Bagi anak-anak UI terutama yang melakukan demo pada Q Film Festival, bacalah! Ingat ya… “Iqra” dan di jaman Nabi Muhammad SAW mengatakan,”Carilah ilmu sampai ke negeri Cina.” Bisa Anda bayangkan… janganlah jadi katak dalam tempurung, sehingga tindakan Anda memalukan nama almamater kita tercinta. Pikirkan matang-matang sebelum bertindak, bijaksanalah mengambil sikap dan… hormati sesama keberadaan manusia, dengan berbagai kekurangan dan perbedaannya.
Surat ini tidak saya tambah atau kurangi. Semoga Anda sadar kesalahan yang Anda lakukan. Kalau Anda adalah ksatria, seharusnya Anda minta maaf atas ketidaktahuan dan ketidakmengertian Anda melakukan demo itu. Tunjukkan Anda anak UI sejati, berwawasan luas dan menerima berbagai perbedaan. Bukalah pintu hatimu, Insya Allah sang Maha akan menambah kepandaian dalam dirimu. Terima kasih.
John Badalu
September 30, 2010 at 6:27pm
Subject: Our Statement Letter
Recently our festival has been disrupted by some demonstration to go against. Here is Our Statement Letter in Bahasa Indonesia and English:
Pernyataan Sikap Bersama Atas Penghentian Paksa Penyelengaraan Q Film Festival
Dengan surat ini, kami Yayasan Q-Munity Kesetaraan Indonesia sebagai penyelenggara Q! Film Festival bersama beberapa institusi, organisasi dan pusat kebudayaan menyatakan sikap dan akan tetap melanjutkan acara Q! Film Festival ini hingga selesai dengan dukungan dari: Goethe-Institut, Centre Culturel Francais, Erasmus Huis, Dewan Kesenian Jakarta (Kineforum), KONTRAS, Arus Pelangi, Gaya Nusantara, Komnas HAM, Komnas Perempuan, Jurnal Perempuan, Kartini Asia Network, Perempuan Mahardika, Institut Ungu, Ardhanary Institute, Institut Pelangi Perempuan, GWL – INA, Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS), Ratna Sarumpaet Crisis Center, Human Rights Watch New York, dan Berlin Film Festival.
1. Bahwa Q! Film Festival adalah penyelenggaraan festival seni yang menyajikan informasi dan karya seni dunia tentang fenomena keberagaman manusia.
2. Bahwa festival ini adalah bagian dari tawaran kita kepada publik untuk meningkatkan kesadaran tentang HAM, khususnya dari perspektif gender dan seksualitas dalam identitas manusia.
3. Bahwa festival ini diselenggarakan oleh para relawan dari berbagai usia, latar belakang ekonomi, agama, identitas seksual dan dibangun dengan kesadaran melestarikan toleransi antara manusia yang beragam.
4. Bahwa festival ini merupakan kegiatan yang secara nyata berusaha menyadarkan publik terhadap kesehatan melalui fasilitas layanan kesehatan tanpa dipungut bayaran.
5. Bahwa festival ini merupakan forum diskusi dan pertukaran gagasan kesenian yang terbuka bagi siapapun yang tertarik kepada tema dan gagasan festival ini.
6. Bahwa jika ada pihak-pihak yang merasa tidak sejalan dengan gagasan festival ini, kami himbau untuk menyatakan pikiran mereka melalui forum diskusi atau dengan menggagas forum seperti festival atau semacamnya yang memungkinkan pertukaran gagasan tanpa rasa takut dan saling paksa.
Q! Film Festival yang telah berjalan 9 tahun telah mencapai prestasi dengan diakuinya festival ini di kancah festival bertaraf internasional danmenjadi bagian dari program “Teddy On Tour” dari Berlin Film Festival yang merupakan salah satu festival film terbesar di dunia. Q! Film Festival juga terpilih sebagai salah satu dari “24 examples of great initiatives from all around the world focusing on LGBT human rights at local, national, regional/international level” dari Danish Institute of Human Rights (DIHR).
Salam,
Yayasan Q-Munity Kesetaraan Indonesia
STATEMENT LETTER
With this letter, we the Q-Munity Foundation for Equality in Indonesia as the organizers of the Q! Film Festival along with various organizations and cultural centers, are stating our position and that we are continuing the events of the Q! Film Festival until the end with support from: Goethe-Institut, Centre Culturel Francais, Erasmus Huis, Jakarta Arts Council (Kineforum), Japan Foundation, KONTRAS, Arus Pelangi, Gaya Nusantara, Komnas HAM, Komnas Perempuan, Jurnal Perempuan, Kartini Asia Network, Perempuan Mahardika, Institut Ungu, Ardhanary Institute, Institut Pelangi Perempuan, GWL – INA, Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS), Ratna Sarumpaet Crisis Center, Human Rights Watch New York, and Berlin Film Festival.
1. That Q! Film Festival is an arts festival that presents information and works of art from all over the world on the subject of human diversity.
2. That this festival is part of our offering to the public to increase awareness on Human Rights, specifically from the perspective of gender and sexuality within human identity.
3. That this festival is held by volunteers of various ages, economic backgrounds, religions, sexual identities and is built on the awareness to preserve tolerance between various types of people.
4. That this festival is a real effort to raise public awareness on the subject of health through free of charge health facilities.
5. That this festival serves as a forum for discussion and the exchange of cultural ideas for anyone interested in themes and ideas behind the festival.
6. That if there are parties who disagree with the ideas behind the festival, we urge them to state their opinions through a discussion forum or by holding a forum like a festival or something similar that allows for the exchange of ideas without fear of coercion.
Q! Film Festival that has been held for the past 9 years has achieved recognition from international festivals and has become part of the “Teddy On Tour” program of the Berlin Film Festival which is considered one of the largest and most respected festivals in the world. Q! Film Festival has also been chosen as “24 examples of great initiatives from all around the world focusing on LGBT human rights at local, national, regional/international level” from Danish Institute of Human Rights (DIHR).
