The 33rd Jazz Goes To Campus

Saat mendengar kata “musik Jazz” mungkin belum semua orang menanggapinya dengan antusias. Namun, jika yang terlontar adalah “festival Jazz”, maka sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di Ibukota Jakarta ini, akan tampak tertarik untuk menyaksikannya. Ya, memang festival Jazz tengah menjadi lifestyle tersendiri beberapa tahun belakangan ini bagi para penikmat musik. Tetapi apakah anda tahu festival apakah yang merupakan festival jazz tertua di Indonesia? Anda akan menemukan jawabannya di kawasan Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang terletak di Depok pada tanggal 28 November 2010 nanti.

Memang cukup mengejutkan bagi khalayak umum bahwa Jazz Goess To Campus yang digagas para mahasiswa FEUI ini telah menjadi festival jazz tertua di tanah air. Hanya berselang satu tahun dari pelaksanaan North Sea Jazz Festival -festival jazz tertua dan terbesar di dunia- untuk pertama kalinya di Belanda, yaitu pada tahun 1978, The 1st Jazz Goes To Campus Festival diadakan. Festival yang awalnya hanya merupakan sebuah pagelaran seni musik di taman kampus ini bertujuan untuk menunjukkan apresiasi terhadap musik jazz di kalangan muda, khususnya mahasiswa.

Chandra Darusman lah yang pertama kali memprakarsai berlangsungnya Jazz Goes To Campus yang pada tahun ini akan memasuki usianya yang ke-33. Selama kurang lebih 33 tahun pula lah Jazz Goes To Campus, atau sering disebut JGTC, perlahan-lahan merubah persepsi masyarakat umum tentang musik jazz yang tadinya kental dengan image eksklusifitas, ketinggalan jaman, serta musik yang bernuansa berat dan cenderung membosankan.

Dengan membawa empat nilai utama, yaitu welcome, experience, educate, dan enjoy, JGTC ke-33 kali ini akan kembali memberikan perspektif baru bagi khalayak umum terhadap musik jazz. Nilai welcome menggambarkan JGTC yang berusaha sedapat mungkin untuk menjadi event yang “ramah” dan terbuka bagi semua kalangan sehingga menarik bagi semua pihak untuk turut berpartisipasi.

Dengan nilai experience, JGTC menjanjikan tidak hanya pertunjukkan musik yang berkualitas, namun juga serangkaian acara yang dapat memberikan pengalaman unik bagi para partisipannya dalam menyelami dunia musik jazz di Indonesia. Sedangkan nilai educate menunjukkan bahwa JGTC juga mempunyai tujuan untuk memberikan kontribusi secara edukatif terhadap perkembangan musik jazz di Indonesia. Pada akhirnya nilai enjoy dapat memberikan gambaran bahwa JGTC adalah sebuah produk seni yang seharusnya dapat dinikmati semua pihak. Diharapkan dengan mengusung tagline “Unleash The Jazz Within” yang memiliki makna melepaskan “jiwa jazz” yang terpendam, ke-empat nilai tersebut dapat terepresentasikan dengan baik pada The 33rd Jazz Goes To Campus ini.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, The 33rd Jazz Goes To Campus juga memiliki beberapa rangkaian acara yang akan mengawali festivalnya. Rangkaian acara The 33rd Jazz Goes To Campus akan dimulai dengan JGTC Opening & Press Conference yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 November 2010 di Kampus FEUI Depok dengan tujuan mengentalkan nuansa “kampus & mahasiswa”. Acara tersebut merupakan pembukaan secara simbolik untuk menandakan bahwa rangkaian acara dari The 33rd Jazz Goes To Campus telah dimulai.

Setelah itu, rangkaian acara yang mengiringi adalah JGTC Roadshow yang baru saja digagas tahun lalu. Pada tahun ini, JGTC Roadshow akan menyambangi dua kota tetangga dan bekerja sama dengan teman-teman mahasiswa dari universitas setempat. Kota pertama adalah Semarang, yang dimana panitia JGTC akan bekerja sama dengan BEM FE UNDIP untuk menjalankan mini show pada tanggal 9 November 2010. Selain bergandengan dengan pihak FE UNDIP, JGTC Roadshow Semarang juga mengajak komunitas Jazz Ngisoringin Semarang untuk turut berpartisipasi. Sedangkan di kota kedua, yaitu Bandung, JGTC akan merangkul komunitas KlabJazz Bandung serta teman-teman dari HIMA Jurnalistik Fikom UNPAD.

Rangkaian acara lainnya dari The 33rd Jazz Goes To Campus yang telah cukup populer adalah JGTC Competition yang tergabung ke dalam JGTC Exhibition bersama dengan JGTC Children Workshop. Dari tahun ke tahun, JGTC Competition telah berhasil menelurkan juara-juaranya yang telah diseleksi kualitasnya oleh para juri yang terdiri dari insan-insan jazz kawakan seperti yang ada pada tahun ini, yaitu Oele Pattiselano, Indra Aziz, dan Roullandi N. Siregar. JGTC Competition sendiri terdiri dari dua tahap, yaitu Qualification Round yang akan diadakan tanggal 13 & 14 November 2010 di Atrium fX, dan Final Round pada tanggal 21 November 2010 di Plaza Indonesia Entertainment X’nter.

