OSUI Mahawaditra dalam Kancah Internasional

Ada yang pernah menonton orkestra? Atau ada yang pernah tergabung di dalamnya?

Buat kamu yang belum tahu, orkestra adalah kelompok musisi yang memainkan alat musik bersama dimana biasanya memainkan musik klasik. Orkestra yang besar kadang-kadang disebut sebagai “Orkestra Simponi” yang  memiliki sekitar 100 pemain, sedangkan orkestra yang kecil hanya memiliki 30 atau 40 pemain. Jumlah pemain musik juga bergantung pada musik yang mereka mainkan dan besarnya tempat.

Orkestra mulai muncul pada abad ke-15 dan ke-16. Pada zaman itu, orkestra terbentuk karena adanya suatu kebutuhan dari para bangsawan. Bangsawan-bangsawan tersebut menyewa beberapa orang musisi untuk memainkan musik di pesta-pesta dansa mereka.

BACA JUGA: Beberapa Fakta Penting yang Maba Harus Tau Tentang OSUI Mahawaditra

Namun, tahukah kamu bahwa hari ini, bahkan seorang mahasiswa pun bisa tergabung menjadi anggota orkestra? Yup, orkestra mahasiswa namanya. Orkestra Simfoni Universitas Indonesia (OSUI) Mahawaditra merupakan salah satu orkestra mahasiswa yang turut melegenda di kancah dunia orkestra mahasiswa Indonesia.

OSUI Mahawaditra adalah orkestra tertua yang didirikan di kalangan universitas yang tidak memiliki fakultas di bidang musik. Selain itu dalam sejarah perjalanan orkestra di Jakarta, OSUI Mahawaditra merupakan orkestra ketiga yang ada di Jakarta. OSUI Mahawaditra sendiri lahir pada tanggal 11 Juni 1983, bertepatan dengan peristiwa gerhana matahari total.

OSUI Mahawaditra juga merupakan orkestra dengan pemain yang lengkap di setiap sectionnya. Ada strings section (alat musik gesek) yang terdiri dari biola, biola alto, cello, dan contra bass. Woodwind section (alat musik tiup kayu) yang terdiri dari flute, oboe, clarinte, bassoon. Brass section (alat musik tiup logam) yang terdiri dari trumpet, trombone, french horn, dan tuba—serta beberapa alat musik perkusi.

Diplomasi OSUI Mahawaditra Dalam Australian International Music Festival
Diplomasi OSUI Mahawaditra Dalam Australian International Music Festival

Dalam segi prestasi, OSUI Mahawaditra telah meraih medali perak dalam ajang AIMF (Australian International Music Festival) 2015 yang ditutup di Sydney. Ini merupakan perjalanan pertamanya ke luar negeri di usianya yang ke-32 tahun. OSUI Mahawaditra juga tercatat menjadi orkestra Indonesia pertama yang bermain di gedung konser bersejarah di Sydney, Sydney Town Hall.

Selama 27 Juni—3 Juli 2015, Mahawaditra membawakan delapan lagu di empat lokasi, yaitu Sydney Opera House, Verbughen Hall Sydney Conservatorium of Music, Sydney Town Hall, dan Australian Maritime Museum. Bersama 52 pemain, Mahawaditra membawakan lagu rakyat Indonesia, lagu baru karya anak bangsa, lagu latar film, dan lagu barat.

Lagu-lagu tersebut antara lain From The Break of Morning karya Marisa Sharon, Es Lilin-Warung Pojok aransemen Cheppy Soemirat, Engklek karya Fero Aldianya, In A Persian Market karya Albert Katelbey, Pirates of The Caribean karya Clause Badlet Varia, Ibukota gubahan Moctar Embut, dan The Phantom of The Opera karya Andrew Lloyd Webber.

Orkestra dengan nama yang bermakna “suara yang agung” ini memiliki anggota yang berasal dari para mahasiswa UI, dengan demikian siklus pergantian pemain relatif cepat. Setiap tahun ajaran baru ada pemain baru yang masuk, namun ada juga yang keluar. Pemain dalam orkestra ini dibagi atas beberapa kelompok besar, antara lain string section, wind section, brass section serta perkusi.

