Surat Permintaan Keterangan Kepada Rektor Universitas Indonesia

Surat Permintaan Keterangan

Kepada Rektor Universitas Indonesia

BEM se UI

Depok, 30 September 2011

Universitas Indonesia sejatinya adalah kampus perjuangan, mercusuar tempat bangsa ini seharusnya menengok ketika sesat di dalam gelap. Akan tetapi kini, mercusuar itu kian redup cahayanya, tertutup oleh carut marut kebijakan publik yang terjadi, mulai dari sentralisasi keuangan yang menimbulkan “jerat birokratisasi” dan menghambat daya gerak universitas, struktur biaya kuliah, dan jalur masuk yang kian menjauhkan kampus kami ini dari jati dirinya sebagai kampus rakyat hingga polemik bentuk hukum dan status ketenagakerjaan yang terus berlangsung hingga detik ini. Semuanya seolah menjadi kabut pekat yang menutup cahaya mercusuar ini. Jelas ada yang salah dengan tata kelola universitas hari ini. Transparansi dan akuntabilitas terus dipertanyakan dan proses pengambilan kebijakan publik yang partisipatif hanyalah angan. Implentasi tata kelola berbasis nilai-nilai good governance terasa jauh tinggi di awan.

Kami sudah berbicara terlampau banyak sebagai bentuk kegelisahan kami. Akan tetapi, sangat disayangkan tidak ada sedikit pun kata terucap dan bukti tertulis mengemuka dari Bapak sebagai bentuk klarifikasi dan pertanggungjawaban Bapak kepada kami, mahasiswa, sebagai stakeholder terbesar universitas ini dan publik pada umumnya.

Menindaklanjuti kesempatan yang bapak berikan pada saat Rapat Paripurna MWA hari Rabu, 28 September yang lalu untuk bersedia memberikan klarifikasi, keterangan dan data secara transparan kepada kami terkait beberapa hal yang berkembang selama ini. Oleh karena itu, kami, mahasiswa Universitas Indonesia dengan segala kerendahan hati, kami memohon dengan tegas kepada Bapak untuk,

  1. Klarifikasi dan mempertanggungjawabkan secara tertulis disertai bukti empirik (data) selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak hari ini (30 September 2011) terkait dengan,

1.1  Transparansi keuangan dari tahun 2008-2011 meliputi;

1.1.1        Alokasi dan penyerapan anggaran universitas, yakni input dan output

1.1.2        Transparansi alokasi biaya yang berasal dari dana masyarakat (mahasiswa)

1.2  Pembentukkan Senat Universitas (SU)

1.3  Transparansi pembangunan Gedung Perpustakaan, Gedung Vokasi, Gedung Art and Science Center, dan Gedung Fakultas Ilmu Komputer

1.4  Transparansi jalur masuk UI dari tahun 2008-2011.

  1. Rencana dan pandangan Bapak secara tertulis selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak hari ini (30 September 2011), terkait konsepsi UI transisi dan pembentukkan Tim UI Transisi meliputi waktu kerja dan unsur yang tergabung dalam tim tersebut.
  2. Membuka akses seluas-luasnya terkait data dan klarifikasi lisan sebagai instrumen pendukung kajian gerakan #saveUI kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).
  3. Klarifikasi dan pertanggungjawaban Bapak dalam diskusi publik di depan segenap civitas terkait dengan tranparansi kinerja dan kebijakan universitas selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak hari ini (30 September 2011).

Sungguh masih menyala harap di hati kami bahwa Bapak dapat memenuhi permintaan kami dengan tangan dan hati yang terbuka. Tidak seperti di kala kami mengadakan aksi teatrikal di depan istana Bapak, di Fakultas Ekonomi, maupun di depan Kampus Salemba beberapa waktu silam. Mari Pak, kita selamatkan UI! Namun, jika permintaan di atas itu tidak terjadi, seruan kami bukanlah seruan kosong.

Percepatan Pemilihan Rektor menjadi jalan yang terbaik!

Atas dasar kecintaan kami pada universitas ini, kami hanya ingin Bapak sebagai seorang pejabat publik dan pemimpin universitas beserta segenap sistem dan struktur yang Bapak ciptakan mengambil tanggung jawab atas semua ini. Demi UI, kami siap memperjuangkannya!

#saveUI

Contact Person: Maman Abdurrakhman (Ketua Umum BEM UI) 081911432650

6 thoughts on “Surat Permintaan Keterangan Kepada Rektor Universitas Indonesia”

  1. Percepatan Pemilihan Rektor menjadi jalan yang terbaik! Pendapat pribadi saya percepatan pemilihan merupakan istilah halus dari penggulingan.

    Mengapa hal tersebut menjadi jalan terbaik?
    Saya termasuk mahasiswa yang tidak setuju terhadap penggulingan ini. Biarkan beliau meyelesaikan tugasnya hingga akhir periode 2012 sambil kinerja beliau dievaluasi oleh pihak yang berwenang dan kompeten. Menggulingkan beliau akan menimbulkan kekacauan di kampus karena sejumlah program kerja yang telah diagendakan akan terganggu.

    Siapa yang dapat menjamin munculnya semua masalah ini ke permukaan tidak terkait dengan kepentingan seseorang/sekelompok orang dari dalam/ luar UI dan dibesar-besarkan saja?

    Reply

Leave a Comment