Reportase Pertemuan BPM FE UI-FAM UI dan Balada dari Saya

Dalam sebuah latihan kepemimpinan pemuda nasional yang penulis ikuti beberapa waktu silam, Dr. Effendi ghazali bercerita pada yang hadir tentang superioritas media, tentang betapa ia mampu mengkooptasi serta pada gilirannya mengkonstruksi opini publik. Senin, 8 Maret 2010, benarlah apa yang beliau sampaikan, munculnya rekan-rekan dari Front Aksi Mahasiswa (FAM) UI di sebuah televisi nasional yang cukup terpandang, disertai aksi salah seorang oknumnya yang menaiki mobil ajudan ibu sri mulyani saat beliau tengah melakukan aksi SGTC (Sri mulyani Goes To Campus), sontak membuat publik kemudian serta merta menjustifikasi FAM UI sebagai sebuah organ amoral yang tidak intelek. Lebih jauh, perbuatan mereka dianggap memalukan nama UI. Reaksi keras terutama datang dari “anak-anak” bu ani di FE UI.

Sebagai upaya klarifikasi sekaligus menyampaikan aspirasi dari masyarakat FE UI (paling tidak yang tertangkap melalui polarisasi dan dinamika ranah maya), ketua BPM FE UI, taufan darmawan didampingi ilvan, kompatriotnya yang menjabat sebagai ketua komisi hubungan antar lembaga dan penulis sendiri yang ikut sebagai pihak netral, menginisiasi pertemuan dengan rekan-rekan FAM UI yang akhirnya mengambil tempat di Kansas, pada hari jumat, 12 Maret 2010. Pertemuan tersebut dihadiri termasuk oleh yoyoh (FH) yang ternyata adalah orang yang menaiki mobil dalam aksi tersebut, dan rekan-rekan FAM yang lain

Selain membawa diri, iman dan 2 buku sebagai cindera mata, BPM FE UI hadir dengan membawa misi untuk meminta FAM UI meminta maaf kepada civitas FE UI secara khusus terkait aksinya pada hari seninnya. Permintaan ini direspon dengan sebuah penjelasan oleh bang yoyoh sendiri mengenai apa yang sebenarnya terjadi, bahwa aksi naik mobil tersebut ada di luar rencana dan semata merupakan reaksi dari sikap para satpam yang menurut rekan-rekan FAM cukup represif. Sikap represif ini masih menurut rekan-rekan FAM menghalangi mereka untuk menyelesaikan sistematika aksi yang telah mereka buat dan siapkan, termasuk di dalamnya aksi teatrikal mereka. Lebih lanjut, FAM UI berjanji untuk segera memformulasikan penjelasan ini dalam bentuk tertulis secara detail untuk disampaikan pada semua yang berkepentingan, termasuk tentunya rekan-rekan FE.

Dalam pertemuan tersebut pula, rekan-rekan FAM menyatakan kesediannya untuk berdiskusi lebih dalam tentang kasus century maupun isu-isu lainnya, sebagai sesama oknum intelektual yang ingin menyembahkan kontribusi positif bagi perbaikan bangsa.

Tentang pertemuan lanjutan (sempat hadir pula hari itu sahabat BOE yang juga ingin mengatur perihal ini), diskusi serta pembangunan diskursus, dalam waktu dekat akan segera dikomunikasikan oleh BPM FE UI pada pihak-pihak yang memang dengan berlandaskan kesadaran kritis, ingin turut serta di dalamnya. Pertemuan pun ditutup dengan serah terima cindera mata dan sedikit narsis berfoto pada pukul 15.00.

Akhirnya, tiada fajar tanpa malam, dan tiada pelangi tanpa hujan. Maka hari ini, pergerakan mahasiswa adalah tentang-mengutip sahabat saya chiro, EAK 08-menjadi pelaku, bukan penonton. Apapun panggungnya, apapun perannya, selama mengada atas nama cinta pada rakyat yang menagis pilu karena derita mereka, maka ialah sang pahlawan muda. Tak selamanya jalannya akan lurus tanpa cela, dan tak selamanya kita seia sekata, tak apa, karena kita manusia tempatnya salah dan lupa. Mari jangan luruh oleh ego dan emosi tanpa hati, karena hanya menjauhkan kita dari jalan perjuangan yang hakiki, mari membuka hati, membuka nalar serta pikir untuk saling mencipta harmoni, layaknya pagi untuk malam dan pelangi untuk hujan. HIDUP RAKYAT TERTINDAS INDONESIA!!!