Kehadiran orkestra yang beranggotakan 80 orang mahasiswa aktif di kancah internasional merupakan bagian dari misi diplomasi budaya antara Indonesia dengan Australia.

Apakah kamu atau teman kamu ada yang tertarik untuk bergabung bersama OSUI Mahawaditra? Yuk, bagikan tulisan ini ke teman kamu lewat Facebook, Twitter, dan LINE agar semakin banyak prestasi anak UI yang mampu menginspirasi mahasiswa lainnya!

Hal-hal Menarik yang Cuma Ada Di Wisuda Sarjana UI

UI banget nih. Tiap tahunnya, UI menghasilkan ribuan sarjana dari berbagai cabang ilmu pengetahuan, meskipun UI juga, technically, menunda kelulusan ribuan sarjana yang nyangkut karena belum lulus beberapa matkul. Anyway, apa yang menarik sih dari wisuda sarjana UI?

 

Kemacetan di sekitar UI

Kawasan UI pastinya jadi macet via beritadaerah
Kawasan UI pastinya jadi macet via beritadaerah

Ini menarik? Sebenernya gak terlalu kalau kamu hanya melihatnya secara sederhana. Iya, UI ketika wisuda bikin macet. Macet banget. Karena banyak orang tua yang nganterin anaknya ke wisuda di Balairung, sampai parkir di sepanjang jalan yang masih ada space buat parkir. Mungkin bisa dibilang satu-satunya momen tempat parkir Balairung penuh adalah wisuda.

Lalu apa yang menarik? Yang menarik adalah banyak orang Depok dan sekitaran UI lainnya yang kadang merasa gak nyaman dengan kemacetan yang disebabkan oleh acara UI yang satu ini. Well, maaf deh kalau bikin macet, tapi bukankah kalau gak ada UI di Depok dan sekitarannya itu sekadar rawa-rawa dan hutan, yah? Semua udah sepakat akan hal itu loh.

 

Pak Dibyo

Selalu ada Pak Dibyo di Wisuda UI
Selalu ada Pak Dibyo di Wisuda UI

Tentu saja ada Pak Dibyo. Pak Dibyo ini bukanlah lagi sekedar dateng loh, tapi udah jadi simbol kehidupan. Simbol awal dan akhir. Dulu zamannya masih maba, mereka yang diwisuda disuruh nyanyi sama Pak Dibyo, kini beliau mengiringi mereka wisuda dengan nyuruh maba nyanyi juga. It’s almost poetic, y’know? Seakan-akan beliau bilang ‘Go ahead and sing, until you’re stand there with everyone sing for you!’ MAA—HAAA-SIS-WAA!

Selalu lebih semangat dari yang nyanyi maupun yang diwisuda.

Epik.

 

Penjual Bunga

Balairung jadi wangi karena banyak yang jual bunga via sinarharapan
Balairung jadi wangi karena banyak yang jual bunga via sinarharapan

Entah mengapa ada tradisi ngasih bunga ke senior yang diwisuda. Meskipun gak ngerti kenapa, tradisi tetep dilakukan. Akhirnya banyak mahasiswa yang ikutan jual bunga di sekitaran balairung untuk mahasiswa lain yang mau menghadiahi si senior kesayangan dengan seikat bunga. Pastikan dulu senior yang bersangkutan memang gak alergi bunga.

 

Senior yang diwisuda

Wajah-wajah bahagia karena berhasil diwisuda via Agus Ramanda
Wajah-wajah bahagia karena berhasil diwisuda via Agus Ramanda

Ya iyalah ada mereka. Merekalah yang jadi pusatnya. Wisuda adalah simbol selesainya perkuliahan mereka. Bau toga semerbak memenuhi udara. Senengnya gak ketulungan, berasa diangkat dari neraka dimasukin ke surga. Setelah 7, 8, 9, atau bahkan 10 semester bergulat, akhirnya lulus juga!

