‘Mengapa engkau tidak tatap langit yang biru dengan awan seputih kapas yang indah atau engkau tatap bukit yang hijau dengan lereng yang indah? Gemercik air mengalir, indah. Atau, engkau bangun pada malam hari engkau tatap langit dengan taburan bintang dan bulan yang tidak pernah bosan orang menatapnya. Atau, engkau bangun dengar suara jangkrik , katak bersahutan indah. Lalu kenapa hati yang satu-satunya ini harus kita isi dengan kejelekan. Padahal, jelek itu tidak pernah bersatu dengan keindahan. Kalau alam ini indah dan hati kita mencintai keindahan, niscaya akan terpancar pribadi yang indah’ (HAMKA)
HAMKA (Haji Abdul Malik Bin Haji Abdul Karim Amarullah) lahir pada 14 Muharram 1326 H bertepatan dengan 16 Februari 1908 di Ranah Minang. HAMKA lahir tepatnya di Kampung Molek, Nagari Sungai Batang Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Tanjuang Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Rumahnya berbahan kayu berukuran 17 x 9 meter yang berdiri di areal sekitar 75 meter persegi. Jalanan menuju rumah HAMKA dihiasi oleh pemandangan yang sangat indah. Ada 44 tikungan tajam yang terkenal dengan Kelok Ampek Puluah Ampek yang akan kita lalui. Dari atas ini bukit ini kita bisa melihat keindahan danau Maninjau.
Baca Selengkapnya