Sincerely,
Q-Munity Foundation for Equality in Indonesia
Rekomendasi:
Refleksi Memperingati Proklamasi Indonesia: "Antara… Hari ini adalah tepat 67 Tahun dimana bangsa Indonesia bergembira karena mendapatkan rahmat dan hidayat dari Tuhan Yang Maha Esa untuk merasakan nikmatnya kemerdekaan. Sebuah jalan panjang yang harus di…
Serba-Serbi Ramadhan Bagi Anak UI Yang Ngekost Momen-momen berpuasa di UI tahun ini mungkin tidak bisa dirasakan sepenuhnya karena ada pandemi corona ini. Semoga saja tulisan ini sedikit mengingatkan kalian bagaimana rasanya puasa di UI yak kawan.…
Rindu Sang Ibu Pertiwi Kepada Kita, Generasi Pemuda… Ketika ada yang bertanya kepada kita tentang seberapa cinta kita kepada negara kita Indonesia, jawaban apa yang bisa kita berikan? Apakah kita akan menjawab bahwa kita begitu mencintai negeri yang…
Kata-Kata Hari Valentine Terbaru 2023 anakui.com - Kata-Kata Hari Valentine , Beri tahu orang yang Anda cintai bagaimana perasaan Anda tahun ini dengan menggunakan kutipan ini di kartu Hari Valentine Anda. Jika Anda kesulitan dengan…
12 Earbud Wireless Terbaik 2023, Bermusik Bebas Gangguan anakui.com - Berdasarkan pengujian mendalam kami, berikut ini adalah daftar earbud wireless terbaik yang dapat sobat beli hari ini. Nikmati musik, film, podcast favorit, dan lainnya dengan mudah menggunakan earbud…
15 Headset Gaming Terbaik 2022 yang Nyaman Dipakai anakui.com - Headset gaming terbaik akan membuat game favorit semakin imersif. Jika ingin membenamkan diri sepenuhnya dalam permainan, sobat pasti menginginkan salah satu headset gaming terbaik di luar sana. Hampir semua…
Ide Kado Wisuda Terbaik untuk Teman dan Orang Terkasih Hal paling membingungkan kalau teman atau orang terkasih akan wisuda adalah kado yang akan diberikan. Mau memberikan sesuatu yang biasa takut mengecewakan, apalagi momen ini hadir sekali seumur hidup. Kado…
Contoh Surat Pengunduran Diri / Resign Kerja Lengkap 2020 Jika Anda ingin mengundurkan diri atau resign dari kantor tempat Anda bekerja sekarang, ada prosedur yang Anda harus lewati. Salah satunya adalah membuat surat resign atau surat pengunduran diri yang…
Debat Memang Membingungkan Penyelenggaraan OIM (Olimpiade Ilmiah Mahasiswa) Universitas Indonesia 2008 sudah berlalu. Torehan prestasi, kekecewaan, kegembiraan, semangat tanding, dan haru biru kompetisi telah terlewatkan. Tim MIPA sukses merebut piala juara umum, memupuskan…
Kritik Terhadap Epistemologi Thomas Aquinas Kebenaran merupakan tema utama dari epitemologi Thomas Aquinas dan menurut Aquinas kebenaran ontologis dapat diketahui oleh manusia. Thomas Aquinas mendefinisikan kebenaran adalah kesesuaian antara akal dan realitas. Untuk mengetahui kebenaran…
12 Rekomendasi Earphone Noise Cancelling Terbaik 2023 anakui.com - Earphone noise cancelling terbaik yang kami uji secara aktif membungkam dunia di sekitar. Peredam bising aktif (ANC) telah menjadi fitur yang harus dimiliki oleh banyak earbud modern, tetapi tidak…
Lucunya Dosen-dosenku! (Rangkuman #SatniteShare 16 April) Hayo siapa yang ketinggalan #SatNiteShare tanggal 16 April kemarin? Butuh Hiburan? Pengen yang lucu2? Yuk simak pengalaman2 lucu teman2 kita dengan dosennya pas kuliah atau kelakuan dosen yang lucu2. Eits…
Panggil Saja, Mang Oejank Indro! "Saya hanya orang Indonesia biasa, yang belajar dan bekerja dengan cara Indonesia, untuk Indonesia.” Mang Oejank Indro Berkelakar Sejenak Penggalan kalimat diatas adalah sebuah identitas tentang seorang remaja 19 tahun…
10 Pelajaran Hidup Yang Bisa Kalian Dapatkan Dari Bangku… Pelajaran hidup selama kuliah akan membuat manusia menjadi lebih dewasa dan lebih baik lagi pastinya. Namanya juga pelajaran hidup ya pastinya mengajarkan untuk bisa tetap lebih hidup. Senang, tertawa, suka,…
12 Headphone Over Ear Terbaik 2022 yang Wajib Dicoba anakui.com - Headphone over ear terbaik menyeimbangkan suara yang bagus dengan sejumlah fitur berguna. Ini adalah pilihan teratas kami yang telah dicoba, diuji, dan diberi peringkat. Dengan banyaknya pilihan headphone, memilih…
Manifesto teruntuk: kaum intelegensia bebas "...dan mereka menjadi saksi kita berkumpul di sini, memeriksa keadaan. Orang berkata, 'Kami punya maksud baik.' Dan kita bertanya, 'Maksud baik Saudara untuk siapa? Saudara berdiri…
Patah Hati karena Cinta? Jadikan Semangat untuk Bangkit Yuk! Hello readers, UI-ers, Yot-ers, people, perkenalkan kembali saya Eva Yuli Andari YOT CA dari UI. Ini artikel kedua saya setelah yang pertama (http://billyboen.com/?s=what+is+your+biggest+mistake) dan artikel inipun masih akan membahas seputar…
Syukur, Suatu Keajaiban Sederhana yang Sering Terlupakan Apakah saat bangun tidur kita selalu mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan? Saya akui, sangat jarang sekali saya melakukannya. Hal yang pertama saya pikirkan adalah kenapa jam di dinding sudah menunjukkan…
Rangkaian Acara Computer Festival (Compfest) 2012 Computer Festival 2012, Bentuk Kontribusi Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia untuk Bangsa. Computer Festival adalah rangkaian acara bertema teknologi informasi (TI) yang setiap tahun diadakan oleh mahasiswa…
20+ Contoh Proposal Siap Download Jika Anda membaca artikel ini, berarti Anda sedang mencari referensi contoh proposal untuk berbagai kebutuhan Anda kan? Baca terus untuk mendapatkan lebih dari 20 contoh proposal siap download, seperti proposal…