Sang Pencari Bintang
(FE UI 08/EMA/0806464955/www.haryo-wisanggeni.blogspot.com)

16 thoughts on “Reportase Pertemuan BPM FE UI-FAM UI dan Balada dari Saya”

  1. @ay: intinnya adalah reportase yg menjelaskan hasil dari pertemuan tersebut, termasuk janji FAM UI untuk membuat klarifikasi yg lebih mendetail, sehingga dapat mluaskan pmahaman bersama..selain itu, g rsa paragraf terakhir udah ngjelasin smua..

    Reply
  2. Hayolah, mahasiswa UI kan satu.. Jangan hanya karena ‘pemilikan’ sang dosen bu Ani, sampai membuat anak2 FE menjadi terlalu sensitif..

    Jangan2 kunjungan bu Ani ke FE UI itu cm untuk propaganda dan ‘pembenaran’ kebijakan dia di masa lampau..

    Reply
  3. ada semacam transkrip dialognya?Kenapa isi artikel ini malah nasehat dari si penulis? Yah, memang nasihat itu penting, tapi kenapa isi pertemuan (kalo bisa transkrip dialog) hari Jumatnya malah gak ditulis disini, padahal itu yang paling penting…ini malah bermanis-manis ria, hehe..

    Tapi salut untuk BPM FE yang dah inisiatif begini. Thanks ya…

    😀

    Reply
  4. Hmm..iya, jadi penasaran isi dialog apa aja…Mudah2an ada tulisan lanjutan yg isinya kutipan dialog2 anak FE dgn FAM..penasaran Gan!!!
    😀

    Reply
  5. kami tunggu klarifikasi dan permohonan maafnya, wahai FAM UI!
    dan saat itu terjadi, saya angkat topi untuk organisasi ini, setidaknya akan timbul kemauan untuk mengenal siapa kalian sebenarnya

    Reply
  6. hmm d postingan2 sblmnya, ada yg bilang kl yg naik mobil itu dilakukan si oknum krn iseng, skarang yg bener yg mana?

    yaiyalah si satpam represif.. namany jg pencegahan.. daripada tiba2 SMI dilempar batu ato diapain gitu.. dia kan masi pejabat negara..

    dan lagi, mahasiswa jaman skarang kan identik dgn aksi kekerasan, ga beda ama tukang demo jalanan, liat aja tuh aksi2nya HMI yg ampe bikin warga kesel dan nyerang mahasiswa.. apa ga kelewatan itu namanya.. HMI yg katanya mo membela rakyat malah diserang oleh yang mereka bela, trus HMI-nya ngelawan balik orang yang ngakunya sedang mereka bela.. karena pemberitaan2 tersebut, si satpam2 itu nganggep lo2 mahasiswa yg lagi gelar aksi sbg ancaman..
    #5 bu ani pas kulia umum perna ditanya soal isu politik, dan beliau tidak mau menjawab.. saya rasa pembenaran ga perlu soalny MAYORITAS(tidak smua) anak FE tau mana yg dianggap benar, mskipun ada beberapa dari anda2 diluar fakultas ekonomi, diluar spesialisasi ilmu anda, merasa hal lain yang benar.. perbedaan sudut pandang saja

    Edmond Nathan
    Manajemen 2007

    Reply
  7. bwt tmn2 FAM, kalian tdk perlu mminta maaf kpd tmn2 FE UI. kpd tmn2 FE UI, tolonglah qt saling ngormatin. qt sm2 mhsswa, jd g ad urusannya tmn2 FAM hrs minta maaf ke kalian. kalian boleh mengkritik tmn2 FAM habis2an, tp kalian g bs nuntut FAM minta maaf. toh FAM tdk menyerang atau menganiaya kalian kan? klo pun perlu minta maaf, gw pikir minta maafnya ke pihak UI atau FE UI. itu pun, kl ada fasilitas kmps yg di rusak dsb. tolonglah, jgn merasa superior jg anak2 FE hgga bs menuntut elemen mhsswa yg laen. slama gak menganiaya anak FE, g usah FAM minta maaf. gw bukan org FAM, bkn jg pdukung aksi kmrn, tp gw miris klo antar elemen mhsswa malah saling makan. yg gw bela jelas: saling menghormati antar elemen mhsswa…

    Reply
  8. iyalah..gak perlu kali minta maaf sama BEM FE..

