Setelah Surat ‘Pembekuan’ BEM UI keluar dan menjadi bahan perbincangan masyarakat, Ketua BEM UI dan Rektor UI dimintai tanggapannya mengenai hal ini. Ini dia beberapa tanggapannya seperti dikutip di beberapa website berita Indonesia.
detikNews – Rektor UI Janji Dialog dengan Mahasiswa
Rektor UI Gumilar Rusliwa Soemantri menyangkal surat itu sebagai ‘pembekuan’. “Tidak ada pembekuan BEM UI atau pembekuan organisasi mahasiswa di UI,” tandasnya saat dihubungi detikcom melalui telepon, Jumat (21/8/2009).
Gumilar mengakui surat anak buahnya itu tidak tepat. “Saya bilang, hei Direktur (Kemahasiswaan) jangan begitu. Itu tidak tepat. Nanti saya akan dialog dari hati ke hati,” jelas Gumilar. Selain itu Gumilar akan mengajak mahasiswa berdialog. “Akan ada ruang dialog dengan mahasiswa,” janjinya.
KOMPAS.com – 40 Persen Mahasiswa UI Dapat Keringanan dan Beasiswa
BEM UI dalam surat pernyataan yang ditujukan kepada Direktur Kemahasiswaan UI, yang dibacakan dan dikirimkan via pesan pendek ke Kompas oleh Deputi Direktur Kantor Komunikasi UI Devie Rahmawati, menyatakan bahwa mereka mengakui terdapat kesalahan redaksional di baliho. Masalah yang terjadi saat ini adalah karena perbedaan definisi masalah antara BEM UI/fakultas dan pihak kemahasiswaan UI/fakultas.
Kemudian dalam surat pernyataan yang ditandatangani Ketua Umum BEM UI Trioseptiamoko juga dinyatakan bahwa maksud dicantumkannya data di baliho tersebut semata-mata bertujuan untuk meningkatkan awareness mahasiswa UI terhadap berbagai kondisi yang ada selama proses BOP Berkeadilan UI berlangsung berdasarkan perspektif masalah.
————————————————————————–
Gumilar menilai kritik dan kecaman mahasiswa sebagai hal yang wajar. Namun, ia berharap agar pejabat di UI tak asal bicara atau buru-buru bicara. “Perlu lebih arif, sabar, tenang, dan berkontemplasi. Sebagai orangtua, saya akan mempertemukan Manajer Mahlum dan Direktur Kemahasiswaan dengan BEM UI. Akan dilakukan dialog dari hati ke hati. Semua akan bisa di-clear-kan,” tandasnya.
Menurut dia, sejak menjabat dekan sampai sekarang rektor, pihaknya tetap konsisten untuk tidak membatasi ruang gerak mahasiswa karena yang diperjuangkannya adalah kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
“Saya tak mau mengorbankan hal yang besar untuk yang kecil. Hal yang besar itu adalah mahasiswa yang akan menjadi calon-calon pemimpin bangsa. Karena itu, saya tak akan membatasi ruang gerak mahasiswa, sampai kapan pun. Makanya, tidak benar ada pembubaran dan pembekuan BEM UI,” ujar Gumilar.
Republika Online – Pembekuan BEM UI Menuai Kecaman
Sementara itu, Ketua BEM UI, Trie Setiatmoko, mengatakan yang mereka lakukan adalah upaya menyampaikan informasi atas kinerja UI dalam proses penentuan BOP terhadap mahasiswa baru angkatan 2009. “Itu hak publik pada umumnya dan hak setiap sivitas akademika UI untuk mengetahui pada khususnya” paparnya, Jumat (21/8).
Berdasarkan keyakinan tersebut,lanjut Trie, BEM UI mengeluarkan media publikasi terkait kinerja Universitas Indonesia dalam proses penentuan biaya operasional pendidikan terhadap mahasiswa baru angkatan 2009. “Memang benar BEM UI menyertakan lambang makara dan tulisan Universitas Indonesia pada media publikasi. Namun, hal itu tidak dimaksudkan untuk tujuan komersil melainkan untuk mempublikasikan kinerja UI dalam proses penentuan BOP terhadap Mahasiswa baru angkatan 2009, yang masih banyak masalah,” terang Trie.