Perspektif Mahasiswa UI Yang Menikah Saat Masih Berkuliah… Kurang lebih satu bulan yang lalu, ada sepasang suami-istri yang 'katanya' selebgram mengunggah sebuah konten di youtube bertemakan perjalanan cinta mereka. Dilengkapi dengan judul yang menarik perhatian viewers, pasangan ini…
Sekedar Konsumerisme untuk Tradisi, Kenapa Tidak?! Ketika mendengar kata konsumerisme, seketika yang muncul dalam benak kita adalah ha-lhal terkait makanan, minuman, atau hal lain yang mengenyangkan. Bagi sebagian orang yang lain, akan mengasosiasikan istilah tersebut dengan…
8 Hal Ini Membuat Lebaranmu Makin Ramah Lingkungan Menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh suka cita setelah melaksanakan ibadah puasa hampir satu bulan lamanya. Banyak kegiatan yang dilakukan selama lebaran. Meskipun saat ini lebaran terasa berbeda karena…
UI Festival, Rangkaian Acara Kompetisi Seni Antar Fakultas… UI Festival 2010 UI Festival adalah rangkaian acara kompetisi seni antar fakultas di UI. Kami membagi acara ini kedalam beberapa rangkaian acara. Rangkaian acara tersebut adalah acara Seminar Seni Budaya,…
Inilah 7 Kesalahan Resume yang Tidak Disadari AnakUI.com - Kesalahan Resume yang Tidak Disadari : Saat melamar pekerjaan, Resume menjadi salah satu bagian terpenting. Apakah mereka menyadarinya atau tidak, resume seringkali menjadi salah satu penentu utama bagi…
Motif-Motif Dalam Tindakan Baik dan Pencarian Makna Hidup Mengapa manusia berada di dunia ini? Keberadaan manusia di dunia ini bukanlah karena keinginannya? Manusia menghayati eksistensinya secara hampa makna karena eksistensi mendahului esensi. Jalan hidup yang kita pilih akan…
Klarifikasi dari Penulis "Prodi Sastra Jerman UI Menakutkan,… Saya harap para pembaca dapat membaca isi keseluruhan dari isi artikel saya ini. Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait dalam tulisan saya di posting artikel…
Siapa yang Bermimpi Besar? Siapa yang Bergerak? Siapa yang berpikir dan menyangka bahwa manusia dapat terbang sebelum tahun 1903? Pada pukul 9.30 pagi (9.30 WIB malam) dalam cuaca dingin yang mendung, tanggal 17 Desember 1903, Wright Bersaudara…
Jalan Berliku Menuju Keadilan: Kisah Nyata Seorang Maba UI… Siang itu saya pulang ke rumah dengan perasaan yang tidak karuan. Saya buka ransel sekolah saya sesekali, masih saya pandangi 1 bendel formulir pemberian Bu Arthena, guru BP saya. Saya…
Cara-cara Minta Maaf Saat Lebaran yang Kekinian Nah, berhubung masih momen Lebaran, ada tips-tips cara minta maaf yang mungkin bisa membantu, baik yang minta maaf ataupun yang dimintain maaf.
29 thoughts on “Surat Terbuka dari Q Film Festival”
Alhamdulillah sudah saya baca. Sebagaimana kalau kita ingin memahami ayat alqur’an tidak bisa hanya satu persatu karena ada keterkaitan dengan ayat lain, tidak lupa memulai dengan basmallah. Karena ayat kedua setelah kata “iqra'” adalah “bismi rabbikallazii khalaq” (dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan).
Hadits “menuntut ilmu” di atas itu dhaif, tidak bisa digunakan sebagai dalil dan hujjah untuk menetapkan suatu aqidah, alih2 mengatakannya itu langsung dari mulut Rasulullah SAW.
CMIIW.
Untuk isi surat itu saya belum ada komentar dulu, menunggu pendapat dari sisi pendemo. Biar “cover both side”, katanyaa.. 😀
say sangat kecewa, karena 1 :
1. Betapa teman2 dari SALAM UI tidak menyadari tentang kecenderunan masyarakat untuk menggeneralisir apa apa yg “berjaket kuning” sebagai anak ui secara keseluruhan. Harusnya untuk aksi mengenai isu2 yg sensitif seperti ini, teman2 dari SALAM UI mempunyai cukup intelegensia untuk mengetahui bahwa tidak semua masyarakat UI mempunyai pandangan yg sama dengan mereka mengenai kasus ini.
2. Sebagai anak UI, sebagai kaum yang terpelajar, seharusnya teman2 SALAM UI menyadari tentang eksistensi HAM dan supremasi hukum di negara ini, yang menjamin kebebasan tiap individu untuk berekspresi, jangan semua-muanya dibenturkan dengan “kepentingan masyarakat umum”. INGAT!!! tugas negara demokrasi buan hanya memenangkan kehendak mayoritas, tapi juga melindungi hak-hak minoritas.
.
.
.
.
saya rasa ini adalah degradasi dari pergerakan mahasiswa UI, yang dulunya menjadi pemonitor jalannya negara dan pemerintahan, eh sekarang malah jadi polisi moral.
mengingatkan saya akan sebuah ‘ormas’.
hak minoritas yang seperti apa dulu konteksnya? kalo memang patut diperjuangkan, ya kita perjuangkan. tapi kalo sudah keluar dari norma-norma yang berlaku apa masih patut kita bela?
Untuk Legend: Saya begitu sedih luar biasa sebagai dosen UI melihat foto-foto yang dibidik saat demo yang dilakukan anak-anak Salam UI. Mungkin kalau Anda tidak melihat demonya, silakan Anda melihat hasil bidikan yang begitu dibanggakan mereka.
Inikah hasilnya setelah kuliah di UI? Apa yang Anda katakan saya setuju sekali! Saya percaya, pastinya masih banyak mahasiswa UI yang memiliki wawasan yang luas seperti Anda.
ya bolehlah mereka menggunakan ayat2 agama untuk menjustifikasi aksi mereka, tapi ingat, negara ini negara hukum. tidak cukup ayat2 agama untuk membenarkan aksi mereka. Boleh mereka meyakini agama mereka, tapi mereka TIDAK BERHAK mengatur orang berdasarkan keyakinan pribadi mereka.
