Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fase Menuju Pembelajaran Sejati

Belajar, kini tak lagi diartikan sebagai suatu aktivitas dimana seorang murid duduk manis, tekun membaca buku dan menulis apa yang dikatakan guru. Belajar, kini digambarkan sebagai suatu aktivitas dimana murid dan guru saling berbagi ilmu dan pandangan-pandangan, murid mencoba mengkaji lebih dalam ilmu tersebut. Itulah sejatinya belajar. Pembelajaraan sejati, ialah pembelajaran secara kontinu dan berdaya guna tinggi bagi kemaslahatan umat manusia.

Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas: 1)Pendidikan dan pengajaran; 2)Penelitian dan Pengembangan;3) Pengabdian Masyarakat menggambarkan secara utuh fase-fase menuju pembelajaran sejati. Juga mendeskripsikan bagaimana proses belajar yang baik bagi seorang mahasiswa secara keseluruhan. Dari dalam ke luar. Dari hal yang kecil ke hal yang besar.

Dharma pertama, ‘Pendidikan dan Pengajaran’ adalah fase paling awal dari sebuah pembelajaran sejati. Ini merupakan fase yang berada di ‘dalam’, yaitu kegiatan yang terjadi di balik dinding perguruan tinggi. Mahasiswa dididik dan diajarkan ilmu-ilmu sesuai minat dan bakat mereka, agar tiap mahasiswa menjadi ahli di bidangnya masing-masing.

Perguruan tinggi mempersiapkan para mahasiswanya kelak menjadi pelajar sejati dengan membekali mereka dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa diperkenalkan pada kultur belajar yang sebenarnya : kerjasama dan kompetisi. Dua hal bertolak belakang namun sangat kental mewarnai bangku perkuliahan. Tak hanya itu, soft skill mereka juga dilatih lewat terselenggaranya organisasi kemahasiswaan.

Dharma kedua yaitu ‘Penelitian dan Pengembangan’ merupakan fase lanjutan. Ibarat pesawat, fase ini adalah fase take-off. Mahasiswa dituntut lepas landas dari bangku nyaman mereka, dan menemukan bagaimana cara agar teori-teori yang mereka dapatkan di kelas dapat berinovasi menjadi sesuatu yang dapat diaplikasikan di dunia nyata.

Kegiatan mempelajari inilah apa yang kita sebut penelitian. Penelitian meningkatkan derajat keilmuan mahasiswa. Namun, penelitian tidak akan berarti tanpa adanya pengembangan, hasil penelitian dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan kebutuhan sehingga berdaya guna tinggi. Pengembangan adalah penggerak agar penelitian dapat terus berkesinambungan.

‘Pengabdian pada Masyarakat’ sebagai dharma ketiga adalah fase akhir dari sebuah pembelajaran sejati. Belajar, hakikatnya tak hanya berguna untuk diri sendiri, tapi juga harus berguna bagi orang banyak. Pada fase ini akan ditentukan sukses tidaknya seorang mahasiswa dalam perkuliahannya.

Sukses tidak diukur dari tingginya IPK, atau jabatan apa yang bisa mahasiswa raih setelah lulus dan bekerja. Tetapi bagaimana ilmu yang ia serap selama ini dapat mahasiswa olah dan kembangkan untuk mengabdi pada masyarakatnya, memberikan persembahan terbaik bagi bangsanya dan pembelajaran sejati untuk memajukan negaranya.

Catatan : tulisan ini merupakan tulisan dalam memenuhi tugas individu penulis dalam PSA Mabim FIB 2011.

1 thought on “Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fase Menuju Pembelajaran Sejati”

  1. ahaa.. seumur2 ga pernah tahu makna lebih dalam tri dharma perguruan tinggi, ternyata balik lagi ke makna long life learner ya..

    makasih udah share ya..

    btw, makna2 ini dapet dari hasil refleksi atau dari sumber lain?

    Reply

Leave a Comment