Padahal, menurut beberapa kesaksian dari mereka yang sudah alumni, itu adalah bentuk menyelesaikan neraka level 1 dan masuk ke neraka level 2. Tempat sarjana harus berkompetisi dengan sarjana lainnya untuk dapet kerjaan dan mempertahankannya meskipun gak sedikit kelar wisuda langsung nyebar undangan.

 

Senior yang belum diwisuda

Senior yang belum diwisuda via mochacom
Senior yang belum diwisuda via mochacom

Yah, semiris apa pun kisah kamu, mau diwisuda setelah semester 9 atau 10, gak ada yang semiris senior yang mengantarkan dan merayakan kelulusan temen seangkatannya atau malah kelulusan juniornya, sementara mereka masih harus bertarung di bangku kuliah. Mereka tetep dateng, dengan harapan di kesempatan berikutnya, giliran mereka yang pake toga.

 

Maba

Maba yang bangga pake jakun via rri
Maba yang bangga pake jakun via rri

Ya, bermodalkan latihan padus bersama Pak Dibyo dan sekotak nasi + ayam, para maba dengan mengenakan jakun yang masih mereka banggakan karena baru dapet sehari sebelumnya, bahkan ada yang badge makaranya belum dipasang karena entah males, lupa atau akhirnya nempelin pake double tape, mengantarkan kelulusan seniornya dengan lagu Gaudeamus Igitur. Entah apa artinya, itu bahasa latin, yang penting nyanyi. Mau sopran atau alto, bas atau tenor, melengking-lengking atau cuma lip sync, harus nyobain deh tuh yang namanya nyanyi di Balairung.

Ayo share tulisan ini via Facebook, Twitter dan Line! Mudah-mudahan pada cepet ngerasain wisuda!

Eits buat maba, ada tulisan bermanfaat buat kamu yang wajib kamu baca nih: Biar Gak Nyesel di Kemudian Hari, Jangan Lupa Buat Lakuin Ini Pas Jadi Maba.

Beberapa Fakta Penting yang Maba Harus Tau Tentang OSUI Mahawaditra

 

Kamu yang gak bisa main musik atau gak jago-jago banget musik pasti kadang punya perasaan iri sama mereka yang dateng ke kampus nenteng-nenteng gitar atau bass, lalu nge-jam di kantin. Jangan khawatir, ada kalanya mereka yang nenteng-nenteng gitar atau bass itu juga punya perasaan iri sama orang lain. Oh ya? Ke siapa?

Ya, ada kalanya mereka yang tergabung di band sekalipun iri liat mahasiswa yang nenteng-nenteng hardcase yang isinya entah cello, biola, ataupun trombone, karena besar kemungkinan mereka itu tergabung di OSUI Mahawaditra! Emang itu keren? Kerenlah! Play music is one thing, play music in an orchestra is something else. Nah beberapa hal ini yang perlu kamu tahu tentang Orkes Simfoni Universitas Indonesia Mahawaditra.

 

Pak Dibyo sebagai salah satu pembina OSUI Mahawaditra

Pak Dibyo sebagai pembinanya.
Pak Dibyo sebagai pembinanya.

Bukan anak UI kalo gak kenal Pak Dibyo. Mungkin malah hal yang harus kamu lakukan pertama kali setelah keterima di UI adalah baca anakui.com dan cari tahu siapa Pak Dibyo. Nah, Mahawaditra ini, merupakan UKM yang dulunya dibentuk hanya untuk mengiringi wisuda dan acara seremonial macam dies natalis. Namun, kini udah berkembang sampai ngadain konser annual bahkan “nge-job” keluar berdasarkan permintaan klien.

Meskipun udah sering main keluar UI, Mahawaditra tetep setia mendampingi dan mengiringi Pak Dibyo di Balairung dalam acara-acara internal UI. Bahkan, beberapa anggota alumni selalu rindu dengan kalimat “Sudah lebih dari 30 tahun saya menjadi kondakter dalam paduan suara mahasiswa ini… dan kalian, ya, kalian angkatan 20xx, adalah angkatan yang terbaik!!” yang selalu disambut riuh para maba di angkatan tersebut.