*maaf, saya tidak tau link foto2 itu. bisa anda kasih tau?
untuk wahyu: sudah saya katakan, anda berhak mengimani agama, tpi anda gak BERHAK untuk mengatur orang berdasarkan keyakinan pribadi anda!!?
.
.
.
HAM dari Tuhan?
lalu dari Tuhannya siapa dong? keimanan akan Tuhan kan beda2.
bagaimanapun HAM itu sifatnya universal, menembus pengkotakan agama, jdi konyol sekali klo anda membatasi ham dgn agama.
“yang dulunya menjadi pemonitor jalannya negara dan pemerintahan, eh sekarang malah jadi polisi moral.”
Entah kenapa saya tertawa membaca tulisan itu.
Kalau saya disuruh netral, saya lebih berfikir bahwa organ tubuh “u know what” dari perempuan itu memang diciptakan untuk laki-laki. Begitu pula sebaliknya, laki-laki untuk perempuan. Karena setelah adanya hubungan, kemudian lahirlah anak, maka saya katakan bahwa itu cocok, dan itulah kodratnya kenapa manusia ada yang laki-laki dan perempuan. Begitu juga binatang ada yg jantan, ada yang betina. Sekalipun ada binatang yang hermaphrodit, binatang itu diciptakan dengan dua alat kelamin, yang intinya adalah agar bisa berkembang biak. Untuk amoeba dan kawan-kawannya juga diberi kemampuan untuk menjadi banyak.
Seperti kata opa Einstein, “Tuhan tidak sedang bermain dadu dalam penciptaan alam semesta.”
Walaupun agama opa einstein bukan termasuk salah satu dari agama yang diakui di indonesia.
Organ tubuh makhluk hidup yang ada di dunia ini semua mencerminkan kodratnya.
Sekian pendapat saya. Mohon maaf bila ada kalimat yang kurang berkenan.
@wahyu:
pengkotakan agama menjadi 5, hanyalah teori saja. pada kenyataannya 5 agama itu telah bercabang menjadi ratusan sesuai dengan intepretasi dan keyakinan pemeluknya. apakah negara berwenang untuk memaksa pemeluk agama untuk menyeragamkan keyakinannya menjadi 5 macam saja?
begitu jg dgn seseorang yg mempunyai keyakinan bahwa Tuhan memang menciptakan dan mencintai gay, apakah negara berwenang melarang orang itu?
selama hal itu tidak merugikan atau membahayakan orang lain, negara gak berhak mengatur keimanan seseorang.
itulah mengapa, lemah sekai klo mendasarkan peraturan dgn alasan agama.
@mirza: ya, itu adalah konsep ideal menurut manusia. namun nyatanya, Tuhan menciptakan berbagai macam ketidak idealan di dunia ini. kemiskinan,kejahatan, terorisme, cacat tubuh, kemandulan, dll.
kalo anda hanya berpikiran sempit bahwa alasan utama bolehnya hubungan hanyalah melulu urusan seksualitas dan reproduksi, lalu apa kabar dgn orang yg impoten atau orang yg mandul?
mau dilarang kawin juga?
@legend
Anda menyangkutkan masalah ini pada ke-tidak-ideal-an, dan menyebutkan contoh ke-tidak-ideal-an dengan hal2x yang buruk. Apakah anda berfikir bahwa homoseksual adalah sebuah ke-tidak-beres-an?
Orang2x miskin karena kemalasan, orang jahat, dan teroris pun disalahkan, karena mereka memilih jalan yang salah (bisa jadi mereka berdalih bahwa ini adalah HAM untuk memilih). Orang2x impoten pun berusaha berobat. Yang cacat dan yang madul, bukan lantas mereka menyalahi kodrat. Yang mandul pun tidak dilarang menikah. Kendatipun tidak bisa memiliki anak, namun bukan karena tidak bisa memiliki anak lantas yang mandul melakukan homoseksual (yang mana laki2x tidak diciptakan untuk laki2x dan perempuan bukan diciptakan untuk perempuan).
@mirza:
siapa yg bilang gay adalah ketidakberesan?saya bilang itu adalah ketidk idealan berdasarkan konsep ideal orang orang mainstream seperti anda. ketidakidealan bukan berarti kesalahan.
.
.
.
siapa juga yang bilang oang impoten dan mandul menyalahi kodrat? saya cuma menunjukan bahwa ukuran “seksual” dan “reproduksi” itu sangat dangkal untuk digunakan untuk membolehkan/tidak suatu hubungan. paham?
baca lagi komen anda sebelumnya, yang cuma menggunakan alasan seksualitas dan reproduksi untuk menentukan sesuatu itu takdir atau bkan.
Hmm, hal semacam ini memang pasti akan menuai perdebatan.
Bagaimanapun, setiap orang juga punya hak untuk hidup di negara yang melindungi warganya dari tontonan tidak layak.
Saya katakan tidak layak, karena saya muslim. Batasnya jelas dalam islam. Dan dalam agama saya, LGBT jelas2 hal yang ‘menyimpang’. Bahkan jelas sekali laknat Allah teratasnya. Maka, saya rasa memang tidak layak ini dipertontonkan. Apa ingin ini (LGBT) menjadi sebuah ‘trend’ baru di negara kita, begitu?
@Legend: saya pikir….sah-sah saja mengutarakan aspirasi sesuai dengan value dan ideologi mereka …terkait SALAM UI mereka memang berhak menyuarakan aspirasi organisasinya (karena dia konstitusional sbg bagian dr IKM UI melalui proses demokrasi yg berjalan di IKM UI)…
UUD 45 kita juga menjamin kebebasan berpendapat. dan bersikap..itu HAM. Dalam negara demokratis spt Indonesia…yang terjadi adalah bagaimana kita bisa menyuarakan aspirasi kita..sehingga aspirasi itu memiliki kekuatan politik yang nantinya berbuah konstitusi..Dan wajar jika ada orang2x yang menolak pernikahan Gay, karena value dan ideologi mayoritas masyarakat Indonesia bertolak belakang dengan value dan ideologi org2x pendukung Gay tsb..
kalo anda mengatakan “tidak boleh ada tirani mayoritas terhadap minoritas”
maka harusnya anda juga menerima ” tidak boleh ada tirani minoritas terhadap mayoritas”
Di USA itu juga biasa..
bagaimana Obama dg Partai Demokratnya mengkampanyekan pro aborsi dan pernikahan gay..sedangkan McCain dg Partai Republik yang kristen-konservatif menolak itu…
lalu apa yang terjadi?
di negara bagian yang Demokrat menang, maka gay, dan aborsi itu legal formal..tapi di daerah Partai republik itu dilarang…!!!
