Surat Untuk Soe Hok Gie

Teruntuk Soe Hok Gie,
Perkenalkan saya adalah mahasiswa UI angkatan 2011.
Soe, terimakasih atas perjuanganmu untuk tidak diam melawan kesewenangan, hitam putih! Saya salut Soe, saya tidak sanggup. Soe, saat ini mahasiswa tidak sepertimu kami terafiliasi golongan, kami tidak Independen, kami diam dan kadang kami juga tidak peduli.
Soe saya mau bercerita tentang kondisi mahasiswa dan kampus kita, UI sekarang di depok. Yang terpenting saat ini adalah statuta Soe, kampus kita tidak mempunyai statuta yang jelas. Kampus kita belum tentu menjadi kampus negeri, sebagian dari guru besar kita menginginkan UI menjadi kampus publik. Mereka berpikir tanpa campur tangan pemerintah dan pertanggungjawaban kepada pemerintah UI akan lebih mudah melakukan pembangunan dan perbaikan. Namun, kami mahasiswa menanggung biaya tersebut yang membuat biaya kuliah menjadi mahal. Kami hanya dilibatkan sekadarnya untuk menentukan statuta bahkan semua seperti sudah ada dalangnya.
Di kampus kita, sekarang banyak sekali kegiatan Soe. Kami mahasiswa era ini pandai sekali bertutur asing, kami pandai berpikir, kami berlomba berkontribusi dalam tingkat internasional, kami berinovasi, kami mudah sekali untuk membuat organisasi baru ketika mendapat ide. Youth movement namanya. Saking banyaknya ada yg tujuan dan orientasi kegiatannya sama tapi kami tak perlu bersatu, kami mampu, Eksistensi diri, soe!
Saya juga mau bercerita tentang lembaga mahasiswa, sekarang namanya bukan lagi senat. Lembaga terbagi menjadi eksekutif (Badan Eksekutif Mahasiswa), legislatif (Badan Perwakilan mahasiswa), bahkan yudikatif (Mahkamah Mahasiswa). Yang ketiga sudah (hampir) tidak ada, maka itu kami berencana untuk mengamandemen UUD IKM kami, ya pada tahun 2006 kami membuat UUD IKM yang strukturnya mengikuti Indonesia. Kau bingung ya, Soe? Kami memang terlalu kreatif Soe. Oh iya, kami baru saja menyelesaikan Pemira untuk BEM UI dan fakultas, satu calon kebanyakan. Ada yang bilang karena kaderisasi yang buruk, ada yang bilang karena mahasiswa semakin apatis, ada yang bilang karena lembaga mahasiswa dikuasai oleh golongan tertentu, atau karena biaya kuliah yang tinggi membuat kami hanya fokus pada akademis. Entahlah soe, semuanya begitu abu-abu, aku percaya tiap alasan tadi mengambil tempat dan perannya masing-masing.
Pergerakan tidak kalah seru soe, tahun ini BEM UI sedang gencar melakukan aksi Soe. Mereka turun ke jalan dimulai dari menuntut transparansi, pemunduran rektor, kenaikan biaya kuliah, kenaikan harga BBM, juga statuta dan lain-lain. Kalau saya tidak salah, totalnya 25 aksi Soe. Namun sayang mereka seperti heboh sendiri, mahasiswa tidak bersatu bahkan ada yang menyinyir aksi mereka tidak membawa dampak dan lebih seperti seremonial. Kami terpecah soe. Kami mahasiswa era ini menganggap turun ke jalan bukan lagi cara yang tepat, turun ke jalan adalah ultimum remidium. Tapi saya juga yakin, diam bukan cara yang tepat.
Soe banyak sekali yang ingin saya ceritakan tentang kondisi mahasiswa dan kampus kita. Namun saya juga tidak tahu secara menyeluruh. Isi dari surat ini berdasarkan pandangan saya, terlalu subyektif dan saya cukupkan surat ini.
Saya ingin melihat sosok sepertimu, yang independen dan terbebas dari kepentingan golongan, yang bersuara atas nama diri sendiri untuk perbaikan, dan yang terbuka. Selamat hari lahir Soe Hok Gie, seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran.

Salam saya.

Leave a Comment