ILUNI UI Langsung Serahkan Bantuan ke Garut

JAKARTA. Sekitar 9 orang dari perwakilan ILUNI UI yang berasal dari berbagai profesi, berpartisipasi dalam bencana banjir bandang Garut. Tak tanggung-tanggung, tim ILUNI UI Peduli ini turun tangan langsung ke lokasi selama 4 hari.

Adapun bantuan Tim ILUNI UI Peduli berupa penyediaan torrent air dan mesin cuci kepada warga Mekarsari RW 1. Tim ILUNI Peduli berkoordinasi dengan tim medis UI Peduli dalam hal mempersiapkan alat kebersihan dan bantuan yang akan dibawa ke Cikajang. Selain itu, Tim ILUNI UI Peduli juga mengumpulkan dana di website kitabisa.com. Pengumpulan dana saat ini sudah mencapai Rp56 juta.

Ilustrasi ILUNI UI Langsung Serahkan Bantuan ke Garut via jawapos
Ilustrasi ILUNI UI Langsung Serahkan Bantuan ke Garut via jawapos

“Kita bersyukur dana ini melebihi target. Tadinya kami menargetkan Rp50 juta,” kata Arief Budhy Hardianto, Ketua UMUM ILUNI UI, Senin (26/9), “saat ini penyaluran dana melalui kita masih dibuka sampai 3 hari  ke depannya.”

Dana ini akan dipergunakan untuk program pasca bencana yang merupakan salah satu program kerja dari Community Development Center ILUNI UI. Pelaksanaan kegiatan pasca bencana dilakukan segera setelah assesment selesai dibuat.

Sebagaimana diketahui banjir bandang Garut ini menjadi perhatian banyak pihak. Banjir ini diakibatkan meluapnya air Sungai Cimanuk. Banjir ini berdampak pada 750 orang warga Desa Cimacan terutama yang tinggal dialiran Sungai Cimanuk. Saat ini dinyatakan masih 22 orang hilang dan 33 warga meninggal dunia, dua jenazah akan dibawa ke Jakarta untuk didentifikasi lebih lanjut melalui tes DNA.

 

Contact Person

Ivan Ahda

Communication center

Mobile: 08112030230

Program Start Up Booster untuk Alumni UI yang Ingin Merintis Usaha

Beberapa waktu belakangan ini, cukup sering terdengar istilah “Start-Up” atau yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti usaha rintisan. Istilah startup awalnya booming dari suatu daerah di selatan San Fransisco hingga California, Amerika Serikat. Istilah tersebut menjadi julukan karena disana terdapat banyak perusahaan yang bergerak di bidang komputer dan semi konduktor. Namun, saat ini startup tidak hanya berkembang di Amerika Serikat saja, berbagai negara mulai berlomba-lomba menumbuhkan startup lokal, termasuk Indonesia.

Geliat pertumbuhan startup di tanah air yang sangat pesat, didukung juga oleh pemerintah yang giat mempromosikan usaha rintisan (startup) melalui internet. Bukan hanya itu, kini bermunculan bermacam-macam ekosistem penunjang startup, mulai dari coworking space, inkubator, hingga event coaching. 

BACA JUGA: Setelah Lulu, Lebih Cocok Kerja di Startup atau Corporate, Ya?

 

Chandra Hamzah, dalam acara #KitaMakara di Anomali Cafe via Chandra Hamzah Untuk ILUNI UI
Chandra Hamzah, dalam acara #KitaMakara di Anomali Cafe via Chandra Hamzah Untuk ILUNI UI

Tren positif ini disambut oleh Chandra Hamzah, advokat dan mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini juga adalah kandidat Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI), dengan menginisiasi program entrepreneurship bagi alumni UI. Program yang bertajuk #StartupBooster ini sebagai bagian dari agenda #KitaMakara yang akan menjadi one-stop-solution bagi para alumni UI yang ingin memulai karier mereka sebagai entrepreneur.

