UI – The World Class Friendly University

Ekskursi anak panti asuhan ke perpus pusat UI

Keceriaan, kebahagiaan, kekaguman, antusiasme.. Itulah yang terpancar dari rona wajah para peserta Ekskursi ke Perpustakaan Pusat UI yang dikenal sebagai The Crystal Knowledge ini. Hari Sabtu (26/11), 40 orang anak panti asuhan Desa Putra sudah menginjakkan kaki di lobi perpustakaan tepat pukul 9.00 beserta sekelompok mahasiswa yang menjadi pemandu perjalanan mereka.

Dari diskusi di dalam kelas Etika Enjiniring, satu grup mahasiswa yang terdiri dari David, Prianto, Shinta, Demetrius, dan Riefqi sepakat mengeksekusi proyek Etika Terpuji mereka dengan mengajak beberapa anak yatim piatu untuk mengenal UI lebih dekat serta memberikan motivasi kepada mereka untuk lebih banyak membaca serta bercita-cita tinggi. Rangkaian kegiatan dibuat santai dan menyenangkan, tetapi tetap mempertahankan esensi dari makna pembelajaran.

Nah, selain mahasiswa tersebut, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA selaku pengajar mata kuliah tersebut juga turut berpartisipasi menyambut para tamu kecil kami ini. Prof Raldi merupakan salah satu Guru Besar dari Departemen Teknik Mesin yang sangat menginspirasi para mahasiswanya karena beliau seringkali menekankan tentang makna berbagi kepada sesama dan membuka cakrawala berpikir mahasiswanya untuk melihat dunia ini secara holistik.

Dalam salah satu kuliahnya beliau pernah berujar,”Jangan sampai kita membatasi proses belajar kita hanya di dalam kelas yang diselimuti oleh dinding, atap, lantai, papan tulis, meja, dan kursi. Kelas kita yang sesungguhnya adalah dunia ini. Pun begitu dengan tempat penelitian, Laboratorium kita yang sesungguhnya adalah alam semesta ini beserta seluruh makhluk yang hidup di dalamnya.

Dalam setiap semester kelas Etika yang diajar oleh beliau, tugas turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi nyata masyarakat sekitar selalu dilakukan. Tugas besar pertama untuk 90 orang mahasiswa dari berbagai departemen yang mengikuti kelas ini adalah melakukan kunjungan ke tempat-tempat kaum marjinal. Mereka diarahkan untuk melakukan wawancara dengan pemulung, anak yatim, anak jalanan, tukang sapu, dsb.

Dari tugas ini, banyak mahasiswa yang berubah paradigma berpikirnya tentang kehidupan karena ternyata masih ada jutaan orang di luar sana yang hidup dalam kesulitan dan penderitaan berkepanjangan tanpa tahu apakah ada yang akan mengulurkan tangan untuk mereka atau tidak. Di Fakultas Teknik ada fenomena unik yang diutarakan oleh para mahasiswanya sendiri bahwa mereka bisa sangat lancar mengerjakan soal integral tingkat 3, tetapi tidak mampu bahkan untuk mengucapkan 1 kalimat sapaan bagi orang lain yang belum dikenal. Setelah kunjungan ini, mereka belajar untuk berkepribadian lebih hangat dan ramah terhadap lingkungan sekitar sehingga tidak menjadi manusia robot yang kaku dan dingin di kemudian hari.

Pasca melakukan kunjungan kaum marjinal, tugas besar kedua yang harus dikerjakan oleh mahasiswa-mahasiswa ini adalah melakukan kegiatan yang berorientasi untuk kepentingan publik, baik kegiatan sains maupun sosial. Berbagai ide cemerlang bermunculan dari para mahasiswa misalnya memperbaiki jalanan sebuah kampung terpencil yang terkena longsor, merenovasi ruang perpustakaan SD, memberikan penyuluhan hepatitis, dsb. Mereka pun lebih menjadi lebih intensif untuk berinteraksi dengan lebih banyak orang.

Selain mendapatkan palajaran teori yang penuh rumus di kelas, mereka juga bisa melakukan perbuatan nyata yang bermanfaat jangka panjang seperti kegiatan Ekskursi Perpustakaan Pusat ini yang bisa menanamkan kepercayaan pada anak-anak panti asuhan ini agar menjadi Laskar Pelangi yang berusaha keras meraih impian mereka meskipun diliputi setumpuk keterbatasan.

Kegiatan ekskursi kali ini juga bisa mendekatkan UI kepada masyarakat sekitarnya. Civitas Akademika UI telah membuktikan bahwa UI bukanlah universitas angkuh yang hanya boleh dimasuki oleh orang besar seperti Presiden Obama atau Paul Polman (CEO Global Unilever). Kami juga menyambut hangat saudara-saudara kami dari berbagai kalangan untuk turut menikmati keindahan UI dimana menurut seorang Profesor dari Jepang yang pernah mengunjungi UI lebih mirip seperti resort daripada universitas.

Bukan untuk nilai A, bukan sekedar melengkapi jumlah SKS untuk lulus dan mendapatkan gelar, tujuan utama dari pendidikan adalah melakukan aksi nyata yang bermanfaat bagi sebanyak-banyak makhluk. Dan sekali lagi, pendidikan itu bukan seperti menuangkan air ke dalam sebuah bejana, tetapi menyalakan Obor Kebahagiaan, Antusiasme, dan Semangat untuk selalu mencari kebenaran. Kita masih tetap harus percaya bahwa semua hal yang telah dihancurkan oleh orang-orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri akan dapat dibangun kembali oleh orang-orang yang selalu memikirkan orang lain.

~Sari Octaviani (Asisten Mata Kuliah Etika Enjiniring’11)~

Leave a Comment