Resensi Documentary Days 2008

Hari I, Selasa, 25 November 2008
Tempat : Student Centre FEUI

1. Helper Hongkong Ngampus (15 min), Yunnie Dhevie Hapsari & Ani Ema Susanti
finalis eagle award 2007

Film yang mengangkat dua tokoh TKW Hong Kong yang berasal dari Jombang, namun mereka memiliki perbedaan visi. Tokoh pertama memilih untuk menginvestasikan hasil kerjanya untuk pendidikan, sedangkan tokoh kedua hanya mengalokasikan hasil kerjanya untuk membeli barang, hal inilah yang kemudian membuat mereka memiliki masa depan yang berbeda.

2. Bride Kidnapping (51 min), Petr Lom
Jury Award, U.N. Film Festival 2005

A good marriage always begins with tears. Inilah pepatah tua orang-orang Kyrgyzstan. Seorang perempuan muda yang “diculik“ dan “dipaksa“ untuk menikah dengan laki-laki yang menculiknya. Biasanya mereka “menculik“ para gadis karena mereka tidak cukup memiliki uang untuk membayar „mahar“ yang diminta oleh keluarga gadis tersebut.Separuh Perkawinan di sana disertai penculikan yang hanya dikehendaki pihak laki-laki. Kadang penculikan berakhir tragis dengan kematian pihak perempuan

3. Setangkup Asa di Balik Kemilau Intan (15 min), Zuraida Hamid & Amiwan Ahmad Syifa’i
film dengan ide cerita terbaik dan film favorit pilihan pemirsa eagle award 2007

Mendulang intan bagi masyarakat Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan diwariskan secara turun temurun. Sebuah harga yang harus dibayar untuk mendapat sebutir intan adalah nyawa. Hasil yang didapat, walau besar sekalipun, tidak akan bertahan lama, karena kurangnya kearifan dalam mengelola penghidupan. Dibalik kilau intan, ternyata tersimpan penderitaan dan kemiskinan hidup para pendulangnya.

4. Shock Waves (52 min), Pierre Mignault

Di Republik Demokrasi Kongo, pembunuhan,pemerkosaan, konflik militer, dan perampasan pada warga sipil menjadi realita sehari-hari. Di Negara ini, dimana chaos dan korupsi bertahta, journalists of Radio Okapi mempertaruhkan hidupnya untuk mengekspos penyalahgunaan kekuasaan yang menimpa rakyat Kongo. This is the worst humanitarian crises in our world today.

5. Reema There and Back (52 min), Paul Émile d`Entremont

Dengan ibu berkebangsaan Canada, sebagai satu-satunya keluarga yang dia kenal, dan Ayah berkebangsaan Iraq yang mencari dirinya setelah 16 tahun tak bertemu, Reema kecil dihadapkan pada pertanyaan sulit mengenai identitas dirinya

6. Pulau Bangka Menangis (12 min), Rudi Harlan & Nursubah
Pemenang eagle award 2008 kategori film rekomendasi juri

Timah yang di satu sisi dapat menghidupi masyarakat sejak zaman Belanda pada kenyataannya malah meluluhlantakkan sebagian besar lingkungan alam di Pulau Bangka. Film ini juga menceritakan seorang mantan penambang (H Yono Muhtar) yang telah insyaf dan tergugah menghijaukan kembali tanah tinggalnya.

Hari II, Rabu, 26 November 2008
Tempat : Student Centre FEUI

1. Sang Penggali Fosil (10 min), B.Ismu Widjaya & Niken Devi Perwitasari
finalis eagle award 2006

Masih rendahnya apresiasi pemerintah terhadap para penggali fosil mengakibatkan aset-aset negara ini akhirnya justru jatuh ke tangan orang lain melalui cara ilegal. Hal ini tergambar dalam film yang bercerita tentang dua orang petani yang bekerja sambilan sebagai penggali fosil di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah ini

2. Manufactured Landscape (86 min), Jennifer Baichwal

Manufactured Landscapes follows Burtynsky to China as he travels the country capturing the evidence and effects of China’s massive industrial revolution. Rarely witnessed sites such as the Three Gorges Dam (50% larger than any other dam in the world), the interior of a factory which produces 20 million irons a year, and the breathtaking scale of Shanghai’s urban renewal are subjects for his lens and our motion picture camera.

3. Fresh Docs (15 min) Hanya Air Hujan Yang Gratis Di Sini, Ratrikala Bhre, Irwan Aulia, Mega Pratiwi, Haliza

kesulitan air bersih yang dialami oleh warga pulau kelapa. mereka menggunakan air hujan untuk mandi, mencuci dan bahkan minum.

4. Dongeng Kancil Tentang Kemerdekaan (56 min), Garin Nugroho
festival film Asiaticafilmediale IV

Berkisah tentang realita kehidupan empat anak di Yogyakarta, yaitu Kancil, Topo, Sugeng dan Hatta disekitar jalan Malioboro, yang pernah menjadi tempat pertempuran melawan Jepang dan Belanda. Film ini menggambarkan dengan gamblang kehidupan empat anak jalanan tersebut .

5. Ten Minutes Before Dying (4 min), Michel Cayla
2001 JIFFest

Apa yang dilakukan seorang tahanan menjelang eksekusinya? Film ini menceritakan pergulatan batin seorang tahanan penghuni sel isolasi di Cipinang tepat 10 menit menunggu eksekusinya

6. Rute Menantang Bahaya (19 min), Ressi Dwiana & Dumayanti
finalis eagle award 2005

Film ini bercerita tentang seorang sopir Bus dengan rute Medan-Kabanjahe. Sebuah rute yang berkelok-kelok dan mengandung banyak bahaya. Bus dengan Rute sepanjang 77 kilometer ini setiap harinya mengangkut penumpang yang sangat banyak. Kerja sama yang baik antar sopir dan kondektur bus sangat dibutuhkan agar perjalanan sepanjang 77 kilometer itu dapat selamat.

7. Prahara Tsunami Bertabur Bakau (15 min), Emmanuel Tome Hayon & Mikhael Yosviranto
Pemenang eagle award 2008 kategori film favorit pilihan pemirsa dan film terbaik

Film ini menggambarkan kisah nyata pejuang lingkungan hidup. Baba Akong yang hidup pas-pasan bahkan serba kekurangan namun hal itu tidak menjadi alasan baginya untuk mengabaikan alam Flores yang rentan terhadap tsunami. Pada sisi lain film ini juga mengisahkan masih maraknya pencurian kayu bakau di Flores

Leave a Comment