Chandra ingin membangun sebuah komunitas startup yang terdiri dari para alumni UI, sebagai bagian dari misi ‘pulang kampus’ agar terbangun simbiosis mutualisme dari alumni UI yang telah berhasil di bidang bisnis dengan mereka yang baru saja akan memulai. Melalui program kerja #StartupBooster ini akan dibentuk wadah berupa coworking space, event Startup Meetup, pembentukan komunitas startup, konsultasi dan fasilitasi pendaftaran  merek, serta MOOC (Massive Online Open CourseOnline Coaching.

Hadir juga Ari Juliano Gema dalam acara yang diadakan 10 Juni 2016 kemarin via Ari Juliano Gema
Hadir juga Ari Juliano Gema dalam acara yang diadakan 10 Juni 2016 kemarin via Ari Juliano Gema

Coworking Space dihadirkan sebagai wadah berkumpul bagi para alumni UI untuk dapat melakukan sharing pengetahuan dan pengalaman di dalamnya. Di dalam Coworking Space ini akan dilakukan serangkaian event Startup Meetup yang memungkinkan para alumni UI bertatap langsung dengan para expert di bidangnya. Lebih jauh lagi, MOOC Online Coaching akan menghadirkan beberapa alumni UI untuk melakukan coaching dengan berbagai topik relevan, seperti pembuatan business model dan plannning, funding sampai dengan Branding dan Go To Market. Tak berhenti di situ saja, tentunya di akhir program, para alumni bisa merasakan experience bagaimana membangun sebuah startup dari awal.

Program Startup Meetup ini adalah pengalaman real bagi para alumni UI yang ingin memulai terjun menjadi entrepreneur. Mereka juga dilibatkan dalam proses, pengembangan, serta ide bisnis yang akan berhasil atau tidak.

Mengambil momen bulan Ramadhan, Jumat 10 Juni 2015, Chandra telah meluncurkan event pertama, yaitu launching #KitaMakara #Coworking Space yang diadakan di Anomali Cafe Menteng, Jl. Teuku Cik Di Tiro No. 52.

Dalam acara digelar talkshow bertema “Saatnya Gali Jurus Start-Up Branding sambil Ngabuburit dan Berjejaring sesama Alumni UI” dengan pembicara Deputi Bidang Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi-Badan Ekonomi Kreatif RI Ari Juliano Gema,  Director INDONESIA CHANNEL & Pengajar di Departemen Komunikasi – FISIP UI Eman Sulaeman Nasim, serta beberapa pembicara yang juga aktif di bidang startup business.

Ada Apa Dengan Iluni UI?

Belakangan ini kakak-kakak kita, alias alumni, ramai memperbincangkan pemilihan ketua Iluni UI periode 2016-2019. Kehebohan itu dimulai dari kemunculan poster Dian Sastro dan Nicholas Saputra yang katanya ikut dalam pemilihan ini. Mereka membawa tagar “Ada Apa dengan Iluni UI?” sebagai bentuk plesetan dari film terbaru AADC2 yang akan segera rilis.

Najwa Shihab ILUNI UI

Juga ada Kak Najwa Shihab sang presenter Mata Najwa dengan jargon “Membangun Iluni UI dengan segenap rasa dan cinta.”

Majunya Pemimpin Muda

Meski menurut sumber terpercaya, pencalonan dua kakak kita itu hoax, mimin mau bahas tentang pemilihan ketua Iluni UI kali ini yang katanya jauh berbeda. Pada periode-periode sebelumnya, ketua Iluni hanya dipilih beberapa orang, namun sekarang siapapun alumni UI berhak memilih alias one man one vote.

Alhasil ada banyak calon yang maju, mulai dari yang senior banget (50K) sampai anak muda, dua di antaranya adalah Ivan Ahda (2003) dan Faldo Maldini (2008). Ada juga sederetan nama beken seperti Chandra Hamzah, Moeldoko dan Fahri Hamzah. Lalu apa aja sih persyaratan untuk menjadi ketua Iluni UI?