Siklus pergantian pemain yang cepat

Siklus pergantian pemain yang cepat via mahawaditra
Siklus pergantian pemain yang cepat via mahawaditra

Sudah 32 tahun berdiri, Mahawaditra ini punya banyak anggota alumni. Hal ini dikarenakan memang anggotanya hanya boleh mahasiswa aktif UI aja, jadi tiap tahun akan selalu ada pemain yang keluar dan akan selalu ada pemain yang masuk. Nah, ini selalu jadi tantangan karena para anggota harus membantu membina dan mengajarkan para pemain yang baru masuk itu. Tapi menurut narasumber, gak jarang juga para alumni masih sering datang berkunjung untuk ikut berlatih atau juga ikut bantu ngajarin anggota yang masih aktif, sehingga komunitas ini lebih berasa seperti keluarga.

 

“Ngiringin wisuda mahasiswa lain mulu, wisudanya sendiri kapan?” atau “Latihan mulu, kapan belajarnya?”

Waktu tersita untuk latihan via Twitter
Waktu tersita untuk latihan via Twitter

Mitos lulus lama juga selalu menghantui para anggota aktif Mahawaditra. Gimana enggak? Kadang-kadang waktu nongkrong, waktu belajar, waktu pacaran (kecuali kalau pacarnya sesama anggota Mahawaditra), dan waktu ngerjain tugas bisa tersita karena harus latihan, latihan, dan latihan. Udah gitu latihannya di adakan di UI Salemba setiap Kamis dan Sabtu. Lelah dengan membaca partitur terus-terusan, gak heran kalau buku yang lain gak ada yang sempat dibaca. Tapi, kalau kamu emang beneran mahasiswa, udah sewajarnya kamu bergelut sama waktu, kesibukan dan rasa malas kalau mau lulus tepat waktu.

 

Ikutan festival musik di luar negeri!

Hebatnya, mereka udah sampai ke luar negeri via Twitter
Hebatnya, mereka udah sampai ke luar negeri via Twitter

Bulan Juni kemarin, Mahawaditra baru aja berangkat ke Sydney, Australia buat ikutan AIMF atau Australian International Music Festival dan berhasil membawa pulang medali silver atas penampilannya. Nah, dengan berangkatnya Mahawaditra, UI jadi kampus pertama Indonesia sebagai universitas yang gak punya jurusan musik yang ikut dalam festival musik internasional. Terbangnya Mahawaditra juga bukan sekedar ikut festival, tapi juga untuk membantu perdamaian Indonesia-Australia yang akhir-akhir ini lagi ribut. Selain itu juga nih, Mahawaditra pernah loh pergi ke Yogyakarta dan juga Singapura untuk tampil memenuhi “job” undangan itu.

 

Nge-jam ala Mahawaditra

Nge-jam ala Mahawaditra via mahawaditra
Nge-jam ala Mahawaditra via mahawaditra

Nge-jam di kantin, udah biasa. Nge-jam di lapangan parkir ataupun di panggung auditorium, banyak cara dan banyak juga orang udah biasa. Nge-jam ala Mahawaditra beda! Sementara hampir seluruh mahasiswa UI cuma punya dua occasions untuk memunculkan diri di Balairung (Padus waktu maba & waktu diwisuda), Mahawaditra malah nge-jam tiap akhir semester di Balairung dalam rangka ngiringin wisuda dan juga ketika Dies Natalis UI.

 

Gak bisa main alat musik/gak bisa baca not balok boleh daftar?

Mau gabung ke mereka?  via Twitter
Mau gabung ke mereka? via Twitter

Nah, ini gosip yang selalu merebak ketika oprec dimulai. Ini gak bener kok. Gak jarang kok ada pemain baru yang belum pernah memainkan alat musik di orkes yang memang gak seumum gitar atau piano dan bener-bener diajarin dari awal sama anggota orkes yang lain! Banyak pemain musik dari Mahawaditra yang awalnya kemampuan musiknya dari 0 sekarang udah jadi pemain musik profesional.