Tuhh..itu negara Pendekar demokrasi..yang dikenal sebagai pusat paham LIBERAL di dunia aja seperti itu..ada tarikan2x kepentingan yang mana sama2x memperjuangkan ideologi dan value mereka masing2x..
jadi..kalo anda melihat pernikahan gay dll itu mau diterima..
cobalah pengaruhi 90% masyarakat Indonesia yg muslim itu…dan 10% yang Kristen, katolik, Hindu dan Budha itu untuk menyepakatinya..
secara demokratis dan konstitusional..
Pro-Kontra adalah hal yang jamak. Sekali lagi adalah “cara” dalam kontra suatu masalah seharusnya dapat dilakukan secara intelek. Perkara Allah SWT akan melaknat umat seperti A, B, C, dstnya… kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan DIa lakukan.
Kita hanya melakukan yang terbaik dalam hidup dan nantinya yang menilai adalah sang Maha itu sendiri. Bisa saja kan kita menilai kita sudah begitu dahsyatnya menjalankan sesuai dengan yang ajaran Nya, tetapi (semoga tidak) berakhir dengan kepedihan. Tetapi kita bisa lihat yang di mata kita adalah manusia yang sudah super bejat, tetapi kok berakhir dengan keindahan. Nah karena di saat ia melakukan kebaikan, kita sebagai manusia yang notabene katanya ‘baik’ dan sudah menghujatnya habis-habisan tidak melihat kebaikan si bejat itu.
Ingat, Allah SWT maha pengampun dan kita diajarkan juga bisa memaafkan. Janganlah bertindak seenaknya tanpa tahu apa masalahnya. Bukannya sebaiknya mendoakan mereka untuk kebaikan? Anda dapat anugerah, yang didoakan Insya Allah mendapat kebaikan.
Kalau kita mau terbuka pikirannya, kita akan banyak belajar. Belajarlah menjadi seorang intelektual yang baik. itu saja!
Islam itu memiliki worldview yg terbagi dalam tiga hal utama: Pertama, Aqidah. Kedua, Syariah. Ketiga Akhlaq.
Aqidah itu berbicara ttg keimanan. Syariah itu sifatnya Ibadah (baik ubudiyah maupun muamalah) sedangkan akhlaq berbicara tentang etika.
Ketiga hal diatas bersumber referensi utama Islam : Al-Quran dan Hadits yg berdasar atas penafsiran para sahabat-tabiit-tabiin-dan tabiit tabiin- dan dilanjutkan oleh para ulama khalaf sekarang yang tsiqqah keilmuan dan reputasinya di dunia Islam.
Itu general worldview yg kita pahami sebagai Islam Sunni yg majority diikuti oleh Umat Islam di seluruh dunia..
Dalam konteks homo atau pernikahan gay..
maka..metodologi yg dipakai oleh Islam Sunni
adalah syariah…(hukum fiqih-jurisdiksi)..
Memang benar, kita tidak tahu secara empiris apakah Allah akan menghukum gay dll..
tapi..kita secara syariah memahaminya dalam Al-Qur’an dan hadits..dg kerangka berpikir Ulama-Ulama Islam Sunni..baik secara tekstual maupun kontekstual…
Ini bukan masalah sok suci…tapi ini masalah fungsi agama.
Agama itu harus punya sikap terhadap suatu perkara..karena jika tidak punya sikap..berarti agama itu tidak memiliki value…karena sikap adalah fungsi dari value.
Coba bayangkan..jika pada hampir semua permasalahan sosial masyarakat..agama tidak memiliki sikap (dalam hal ini syariah)..maka agama tidak bisa menjadi sandaran..tidak bisa menjadi guideline dalam menyikapi permasalahan..
karena itu..Islam dg Syariahnya menghasilkan produk2x hukum yg menjadi acuan kita dalam mengambil sikap..
sebagaimana negara yg harus melahirkan produk hukum agar bisa mengatur masyarakat..
Saudara Vasthi..
Untuk menjadi humanis dan pluralis..ada baiknya kita mencontoh Rasulullah Saw..karena dia adalah seorang humanis dan pluralis yang tepat..
dia humanis dan pluralis tapi dalam
konteks Worldview Islam yang sepurna..
Kholid… terima kasih atas inputnya ya Nak. Anda mahasiswa angkatan 2006 yang sedang belajar di Amerika kelihatannya. Bagus… berarti Anda punya perspektif yang lebih luas lagi.
Tapi kalau Anda memang angkatan 2006, cukup jauh juga ya Anda dan saya. Tapi yang senior sah-sah saja kok belajar dari yang muda. Namun bila Anda jauh lebih tua dari saya, tentu sudah selayaknya saya panggil Anda Mas atau Bapakj, barangkali?
Maaf..saya belum ngeh kalo Pak Vashti angkatan senior…1985 lagi..saya tahun segitu belum lahir..hehehe
saya memang angkatan 2006..semester 9..sedang skripsi..baru desember nanti mau sidang..
terimakasih sudah didoakan kuliah di AS..memang tujuannya pingin kesana..
sekali lagi maaf..kalo tulisannya saya sebelumnya kalo agak menggurui..
Kholid… itulah gunanya membaca. Kamu juga salah lagi. Saya perempuan. Bisa dilihat di bawah tulisan judul artikelnya. Bahkan di bawah komen saya, saya juga pakai nama lengkap.
Saya tidak operasi ganti kelamin jadi ‘laki’. Sampai-sampai kamu memanggil saya dengan Pak. Saya juga dosen di FISIP departemen Komunikasi/Vokasi UI.
Selamat skripsi!
Nah bagi yang lainnya juga… membaca yang baik dan benar itu PENTING! Jangan sampai hal kecil terabaikan. Panggilan kepada yang tua ataupun kepada yang muda adalah bagian dari belajar sopan santun dan bagian dari budaya Indonesia yang dijunjung tinggi.
@Bu Vashti
Waduuh..salah lagi..maap2x bu ashti..
