkaran apatisme, hedonisme, yang semuanya mengarah pada satu hal yang disebut antisosial. Padahal permasalahan yang dihadapi bangsa kita saat ini cukup besar dan sulit diselesaikan apabila pemuda penerus bangsa bermental antisosial. Masalah yang paling kompleks adalah masalah kepemimpinan. Bagaimana bisa bangsa ini terus mempertahankan eksistensinya apabila pemuda-pemuda Indonesia sebagai kader penerus perjuangan bangas tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik? Bangsa ini merindukanmu. Rindu akan pemuda penerus bangsa yan mmpu untuk membawa Indonesia kearah yang lebih baik.
Sudah lama Indonesia mengalami krisis multidimensional. Mulai dari krisis ekonomi, moneter, hukum, moral, dan sebagainya. Kita benar-benar membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengubah Indonesia kearah yang lebih baik serta mapu mengemban amanat rakyatnya. Masalah yang sering kali dihadapi pemimpin bangsa kita adalah masalah kepercayaan. Sering kali pemimpin yang terpilh tidak dapat menunjukkn kredibilitasnya sebagai seorang pemimpin. Untuk itu marilah pemuda Indonesia, pemuda harapan bangsa, latihlah terus jiwa kepemimpinn dalam diri kita. Latihlah jiwa pemimpin yang dekat dengan rakyatnya, karena untuk apa menjadi pemimpin apabila hanya duduk di atas singgasana tanpa memedulikan nasib rakyat. Suatu perubahan tidak perlu menunggu orang banyak. Dia akan bergulir dengan sendirinya bersama para pemuda yang teguh dengan komitmennya untuk perubahan.
Kita sebagai pemuda harapan bangsa, pemuda yang dirindukan ibu pertiwi marilah terus melakukan optimalisasi diri. Tidak perlu memulai dari hal-hal yang besar, tapi mulailah dari hal-hal yang kecil. Mulailah dari diri kita sendiri, kemudian ajaklah lingkungan sekitar kita. Teruskan sejarah perjuangan bangsa Indonesia karena kita, pemuda Indonesia, merupakan ahli waris cita-cita bangsa yang sah dan sekaligus sebagai generasi penerus.
Perjuangan kita saat ini sudah bukan lagi dengan mengangkat senjata, bergeriliya, dan berunding sana-sini, namun masih banyak bentuk perjuangan lain yang dapat kita lakukan untuk memaknai kemerdekaan dan menunjukkan nasionalisme kita. Menggunakan produk dalam negeri, berkarya dan berprestasi sesuai bidang masing-masing, dan tentunya bersatu satu sama lain dan jangan mudah terpecah belah. Peran kita saat ini adalah menjadi bagian dari masyarakat aktif mendorong kemajuan bangsa dengan melakukan berbagai kegiatan yang konstruktif, baik melalui organisasi kepemudaan maupun profesi yang digeluti.Peran masa depan dilakukan dengan membekali diri dan mengisi kompetensi. Sehingga ketika nanti mencapai tahap dewasa, pemuda dapat meneruskan tongkat estafet yang diberikan secara optimal.
Marilah saudaraku, pemuda yang dirindukan bangsa, teruskanlah cita-cita dan harapan perjuangan bangsa kita karena semuanya itu ada di tangan kita.
HIDUP MAHASISWA!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!
Intan Permata Sari, FT
Peserta UI SDP 2011
agent of change, bukan challenge