Seorang laki-laki bernama Eric sedang berjalan dengan anjingnya yang bernama Nova. Tiba-tiba, seekor kelinci keluar dari semak-semak dan tentunya, menarik insting (naluri) seekor anjing untuk memburunya. Tali yang digunakan untuk mengendalikan Nova pun terlepas dari genggaman Eric, sehingga Nova pun lebih leluasa dalam mengejar kelinci dan menghilang di tengah keramaian. Eric ikut berlari mencari Nova, namun setelah berjam-jam, hasilnya nihil. Eric pun memutuskan untuk pulang dan menyebarkan pengumuman mengenai hilangnya anjing kesayangannya itu.
Waktu terus berlalu…
Jam berganti menjadi hari, dan hari berganti menjadi minggu. Sahabatnya yang setia itu pun belum terdengar kabarnya. Eric mulai putus asa, berbagai kemungkinan buruk menghampiri benaknya. Namun ia hanya bisa berharap semoga Nova selalu dalam keadaan sehat dan selamat karena ia tidak tahu kemana lagi harus mencari. Sampai suatu seketika, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Eric. Saat pintu dibukakan, seorang wanita cantik yang sebaya dengan Eric berdiri di luar, bersama mahluk yang paling dicintainya. Iya, wanita itu berhasil menemukan Nova. Dan ia juga cantik.
Eric berkenalan dengan wanita itu, yang ternyata bernama Vanessa. Tidak hanya cantik, Vanessa juga adalah pribadi yang menarik. Semakin mengenalnya membuat Eric jatuh hati, dan akhirnya ia berkencan dengannya. Eric merasa bahagia sekali memiliki Vanessa dalam hidupnya, dan membuatnya berpikir bahwa momen kehilangan Nova saat itu merupakan kesialan yang membawa keberuntungan.
Perjalanan cinta Eric dan Vanessa bisa dibilang berjalan dengan amat mulus. Eric adalah sosok pelindung bagi Vanessa, dan Vanessa adalah sosok penyemangat dalam hidup Eric. Keduanya bahkan sudah merencanakan pernikahan dalam waktu dekat. Dan sampai pada bagian ini, Eric harus menjemput Vanessa dari toko kue tempat mereka memesan kue pernikahan mereka.
Namun naas, sesuatu yang buruk terjadi…
Sebuah truk dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi, dan Eric terpaksa harus membanting setir ke arah bahu jalan. Mobil yang dikendarai Eric menabrak pohon dan menyebabkan Eric mengalami cedera di bagian kepala yang cukup parah. Ia dilarikan ke rumah sakit saat itu juga. Vanessa yang mendengar kabar itu menyalahkan dirinya sendiri, mengapa memaksa Eric untuk menjemputnya padahal ia bisa pulang sendiri dengan taxi. Penyesalan demi penyesalan berkecamuk di pikiran Vanessa, bagaimana jika Eric tidak selamat?
Eric selamat, meskipun ia mengalami cedera otak. Setelah layanan CT scan diberikan karena cedera kepala yang dialaminya, ia beristirahat sebentar untuk memulihkan tenaga. Pikirannya melayang mengapa ia bisa seceroboh itu, ia juga kesal dengan truk ugal-ugalan yang hampir membunuhnya tadi pagi. Dokter pun membawa kabar selanjutnya mengenai kondisi Eric dan membuyarkan lamunannya. Menurut hasil pemeriksaan, Eric memiliki kabar buruk dan kabar baik. Kabar buruk dan kabar baik yang diterima Eric adalah hasil CT scan yang menunjukkan bahwa Eric memiliki tumor stadium awal di otaknya.
Eric tidak memahami mengapa dokter tersebut mengatakan bahwa memiliki tumor adalah suatu kabar bahagia, namun setelah mendengar kelanjutan dari pernyataan dokter, baru lah ia paham mengapa. Mengetahui bahwa dirinya memiliki tumor lebih awal menurunkan resiko kematian yang ia miliki. Umumnya, pasien tidak sadar bahwa dirinya memiliki tumor sampai semuanya terlambat. Operasi pengangkatan pun berjalan dengan lancar. Eric kembali hidup dengan normal seperti sebelumnya, dan tentunya bahagia bersama Vanessa dan Nova
Eric terdiam membayangkan kecelakaan yang dialaminya tadi pagi. Tanpa kecelakaan itu, Eric tidak akan menyadari tumor yang dimilikinya mungkin sampai beberapa tahun ke depan dan semuanya sudah cukup parah. Ia kemudian kembali berpikir, lagi-lagi kesialan yang datang membawakannya keberuntungan.
Cerita di atas tentunya adalah fiktif belaka, dan Eric bukanlah nama sebenarnya. Cerita tersebut adalah sebuah ilustrasi dari The Nova Effect, sebuah istilah yang dipopulerkan oleh seorang filsuf asal Kanada, Charles Margrave Taylor. Nova Effect sendiri menggambarkan kesialan-demi kesialan yang dipersepsikan oleh seseorang, sampai pada akhirnya mereka menyadari adanya keberuntungan dibalik kesialan tersebut. Istilah ini sebetulnya merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Ia muncul saat kita dikeluarkan dari pekerjaan kita, saat kita ditolak dari universitas impian kita, atau saat pasangan kita memutuskan untuk tidak mau melanjutkan hubungan yang sudah dijalani selama bertahun-tahun lamanya.
Nova Effect mengajarkan kita…
The Nova Effect mengajarkan kita beragam hal, terutama mengenai pentingnya optimisme dan berpikir positif. Istilah ini juga menekankan pentingnya melihat keberuntungan dan kebahagiaan secara subjektif, sesuai dengan kutipan dari Aristoteles bahwa:
“Kebahagiaan itu tergantung pada diri kita sendiri, bukan pada orang lain”
Bukti otentik lainnya dapat anda temukan dari sumber-sumber ilmiah yang menyatakan bahwa persepsi terhadap kebahagiaan, misalnya dengan tersenyum, dapat mengubah cara otak kita bekerja, dengan melepaskan serotonin dan dopamin ke otak yang dapat meningkatkan mood. Sebaliknya, penyesalan berulang mengenai kegagalan yang dialami, kesempatan yang tidak diambil, atau waktu yang sudah banyak terbuang, justru mengarahkan pada stres, yang menyebabkan penurunan kondisi kesehatan dengan memengaruhi sistem imun.
Tetaplah Positif
Oleh karena itu, tetaplah berada dalam sisi yang positif, terutama dalam memandang kehidupan dan juga orang lain. Berharaplah untuk yang terbaik, berhenti menyesali apa yang sudah terjadi, dan jadikanlah masalah-masalah yang dihadapi sebagai tantangan untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
BACA JUGA:Â Ketika Semua Itu Berbeda
Daftar Isi