Quarter Life Crisis Ala Mahasiswa UI: Gak Banget, Deh!

Menjadi mahasiswa dari universitas ternama di negeri ini gak selamanya indah. Tuntutan untuk menjadi sempurna, dalam hal  akademis sampai dengan yang non-akademis ternyata bukanlah hal yang mudah untuk semua mahasiswa. Malah hal tersebut justru mendatangkan quarter life crisis yang bertubi-tubi.

Yap, quarter life crisis, seperti namanya, merupakan krisis perkembangan yang biasanya dialami individu yang berusia 18-28 tahun. Pada umumnya, individu akan merasakan kebingungan mengenai statusnya sebagai orang dewasa. Kebingungan di sini biasanya digambarkan dengan kesulitan untuk menempatkan dirinya dalam kelompok.

Selanjutnya, ketika kita sedang mengalami quarter life crisis, kita akan mengalami pergantian pengalaman secara cepat. Adanya periode waktu dalam hidup kita, di mana kita aktif mencari dan mengekplorasi dunia di sekitar kita, mencoba ini dan itu,  menjadi salah satu ciri dari quarter life crisis.

Kalau berdasarkan pengalaman kebanyakan anak UI sih, quarter life crisis itu beragam. Meski kalau kita lihat, dari satu mahasiswa ke mahasiswa lainnya mirip-mirip.. misalnya aja kayak..

Bingung mau lulus 3,5 atau 4 tahun atau lebih

Katanya sih, lulus 3,5 tahun itu sesuatu yang membanggakan. Apalagi kalau IPK yang diperoleh lebih dari 3.5. Tapi.. hmm.. kuliah cuma 3,5 tahun kok kayaknya ada yang kurang ya. Kurang pengalaman exchange, internship, dan juga organisasi.. Jadi sebenernya worth it gak sih lulus 3,5 tahun? Tapi kalau misalnya lulus 4 tahun, kok keliatannya gak ada istimewa-istimewanya ya? Aduh.. tau-taunya justru lebih  dari 4 tahun? Gimana dong?

BACA JUGA: Hal-hal yang Gue Harap Gue Ketahui Sebelum Memasuki Tahun Terakhir di UI

Minder karena minim pengalaman

Udah pertengahan semester, baru sadar.. kok CV gue gak menarik-menarik amat ya? Terlebih lagi ngeliat akun Lin*edin temen sejurusan, kok rame banget isinya. Ikut ini-itu, kerja ini-itu. Pikiran-pikiran ini biasanya muncul tiba-tiba, dan bikin galau sehari suntuk. Udah jadi AnakUI kok gak ngapa-ngapain? Mulai deh muncul rasa nyesel berkepanjangan.

“Gue sebenernya pantes gak sih masuk UI?”

Sama seperti sebelumnya, perasaan ini juga biasa muncul di pertengahan semester, dan dipicu oleh kemunculan huruf-huruf yang tidak menyenangkan di SIAK. Semua usaha kita, mulai dari begadang gak tidur karena ngerjain tugas dan belajar buat UTS/UAS, dibayar dengan nilai yang pas-pasan. Membuat kita berpikir, sebenernya kemarin pas keterima UI, jangan-jangan karena lagi nasib baik aja?

Salah jurusan..

Waktu awal-awal dinyatakan keterima UI, bahagia setengah mati. Euphorianya masih kerasa banget. Tapi ternyata cuma berlangsung sesaat aja, sampai perasaan ‘salah jurusan’ itu muncul. Kalau misalnya ngerasa salah jurusan pas baru satu atau dua semester, kayaknya masih ada harapan ya buat belajar dan pindah ke jurusan impian. Tapi kalau misalnya baru ngerasa pas tahun ketiga-keempat gimana tuh?

BACA JUGA: Kalian Merasa Salah Jurusan? Lakukan 6 Hal Ini Segera!

Abis wisuda nih, terus ngapain lagi?

Skripsi selesai, sidang udah, lulus udah, terus wisuda. Udah semuanya! Lamar-lamar kerja ini itu.. kok gak juga direspon. Satu persatu temen mulai sibuk dengan dunia kerjanya masing-masing. Tinggal kita sendirian. Kok rasanya makin nyusahin orangtua aja di rumah gak ngapa-ngapain. Katanya AnakUI, kok susah nyari kerja?

Takut nyusahin orangtua

Setelah dinyatakan lulus dan dalam proses pencarian kerja, terkadang status sebagai AnakUI justru menjadi beban. Orangtua yang tadinya bangga dengan status kita sebagai mahasiswa lulusan universitas ternama mulai meragukan kemampuan kita untuk bersaing dengan para pencari kerja lainnya. Di saat yang bersamaan, kondisi yang mengharuskan kita untuk tinggal di rumah membuat kita semakin gak enakan.

Pernah mengalami itu semua selama menjadi anak UI atau baru lulus dari UI? Kalau begitu kita sama dong! Terus gimana sih cara mengatasinya? Penasaran?? Pengen tahu?? Nah, biar gak ketinggalan, simak terus artikel selanjutnya dari AnakUI.com! Ciaooo!

Daftar Isi

Leave a Comment