————————————————————————–
Rektor UI, Gumilar Rusliwa Somantri, meminta agar mengabaikan surat edaran tersebut karena dinilai menyalahi kewenangan. “Tidak ada pembekuan sama sekali. Pelarangan kegiatan BEM adalah keputusan rektor. Saya akan dialog dan melakukan mediasi antara direktur Kemahasiswaan dan BEM UI,” katanya.
Dia menilai para aktivis itu seperti anak kandung sendiri. “Saya ingin melihat mereka dapat sukses dan matang dan bertanggung jawab di masa depan. Jadi, tidak mungkin ada pembatasan apa pun untuk mereka besar nantinya,” paparnya
Koran SINDO – BEM UI Dibekukan
Menurut mereka,penentuan biaya kuliah yang berkeadilan yang diusulkan pimpinan UI tidak jelas dan tidak berkeadilan. ”Kami kemudian melakukan advokasi kebijakan tersebut, termasuk memasang spanduk dan baliho untuk menjelaskan kepada mahasiswa lainnya mengenai permasalahan itu,”ungkap Tri di Kampus UI,Depok,kemarin.
————————————————————————–
”Seharusnya, kami bisa memberikan klarifikasi terlebih dulu,”tegasnya. Sementara itu, Rektor UI Gumilar R Somantri membantah ada pembekuan kegiatan BEM UI. Menurut dia,sebagai pimpinan UI, pihaknya tetap membebaskan para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya. ”Tidak ada pembekuan BEM.
Dalam posisi saya sebagai pimpinan, saya melihat mahasiswa sebagai anak kandung sendiri, dan saya inginkan mereka mengembangkan bakat organisasi,” tegas Gumilar. Meski demikian, Gumilar mengaku, Direktur Kemahasiswaan UI sempat mengirimkan surat kepadanya untuk meminta pembuatan tim investigasi (Tim P3T2) untuk menelusuri kasus tersebut
Kalau tanggapan kalian, bagaimana?
PS: Kabar tentang ‘pembekuan’ BEM UI sudah ada di anakUI.com dari Jum’at tanggal 21 Agustus pagi.. Berita2 tersebut dimuat di website2 berita tersebut pada siang-malemnya.. Kita lebih cepat.. 1-0 buat anakUI.com 🙂
Cuci…Tangan…
Cuci…Tangan…
Cuci…Tangan…
Cuci…Tangan…
Cuci…Tangan…
Hahaha…kayaanya bakalan yang banyak dikorbankan nih demi ambisi Bapak Rektor kita..
orang jelas-jelas suratnya ada tembusan dari Rektor
Kasihan Pak Mahalum….
(PERTAMAX)
Jangan jelek-jelekin orang lo. Gitu-gitu Pak Gumilar mantan wakil senat FISIP UI loh http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/g/gumilar-somantri/biografi/otobio.shtml
Sapa tau ketua BEM sekarang kalo udah jadi rektor kebijakannya sama aja kaya Pak Gumilar.
duh gagal Pertamax…
itulah rektor kita… nikmati saja ya kawan-kawan mahasiswa…
ya iyalah anakui.com lebih cepet daripada media…orang konfernsi persnya baru diadain jumat sore..hhehhe=)
sayangnya, BEM UI keduluan ama rektorat nih konpersnya….
yang mana ya yang bisa dipercaya? kita jangan mandang dari satu sisi saja ya, lagi puasa nih g mau suudzon dulu 😀
Iya nih, UI 1 kok kayak takut gitu ya.
Ahaha, kasihan Bapak, simalakama ya Pak?
Begini salah, begitu juga salah. Ehe….
TIko ngemeng doang!!
bahasanya jelek. ga tegas. ngaco2..
tapi tetap ketua bem
kayanya TIko ngemeng..
tapi tetap ketua bem. so good, so good?
hahaha… tak sangka2 Rektor kita lucu jugha..
