Halo teman-teman. Bagaimana kabar kuliahnya? Masih ada yang kuliah online atau sedang UAS online? Atau ada yang sudah libur? Semoga teman-teman selalu diberi kelancaran dan kemudahan selama kuliah dari rumah ini. Semoga juga pandemi corona ini segera mereda dan kalian bisa kuliah lagi deh di kampus kesayangan.
Biasanya mendekati bulan Juni-Agustus kuliah sudah memasuki masa libur panjang. Banyak hal yang biasanya dilakukan untuk mengisi liburan tersebut. Mulai dari jalan-jalan atau refreshing, istirahat di rumah, magang, ngurus kepanitiaan atau organisasi, dan masih banyak lagi. Karena kondisi saat ini sedang ada pandemi corona yang mengharuskan kita tetap #dirumahaja, jadi mungkin beberapa kegiatan pengisi liburan digantikan dengan kegiatan #dirumahaja seperti nonton, workout, main musik, dan berbagai aktivitas rumahan lainnya.
Ada salah satu kegiatan favorit yang biasanya dilakukan banyak mahasiswa selama libur panjang tersebut sebelum adanya pandemi corona. Kegiatan ini menjadi cocok dilakukan selama liburan Juni-Agustus dikarenakan musim kemarau yang bisa mendukung kegiatan outdoor. Kegiatan tersebut adalah naik gunung.
Siapa sih disini yang tidak suka naik gunung? Melihat keindahan alam yang hijau, udara dingin puncak, dan rasa lelah bercampur puas ketika melihat sunrise. Memang kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan naik gunung ini. Walau beberapa jalur pendakian gunung sudah dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. Tapi ada baiknya menunggu kondisi pandemi corona lebih mereda lebih baik dilakukan daripada memaksa untuk naik gunung sekarang ini.
Kalau pandemi sudah mereda baru deh cobain rasanya naik gunung di tengah hamparan pohon. Bagi kalian yang masih kuliah dan menyandang status mahasiswa, cobain deh naik gunung walau hanya sekali saja. Beberapa alasan ini bisa mendukung kalian yang masih kuliah untuk coba naik gunung.
1. Banyak Waktu Luang
Selama kuliah kalian masih memiliki banyak waktu luang seperti waktu weekend kalian yang tidak diisi dengan tugas atau kegiatan non-akademis misalnya. Kemudian ada waktu liburan kuliah yang dibilang cukup panjang (biasanya bisa mencapai 1-3 bulan). Waktu yang cukup lama bukan jika dipikir-pikir?
Nah di waktu-waktu liburan mahasiswa tentu sangat cocok diisi dengan kegiatan naik gunung. Dengan merencanakan kegiatan tersebut di waktu liburan maka tidak akan mengganggu kegiatan akademis maupun non-akademis kalian. Beda halnya ketika kalian sudah bekerja. Kalian akan disibukkan dengan pekerjaan kalian, bahkah bisa jadi kesibukan pekerjaan kalian mengambil jatah libur kalian. Tidak ada yang namanya libur panjang semesteran ketika kalian sudah bekerja. Lain halnya jika kalian mengambil cuti kerja. Nah mumpung belum disibukkan dengan dunia kerja dan membuat waktu luang semakin sedikit, jadi alangkah baiknya kalian coba naik gunung selama masih kuliah.
BACA JUGA:Â Mumpung Masih Ada Waktu, Pikir Ulang Mengenai 5 Hal Ini Sebelum Lulus Nanti!
2. Tanggung Jawab Masih Sedikit
Mahasiswa memiliki beban tanggung jawab yang berbeda-beda. Mungkin ada yang kuliah sambil mengurus organisasi/kepanitiaan. Ada yang kuliah sambil bekerja. Ada yang kuliah sambil ikut kegiatan di luar kampus. Namun, bagaimanapun bentuk tanggung jawabnya, tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar.