Saya ini orang jawa asli..bapak ibu saya jawa..jadi InsyaAllah masih melekat budaya tata krama sama sopan santun…
terima kasih sudah diingatkan…:)
cuma mau nanya aja, APA INDONESIA NEGARA YANG BERLANDASKAN IDEOLOGI ISLAM??
cuma gara2 sila pertama “ketuhanan yang maha esa” trus diasosiasikan itu kepada agama monotheistik yg dateng dari timur tengah???
nambahin 1 lagi…tirani adakah yg dateng dari MINORITAS? mungkin lebih dikenal sebagai DEVIASI/PENYIMPANGAN/KECACATAN SOSIAL jadi harus diintitusionalisasikan kaliya….tapi sama anak UI yg sebenarnya cuma 1 golongan doank..
ckckck….
“Gay atau Lesbian ?
Semoga Allah mengampuni ke-khilafan mereka”
ckckck….semoga tuhan mengampunimu juga yang terlalu sempurna melebihiNya..
Alhamdulillah sudah saya baca. Sebagaimana kalau kita ingin memahami ayat alqur’an tidak bisa hanya satu persatu karena ada keterkaitan dengan ayat lain, tidak lupa memulai dengan basmallah. Karena ayat kedua setelah kata “iqra'” adalah “bismi rabbikallazii khalaq” (dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan).
Hadits “menuntut ilmu” di atas itu dhaif, tidak bisa digunakan sebagai dalil dan hujjah untuk menetapkan suatu aqidah, alih2 mengatakannya itu langsung dari mulut Rasulullah SAW.
CMIIW.
Untuk isi surat itu saya belum ada komentar dulu, menunggu pendapat dari sisi pendemo. Biar “cover both side”, katanyaa.. 😀
wassalam.
setuju sama atas ane
+1
say sangat kecewa, karena 1 :
1. Betapa teman2 dari SALAM UI tidak menyadari tentang kecenderunan masyarakat untuk menggeneralisir apa apa yg “berjaket kuning” sebagai anak ui secara keseluruhan. Harusnya untuk aksi mengenai isu2 yg sensitif seperti ini, teman2 dari SALAM UI mempunyai cukup intelegensia untuk mengetahui bahwa tidak semua masyarakat UI mempunyai pandangan yg sama dengan mereka mengenai kasus ini.
2. Sebagai anak UI, sebagai kaum yang terpelajar, seharusnya teman2 SALAM UI menyadari tentang eksistensi HAM dan supremasi hukum di negara ini, yang menjamin kebebasan tiap individu untuk berekspresi, jangan semua-muanya dibenturkan dengan “kepentingan masyarakat umum”. INGAT!!! tugas negara demokrasi buan hanya memenangkan kehendak mayoritas, tapi juga melindungi hak-hak minoritas.
.
.
.
.
saya rasa ini adalah degradasi dari pergerakan mahasiswa UI, yang dulunya menjadi pemonitor jalannya negara dan pemerintahan, eh sekarang malah jadi polisi moral.
mengingatkan saya akan sebuah ‘ormas’.
hak minoritas yang seperti apa dulu konteksnya? kalo memang patut diperjuangkan, ya kita perjuangkan. tapi kalo sudah keluar dari norma-norma yang berlaku apa masih patut kita bela?
Utk Julbejip05: terima kasih atas masukannya.
Untuk Legend: Saya begitu sedih luar biasa sebagai dosen UI melihat foto-foto yang dibidik saat demo yang dilakukan anak-anak Salam UI. Mungkin kalau Anda tidak melihat demonya, silakan Anda melihat hasil bidikan yang begitu dibanggakan mereka.
Inikah hasilnya setelah kuliah di UI? Apa yang Anda katakan saya setuju sekali! Saya percaya, pastinya masih banyak mahasiswa UI yang memiliki wawasan yang luas seperti Anda.
no photo = gak ada bukti = H O A X
ya bolehlah mereka menggunakan ayat2 agama untuk menjustifikasi aksi mereka, tapi ingat, negara ini negara hukum. tidak cukup ayat2 agama untuk membenarkan aksi mereka. Boleh mereka meyakini agama mereka, tapi mereka TIDAK BERHAK mengatur orang berdasarkan keyakinan pribadi mereka.
*maaf, saya tidak tau link foto2 itu. bisa anda kasih tau?
Iqra “baca” juga ayat2 Allah yg isinya melaknat kaum sodom..
HAM itu dasarnya dari tuhan, apakah maho itu disukai tuhan?..
untuk wahyu: sudah saya katakan, anda berhak mengimani agama, tpi anda gak BERHAK untuk mengatur orang berdasarkan keyakinan pribadi anda!!?
.
.
.
HAM dari Tuhan?
lalu dari Tuhannya siapa dong? keimanan akan Tuhan kan beda2.
bagaimanapun HAM itu sifatnya universal, menembus pengkotakan agama, jdi konyol sekali klo anda membatasi ham dgn agama.
udah wahyu, tuhannya si legend kan ngebolehin sodom juga
lihat awal artikel ini.. membawa ayat dari agama tertentu
1 lg.. Agama yg diakui di Indonesia ada 5..
apakah ada yg memperbolehkan pemeluknya menjadi maho?..
“yang dulunya menjadi pemonitor jalannya negara dan pemerintahan, eh sekarang malah jadi polisi moral.”
Entah kenapa saya tertawa membaca tulisan itu.
Kalau saya disuruh netral, saya lebih berfikir bahwa organ tubuh “u know what” dari perempuan itu memang diciptakan untuk laki-laki. Begitu pula sebaliknya, laki-laki untuk perempuan. Karena setelah adanya hubungan, kemudian lahirlah anak, maka saya katakan bahwa itu cocok, dan itulah kodratnya kenapa manusia ada yang laki-laki dan perempuan. Begitu juga binatang ada yg jantan, ada yang betina. Sekalipun ada binatang yang hermaphrodit, binatang itu diciptakan dengan dua alat kelamin, yang intinya adalah agar bisa berkembang biak. Untuk amoeba dan kawan-kawannya juga diberi kemampuan untuk menjadi banyak.
Seperti kata opa Einstein, “Tuhan tidak sedang bermain dadu dalam penciptaan alam semesta.”
Walaupun agama opa einstein bukan termasuk salah satu dari agama yang diakui di indonesia.