Ivan Ahda Calon Ketua ILUNI UI
Ivan Ahda, Calon Ketua ILUNI UI angkatan muda
Faldo Maldini, Calon Ketua ILUNI UI angkatan muda lainnya
Faldo Maldini, Calon Ketua ILUNI UI angkatan muda lainnya

Pertama, tentunya kamu harus udah lulus dulu dari UI. Boleh dari program dan fakultas apapun. Jadi kalau kamu masih ngerjain skripsi bab 4 yang tak kunjung di-approve dospem, pupus sudah harapanmu untuk maju. Apalagi kalau kamu masih muter-muter asrama untuk nyari tulang rusukmu yang hilang. #eh #salahfokus

Persyaratan kedua, kamu harus mengumpulkan minimal 250 KTP dari minimal lima fakultas untuk membuktikan kalau kamu mendapat dukungan. Ketiga, kamu harus menyerahkan uang sejumlah Rp 45.000.000 sebagai commitment fee jika kamu terpilih nanti.

Patungan Online

Untuk apa sih uang sebanyak itu? Mungkin jika nanti terpilih, ketua baru nggak semena-mena ngelepasin tanggung jawabnya gitu aja. Masalahnya uang segitu nggak sedikit. Artinya, mereka yang ingin maju, benar-benar murni karena panggilan hati untuk mengabdi pada almamater. Kalau mimin lulus nanti sih, uang segitu mending dipakai buat kawin. Eh nikah maksudnya.

Namun ada yang unik dari salah satu kandidat yaitu Ivan Ahda. Kak Ivan yang ingin maju karena permintaan banyak orang dan kalangan, malah melakukan crowd-funding alias patungan online. Uang segambreng gitu, terkumpul hanya dalam empat hari. NGGAK BERCANDA! (Situsnya: https://kitabisa.com/dukungiaforiluniui). Rata-rata sumbangan dari para pendukungnya berkisar Rp 200.000 s/d Rp 300.000. Selayaknya crowd-funding, arwahnya memang dari rasa kebersamaan.

“Ya gue dan temen-temen lihat programnya Ivan ini bagus dibanding kandidat yang lain,” kata Agus Taufiq, FT UI 2009.

“Apalagi doi masih muda (angkatan 2003), jaringannya luas banget dan pengalamannya di level nasional juga mumpuni.” Tambah Alfatih Timur, pemuda Indonesia yang berhasil masuk majalah Forbes.

Laman galang dukungan untuk Ivan Ahda di KitaBisa.com
Laman galang dukungan untuk Ivan Ahda di KitaBisa.com

Keren ya! Sekarang ini memang lagi nge-hitz banget anak muda jadi pemimpin di mana-mana. Selain ide mereka segar, semangatnya berkobar, mereka juga melek teknologi. Ya kayak kita-kita ini guys. Buktinya dengan keberadaan teknologi, uang pendaftaran bisa terkumpul begitu cepat dari segala arah.

Manfaat Iluni UI Apa sih?

Sebagai keluarga besar, pertalian ideologis kita diwadahi oleh lembaga bernama Iluni UI. Di sana para alumni bisa melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Selain untuk membangun jaringan dan memperkuat rasa kekeluargaan, Iluni UI juga dapat menjadi tangan penyalur bantuan bagi kita adik-adik yang masih kuliah. Di luar negeri malah lebih komprehensif lagi. Seperti di Harvard, ikatan alumninya membantu mereka yang baru lulus untuk mengembangkan apakah itu ide atau program mereka. Dibimbing secara konkret hingga sukses.

Ya kita tunggu aja deh ya, apa yang bisa dibikin sama kakak-kakak kita itu untuk UI. Mimin sih belum bisa ikutan milih karena belum lulus, tapi kalau ada yang mau daftar sebagai pemilih, jangan lupa buka register.iluni.net. Pendaftarannya ditutup tanggal 14 Mei 2016.

Jadi, bagaimana menurutmu pemilihan ketua Iluni UI kali ini guys? Wah? Udah langsung niat pengen maju juga begitu lulus nanti? He he he.