Selama mahasiswa tersebut belajar dan menuntut ilmu di bidang akademis maka salah satu tanggung jawabnya di kuliah telah dijalankan. Karena hampir sebagian besar mahasiswa memiliki tanggung jawab yang sama terhadap akademisnya maka tanggung jawab lain di luar akademis menjadi sebuah pilihan.
Boleh dipilih dan diambil atau tidak. Dengan kondisi tersebut dapat dibilang tanggung jawab anak kuliah masih sedikit. Beda halnya kalau sudah dewasa dan bekerja, apalagi kalau sudah menikah. Semakin dewasa jenjang kehidupan seorang manusia maka semakin banyak tanggung jawabnya. Maka dari itu, mumpung masih mahasiswa dan masih berkuliah kalian harus coba memiliki pengalaman naik gunung.
3. Ajang Mensyukuri Nikmat Tuhan
Sebagai manusia tidaklah afdol jika tidak mensyukuri nikmat Tuhan yang telah diberikan. Bentuk nikmat Tuhan sangatlah dekat dan banyak jumlahnya. Tidak terhitung berapa nikmat Tuhan yang telah kalian nikmati dan rasakan. Agar tetap waras dan menjadi manusia seutuhnya maka nikmat tersebut harus disyukuri.
Bentuk rasa syukur pun banyak dan beragam yang bisa kalian lakukan sehari-hari. Nah untuk kalian para mahasiswa yang memiliki waktu luang dan kesempatan boleh banget dicoba salah satu bentuk rasa syukur ini. Yak benar, mensyukuri nikmat Tuhan dengan naik gunung.
Emang bisa yak kita mensyukuri nikmat Tuhan dengan naik gunung?
Tentu saja bisa. Jangan jadikan naik gunung sebagai ajang keren-kerenan, sebagai ajang pamer, atau sebagai ajang mencari ketenaran. Percayalah jika kalian memiliki niat seperti itu untuk naik gunung maka hanya lelah yang akan kalian dapatkan. Kalian hanyalah sebuah titik di alam semesta ini, tidak ada yang bisa dibanggakan. Oleh karena itu buang sifat kesombongan kalian sebelum mencoba untuk naik gunung. Sebaliknya, jika kalian ingin mencoba naik gunung dengan niat mensyukuri nikmat Tuhan maka kepuasan batin yang akan kalian dapatkan.
Banyak hal yang akan kalian syukuri ketika naik gunung apalagi sampai puncaknya. Kalian akan makin tersadar bahwa alam semesta luas dan seharusnya membuat kalian semakin rendah hati.
BACA JUGA:Â Bercita-Cita jadi Mahasiswa Seimbang? Yuk Ikuti Tips Berikut ini!
4. Hidup Bukan Hanya Gedung dan Jalan
Mahasiswa yang kampusnya berada di perkotaan mungkin sangat sering melihat gedung dan jalan. Mungkin bisa dibilang sehari-hari yang mereka lihat hanya gedung dan jalan. Tentu saja hal ini pasti membuat bosan dan jenuh. Untuk itu maka naik gunung menjadi salah satu pilihan yang baik dalam mengatasinya.
Mahasiswa harus tahu bahwa hidup bukan hanya sekadar gedung dan jalan. Kalian coba deh naik gunung, banyak hal yang lebih indah untuk dipandang dan dilihat. Mulai dari rimbunnya hutan tropis, suara gemericik sungai, angin yang menghembus di savana, hingga bau belerang yang berasal dari kawah puncak gunung. Hal-hal ini yang harus mahasiswa ketahui dan cari.
Karena gunung bisa memberikan pengalaman hidup yang tidak kalah menariknya dengan gedung dan jalan
5. Belajar Mencintai Alam dan Hidup di Alam
Setelah mengetahui bahwa hidup bukan hanya gedung dan jalan, maka langkah selanjutnya yaitu mencoba belajar mencintai alam dan hidup di alam. Belajar mencintai alam bagaikan mencintai diri sendiri loh. Kenapa bisa begitu? Karena nenek moyang kita pun dulu mulai hidup dari alam.