Segi edukatif dari JGTC pun ditunjukkan dengan diberikannya free jazz clinic bagi para partisipan JGTC Competition yang akan diisi oleh musisi-musisi jazz ternama, seperti Oele Pattiselano, Barry Likumahuwa, Ali Akbar, Indra Aziz, serta Sandy Winarta.

Masih merupakan bagian dari JGTC Exhibition, pada tahun ini akan diprakarsai kembali JGTC Children Workshop yang memang baru diadakan tahun lalu. JGTC Children Workshop digagas dengan tujuan menjaring musisi-musisi cilik berbakat untuk diberi sentuhan jazz agar regenerasi musisi jazz di Indonesia tetap terjaga.

Para anak-anak yang telah mengikuti workshop ini nantinya akan ditampilkan pula pada festival The 33rd Jazz Goes To Campus. Para musisi jazz senior yang berperan sebagai tutor dan  akan menurunkan ilmunya bagi para juniornya ini diantaranya adalah Benny Likumahuwa, Barry Likumahuwa, Riza Arshad, dan Sandy Winarta.

Perkembangan musik jazz di Indonesia tak akan seindah sekarang ini tanpa dukungan dari berbagai pihak. Dukungan dari banyak insan jazz Indonesia tersebut juga dirasakan oleh Jazz Goes To Campus selama ini, oleh karena itu pada tahun 2007 diadakanlah JGTC Awards untuk pertama kalinya dalam rangka memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi para insan jazz tanah air yang telah berkontribusi dalam perkembangan JGTC pada khususnya dan perkembangan jazz di Indonesia pada umumnya.

Pada tahun ini pun, untuk ke-empat kalinya, JGTC Awards akan kembali memberikan penghargaan bagi para insan jazz  yang terpilih ke dalam beberapa kategori, diantaranya Most Dedicated, Raising Stars, Most Prominent, dan Lifetime Achievement. Proses penilaian dalam JGTC Awards pun tak perlu diragukan lagi karena komite jurinya digawangi oleh tokoh-tokoh jazz terkemuka, seperti Benny Hoed, Iwan Ramelan, Widodo Sutiyo, Onno Widodo, Chico Hindarto, Frans Sartono, serta Denny Sakrie. Dan, ada yang luar biasa dari penganugerahan JGTC Awards pada tahun ini, yaitu penghargaan akan diberikan live on stage pada saat The 33rd Jazz Goes To Campus festival.

Perjalanan panjang dari rangkaian acara The 33rd Jazz Goes To Campus pun akan diakhiri dengan manis pada tanggal 28 November 2010. Pada hari Minggu tersebut, sekali lagi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok akan merasakan megahnya The 33rd Jazz Goes To Campus Festival. Menampilkan musisi-musisi jazz dari dalam dan luar negeri seperti Maliq n D’Essential, Tokyo Blue (Malaysia), JGTC Presents: Mawar Merah Tribute to Slank an All Female Ensamble, Indro Hardjodikoro, Andien, Kua Etnika, Shadow Puppets, Nita Aartsen feat. Anda Bunga, Trio Margie Segers feat. Oele Pattiselano, Jakarta Broadway Team, The Groove Reunion, Andre Harihandoyo, Sketsa, BAG Trio, Endah n Rhesa, Caniday, Klab Jazz Bandung, Ade Irawan feat. Komunitas Jazz Kemayoran, Fortunes Fever, Suddenly September, Madah Bahana UI Marching Band, Voiceless and Soulastic, BSO Band FEUI, JGTC Competition Winners, dan JGTC Children Workshop performance, nuansa jazz yang unik akan kental terasa.

Hal tersebut akan didukung dengan konsep festival baru yang diusung oleh The 33rd Jazz Goes To Campus, yaitu lima show area dengan waktu penampilan yang tidak sepenuhnya simultan, yang memungkinkan para pengunjung untuk menikmati seluruh nuansa serta ambience musik jazz yang berbeda-beda dari ke-lima show area tersebut. Tidak hanya lima show area, The 33rd Jazz Goes To Campus Festival juga akan berisi bazaar-bazaar yang menarik, video art yang apik, serta dekorasi yang cantik untuk menambah semarak aura festivalnya.

Akhir kata, semoga perjalanan panjang Jazz Goes To Campus selama ini dapat memberikan kontribusi berarti atas perkembangan dunia jazz di Indonesia, dan yang jelas tidak akan berhenti sampai di sini. Semoga nama harum Jazz Goes To Campus tetap dapat tercium sampai kapan pun demi kekalnya dunia jazz Indonesia. Long live Jazz Goes To Campus!

“Unleash Your Jazz Within in The 33rd Jazz Goes To Campus!”

Leave a Comment