UI Modern, Rakyat?

Dua tahun rasanya cukup bagi Rektor untuk membuat beberapa perubahan fisik kampus UI. Terlihat dari pembangunan jalur sepada, Bikun AC, Halte Bikun yang diperbaiki, renovasi gedung Rektorat, dan belum lagi pembangunan perpustakaan yang paling modern dan terbesar di dunia yang saat ini sedang dalam proses. Rasionalkah pembangunan tersebut dengan kebutuhan mahasiswa saat ini?. Entah berapa banyak uang yang dihabiskan untuk pembanguna beberapa fasilitas di UI?.

Beberapa teman mahasiwa menganggap bahwa pembangunan UI ini merupakan hal yang wajar sebagi bentuk timbal balik dari mahalnya biaya kuliah di kampus kita ini, terutama bagi mereka angkatan 2008 dan 2009 dengan sistem BOP yang katanya berkeadilan.

UI seakan ini menunjukan sebagai universitas terbaik di negeri ini tidak terkecuali dari faktor fasilitas. Bagaimana UI berdiri tegak dan megah di tengah-tengah banyaknya rakyat kita yang kurang beruntung. Salah satu contoh yang paling nyata adalah ketika kita masuk kampus melalui gang senggol, lihatlah berapa banyak rakyat kita yang berada di sekitar gang tersebut yang menunggu belas kasih dari mahasiswa yang sering melalui akses ini. Ini hanyalah salah satu realita yang beradan di sekitar kita, masih banyak realita penderitaan rakyak yang tidak kita sadari. Coba bayangkan berapa banyak uang yang akan keluar untuk mendukung perkulihan kita, coba bayangkan jika uang tersebut digunakan untuk makan mereka yang kurang mampu.

Semoga pembangunan di UI seharusnya menjadikan mahasiswa lebih sensitif lagi terhadap nasib beberapa yang masih kurang dari kehidupan yang layak. Bukan menghasilkan mahasiswa yang hanya lupa akan tanggungjawabanya dengan disodorkannya fasilitas yang sangat mewah. Penulis bukannya anti pembangunan yang terjadi di Universitas tercnta ini, tapi lebih menyadarka bahwa sebagai mahasiswa kita harus peduli terhadap rakyat kita yang masih kurang beruntung.

4 thoughts on “UI Modern, Rakyat?”

  1. setuju banget, jangan ada dinding pemisah yang tak terlihat antara rakyat kebanyakan dengan mahasiswa..

    karena kita (anak UI) juga hanyalah rakyat kecil yang sedikit lebih beruntung.
    kebanggaan yang berlebihan telah membutakan hati dan mempersempit pemikiran.

    Hidup mahasiswa, perjuangkan nasib rakyat, demi Indonesia yang berkeadilan.

    Reply
  2. Pembangunan fisiknya luar biasa, tapi pembangunan akademisnya biasa saja. Terbukti deh pas PIMNAS kita cuma dapat 1 perunggu. Terus pas Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) cuma di satu kategori doang wakil dari UI yang lurus ke tingkat nasional. Padahal visi UI bunyinya Menjadi Universitas Riset Kelas Dunia, tapi dukungan pengembangan riset dan penelitian untuk mahasiswa masih belum maksimal, jadinya kita kalah abis-abisan deh di kompetisi sekelas PIMNAS

    Reply
  3. Emangnya prestasi akademis liatnya dari lomba aja ya???
    Ikutan lomba kayak gitu perlu energi. konsentrasi, dan perhatian yang tinggi. Gw denger2, ada peserta tim robotik dari suatu institut yang terkenal robotiknya yang kena surat peringatan rektornya pas hari pelaksanaan lomba.
    Artinya silakan di-infer sendiri 🙂

    Reply

Leave a Comment