Kalian hidup berasal dari alam dan akan kembali ke alam. Makanya banyak yang bilang bahwa pacaran dengan anak gunung bisa romantis loh. Alam aja dicintai, gimana kamu? Belajar mencintai alam memang bisa dilakukan dari hal kecil dan bisa dari rumah. Seperti membuang sampah pada tempatnya, bijak menggunakan listrik dan air, menanam pohon, dan lain-lain. Tapi bukannya lebih baik kalian coba dahulu pengalaman hidup di alam sebelum akhirnya mencoba belajar mencintai alam.
Nah dengan mencoba naik gunung saat mahasiswa, kalian bisa belajar mencintai alam dan hidup di alam. Banyak pelajaran yang bisa kalian dapatkan ketika berproses saat naik gunung. Saat kalian ada di gunung, banyak keadaan terbatas yang kalian alami. Tidak ada sinyal, tidak ada listrik, sulit mencari sumber air, gelap, dingin, hujan, dan beberapa kondisi lain. Mencoba hidup dalam kondisi tersebut akan membuat kalian lebih mensyukuri apa yang kalian punya saat ini. Belajar mencintai alam memang terdengar cukup klise, tapi apapun yang kalian lakukan saat ini untuk mencintai alam. Percayalah hasilnya akan dirasakan oleh anak cucu kalian nanti.
Kita hidup berasal dari alam dan akan kembali lagi ke alam
6. Menambah Pertemanan hingga Jodoh
Nah ini mungkin bisa dibilang keuntungan dan alasan kalian selama mahasiswa harus coba naik gunung. Ajang naik gunung biasanya menjadi suatu kesempatan untuk menambah teman. Mulai dari bikin rencana naik gunung bisa saja loh menambah teman. Misalnya saja teman tongkrongan kalian ada yang mau naik gunung bareng temannya dan kalian diajak, itu bisa jadi sarana nambah teman. Kemudian teman-teman organisasi kalian yang ingin naik gunung. Lalu bisa saja teman-teman kuliah kalian ingin naik gunung kemudian bisa menambah relasi pertemanan kalian.
Banyak momen dan kondisi yang bisa membuat kalian menambah teman ketika mencoba naik gunung. Ada kalanya selama pendakian berlangsung bisa saja mendapatkan teman. Entah dari teman naik, teman nge-camp, bahkan teman turun. Jadi tidak heran jika kalian naik gunung misalnya berangkat dengan teman 4 orang bisa saja turun jadi tambah teman hingga 10 orang.
Begitulah asiknya mencari teman selama naik gunung. Tidak jarang juga setelah berkenalan dan berteman saat naik gunung bisa menjadi partner naik gunung lain kesempatan. Nah bisa jadi juga dari teman naik gunung tersebut ada yang berlanjut sampai jodoh.
BACA JUGA:Â 10 Pelajaran Hidup Yang Bisa Kalian Dapatkan Dari Bangku Kuliah
7. Sifat Asli Manusia Keluar Saat Mendaki Gunung
Ada yang bilang sifat asli manusia akan keluar ketika mereka dihadapi oleh suatu keadaan sulit. Entah sifat asli tersebut yang keluar baik atau kurang baik. Selama proses pendakian gunung tidak semua hal yang dilalui akan mudah. Terdapat momen-momen sulit yang kerap dihadapi ketika naik gunung. Sifat asli manusia bisa saja muncul selama proses pendakian.
Jika kalian ingin mencoba untuk mengetahui sifat asli teman kalian maka ajaklah naik gunung. Mungkin sifat asli mereka akan keluar saat itu. Biasanya sifat asli manusia yang keluar ketika mendaki gunung akan nampak dalam perbuatan maupun perkataan. Misalnya saja sifat egois yang bisa ditandai dengan tidak mau membagi makanan ketika di gunung, tidak mau menunggu temannya yang ketinggalan, atau tidak ikut menyiapkan tenda untuk tidur.