Organ tubuh makhluk hidup yang ada di dunia ini semua mencerminkan kodratnya.
Sekian pendapat saya. Mohon maaf bila ada kalimat yang kurang berkenan.
@wahyu:
pengkotakan agama menjadi 5, hanyalah teori saja. pada kenyataannya 5 agama itu telah bercabang menjadi ratusan sesuai dengan intepretasi dan keyakinan pemeluknya. apakah negara berwenang untuk memaksa pemeluk agama untuk menyeragamkan keyakinannya menjadi 5 macam saja?
begitu jg dgn seseorang yg mempunyai keyakinan bahwa Tuhan memang menciptakan dan mencintai gay, apakah negara berwenang melarang orang itu?
selama hal itu tidak merugikan atau membahayakan orang lain, negara gak berhak mengatur keimanan seseorang.
itulah mengapa, lemah sekai klo mendasarkan peraturan dgn alasan agama.
@mirza: ya, itu adalah konsep ideal menurut manusia. namun nyatanya, Tuhan menciptakan berbagai macam ketidak idealan di dunia ini. kemiskinan,kejahatan, terorisme, cacat tubuh, kemandulan, dll.
kalo anda hanya berpikiran sempit bahwa alasan utama bolehnya hubungan hanyalah melulu urusan seksualitas dan reproduksi, lalu apa kabar dgn orang yg impoten atau orang yg mandul?
mau dilarang kawin juga?
@legend
Anda menyangkutkan masalah ini pada ke-tidak-ideal-an, dan menyebutkan contoh ke-tidak-ideal-an dengan hal2x yang buruk. Apakah anda berfikir bahwa homoseksual adalah sebuah ke-tidak-beres-an?
Orang2x miskin karena kemalasan, orang jahat, dan teroris pun disalahkan, karena mereka memilih jalan yang salah (bisa jadi mereka berdalih bahwa ini adalah HAM untuk memilih). Orang2x impoten pun berusaha berobat. Yang cacat dan yang madul, bukan lantas mereka menyalahi kodrat. Yang mandul pun tidak dilarang menikah. Kendatipun tidak bisa memiliki anak, namun bukan karena tidak bisa memiliki anak lantas yang mandul melakukan homoseksual (yang mana laki2x tidak diciptakan untuk laki2x dan perempuan bukan diciptakan untuk perempuan).
Btw, kok malah jadi ngomongin impoten ya?
@mirza:
siapa yg bilang gay adalah ketidakberesan?saya bilang itu adalah ketidk idealan berdasarkan konsep ideal orang orang mainstream seperti anda. ketidakidealan bukan berarti kesalahan.
.
.
.
siapa juga yang bilang oang impoten dan mandul menyalahi kodrat? saya cuma menunjukan bahwa ukuran “seksual” dan “reproduksi” itu sangat dangkal untuk digunakan untuk membolehkan/tidak suatu hubungan. paham?
baca lagi komen anda sebelumnya, yang cuma menggunakan alasan seksualitas dan reproduksi untuk menentukan sesuatu itu takdir atau bkan.
si mirza ngasih contoh lain goblok
Hmm, hal semacam ini memang pasti akan menuai perdebatan.
Bagaimanapun, setiap orang juga punya hak untuk hidup di negara yang melindungi warganya dari tontonan tidak layak.
Saya katakan tidak layak, karena saya muslim. Batasnya jelas dalam islam. Dan dalam agama saya, LGBT jelas2 hal yang ‘menyimpang’. Bahkan jelas sekali laknat Allah teratasnya. Maka, saya rasa memang tidak layak ini dipertontonkan. Apa ingin ini (LGBT) menjadi sebuah ‘trend’ baru di negara kita, begitu?
Apa ya sebenarnya definisi HAM?
@Legend: saya pikir….sah-sah saja mengutarakan aspirasi sesuai dengan value dan ideologi mereka …terkait SALAM UI mereka memang berhak menyuarakan aspirasi organisasinya (karena dia konstitusional sbg bagian dr IKM UI melalui proses demokrasi yg berjalan di IKM UI)…
UUD 45 kita juga menjamin kebebasan berpendapat. dan bersikap..itu HAM. Dalam negara demokratis spt Indonesia…yang terjadi adalah bagaimana kita bisa menyuarakan aspirasi kita..sehingga aspirasi itu memiliki kekuatan politik yang nantinya berbuah konstitusi..Dan wajar jika ada orang2x yang menolak pernikahan Gay, karena value dan ideologi mayoritas masyarakat Indonesia bertolak belakang dengan value dan ideologi org2x pendukung Gay tsb..
kalo anda mengatakan “tidak boleh ada tirani mayoritas terhadap minoritas”
maka harusnya anda juga menerima ” tidak boleh ada tirani minoritas terhadap mayoritas”
Di USA itu juga biasa..
bagaimana Obama dg Partai Demokratnya mengkampanyekan pro aborsi dan pernikahan gay..sedangkan McCain dg Partai Republik yang kristen-konservatif menolak itu…
lalu apa yang terjadi?
di negara bagian yang Demokrat menang, maka gay, dan aborsi itu legal formal..tapi di daerah Partai republik itu dilarang…!!!
Tuhh..itu negara Pendekar demokrasi..yang dikenal sebagai pusat paham LIBERAL di dunia aja seperti itu..ada tarikan2x kepentingan yang mana sama2x memperjuangkan ideologi dan value mereka masing2x..
jadi..kalo anda melihat pernikahan gay dll itu mau diterima..
cobalah pengaruhi 90% masyarakat Indonesia yg muslim itu…dan 10% yang Kristen, katolik, Hindu dan Budha itu untuk menyepakatinya..
secara demokratis dan konstitusional..
Gmn???Berani?
Muhammad Kholid FEUI 2006
Pro-Kontra adalah hal yang jamak. Sekali lagi adalah “cara” dalam kontra suatu masalah seharusnya dapat dilakukan secara intelek. Perkara Allah SWT akan melaknat umat seperti A, B, C, dstnya… kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan DIa lakukan.