“Tidak ada pembekuan sama sekali thdp BEM UI.” katanya!?
Lah! jelas2 segala bentuk kegiatan BEM UI tidak diverifikasi alias dicabut oleh mahalum!!
apa itu yg disebut tdk ada PEMBEKUAN!?
mungkin p’rektor blg bgini: “saya sama sekali tdk blg membekukan BEM UI.. tapi saya bilang menonaktifkan kegiatan BEM UI…!!”
(Lah, Sama aja Kaaann!!?)
“memangnya saya Subzero, bisa bekuin org!?” ktnya lg..
Salam Pembebasan!!
SalaM Solidaritas!!
Pembekuan atau penghentian kegiatan organ intra kampus merupakan proses otoritarianisme dan hegemoni penguasa kampus(rektorat) terhadap proses demokrasi dalam tubuh mahasiswa..
Masalah-masalah kemahasiswaan,tidak seharusnya ditanggapi dengan arogan dan reaksioner dengan melakukan pembekuan. Proses pendekataan persuasif melalui jalur kampus yang ada seharusnya dilakukan sebelum mengambil jalan tegas:pembekuan. Karena kami menilai proses pembekuan organ intra kampus yang dialami oleh BEM.UI jelas telah mencederai proses demokratisasi kampus dan akan menjadi preseden buruk pada masa yang akan datang.
Oleh karena itu kami mernyatakan:
1. Pembekuan Lembaga Formal kampus dalam hal ini BEM.UI,haruslah ditinjau kembali dan DIBATALKAN!
2. BOP-B sebagai jalan komersialisasi pendidikan harus terus diblejeti dan dipropagandakan kepada massa mahasiswa agar timbul suatu kesadaran ideologi daan puncaknya: PENGHAPUSAN BHP.
3. Pembangunan kekuatan solidaritas mahasiswa,apakah dalam bentuk propaganda,Aksi solidaritas,mimbar bebas ataupun jalur hukum untuk kembali membangun kekuatan mahasiswa UI (BEM.UI). Sehingga sikap reaksioner dan hegemoni rektorat tak terulang lagi.
4. Melakukan usaha pembentukan Dewan Mahasiswa sebagai wujud meREBUT KEMBALI KEKUATAAN MAHASISWA!!
TERUS BERJUANG, MARI BUNG REBUT KEMBALI,BANGUN DEWAN MAHASISWA!!
HIDUP MAHASISWA!!
HIDUP RAKYAT INDONESIA!!
salam,
FDMD-PNJ
Harusnya BEM UI bikin dialog with Pak Gumilar di depan media,
biar mahasiswa dan rakyat Indonesia bisa ikut nyimak langsung.
Berani ga Pak Gumilar? Berani ga Mas Tri?
Kenapa urusannya jadi ribet, pake dong jalur komunikasi BEM dengan rekorat………menganggap arogan orang lain tapi BEM sendiri arogan menjustifikasi orang seperti itu, tanpa cross check……hehehehe…….
Mahasiswa maahasiswa…..jadi inget saya dulupun mahasiswa…..memang reaksioner..maklum darah muda….
Wah, wah.. masalah BEM UI vs Rektorat jadi ribet gini…
Harusnya sih, dirmawa mengeluarkan keputusan seperti itu sepengetahuan rektor.. ya ga?
kasian juga pak Komar…
Btw, yang katanya mau ada forum diskusi BEM UI – Dirmawa udah jadi ada belom sih?
Jadi mahasiswa jangan cuma bisa ngritik, toh kalo dikasi tanggung jawab juga g bisa, kuliah aja masih g bener..
udah d berhenti nyalah2in orang, tak ada 1 obat yang bisa mengatasi semua masalah, satu solusi pasti menimbulkan masalah baru, tidak akan pernah selesai kalo cuma kerjaan menyalahkan.
mari kita berprestasi, dari pada omdo terus kosong g tau apa2..
tiko udah dicucuk juga nich idungnya…gak ada nyalinya..!!!