OSUI Mahawaditra akan segera melaksanakan oprec loh, ayo share tulisan ini via Facebook, Twitter & Line supaya mereka yang pengen gabung gak ragu dan langsung daftar!

Ada lagi nih komunitas studi mahasiswa UI yang sudah 32 tahun yang ga kalah kerennya juga, yaitu: KSM Eka Prasetya. Komunitasnya para calon mahasiswa berprestasi di UI!

Selamat Datang di Acara “DWP 2015”

Wazzup gaez apa kabarnya nih? Ga kerasa lebaran udah lewat dan sekarang udah masuk bulan Agustus. Itu tandanya… Jengjeng… Yup! DWP IS COMING BACK! Loh, bukannya DWP itu 11-12 Desember ya biasanya? NONONO. DWP yang kali ini beda. DWP di sini maksudnya adalah… DIBYO WAREHOUSE PROJECT! Hahaha. Iya, jadi tiap bulan Agustus pasti UI mengadakan orkestra paling membahana di seluruh jagat raya Depok untuk mengiringi para wisudawan yang baru lulus. Bayangin aja, berpuluh ribu mahasiswa baru menyanyikan lagu paling legendars yang pernah ada bagi civitas academica Universitas Indonesia;

“Univeeeersitas Indoooonesiaaaa… Uuuuuniversitas Kaaamiiii”

Dipandu dengan sang maestro, Pak Dibyo, beliau siap memimpin kita semua untuk a6-a6-an di DWP ini. Fyi, ini bukan DWP beneran kok, ini adalah Paduan Suara yang didedikasikan untuk mahasiswa yang diwisuda pada bulan Agustus, karena Pak Dibyo kalo ngelatih itu semangat banget dan penuh dengan dedikasi. Bayangin aja, saking semangat dan berdedikasinya beliau, sampe-sampe dapet penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk rekor kategori pemrakarsa dan penyelenggara paduan suara dengan peserta terbanyak, yaitu 3.700 mahasiswa.

Setelah latihan padus berkali-kali dan dengan kemageran yang berkali-kali lipat pula, pada akhirnya kamu akan merasakan hari-H yang berbahagia, dengan menggunakan jaket kuning baru dan suasana hati yang riang gembira pula karena telah menyelesaikan semua rangkaian kegiatan OSPEK, tibalah kamu di DWP ini meskipun ujung-ujungnya juga cuma mangap-mangap doang.

Emangnya apa aja sih benefits yang bisa kamu dapetin kalo ikutan DWP ini?

 

1. Pamer Jakun Baru

Pamerkan jakun kamu di acara DWP 2015
Pamerkan jakun kamu di acara DWP 2015 via ghasanishz.blogspot.com

Cie akhirnya bisa pamer beneran quotes “We are the Yellow Jacket” di Path juga… Hahaha. Momen ini merupakan momen pertama kamu menggunakan jaket kuning bersama angkatan kamu. Bareng-bareng. Semuanya. Satu Balairung. Kuning-kuning semua. Alhamdulillah banget pasti kamu menggunakan jakun ini dengan bangga dan riang gembira, secara perjuangan ngedapetinnya emang susah banget, kan? Setelah momen ini, sudah dipastikan bahwa jaket kuning kebanggaan kamu akan mendekam di dalam lemari dalam kurun waktu yang cukup lama.

2. Acara DWP 2015 Bikin Merinding

Sebalairung pada pake jakun semua gimana ga merinding coy!
Sebalairung pada pake jakun semua gimana ga merinding coy! via wallofstories.blogspot.com

Gimana engga. Orang satu Balairung yang kamu tau sendiri gedenya kaya apa itu pake Jaket Kuning semua, terus menyanyikan Genderang UI yang semangatnya luar biasa, belum lagi lagu wisuda Gaudeamus Igitur yang… yasudahlah nanti kamu juga merasakannya sendiri. Pokoknya keren banget deh ga bisa dideskripsikan.

