UI Belum Peduli Penyandang Cacat

Banyak penulis di kalangan mahasiswa UI menulis tentang UI dan aksesibilitasnya dan umumnya isu yang diangkat adalah aksesibilitas akademis dari sudut pandang finansial. Namun ada aksesibilitas lain yang harus dimiliki UI untuk menjadi world-class university dan mutlak harus dimiliki.

Aksesibilitas itu adalah aksesibilitas bagi sahabat-sahabat kita penyandang cacat. Universitas Indonesia selama ini sama sekali tidak mempertimbangkan sahabat-sahabat kita ini. Mereka dianaktirikan. Bagaimana UI dapat menjalankan fungsinya sebagai universitas terkemuka apabila belum mampu memberikan akses yang cukup bagi penyandang cacat?

Ya, mungkin selama seleksi masuk perguruan tinggi mereka mendapatkan pendampingan yang baik, akan tetapi hidup mereka setelah masuk UI pasti lebih berat daripada saat seleksi tersebut. Mungkin pula kita pun sulit membayangkan seorang penyandang cacat berada di lingkungan UI yang tidak ramah padanya. Untuk itu, mari kita mengintip seperti apakah kehidupan mereka di sekitar UI.

Hampir dipastikan hidup sangatlah sulit bagi warga universitas penyandang tuna daksa. Tentunya mereka masih sangat memungkinkan untuk mengikuti perkuliahan di universitas kita tercinta ini. Walaupun demikian, mencapai ruang perkuliahanlah yang pasti menjadi kendala utama.

Kebanyakan gedung yang ada di lingkungan universitas kuning ini tidak dapat diakses penyandang tuna daksa. Banyak sekali gedung di UI ini hanya menyediakan tangga saja. Tidak perlu berpikir naik ke lantai 2 atau 3. Terkadang untuk masuk gedung saja, sahabat kita akan menemui kesulitan.

Tidak ada bidang miring yang disediakan untuk kursi roda, handrailing untuk berpegangan. Dari cara masuk yang sulit, belum lagi ruang kuliah di UI yang banyak terletak di lantai 2 bahkan lantai 6. Lift pun tidak tersedia, bahkan di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Belum lagi daerah umum seperti jalan, taman, trotoar dan sebagainya yang tidak mengakomodasi .

Lain lagi untuk penyandang tuna netra. Bagi mereka, berkeliling kampus pun dapat menjadi suatu hal yang membahayakan. Kemungkinan tersesat pun sangat besar. Seperti yang Anda dan saya ketahui, UI sangatlah luas, akan tetapi saya tidak pernah menjumpai huruf Braille terpampang pada papan fasilitas umum.

Yang menjadi isu lain adalah diperlukan juga layanan khusus bagi saudara-saudari kita penyandang cacat. Bagi tuna rungu, meminjam buku pada perpustakaan fakultas bisa jadi menjadi berbelit-belit dikarenakan petugas tidak siap menangani kebutuhan khusus yang muncul dari kawan-kawan kita tersebut.

Tentunya untuk mengakomodasi kebutuhan khusus ini, dibutuhkan suntikan dana yang tidak sedikit. Sarana dan prasarana yang harus disediakan pun tidak kalah mahal. Tetapi tentunya ini adalah suatu upaya untuk mewujudkan Universitas Indonesia bagi semua.

Selain itu, apabila lingkungan akademik masih sulit memberikan akses bagi para penyandang cacat, apalagi masyarakat luas karena umumnya akademisilah yang pertama meluncurkan ide perubahan. UI yang inklusif dan berkualitaslah yang diharapkan dapat terbentuk dari kepedulian warga UI sendiri bagi sesamanya.

Universitas Indonesia belumlah milik bangsa Indonesia apabila belum mampu mengakomodasi sahabat-sahabat penyandang cacat. Kuncinya tentulah aksesibilitas.

3 thoughts on “UI Belum Peduli Penyandang Cacat”

  1. Beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2006, sekelompok anak UI bergabung sebagai volunteer di acara The First Computer Camp for the Blind @ Jakarta. Saat itu saya belum jadi anak UI, dan jadi volunteer bersama-sama mereka sebagai perwakilan dari SMA saya.

    Ditunggu lagi, nih, bentuk kontribusi yang kayak gini. Hmm.. kapan, ya?

    Kalo nggak salah, salah satu peserta TFCCFTB’06 tersebut lulus jadi Sarjana Psikologi di tahun 2007 lalu, dinyanyikan maba 2007 yang salah satunya adalah saya.

    Wow, just wanna say, betapa hebatnya mereka!
    Dan mereka, memang bagian dari diri kita!
    Come on, UI!
    ^^

    Reply
  2. bagaimana dengan aksesibilitas web situs-situs di lingkungan UI? apakah UI memiliki aturan/panduan bagi pengembangan web resminya?

    Reply
  3. Dear Bpk / Ibu / Sdra / Sdri semoga informasi ini bisa menjadi alternative pilihan solusi yang bermanfaat. terima kasih. Salam, Patricia, Gbu.

    AUTOADAPT and HOMEADAPT for your INDEPENDENCE and QUALITY of LIFE.

    A TRULY BREAKTHROUGH INNOVATIVE MOBILITY SOLUTION for benefit of both DISABLED ,HANDICAPPED, CHALLENGED and or ELDERLY as well as CAREGIVER.

    Increase your independence and regain your freedom anywhere where you need.
    NOW AVAILABLE in Indonesia various alternative of reliable compact design and user friendly mobility product from AUTOADAPT AB, a leading global provider of VEHICLE ADAPTATION and INDEPENDENT LIVING AID to meet DISABLED,HANDICAPPED,CHALLENGED ( persons with reduced or limited mobility ) and ELDERLY specific requirement, almost ANYWHERE WHERE YOU NEED, such as : to and from a bed, a wheelchair, a stairlift, a mobile base, a vehicle, a chair, a toilet, a bathtub, a floor, etc at home, at friend’s house, elsewhere.

    Autoadapt AB premium products Turny, Carony and Turnout are innovative solutions for getting in and out of your vehicle, and the Carolift family of wheelchair lifts allow you to easily bring your wheelchair along.

    Autoadapt AB offer a full range of high SAFETYand QUALITY as well as FUNCTIONALITY products for car adaptation, including hand controls, seating comfort and much more.

    Autoadapt AB pride ourselves on providing reliable solutions that you can depend on every day for your independence and freedom

    Authorized Dealer Autoadapt AB ( http://www.autoadapt.com/ ):
    PT. HIDUP BERKAT RAHMAT ANUGERAH.
    a HEAVENLY BLESS company.
    For more detail information please contact ms.Patricia at 087882192701 or [email protected]

    Reply

Leave a Comment