Pernah dengar kata pekerja lepas a.k.a freelancer? Pekerja lepas artinya orang yang bekerja tanpa harus ngantor, jam kerja lebih fleksibel, dan bisa dilakukan di mana saja. Kalau dari kacamata orang awam, pekerja lepas yang kebanyakan di depan laptop/komputer ‘disamakan’ dengan penggangguran, padahal lagi kerja dan menghasilkan pundi-pundi Rupiah/Dollar!
Nah, bagi kamu mahasiswa/baru lulus/siapa saja yang ingin duit pasti tergiur dengan lowongan kerja lepas, kan? Ngaku! Pasti tertarik, kan? Sebelum mendalami lebih jauh dunia kerja lepas, ada hal-hal yang kudu kamu perhatikan dan kritisi sebagai (calon) pekerja lepas, antara lain.
BACA JUGA: Mau Tambah Duit? Ini Nih 4 Pekerjaan Freelance Buat Mahasiswa
Lamarlah Melalui Situs Resmi Pekerja Lepas

Ada beberapa situs yang jadi “tempat” para pekerja lepas berkumpul, melakukan penawaran (bidding), dan menerima uang apabila pekerjaan sudah diselesaikan dan diterima klien, seperti freelancer.co.id, sribulancer.com, projects.co.id, upwork.com, glints.id, atau creasi.co.id.
Nah, ketika melakukan penawaran, pastikan klien bisa dipercaya (lihat pada rating/feedback/keterangan) dan pekerjaan yang ditawarkan bisa kamu selesaikan. Tolong tidak menawar jika kamu hanya iseng atau main-main. Setidaknya, pelajari dulu permintaan klien, jika sanggup baru menawarkan diri. Sewaktu kamu mendapatkan pekerjaan, pastikan klien melakukan prosedur sesuai ketentuan situs. Apabila ia mengontakmu di luar situs lalu bilang akan membayar pekerjaanmu secara langsung (tanpa perantara situs pekerja lepas), kamu PATUT CURIGA!
Tidak semua klien atau orang bisa dipercaya apalagi kalau tindakannya tidak sesuai tata cara di situs pekerja lepas. Jangan sampai kamu sudah susah payah melakukan pekerjaan, tahunya bayaran tak kunjung tiba. Mau mengajukan protes atau menuntut, ke siapa? Kliennya kabur dengan hasil kerja kamu dan janji palsu~
Teliti Perusahaan Perekrut Pekerja Lepas

Pernahkah kamu menemukan iklan ‘mencari freelance …’ atau ‘bekerja dari rumah’ di media massa? Apalagi kalau tipe pekerjaannya adalah memasukkan data (mudah, murah, fleksibel, dan uangnya lumayan). Terkadang, iklannya berderet, mirip-mirip. Saat memasukkan lamaran cuma lewat SMS, kamu ditelepon untuk informasi jadwal wawancara dan sedikit pengenalan pekerjaan. Lalu kamu tahu kalau tempat yang kamu lamar ternyata satu (iklan dan nomor ponselnya yang banyak).
Untuk kasus seperti ini, cobalah gunakan Mbah Google untuk mencari informasi, apakah pekerjaan yang kita lamar itu BENAR-BENAR data entri? BUKAN berkedok cari konsumen atau menjadi konsumen? Ada beberapa perusahaan yang menggunakan taktik ‘lowongan kerja’ sebagai cara merekrut konsumen atau pencari konsumen. Jangan sampai tenagamu sia-sia untuk wawancara tapi tak tahunya pekerjaan yang ditawarkan bohong.
Manajemen Waktu dan Uang Sebijak Mungkin

Menjadi pekerja lepas berarti mengantungkan diri ke proyek yang ditawar. Beruntung jika tiap bulan ada klien yang merekrut, jika tidak? Maka, kudu banget jika kamu sudah dapat penghasilan sebagai kerja lepas, pergunakan uangmu (yang dipotong pajak sekian persen itu) dengan bijaksana. Jika bisa, uang itu berputar, tidak habis begitu saja.
Begitu pun dengan waktu. Kamu merasa bisa mengerjakan beberapa proyek sekaligus lalu direkrut beberapa klien dan deadline-nya berdekatan (jika kamu mahasiswa, maka ditambah dengan tugas-tugas kuliah). Kalau sudah banyak deadline, kamu pun akan diburu waktu. Jika tidak bisa memanajemennya, bisa-bisa kamu deadlock, kerjaan tidak maksimal, dan itu berujung pada buruknya rating yang diberikan oleh klien. Sebagai pekerja lepas, rating merupakan suatu tolak ukur keprofessionalan kamu di mata (calon) klien loh.
Setelah membaca tiga hal tersebut, siap terjun lebih jauh ke dunia pekerja lepas?