3. Makan Gratis

Dan akhirnya setelah berlelah-lelah usai menyanyi, dapet makan gratis lagi
Dan akhirnya setelah berlelah-lelah usai menyanyi, dapet makan gratis lagi via lathifany.wordpress.com

Wah ini nih, anak kosan pasti langsung melek liat apapun yang berbau gratis. Jangankan anak kosan, siapa coba yang ga mau makan gratis? Hahaha. Iya, setelah kamu lelah mengeluarkan suaramu yang merdu itu (atau sekedar mangap-mangap doang), kamu akan dikasih makanan gratis yang akan mengganti isi perutmu itu. Bayaran yang ga bisa ditolak, bukan?

4. Penyemangat Kuliah

Pengen cepet lulus? Dateng ke acara wisudaan biar kuliah tambah semangat
Pengen cepet lulus? Dateng ke acara wisudaan biar kuliah tambah semangat via alumnodelavida.wordpress.com

Secara ga langsung, ikut menyanyikan wisudawan juga berarti ikut menyaksikan prosesi wisuda. Nah, di situ pasti akan banyak banget wisudawan yang disebutkan namanya beserta prestasi-prestasi yang diraih. Hal itu pasti membuat mahasiswa baru yang unyu-unyu labil itu bertekad dalam hati “gue juga mau ah kayak kakak ini… gue harus rajin kuliah biar nanti pas wisuda begini begini begini.” Iya, kita-kita juga kayak dulu kok gitu. Nyatanya? Cabut kuliah emang lebih menggoda. Ga deng, ga boleh ditiru deh pokoknya. Harus semangat ngejar cita-cita ya, dik!

5. Sekali-Kali Jadi Orang Penting

Bisa hadir di acara wisuda UI berarti kamu orang yang istimewa!
Bisa hadir di acara wisuda UI berarti kamu orang yang istimewa! madahbahana.org

Kapan lagi ngerasain jadi orang penting yang mengiringi wisudawan meraih gelar sarjananya? Hahahaha. Tanpa kamu, Balairung akan jadi krik abis dan ga meriah. Makanya dateng ya nanti pas paduan suara, sekali-kali ngerasain jadi orang penting kan ga salah. Siapa bilang tanpa kamu suasana akan jadi sama aja? Engga kok, satu suara itu menyumbang sekian Hz frekuensi yang dapat dipantulkan oleh dinding-dinding Balairung yang akan menyebabkan perubahan gelombang suara blabla (halah).

Wah kebayang dong gimana serunya? Hahaha. Daripada DWP yang ntu mahalnya gaququ ganana dan belum tentu dibolehin mama papa, mending DWP yang ini aja. Gratis. Ditunggu aja Agustus 2015 ini. Selamat berlatih dan brace yourself!

“Maaa… ha siiis… wa!’

Nah sekarang kamu udah taukan tentang gambaran “DWP 2015” ini, share acara keren ini ke temen-temen kamu yang baru aja keterima di UI melalui Facebook, Twitter atau LINE kamu. Ini acara keren tahunan khusus untuk para Maba-Miba UI loh!

Hal-hal Unik dari Pak Dibyo yang Akan Selalu Membuat Mahasiswa UI Kangen Berat

Semangat Pak Dibyo

Sudah menjadi suatu tradisi di Universitas Indonesia (UI) pada saat kehadiran mahasiswa angkatan baru, angkatan tersebut nantinya akan dikumpulkan di balairung UI dan dilatih bernyanyi bersama secara koor, untuk melepas wisudawan-wisudawati UI di akhir masa kegiatan mahasiswa baru. 

Dan sudah menjadi “legenda” tersendiri bahwa yang akan memimpin mahasiswa-mahasiswi tersebut bernyanyi adalah Drs. AG Sudibyo, M.Si atau yang seringkali dikenal sebagai “Pak Dibyo”!

