Sumpah Pemuda, Masa Lalu dan Masa Kini

Hari ini kita sedang memasuki titik perulangan sejarah. Seandainya teknologi manusia telah berhasil mengembangkan mesin waktu yang dapat membawa kita ke masa lalu, maka pada tanggal yang sama 81 tahun silam akan kita temukan puluhan pemuda di Jln. Kramat Raya 106 (sekarang Museum Sumpah Pemuda) sedang merumuskan arah perjuangan bangsa.  Mereka adalah pemuda luar biasa yang berasal dari seluruh gerakan pemuda yang ada di Nusantara kala itu. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, mereka menyisihkan ego kelompoknya demi persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka menyadari potensi besar yang dimiliki bangsa ini jika seluruh komponen masyarakat yang hidup di dalamnya bersatu dan bekerja sama.

Ayo kita segarkan kembali ingatan kita pada sumpah mereka.

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Hari ini kita merasakan berkah perjuangan mereka. Kita merdeka dari penjajahan asing. Kita dapat menentukan arah perjalanan bangsa tanpa tekanan dari bangsa lain. Kita pun merasakan indahnya berada dalam satu naungan tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa.

Lantas, selanjutnya apa?

Cukupkah sumpah mereka hanya menjadi bagian dari sejarah perjalanan bangsa yang terekam dalam satu bagian memori di otak kita? Cukupkah kita hanya menjadi bagian dari “penikmat” hasil perjuangan mereka?

Tidakkah hati kecil kita tergugah untuk bertanya pada diri sendiri, sumpah apakah yang dapat kita ikrarkan sebagai bagian dari pemuda masa kini? Tidakkah kita tergugah untuk menjadi bagian dari pelaku sejarah yang ikut serta membangun bangsa ini? Tidakkah kita menyadari besarnya potensi yang dimiliki bangsa ini?

Lupakan sejenak para pemuda dari 81 tahun silam, lupakan pula sumpah yang mereka ikrarkan. Arahkan pandangan kita pada tubuh yang menaungi hati dan pikiran kita. Ya, tubuh ini adalah tubuh seorang pemuda hebat seperti mereka. Apapun status kita, apapun pekerjaan kita, apapun tingkat pendidikan kita, apapun bidang keahlian yang kita kuasai, apapun suku dan budaya kita, kita bisa ikut serta membangun dan memperbaiki bangsa ini.

Teman-teman, mari ikrarkan kembali sumpah kita sebagai bagian dari pemuda Indonesia masa kini…  dan mari kita lanjutkan perjuangan mereka dalam berbagai cara dan bentuk yang sesuai dengan kemampuan kita… Kita tak perlu menenteng senjata seperti arek-arek suroboyo. Kita tak perlu turun ke jalan seperti pemuda ’98. Kita tak perlu mengibarkan bendera merah-putih di kedalaman laut bunaken. Bahkan, kalian juga tak perlu menulis tulisan di blog seperti yang aku lakukan. Cukup lakukan saja satu hal yang paling bisa kita lakukan sebagai bagian dari pemuda masa kini…

Sumber : SalmanSalsabila.Net

Leave a Comment