Artikel pernah diterbitkan di koran Seputar Indonesia, 12 Januari 2011 di kolom SUARA MAHASISWA dengan penulis yang sama. Artikel ini dapat dilihat di http://bit.ly/f0BEHk.
Pesan : Untuk para pemuda ditunggu karya-karyanya oleh dan untuk masyarakat Indonesia
MDGs atau biasa dikenal dengan nama Millennium Development Goals atau Sasaran Pembangunan Milenium merupakan sebuah hasil keputusan yang dihasilkan di markas besar Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) pada September 2000 silam di New York.
Pada saat itu, para pemimpin dunia menetapkan sasaran untuk mengurangi kemiskinan absolut dan menetapkan 2015 sebagai tenggat waktu pencapaian MDGs. Dari penjelasan Sekjen PBB, Ban Ki Moon, terdapat delapan agenda yang menjadi komponen MDGs,yaitu mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, pendidikan universal,kesetaraan gender,kesehatan anak,kesehatan ibu yang hamil,penanggulangan HIV/AIDS,keberlanjutan lingkungan, dan kemitraan global.
Kedelapan butir MDGs tersebut telah disepakati oleh negara-negara dunia yang tergabung dalam PBB. Penggalangan dana untuk mencapainya telah dilakukan dan berhasil mendapatkan USD16 miliar yang dialokasikan untuk mencapai kedelapan poin di atas. 10 tahun telah berlalu sejak KTT Milenium di New York.
Semua negara di dunia termasuk Indonesia,hanya memiliki kesempatan lima tahun lagi untuk mencapainya. Apakah Indonesia sudah siap untuk mencapai sasaran pembangunan milenium tersebut? Faktanya Indonesia belum siap.
Dari hasil laporan pencapaian MDGs di kawasan Asia-Pasifik yang berjudul “Achieving the Millennium Development Goals in An Era of Global Uncertainty: Asia-Pacific Regional Report 2009/10”, Indonesia menempati negara-negara yang rentan untuk tidak dapat mencapainya. Posisi kerentanannya berada pada posisi menengah bersama Filipina, Nepal, dan Papua Nugini bahkan lebih buruk dibandingkan degan Vietnam, Bangladesh,dan India.
Sayangnya, di tengah masyarakat dunia yang sangat peduli terhadap pencapaian MDGs, hal ini cenderung berbeda kondisinya dengan di Indonesia. Sasaran pembangunan kurang begitu menggaung baik di media massa alih-alih di masyarakat.Keterlibatan masyarakat masih sangat kurang.
Secara substansial, MDGs ini mutlak untuk dicapai. Namun, seakan-akan isu ini termakan oleh isu-isu politis yang hanya mempertontonkan ketidakberhasilan pemerintah. Masyarakat Indonesia harus dapat dilibatkan untuk mencapai kedelapan poin tersebut. MDGs seharusnya dapat menjadi panduan tujuan pembangunan manusia di tingkat lokal hingga tingkat kabupaten. Hal ini disebabkan, pada tingkat tersebutlah pemimpin setempat dapat mengetahui kondisi dan apa saja yang diperlukan di daerah tersebut.
Hal ini juga memungkinkan untuk upaya pengontrolan yang mudah untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian yang telah didapat. Lima belas tahun merupakan waktu yang cukup lama untuk memperjuangkan mengurangi angka kemiskinan.Namun, angka kemiskinan di Indonesia masih tergolong tinggi.
Dengan sumber daya alam yang belum termanfaatkan ini, sebenarnya mampu untuk mencapai MDGs tersebut. Hal yang terpenting adalah mengintensifkan pembangunan-pembangunan di tingkat lokal dan diberlakukan secara lebih merata serta keterlibatan antara pemerintah, LSM, mahasiswa, kaum-kaum muda, dan masyarakat sekitar.(*)
Kalau dari bidang IT, bisa ikutan Imagine Cup 2011 yang fokus temanya adalah MDGs. Beberapa waktu yang lalu gw pernah bikin tulisannya di anakUI dengan judul “Ayo, anakUI menuju Imagine Cup 2011 di USA” 🙂