Nah, buat kamu yang sudah lama menjadi mahasiswa UI atau bahkan baru menjejaki kampus bermoto “Veritas, Probitas, Iustitia” ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan bapak kita yang satu ini. Namun, tahukah kamu? Ada hal-hal unik tertentu dari Pak Dibyo yang pastinya akan bikin kamu kangen karena cuma dia satu-satunya pria di dunia ini yang memiliki hal-hal unik tersebut!

Apa aja sih yang unik dan ngangenin dari Pak Dibyo? Simak rangkuman kami di bawah ini!

 

1. Pendiri Paragita UI

Paragita UI

Pria yang juga menjadi Dosen FISIP UI Ilmu Komunikasi ini lah yang menjadi salah satu pendiri UKM Paragita UI saat ia masih menjadi mahasiswa FISIP UI, bersama mendiang Drs. Max Rukmarata (dosen Fakultas Sastra UI) dan Liliek Sugiarto (Pelatih) pada tahun 1983. Hingga kini, ternyata sudah lebih dari 30 tahun memimpin dan melatih membina paduan suara Paragita UI! (ralat 18/04/2015)

 

2. Selalu Bersemangat!

Pak Dibyo & Mahasiswa Baru
(gambar: Facebook Pak Dibyo)

Setiap berlatih di balairung wajahnya begitu bersemangat dan memesona. Mahasiswa yang baru berhadapan dengannya mungkin akan berpikir, ‘Ah, cuma nyanyi gini aja kok segitunya?’ Tapi memang itulah yang jadi ciri khas Pak Dibyo!

 

3. Kocak Banget!

Setiap usai melatih bernyanyi, Pak Dibyo hobi menyuruh mahasiswa baru (maba) untuk maju dan bernyanyi di depan. Jika yang ditunjuk pertama kali adalah maba cowok, selanjutnya Pak Dibyo pasti meminta si maba cowok untuk memilih maba cewek. Selanjutnya? Ya.. dijodoh-jodohin gitu. Jika beruntung, pasangan maba akan diminta duet untuk menyanyikan lagu “Kemesraan”-nya Iwan Fals. 

“Ayo mas, kamu boleh tunjuk wanita-wanita di depan kamu ini. Usai latihan, antar dia. Besok berangkat latihan, jemput dia. Ayo, kapan lagi nih kesempatan kamu!” – begitu biasanya ujar Pak Dibyo jika sedang berkelakar.

Dan ini kisah yang disampaikan salah satu mahasiswa UI waktu latihan padus bersama Pak Dibyo, tahun 2012

“coba saya pengen tahu, apakah ada di suara bass atau tenor yang dari ambon? mana mas yang dari ambon tunjuk tangan.”
abis itu gaada yang nunjuk tuh. “masa ngga ada? kamu mas, kamu. iya kamu, kamu dari ambon?”
“bukan pak,”
“rumah kamu dimana?”
“di depok pak”
“oh kamu ambon-depok ya”
trus se-balairung spontan ketawaa haha bapak ini gokil banget kalo becanda (y) gaya-gaya dosen batak gitu deh pokonyaaa. lucu banget.
“siapa nih yang putra daerah, masa ngga ada? yang dari papua, ada disini?”
ngga ada yang nunjuk juga. akhirnya si bapak beralih ke barisan kami- maba-maba cewe- sambil ngulang pertanyaan yang sama.
“nah ini yang cewe, dari suara sopran. mana yang putri daerah? yang dari medan ada dari medan? atau dari papua nih saya pengen tahu ada apa enggak.”
ngga ada yang tunjuk tangan juga xixixi. padahal gue yakin ada lah pasti dari medan atau sumatra atau daerah. “ada dari sopran atau alto? alto nih alto mana anak daerah. ngga ada juga? kalo dari jakarta mana dari jakarta? (sambil ketawa karna maba ngga ada juga yang mau tunjuk tangan wkwkwk parah) ngga ada juga ini dari jakarta? lalu kalian ini darimana?”
HAHAHAHA (lagi-lagi se-balairung ketawa)
singkat kata, akhirnya majulah seseorang-maba cowo- ke depan panggung.
“nah, akhirnya ada juga ya. nama kamu siapa mas?”
“billy pak”
“billy jurusan apa kamu?”
“fisip ilmu komunikasi pak”
“komunikasi? haha nanti kamu murid saya berarti. asal darimana kamu?”
“dari tasikmalaya”
“ooh tasik, putra daerah ini ya. saya minta dari papua yg dateng dari tasik, ya gapapa lah” (sambil ketawa)
si billy akhirnya nyanyi genderang ui dan honestly suaranya lumayan, baguuus aja! abis dia nyanyi, pak dibyo nyuruh billy milih maba cewe buat nyanyi juga. si billy ini trus nunjuk cewe baju putih, rambut panjang. namanya sonia anak fisip juga.
“kamu fisip juga? jurusan apa?”
“administrasi pak”
“ooh saya kira komunikasi juga, tapi gapapa bisalah sering-sering ketemu ya”
CIYEEE hahaha.