    FAM cuma perlu minta maaf ke ibu Sri Mulyani. Karena FAM telah menzalimi beliau, jadi ke bu Sri lah FAM musti minta maaf. Ke BEM FE ya nggak perlu wong nggak salah kok…paling cuma bikin tersinggung doang, hehe…

    Reply
  9. “iyalah..gak perlu kali minta maaf sama BEM FE..”

    ya iyalah..emang ga ada urusan..tapi FAM UI harus minta maaf kepada anak UI secara keseluruhan yang merasa dirugikan “nama mahasiswa”nya…apa yang mereka lakukan itu membuat masyarakat “ilfeel” sama mahasiswa yg selama ini masih dikenal intelektualitasnya, tapi kini perilakunya sama dengan mahasiswa yang doyan anarkis

    Reply
  10. @edmond nathan: tolong jgn bpikir simpilstis dlm menyikapi stigma negatif gerakan mahasiswa..kjadian makassar adalah gerakan by design yg drancang oleh pihak-pihak dzalim yg ingin mendemarketisasi gerakan mahasiswa..yg menyerang kwan2x HMI adalah preman yg diorganisir, bukan masyarakat, tolong dicacat..saya bukan anak HMI, n ga jga ga bcara atas nma pusgerak bem ui, tpi sebagai aktivis yg cukup miris dgn tulisan saudara edmond yang mnurut saya tdak pda tempatnya..aryo/fe 08/0806464955/085694766957

    Reply
  11. buat edmon..maaf saya tidak seetuju dengan coment anda..anda disana tidak waktu kejadian penghadangan..saya disana.. saya kenal dengan anak2 fam yang ikut aksi itu..saya duduk dimana mereka kumpul untuk aksi..tidak ada peralatan apapun yang disiapkan agar aksi jadi anarkis..tidak ada batu yang disiapkan untuk melempari mobil bu sri -lebih tepatnya mobil pengawal,karena bu sri tidak ada didalamnya- mereka awalnya cuma menghadang jalan tuh mobil buat menyampaikan aspirasi..tpi karena tindakan represif sekuriti dan pengawal yang dari jauh sudah menunjuk2 peserta aksi sambil membuka pintu mobil sebelah kiri.mobilpun terus berjalan tanpa henti..karena itulah akhirnya salah seorang anak FAM naik ke atas kap mobil agar mobil berhenti. saya bukan anak FAM.. saya tidak ikut pengkaderan mereka..saya cuma berteman dan kdang ikut kegiatan mereka..tidak perlulah menjudge seakan2 mereka salah besar..anak FAM juga anak UI. sama kek anak Brigade atau KAFE (Kesatuan Aksi FE) sama juga kek KM UI di fisip kalo saya tidak salah.jadi tidak perlu fam minta maaf kepada BPM atau civitas akademika FE..
    setuju ma aryo…jangan disamakan gerakan mahasiswa di makasar sama disini. yang disana emang dasarnya begitu..ndablek kata orang jawa.tiap ada aksi pasti bentrok./rusuh..itu sudah dirancang sedemikian rupa..ditambah lagi denga karakter orangnya yang gampang tersulut/terpancing emosinya makin gampanglah buat rusuhnya.

    Bonni Pc
    Fe 08/0806374266

    Reply
  12. FAM,borok ui yang berisi mahasiswa sok idealis,cuma bisa demo.
    Bahkan anak sd pun bisa demo dan kritik orang lain,kalo mahasiswa harusnya kritik dan memberi solusi.
    Demo cuma dapet uang beberapa belas ribu dan sebungkus nasi aja kok mau.

    Reply
  13. jadi inget ada pepatah, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari…”

    Orang Indonesia banget…

    Reply

Leave a Comment