Ada juga sifat yang setia kawan dan rela berkorban, bisa ditandai dengan rela berbagi makanan, rela tidur sempit-sempitan, rela membawa barang temannya. Terdapat beberapa lagi sifat asli manusia yang mungkin akan keluar saat naik gunung seperti penyabar, keras kepala, emosian, bijaksana, dan lain-lain.
8. Melatih Mental
Hal-hal yang harus dipersiapkan ketika mencoba untuk naik gunung yaitu fisik dan mental. Fisik penting karena naik gunung itu capek dan melelahkan, otomatis persiapan lari untuk stamina diperlukan. Selain fisik, mental juga harus dipersiapkan ketika ingin mencoba untuk naik gunung. Bagi kalian yang masih kuliah hal ini akan baik untuk melatih mental di alam bebas.
Proses pendakian gunung yang paling berat adalah 10% terakhir ketika hendak sampai puncak. Dalam kondisi ini hal yang diuji yaitu mental. Sedangkan 90% sebelumnya merupakan ujian fisik. Hasil latihan fisik akan dilihat selama 90% proses pendakian gunung. Kemudian sisanya 10% akan melewati fase ujian mental.
Banyak sekali orang yang menyerah ketika sudah mencapai 10% terakhir naik gunung. Entah karena kelelahan, bosan, atau sudah puas melihat keindahan gunung. Padahal puncak gunung merupakan hasil dari segala proses pendakian yang akan didapat. Mental yang kuat dan tekad yang bulat bisa menjadi semangat untuk sampai ke puncak gunung. Pantang menyerah di 10% terakhir pendakian gunung bisa menjadi pelajaran yang sangat berarti bagi kalian.
9. Bikin Ketagihan
Nah hal ini yang menjadi alasan bagi teman-teman yang masih berkuliah untuk mencoba naik gunung. Karena naik gunung itu bikin ketagihan. Tidak percaya? Makanya coba deh. Banyak hal seru dan kenangan indah selama proses naik gunung. Dijamin kalian yang sudah mencoba tidak akan menyesal. Justru setelah mencoba untuk naik gunung pertama kali akan bikin ketagihan dan ingin naik gunung lagi.
Hal yang bikin mahasiswa ketagihan selama naik gunung banyak. Misalnya saja hijaunya hutan hujan di Indonesia, luasnya hamparan padang savana, mekarnya bunga edelweis, dinginnya malam di tengah hutan, indahnya sunrise di puncak gunung, jernih air sungai yang bisa langsung diminum, hingga suara jangkrik yang menemani di saat tidur, dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat mahasiswa ketagihan saat naik gunung. Teman-teman pengen ngerasain gimana sih ketagihannya naik gunung? Maka dari itu, selamat mencoba!
***
Itulah beberapa alasan yang membuat teman-teman yang masih mahasiswa untuk mencoba naik gunung walau hanya sekali saja. Jika kalian sudah mencobanya coba tulis gimana perasaan kalian ketika naik gunung di kolom komentar di bawah ini. Selama masih muda dan bertenaga tidak ada salahnya bukan mencoba mensyukuri nikmat Tuhan dengan naik gunung.
Nah buat teman-teman yang ingin memulai naik gunung untuk pertama kalinya selagi masih mahasiswa, bisa nih mencoba beberapa alternatif gunung yang cukup cocok bagi pemula yaitu Gunung Guntur (ketinggian 2.249 mdpl), Gunung Papandayan (ketinggian 2.665 mdpl), dan Gunung Prau (ketinggian 2.565 mdpl). Bagi teman-teman yang belum mencoba silahkan mencoba, jangan sampai telat dan menyesal yak!
BACA JUGA:Â 3 Gunung Tertinggi Dunia yang Pernah Ditaklukan Oleh Mapala UI
Daftar Isi