Sebuah Inovasi: Sistem Informasi Geospasial Kota Depok (SIG-D) 2010

A. Fakta Wilayah Kota Depok

Peta Kota Depok

Peta Kota Depok

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o  55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek.
Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah  – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.
Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai. Disamping itu terdapat pula 25 situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan  kualitas air rata-rata  buruk akibat tercemar.
Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas.

A.    Sumber Daya Lahan

Sumber Daya Lahan Kota Depok mengalami tekanan sejalan dengan perkembangan kota yang sedemikian pesat. Sebagaimana kita ketahui berdasarkan data analisis Revisi RTRW Kota Depok (2000-2010) dalam pemanfaatan ruang kota, kawasan pemukiman pada tahun 2005 mencapai 8.915.09 ha (44,31%) dari total pemanfaatan ruang Kota Depok.
Pada tahun 2005 kawasan terbuka hijau tercatat 10.106,14 ha (50,23%) dari luas wilayah Depok atau terjadi penyusutan sebesar 0,93 % dari data tahun 2000. Meningkatnya tutupan permukaan tanah, berdampak terhadap penurunan kondisi alam Kota Depok, terutama disebabkan tekanan dari pemanfaatan lahan untuk kegiatan pemukiman yang mencapai lebih dari 44,31 % dari luas wilayah kota. Sementara luas kawasan terbangun tahun 2005 mencapai 10.013,86 ha (49,77%) dari luas wilayah Kota Depok atau meningkat 3,59 % dari data tahun 2000.
Luas kawasan terbangun sampai dengan tahun 2010 diproyeksikan mencapai 10.720,59 ha (53,28%) atau meningkat 3,63 % dari data tahun 2005. Sementara luas  ruang terbuka (hijau) pada tahun 2010 diproyeksikan seluas 9.399,41 ha (46,72%) atau menyusut 3,63 % dari tahun 2005.
Diprediksikan pada tahun 2010, dari 53,28% total luas kawasan terbangun, hampir 45,49% akan tertutup oleh perumahan dan perkampungan. Jasa dan perdagangan akan menutupi 2,96% total luas kota, industri 2,08% total luas kota, pendidikan tinggi 1,49% total luas kota, dan kawasan khusus 1,27% total luas kota.  Meningkatnya jumlah tutupan permukaan tanah  tersebut, ditambah dengan berubahnya fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase, diprediksikan akan menyebabkan terjadinya genangan dan banjir di beberapa kawasan, yang berdampak terhadap penurunan kondisi Kota Depok.
Diperkirakan pembangunan pertanian tanaman pangan di Kota Depok di masa yang akan datang akan menghadapi suatu kondisi, dimana lahan sawah yang semakin menyempit. Pada tahun 2010 diperkirakan lahan sawah akan mengecil bila  dibandingkan kondisi sekarang. Penyempitan yang paling parah terjadi pada lahan sawah tadah hujan, disusul sawah irigasi sederhana PU.

B.    Sumber Daya Air

Situ Rawa Besar
Sumber Daya Air yang ada terdiri dari dua sumber  yaitu sungai dan situ. Secara umum sungai-sungai di Kota Depok termasuk kedalam dua Satuan Wilayah Sungai besar, yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane. Selanjutnya sungai-sungai tersebut dibagi menjadi 13 Satuan Wilayah Aliran Sungai, yaitu sungai Ciliwung, Kali Baru, Pesanggrahan, Angke, Sugutamu, Cipinang, Cijantung, Sunter, Krukut, Saluran Cabang Barat, Saluran Cabang Tengah dan sungai Caringin.
Kota Depok memiliki 25 situ yang tersebar di wilayah Timur, Barat dan Tengah. Luas keseluruhan situ yang ada di Kota Depok berdasarkan data tahun 2005 adalah seluas 169,68 Ha1), atau sekitar 0,84 % luas Kota Depok. Kedalaman situ-situ   bervariasi antara 1 sampai 4 meter, dengan  kualitas air yang paling buruk terdapat pada Situ Gadog dan Rawa Besar.  Selain penurunan kualitas air, kawasan situ juga mengalami degradasi luasan. Pembangunan perikanan di Kota Depok juga menghadapi masalah yang sama dengan pertanian tanaman pangan, yaitu penyempitan lahan air kolam. Berdasarkan data tahun 2005, luas areal air kolam adalah 242,21 ha dibandingkan pada tahun 2000 seluas 290,54 ha.
B. Sistem Informasi Geospasial Depok (SIG-D)