4. Pernah Masuk Film “The Conductors”

Pak Dibyo & Film The Conductors 

Yup! Benar, doski ini pernah loh masuk di dalam suatu film. Bukan, bukan, dia gak akting. Hanya saja, dia menjadi salah satu narasumber dalam sebuah film dokumenter berjudul “The Conductors” besutan sutradara Andi Bachtiar Yusuf.

 

5. Punya Lagu Andalan

(Gambar: Twitter @ui_2013)
(Gambar: Twitter @ui_2013)

Pada upacara wisuda, Pak Dibyo biasa memimpin ribuan mahasiswa baru menyanyikan lagu wajib wisuda, yaitu “Gaudeamus Igitur”, “Indonesia Raya”, “Mengheningkan Cipta”, “Genderang UI”, dan “Hymne UI”. Di luar upacara wisuda, Pak Dibyo biasa melatih mahasiswa/inya dengan salah satu lagu andalannya, yakni “Keroncong Kemayoran”.

 

6. Pencetak Penghargaan

Rekor MURI

Berkat dedikasi tinggi Pak Dibyo, UI, lewat paduan suara mahasiswa baru pernah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk rekor kategori pemrakarsa dan penyelenggara paduan suara dengan peserta terbanyak, yaitu 3.700 mahasiswa. Penghargaan dari MURI diberikan kepada Rektor UI saat itu, Prof. dr. Usman Chatib Warsa di tahun 2005.

Berkat bimbingan Pak Dibyo pula, VocaGroove salah satu dari sekian banyak grup vokal UI yang dibangunnya, sempat menyabet posisi Juara Pertama di International Univision Student Song Contest yang diselenggarakan Kementrian Pemuda dan Olahraga Azerbaijan pada 22 Mei 2014. Ini, hanya merupakan salah satu dari sekian banyak prestasi dan penghargaan yang diraih oleh Pak Dibyo selama ia berkarir di Universitas Indonesia.

 

7. Cinta dengan Kampus UI

Semangat Pak Dibyo
(gambar: Twitter @VSney)

Dari seluruhnya, hal terbaik dari Pak Dibyo adalah cintanya terhadap kampus UI yang tidak diragukan lagi. Kecintaannya terhadap Universitas Indonesia dibuktikan dengan kedua studinya (S1 & S2) yang juga diselesaikan di kampus berjaket kuning ini. Ia pun sudah lama mengajar di jurusan komunikasi FISIP UI.

Semangat dan kecintaannya pulalah yang membuatnya untuk tetap konsisten berkarya, mendidik, dan melatih paduan suara hingga saat ini. Tanpa semangatnya, balairung UI bisa terasa kurang hidup dan kegiatan wisuda menjadi prosesi yang membosankan.

Nah, apakah kamu sekarang jadi kangen sama Pak Dibyo? Jika kamu setuju dengan rangkuman kami, jangan lupa untuk di share di Twitter, Facebook atau LINE kamu ya! Agar momen-momen kamu sama Pak Dibyo menjadi semakin berharga! 😀