Sukses Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Mau?

Sejak tanggal 20 Juli 2011 sampai sekarang, departemen Saintek (Sains dan Teknologi) FMIPA Universitas Indonesia mengadakan pelatihan penulisan PKM (Program kreativitas Mahasiswa) bagi seluruh mahasiswa FMIPA UI yang memiliki ketertarikan akan perlombaan ini. Acara ini dilaksanakan setiap minggu pada hari selasa di gedung B.101. Saya sebagai salah satu perserta akan memaparkan bagaimana kiat agar sukses PKM yang saya peroleh melalui pelatihan tersebut.

PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), Apa itu kreativitas? menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah “The ability to make or otherwise bring into existence something new, whether a new solution to a problem, a new method or device, or a new artistic object or form”.  Mahasiswa yang kreatif itu memiliki tiga  ciri, yaitu adalah “promoting construction or creation”, “having ability of power to create” dan “having the power or productive of new things or new ideas”.  Ide baru yang dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih kreatif. Contohnya bila suatu kelompok mengajukan judul, “komersialisasi produk pizza,” maka akan sulit bagi kelompok tersebut untuk mendapatkan dana PKM, karena judul yang diajukan “biasa-biasa” saja tidak ada unsur kreativitas di dalamnya. Lain halnya bila judul diubah menjadi  “pizza limbah ampas tahu : makanan berprotein dan berdaya cerna tinggi,” yang merupakan salah satu karya Mahasiswa UGM, contoh lain seperti “spray getah pisang (musaparadisiaca) : tonik dalam mencegah kerontokan dan menyuburkan rambut,”karya Mahasiswa Unpad.

Seringkali mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proporsal terjebak dalam nilai kemutlakan ilmiah.  Perlu selalu diingat bahwa  sesuatu yang ilmiah itu belum tentu kreatif demikian juga sebaliknya.  Sebagai contoh apabila ada kelompok mahasiswa yang mengajukan judul “mekanisme perubahan vitamin d dalam ginjal orang dewasa”, maka kemungkinan besar evaluator menilai  proporsal yang diajukan dengan judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak mengandung untur kreativitas.  Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi dimana mahasiswa menulis proporsalnya dengan mengacu pada tugas akhirnya tanpa memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM.

INGIN SUKSES PKM?

1. Pilihlah judul dan topik yang menarik

Hal yang paling pertama dilihat oleh evaluator pada proporsal PKM adalah judul dan topik PKM yang  diajukan.  Oleh sebab itu, usahakan judul yang diajukan dibuat semenarik mungkin.  Jika dibandingkan antara dua judul berikut “Pembuatan nata dari dari air kelapa” dan “Pembuatan nata dari limbah wrey tahu”, tentunya judul kedua lebih unik dan menarik. Tentu saja judul yang menarik saja tidak menjamin proporsal tersebut pasti lolos.  Penyusun proporsal harus dapat menyakinkan evaluator bahwa dengan berbekal pengetahuan yang sudah ada (tercermin dari tinjauan pustaka), metode pelaksanaannya (tercermin pada materi dan metode), serta keberhasilan pelaksanaannya (tercermin pada penjadwalan dan pembiayaanya),  ide yang tercantum pada judul proporsal tersebut dapat terealisasikan dengan baik.

2. Tulis Porporsal sesuai dengan panduan

Tulislah proposal sesuai dengan formatnya, seperti jumlah halaman, model cover, adanya halaman pengesahan, metode daftar pustaka danlainnya. Banyak kejadian Mahasiswa yang mengajukan proposal secara terburu-buru sehingga lupa memasukan halaman pengesahan sehingga proposalnya gagal.