Sistem Informasi Geospasial merupakan sistem informasi geografi yang berbasis spasial (keruangan) denga n penyebaran data-data spasial, misalnya data-data lokasi wisata, data-data lokasi rawan banjir, data-data pertumbuhan penduduk yang semuanya itu diintegrasikan ke dalam peta sehingga dapat memuat informasi secara holistik, keruangan (spasial).
Data spasial memiliki peran penting dalam setiap aktivitas pemerintahan. Lebih kurang 90% aktivitas pemerintahan senantiasa terkait dengan elemen spasial atau lokasi. Pemerintah dalam melaksanakan perencanaan, kegiatan dan monitoring serta evaluasi tidak dapat lagi bisa hanya berdasarkan data dan laporan tanpa mengetahui situasi di lapangan.
“Peran data spasial dalam aktifitas pemerintahan (khususnya kota Depok) antara lain:
·    Menampilkan (visualisasi) data dan informasi berikut sebarannya, sehingga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang suatu data/informasi dibandingkan  sajian data/informasi hanya dalam bentuk redaksional, tabel atau grafik.
·    Digunakan sebagai identifier (common ID) untuk mengintegrasikan berbagai jenis informasi yang terkait dengan suatu lokasi/wilayah.
·    Digunakan untuk melakukan analisis yang bersifat keruangan (spatial analysis) untuk membantu mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan terjadi di berbagai sektor serta mendukung aktifitas pemerintahan khususnya proses pengambilan keputusan yang efisien dan efektif.
Ketersediaan data dan informasi yg lengkap, terkini dan mudah diakses merupakan faktor yang sangat menentukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pengambilan keputusan di berbagai sektor. Sebuah sistem informasi geospasial terpadu diperlukan untuk menyajikan data dan informasi yg lengkap dan siap pakai untuk  mendukung berbagai aktifitas pemerintahan dan proses pengambilan keputusan.
·    Digunakan untuk melakukan analisis yang bersifat keruangan (spatial analysis) untuk membantu mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan terjadi di berbagai sektor serta mendukung aktifitas pemerintahan khususnya proses pengambilan keputusan yang efisien dan efektif.
Ketersediaan data dan informasi yg lengkap, terkini dan mudah diakses merupakan faktor yang sangat menentukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pengambilan keputusan di berbagai sektor. Sebuah sistem informasi geospasial terpadu diperlukan untuk menyajikan data dan informasi yg lengkap dan siap pakai untuk  mendukung berbagai aktifitas pemerintahan dan proses pengambilan keputusan.”
Menurut Kepala Bakosurtanal Dr Asep Karsidi, menyatakan bahwaKetersediaan data dan informasi yang lengkap, terkini dan mudah diakses merupakan faktor yang sangat menentukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pengambilan keputusan di berbagai sektor. “Oleh karena itu, sebuah informasi geospasial terpadu diperlukan untuk menyajikan data dan informasi yang lengkap dan siap pakai untuk mendukung berbagai aktivitas pemerintahan dan proses pengambilan keputusan. Melalui SIGN (Sistem Informasi Geospasial Nasional), data spasial maupun non spasial dari berbagai sumber dapat disajikan melalui sebuah sistem informasi geospasial terpadu berbasis web yang berjalan di atas IDSN. IDSN merupakan infrastruktur yang diperlukan agar data-data dari berbagai sumber dapat diakses melalui mekanisme data sharing.
Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya Kota Depok ikut dalam mendukung pelaksanaan
proses SIGN dengan membuat Sistem Informasi Geospasial Kota Depok (SIG-D) 2010, di mana SIG-D ini berisi semua data-data spasial yang ditampilkan dalam bentuk peta digital yang memuat berbagai informasi spasial seperti data penduduk, persebaran penduduk, tingkat kemiskinan, daerah rawan banjir, daerah rawan kekeringan, saluran drainase kota, moda transportasi kota, dan sebagainya.
Dengan adanya data geospasial mungkin perencanaan wilayahnya bisa lebih baik, sehingga permasalahan yang ada sekarang ini, seperti sistem drainase, dapat diperbaiki sehingga kemungkinan terjadi bencana dapat diminimalisir apalagi. Konsep Geospasial ini akan sangat bagus  jika dilaksanakan serentak dengan seluruh kota-kota yang terdapat di indonesia. Mungkin akan membutuhkan waktu, tenaga, biaya yang tidak sedikit. namun dapat dibayangkan manfaatnya sepertinya besar di kehidupan mendatang.
Sistem Informasi Geospasial Kota Depok )SIG-D) ini diharapkan menjadi salah satu proyek percontohan dan inovasi bagi daerah lain. Sistem ini sangat membantu walikota dan pemerintah kota (Pemkot) dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat karena bisa melihat hal secara holistik dan keruangan sesuai fakta wilayah Kota Depok sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tepat guna, serta  sebuah mimpi besar jika daerah atau kota di seluruh Indonesia diintegrasikan dalam satu sistem ini, sehingga masyarakat akan lebih mudah dalam mengenal daerahnya sendiri dan dapat mengembangakn potensi yang ada di daerahnya tersebut demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Contoh Web Geopasial milik Badan Pertanahan Nasional  RI (BPN RI)

Contoh geospasial IT yang akan segera dilaunching adalah Sistem Informasi Geospasial Presiden (SIGAP) yang dibuat dan dikembangkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Bakosurtanal.

Data Referensi :
  1. Bakosurtanal dalam http://www/bakosurtanal.go.id
  2. Situs Resmi Pemerintah Kota Depok dalam http://www.depok.go.id/
  3. Sistem Informasi Geospasial Presiden (SIGAP) dalam http://www.technologyindonesia.com/news.php?page_mode=detail&id=1901
  4. The 5th Indonesian Geo-Information Technology Exhibition (IGTE) dalam http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/the-5th-indonesian-geo-information-technology-exhibition/

Penulis:

Wido Cepaka Warih, 0906515105

Mahasiswa Geografi Universitas Indonesia

www.karst.tk

4 thoughts on “Sebuah Inovasi: Sistem Informasi Geospasial Kota Depok (SIG-D) 2010”

Leave a Comment