Kita hanya melakukan yang terbaik dalam hidup dan nantinya yang menilai adalah sang Maha itu sendiri. Bisa saja kan kita menilai kita sudah begitu dahsyatnya menjalankan sesuai dengan yang ajaran Nya, tetapi (semoga tidak) berakhir dengan kepedihan. Tetapi kita bisa lihat yang di mata kita adalah manusia yang sudah super bejat, tetapi kok berakhir dengan keindahan. Nah karena di saat ia melakukan kebaikan, kita sebagai manusia yang notabene katanya ‘baik’ dan sudah menghujatnya habis-habisan tidak melihat kebaikan si bejat itu.
Ingat, Allah SWT maha pengampun dan kita diajarkan juga bisa memaafkan. Janganlah bertindak seenaknya tanpa tahu apa masalahnya. Bukannya sebaiknya mendoakan mereka untuk kebaikan? Anda dapat anugerah, yang didoakan Insya Allah mendapat kebaikan.
Kalau kita mau terbuka pikirannya, kita akan banyak belajar. Belajarlah menjadi seorang intelektual yang baik. itu saja!
@Vashti:
Islam itu memiliki worldview yg terbagi dalam tiga hal utama: Pertama, Aqidah. Kedua, Syariah. Ketiga Akhlaq.
Aqidah itu berbicara ttg keimanan. Syariah itu sifatnya Ibadah (baik ubudiyah maupun muamalah) sedangkan akhlaq berbicara tentang etika.
Ketiga hal diatas bersumber referensi utama Islam : Al-Quran dan Hadits yg berdasar atas penafsiran para sahabat-tabiit-tabiin-dan tabiit tabiin- dan dilanjutkan oleh para ulama khalaf sekarang yang tsiqqah keilmuan dan reputasinya di dunia Islam.
Itu general worldview yg kita pahami sebagai Islam Sunni yg majority diikuti oleh Umat Islam di seluruh dunia..
Dalam konteks homo atau pernikahan gay..
maka..metodologi yg dipakai oleh Islam Sunni
adalah syariah…(hukum fiqih-jurisdiksi)..
Memang benar, kita tidak tahu secara empiris apakah Allah akan menghukum gay dll..
tapi..kita secara syariah memahaminya dalam Al-Qur’an dan hadits..dg kerangka berpikir Ulama-Ulama Islam Sunni..baik secara tekstual maupun kontekstual…
Ini bukan masalah sok suci…tapi ini masalah fungsi agama.
Agama itu harus punya sikap terhadap suatu perkara..karena jika tidak punya sikap..berarti agama itu tidak memiliki value…karena sikap adalah fungsi dari value.
Coba bayangkan..jika pada hampir semua permasalahan sosial masyarakat..agama tidak memiliki sikap (dalam hal ini syariah)..maka agama tidak bisa menjadi sandaran..tidak bisa menjadi guideline dalam menyikapi permasalahan..
karena itu..Islam dg Syariahnya menghasilkan produk2x hukum yg menjadi acuan kita dalam mengambil sikap..
sebagaimana negara yg harus melahirkan produk hukum agar bisa mengatur masyarakat..
Saudara Vasthi..
Untuk menjadi humanis dan pluralis..ada baiknya kita mencontoh Rasulullah Saw..karena dia adalah seorang humanis dan pluralis yang tepat..
dia humanis dan pluralis tapi dalam
konteks Worldview Islam yang sepurna..
Muuhammad Kholid FEUI 2006
Kholid… terima kasih atas inputnya ya Nak. Anda mahasiswa angkatan 2006 yang sedang belajar di Amerika kelihatannya. Bagus… berarti Anda punya perspektif yang lebih luas lagi.
Tapi kalau Anda memang angkatan 2006, cukup jauh juga ya Anda dan saya. Tapi yang senior sah-sah saja kok belajar dari yang muda. Namun bila Anda jauh lebih tua dari saya, tentu sudah selayaknya saya panggil Anda Mas atau Bapakj, barangkali?
Vashti Trisawati Abhidana, FISIP 1985
@ Bapak Vashti
Maaf..saya belum ngeh kalo Pak Vashti angkatan senior…1985 lagi..saya tahun segitu belum lahir..hehehe
saya memang angkatan 2006..semester 9..sedang skripsi..baru desember nanti mau sidang..
terimakasih sudah didoakan kuliah di AS..memang tujuannya pingin kesana..
sekali lagi maaf..kalo tulisannya saya sebelumnya kalo agak menggurui..
Kholid… itulah gunanya membaca. Kamu juga salah lagi. Saya perempuan. Bisa dilihat di bawah tulisan judul artikelnya. Bahkan di bawah komen saya, saya juga pakai nama lengkap.
Saya tidak operasi ganti kelamin jadi ‘laki’. Sampai-sampai kamu memanggil saya dengan Pak. Saya juga dosen di FISIP departemen Komunikasi/Vokasi UI.
Selamat skripsi!
Nah bagi yang lainnya juga… membaca yang baik dan benar itu PENTING! Jangan sampai hal kecil terabaikan. Panggilan kepada yang tua ataupun kepada yang muda adalah bagian dari belajar sopan santun dan bagian dari budaya Indonesia yang dijunjung tinggi.
@Bu Vashti
Waduuh..salah lagi..maap2x bu ashti..
Saya ini orang jawa asli..bapak ibu saya jawa..jadi InsyaAllah masih melekat budaya tata krama sama sopan santun…
terima kasih sudah diingatkan…:)
Assalamu’Alaikum Bang Khalid,
Pembahasan nya SANGAT KOMPREHENSIF, 😉
Mendapat ilmu yang berguna,
Gay atau Lesbian ?
Semoga Allah mengampuni ke-khilafan mereka
cuma mau nanya aja, APA INDONESIA NEGARA YANG BERLANDASKAN IDEOLOGI ISLAM??
cuma gara2 sila pertama “ketuhanan yang maha esa” trus diasosiasikan itu kepada agama monotheistik yg dateng dari timur tengah???
nambahin 1 lagi…tirani adakah yg dateng dari MINORITAS? mungkin lebih dikenal sebagai DEVIASI/PENYIMPANGAN/KECACATAN SOSIAL jadi harus diintitusionalisasikan kaliya….tapi sama anak UI yg sebenarnya cuma 1 golongan doank..
ckckck….
“Gay atau Lesbian ?
Semoga Allah mengampuni ke-khilafan mereka”
ckckck….semoga tuhan mengampunimu juga yang terlalu sempurna melebihiNya..