3. Bentuklah kelompok yang memiliki pengetahuan yang menunjang

Pembentukan kelompok penyusun proporsal akan sangat menentukan keberhasilan suatu proposal.  Oleh sebab itu, janganlah pola pemikiran kita terkungkung oleh kurungan laboratorium, bagian, jurusan atau fakultas dimana mahasiswa berada.Dalam rangka kaderisasi, susunlah anggota tim yang terdiri dari berbagai tingkat sehingga diharapkan ada unsur pembinaan yang berkelanjutan.  Hindari penyusunan seluruh angota kelompok yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir semuanya.  Perlu kita ingat bahwa rentang waktu dari pemberitahuan, pelaksanaan sampai ke PIMNAS sering kali memakan waktu 1 tahun.  Oleh sebab itu,  jika komposisi anggota tim semuanya terdiri dari mahasiswa tingkat akhir, maka dikhawatirkan, pelaksanaan PKM tidak berjalan dengan baik sebab secara bersamaan mahasiswa tersebut disibukkan dengan tugas akhir. Kaderisasi merupakan kunci keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam mempertahankan reputasi ilmiah mahasiswanya dalam ajang PKM.  Oleh sebab itu,  perguruan tinggi diharapkan dapat menyusun strategi pembinaan ilmiah mahasiswanya agar prestasi ilmiahnya dapat menonjol dan konsisten.

4. Pelajari kriteria penolakan.

Sejalan dengan proses penulisan proporsal, kriteria penolakan suatu proporsal harus dipelajari dengan baik agar hal-hal yang menyebabkan ditolaknya suatu proporsal dapat dihindari.  Masing-masing jenis PKM memiliki kriteria penolakan yang tertentu pula.  Sebagai contoh untuk PKMP dan PKMT  kriteria penolakannya adalah sebagai berikut:

  1. Latar belakang kurang mendukung teknologi yang direncanakan. Perumusan masalah/teknologi tidak dirumuskan dengan jelas.  Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Latar Belakang Permasalahan yang tertulis di proporsal.
  2. Kreativitas yang spesifik tidak diungkapkan. Metode tidak dijelaskan dengan jelas atau diragukan mampu mencapai tujuan penelitian/teknologi yang dirumuskan. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Metodologi Pelaksanaan yang tertulis di proporsal.
  3. Luaran dianggap sudah umum atau tidak sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan Luaran yang diharapkan yang tertulis di proporsal
  4. Kemungkinan terciptanya manfaat bagi pengembangan diri pribadi mahasiswa diragukan. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian untuk menumbuhkan jiwa kreativitas bagi mahasiswa yang tertulis di proporsal
  5. Pembagian tugas dan kerjasama antar anggota tidak ditonjolkan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian dalam hal pengembangan kemandirian dan semangat kerjasama tim bagi mahasiswa yang tertulis di proporsal.
  6. Manfaat program bagi kelompok masyarakat sasaran atau pengguna diragukan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian yang berhubungan dengan merangsang perkembangan kreativitas masyarakat yang tertulis di proporsal
  7. Tidak sesuai dengan format inti pedoman. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan penjadwalan kegiatan yang tertulis di proporsal.
  8. Ruang lingkup tidak sesuai dengan bidang kegiatan yang dipilih dan pembiayaan yang lebih tinggi dari pedoman. Kriteria penolakan berhubungan dengan komponen penyusunan anggaran biaya yang tertulis dalam proporsal
  9. Alasan diluar a sampai h yang akan ditulis oleh evaluator secara spesifik.

Sekian dari ilmu yang saya dapat dari pelatihan PKM yang masih berlangsung, jangan takut gagal, tahun kemarin tim saya juga gagal. Tahun ini kami harus berhasil! SEMANGAT!!  Sekedar info sepertinnya Oktober nanti ada pengumpulan proposal PKMP, PKMT, PKMK, dan PKMM. Teman-teman bisa  persiapkan dari sekarang, terimah kasih.

5 thoughts on “Sukses Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Mau?”

  1. sepakat niy sama mba, yuk kita rebut Piala Adikarta Kertawidya… Seneng banget kalo bisa denger pekik UI waktu malam finalnya. Jangan kalah sama UGM dan IPB..

    Reply

Leave a Comment