Universitas Indonesia Menginisiasi Pertemuan Peneliti dan Diaspora

Anak UI, pada 14 Oktober lalu, Universitas Indonesia (UI) melalui Direktorat Riset dan Pengembangan (Risbang UI) menyelenggarakan seminar daring bertajuk “Penguatan Kolaborasi Riset Multidisiplin Internasional Menuju Riset dan Inovasi Kelas Dunia”. Pada seminar tersebut, UI turut mengundang Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia, Prof. Bambang Brodjonegoro selaku pembicara kunci.

Seminar tersebut turut mengundang Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI yaitu Prof. Abdul Haris, Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional/I-4, Dr. Muhammad Aziz, dan diikuti oleh lebih dari 300 peserta yang berasal dari berbagai kalangan peneliti, baik peneliti dari Universitas Indonesia, peneliti perguruan tinggi lainnya, dan peneliti Indonesia di luar negeri.

Dalam pidatonya, Prof. Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa diaspora adalah engine of innovation, sehingga peneliti dalam negeri perlu menggandeng diaspora yang berkiprah di luar negeri untuk memperluas jejaring kerja sama riset internasional. Hal ini diharapkan agar mutual collaboration dapat terbangun sehingga dapat meningkatkan mutu, serta kuantitas akademik dan ilmiah. Hasil inovasi diharapkan dapat menciptakan kerja sama antar peneliti dan memaksimalkan kolaborasi riset internasional.

Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Rektor UI. Prof. Abdul Haris mengatakan, data capaian riset UI menunjukkan bahwa produk riset dan inovasi hasil kolaborasi internasional memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja UI di bidang riset dan inovasi. Capaian tersebut juga memberikan dampak positif pada pemeringkatan UI sebagai World Class University.

Dr. Muhammad Aziz (Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional)

Selain itu, Dr. Muhammad Aziz selaku Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) turut memaparkan agenda kerja sama yang dilaksanakan diaspora di Indonesia. Dalam pidatonya, Muhammad Aziz membahas mengenai perlindungan dan penyertaan hak kekayaan intelektual regional, penciptaan instrumen keuangan untuk inovasi, dan harmonisasi regulasi penelitian sebagai beberapa manfaat dari terjadinya diaspora. Visi dan misi yang dimiliki oleh I-4 diharapkan dapat bersinergi dengan potensi di UI dan seluruh rekan peneliti di Indonesia.

Selain menggelar sesi pleno, seminar tersebut juga dibagi menjadi 3 sesi paralel yakni, rumpun rumpun ilmu kesehatan, rumpun sains dan teknologi (saintek), dan rumpun sosial humaniora dengan menghadirkan enam pembicara dari berbagai negara. Pada rumpun ilmu Kesehatan, UI mengundang Dr. Beben Benyamin (University of South Australia), dan Prof. dr. Amin Soebandrio, (Fakultas Kedokteran UI) selaku pembicara. Sesi ini dipandu oleh Dr. Andriansjah dari Risbang UI.

Berikutnya, pada sesi rumpun saintek, diisi oleh Dr. Fatwa F. Abdi (Helmholtz Zentrum Berlin, Jerman), dan Prof. Dr.-Ing. Nasruddin, M.Eng (Fakultas Teknik UI), dengan moderator Dr. Munawar Khalil (Risbang UI). Sedangkan, untuk rumpun sosial dan humaniora, ada Dr. Etin Anwar (Hobart and William Smith College, NY, Amerika Serikat), dan Dr. Inaya Rakhmani (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI) selaku pembicara yang dimoderatori oleh Dr. Saraswati Putri dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI.

Di akhir acara, Direktur Riset dan Pengembangan UI, Dr. Dede Djuhana menuturkan, seminar gagasan Risbang UI ini mampu menjadi wadah untuk mempertemukan ide-ide riset antar peneliti UI dan diaspora Indonesia.

“Diharapkan melalui seminar gagasan Risbang UI ini terbangun diskusi yang intensif untuk mendapatkan solusi atas kendala-kendala yang terjadi dalam kegiatan kolaborasi riset, sehingga mendorong diaspora Indonesia untuk meneliti dan bermitra dengan peneliti di Indonesia guna melahirkan invensi dan inovasi yang lebih baik dan bermanfaat bagi Indonesia dan dunia.” terangnya.

[zombify_post]

Leave a Comment